Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DAN MESIN PERTANIAN

Pengolahan Tanah Pertama Menggunakan Bajak Singkal


HAND TRAKTOR BAJAK SINGKAL

Oleh :
Dhinar Patliani Putri ( 171710201006 )

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS JEMBER
2018
Pengolahan Tanah Pertama Menggunakan Bajak Singkal

Mengolah tanah adalah membalik dan menggemburkan struktur tanah agar


menjadi gembur, sehingga memudahkan  akar tanaman menyerap unsur hara.
Kegiatan pengolahan tanah akan sangat mempengaruhi proses budidaya
selanjutnya. Pengolahan tanah tetap sangat penting artinya, sehingga wajar bila
inovasi dalam kegiatan ini terus dilakukan agar didapatkan hasil yang lebih  baik.
Di dalam suatu proses budidaya tanaman, sebelum dilakukan penanaman pada
umumnya dilakukan pengolahan tanah dengan tujuan : Menciptakan kondisi fisik,
khemis dan biologis tanah menjadi lebih baik.Untuk mendapatkan hasil
pengolahan tanah pertama yang efektif dan efisien, dalam mengolah tanah
diperlukan pola pengolahan tertentu. Ada beberapa macam pola pengolahan tanah
pertama (pembajakan) yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan jenis alat yang
digunakan.Beberapa pola pengolahan tanah pertama (pembajakan), antara lain :
1. Pengolahan Tanah Tepi
2. Pengolahan Tanah Tengah
3. Pengolahan Tanah Spiral
4. Pengolahan Tanah Alfa
5. Pengolahan Tanah lompat kijang
6. Pengolahan Tanah Zig zag
7. Pengolahan Tanah Tepi Semua

Ada pun penjelasan dari beberapa tipe pengolahan sebagai berikut :

A. Pengolahan Tanah Tipe Tepi


Pengolahan tanah tipe tepi menggunakan bajak singkal satu arah. Bajak singkal
satu arah ini arah pembalikan tanah pembajakannya adalah ke kanan. Pada
pengolahan tanah tipe tepi ini traktor masuk ke dalam tanah atau lahan yang akan
dibajak dari sebelah kanan petak.
Pada saat bajak sudah masuk ke lahan dari sebelah kanan petak maka tanah akan
di balik kan ke arah kanan dan disampingnya akan terbentuk sebuah parit dan
saat traktor sudah sampai pada ujung dari lahan yang dibajak maka traktor di
belokan ke arah kiri dan masuk kembali kelahan yang akan di bajak lalu saat
sudah pada ujung lahan berikutnya maka traktor dibelokan ke kiri kembali dan
parit yang terbentuk diawal tadi akan tertumpuk dengan tanah pembajakan. Hal
ini dilakukan secara terus menerus sampai semua tanah terbajak dan saat akhir
pembajakan maka traktor akan keluar dari tengah lahan sehingga pada bagian
tengah lahan terbentuk parit.
Pada saat pembajakan roda traktor sebelah kanan masuk kedalam parit. Pada
pengolahan tipe ini terbentuk heatline. Heatline merupakan tempat berputarnya
traktor. Pada tipe ini heatline dapat terbentuk di dalam lahan atau tanah yang di
bajak atau di luar laha pembajakan. Hal ini tergantung pada diamana tempat
berputarnya traktor. Pada akhir hasil dari pengolahn tanah tipe ini akan terbentuk
parit pada bagian tengah lahan dan pada bagian tepi-tepi lahan terjadi
penumpukan tanah. Pengolahan tanah ini dapat dihitung berapa kali putaran
traktor selama proses pembajakan dengan menghitung berapa banyak tumpukan
tanah.

B. Pengolahan Tanah Tipe Tengah

Pembajakan dilakukan dari tengah membujur lahan, kemudian pembajakan


kedua dilakukan pada sebalah hasil pembajakan pertama. Traktor diputar ke
kanan dan membajak rapat dengan hasil pembajakan pertama. Pembajakan
berikutnya dengan cara berputar ke kanan sampai ke tepi lahan. Pola ini cocok
untuk lahan yang memanjang dan sempit.  Diperlukan lahan untuk berbelok
(head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut,
dibajak 2 atau 3 pembajakan terakhir. Ujung lahan yang tidak terbajak diolah
dengan cara manual (di cangkul). Dengan pola ini akan menghasilkan alur balik
(back furrow), yaitu alur bajakan yang saling berhadapan satu sama lain,
sehingga akan terjadi penumpukkan lemparan hasil pembajakan memanjang di
tengah jalan. Pada tepi lahan alur hasil pembajakan tidak tertutup oleh lemparan
hasil pembajakan.

C. Pengolahan Tanah Tepi Spiral


Pada pengoalan tanah tipe ini traktor terus memutar ke arah kiri.
D. Pengolahan Tanah Tipe Alfa

Pengolahan tanah tipe alfa digunakan pada lahan yang sempit. Pada pengolahan
tanah tipe ini traktor beruptar pada pojok-pojok sawah atau lahan. Pada saat
sawah disekitarnya sudah ditanami maka tipe pengolahan tanah ini tidak dapat
digunakan sehingga tanah harus di cangkul.

E. Pengolahan Tanah Tipe Lompat Kijang

Pengolahan tanah tipe ini menggunakan bajak singkal dua arah dan bajak rotary.
Bajak singkal satu arah tidak cocok digunkan pada tipe pengolahan tanah ini.
Pada saat traktor berbelok arah bajak dirubah. Pada tipe ini traktor masuk ke
dalam lahan pembajakan dari sebelah kanan sampai traktor pada ujung lahan
pembajakan lalu traktor dibelokan ke arah kiri dan pada saat ini juga arah bajak
dirubah. Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai semua tanah terbajak.

F. Pengolahan Tanah Tipe Zig-Zag

Pengolahan tanah tipe ini tidak masuk nya traktor terserah. Pada pola ini traktor
dapat masuk dari segala arah dan tidak ada pola atau aturan pembajakan. Pada
pola ini tanah hasil pembajakan tidak akan rata dan tidak dapat di hitung
banyaknya putaran traktor selama pembajakan.

G. Pengolahan Tanah Tipe Tepi Semua

Pada umumnya tipe pengolahan tanah ini digunakan pada area penanaman
tanaman tebu dengan lahan tanam yang sangat luas. Pada tipe ini traktor masuk
ke lahan dari sebelah kiri dan pada saat pembajakan berlangsung roda di rem
terus sehingga gesekan roda lebih tajam yang mengakibatkan roda pada traktor
menimpis dan akhirnya jalanya roda akan pincang. Pada saat roda jalanya
pincang maka putaran roda kiri dan kanan tidak akan sama. Putaran roda kiri
akan lebih cepat dan putaran roda kanan lebih lambat meskipun satu poros.
Setelah traktor terus di rem sebelah kiri maka untuk berikutnya traktor direm
sebelah kanan sehingga roda sebelah kanan akan mengalami penipisan akibatnya
antara roda kiri dan kanan habisnya akan sama. Pola tepi dibagi rata.
Klarifikasi mengenai tahapan pengolahan tanah akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Land Clearing (Membersihkan Areal)


Pembersihan dilakukan terhadap pepohoyang, semak-semak, alang-alang atau
tumbuhan lainnya yang berpotensi menganggu tumbuhnya tanaman yang akan
dibudidayakan
2. Pembajakan
Pembajakan merupakan proses pengolahan tanah pada masa tanam. Pembajakan
tanah berfungsi mengembalikan kesuburan tanah setelah masa panen.
3. Penggaruan
Penggaruan dan pembajakan tanah sebenarnya dua kegiatan yang memiliki
kaitan erat. Penggaruan atau penggemburan dilakukan dua tahap. Termin
pertama dengan cara menghancurkan gumpalan tanah menjadi struktur remah.
Penggaruan termin dua bertujuan buat melumatkan tanah, sehingga semua tanah
melumpur dan tanah menjadi halus.

Dampak pengolahan tanah


Positif
a. Meregangkan tanah sehingga tercipta ruang dan pori-pori yang memungkinkan
tanah mendapatkan aerasi udara
b. Membantu mencapuradukkan residu tanaman, materi organik tanah, dan nutrisi
menjadi lebih merata
c. Membunuh gulma secara mekanis
d. Mengeringkan tanah sebelum penanaman benih. Hal ini merupakan dampak
yang positif pada wilayah beriklim basah.
e. Ketika dilakukan di musim gugur, pengolahan tanah membantu meremahkan
tanah sepanjang musim dingin melalui mekanisme pembekuan dan pelelehan
yang dapat terjadi berkali-kali sepanjang musim dingin. Hal ini membantu
persiapan penanaman untuk musim semi.
Negatif
a. Mengurangi laju penyerapan air sehingga meningkatkan erosi tanah.
b. Pembajakan mengurangi tingkat kohesi antar partikel tanah sehingga
mempercepat erosi
c. Dengan laju penyerapan air berkurang, maka ada risiko terjadi aliran air
permukaan yang membawa residu pupuk dan pestisida yang digunakan pada
periode penanaman sebelumnya
d. Mengurangi kadar organik tanah
e. Menghancurkan agregat tanah
f. Risiko terjadi pemadatan tanah pada bagian yang tidak terbajak
g. Residu tanaman yang hancur dan tersisa di tanah dapat mengundang
organisme dan serangga yang tidak diinginkan dan berpotensi mengganggu
produksi, juga mengundang penyakit

Proses pembajakan tanah


Langkah awal sebelum proses pembajakan ialah membuat batas tanah yang akan
dibajak. Tanah yang akan di bajak diukur yaitu dengan pajang 10 m dan lebar 10 m
sehingga luas tanah yang akan dibajak adalah 100 m. Tipe pengolahan tanah yang
digunakan adalah tipe pengolahan tanah tipe. Setelah tanah yang kan dibajak sudah
diukur maka traktor dihidupkan dan proses pembajakanpun berlangsung. Waktu yang
digunakan selama proses pembajakan dari awal sampai akhir dicatat. Waktu yang
digunakan untuk proses pembajakan dari awal sampai akhir pada praktikum ini adlah
54 menit lebih 56 detik. Setelah itu dicatat lebar parit yang terbentuk dari hasil
pembajakan dan kedalaman hasil dari pembajakan. Pada hasil pengukuran lebar dan
kedalaman hasil pembajakan diperoleh nilai yang tidak sama.
Hasil pengukuran lebar dan kedalam pembajakan:
Pengukuran pertama
Lebar = 20 cm
Kedalaman = 10 cm
Pengukuran kedua
Lebar = 6 cm
Kedalaman = 4 cm
Pengukuran ketiga
Lebar = 23 cm
Kedalaman = 7 cm
Pengukuran keempat
Lebar = 38 cm
Kedalaman = 17 cm
Pengukuran kelima
Lebar = 28 cm
Kedalaman = 19 cm
Hasil pengukuran diatas digunakan untuk menghitung banyaknya putarn traktor selam
proses pembajakan.

Anda mungkin juga menyukai