Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM

BASED LEARNING BERBANTUKAN MEDIA INFOGRAFIS TERHADAP


PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X/IPA DI MAS INSAN
QUR’ANI, ANEUK BATEE, ACEH BESAR

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar

dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian

akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi

secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008 : 79). Hal ini telah sejalan

seperti yang telah diamanatkan dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional telah dirumuskan sebagai berikut :

“Usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”
Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat,

pemahaman belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi memberi arti

tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar

pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran

(Munadi, 2013: 3). Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut

dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan

pendidikan.

1
Salah satu faktor yang mendukung proses pendidikan dan pencapaian

pendidikan adalah kompetensi guru. Menurut Uno (2007:18-19) kompetensi

profesional guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh guru agar

ia dapat melaksanakan tugas mengajar. Dalam hal ini kemampuan guru dalam

mendesain suatu pembelajaran sangat dibutuhkan. Desain pembelajaran yang

menarik dapat diimplementasikan lewat model pembelajaran yang dapat dipadukan

dengan media yang dipilih. Pelaksanaan pembelajaran di kelas perlu didesain secara

kreatif dan inovatif dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa.

Dari permasalahan tersebut dipandang perlu adanya inovasi dalam

pembelajaran yakni pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi,

berpusat pada siswa, memberikan pengalaman belajar, dan relevan dengan kehidupan

nyata. Salah satu inovasi yang dimaksud yakni dengan melihat pengaruh model

pembelajaran Problem Based Learning berbantukan media infografis.

Hadirnya peran media pembelajaran dibantu model pembelajaran merupakan

salah satu komponen dalam proses pembelajaran sangat diperlukan, mengingat

bahwa kedudukan model pembelajaran dan media bukan hanya sekedar alat bantu

mengajar, tetapi lebih merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses

pembelajaran. Media pembelajaran selain dapat menggantikan sebagian tugas guru

sebagai penyaji materi, media juga memiliki potensi-potensi yang unik yang dapat

membantu siswa dalam belajar (Hamalik, 2008: 49). Salah satunya dalam

pembelajaran sejarah, media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses

belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang


2
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pebelajar sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam

mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan

untuk tujuan pembelajaran atau pelatihan.

Pembelajaran mata pelajaran sejarah telah melakukan banyak cara melalui

ceramah, diskusi, permainan dan lain sebagainya. Permasalahannya, dalam

pemilihan media yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar apakah sudah tepat

dan dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik untuk belajar sejarah lebih

lanjut untuk mendorong peningkatan prestasi belajar sejarah.

Pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan media infografis sebagai media

pembelajaran merupakan salah satu usaha penulis dalam menciptakan proses

pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan aktif. Sehingga dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar ada interaksi yang kuat antara guru dan para siswa. Oleh

karena itu, untuk mewujudkan proses pembelajaran yang ideal menuju pembelajaran

yang mampu memberikan pola pikir kritis dari peserta didik, meningkatkan daya

penalaran, serta keberanian dalam mengungkapkan pendapat secara demokratis dan

ilmiah. Dibutuhkan suatu media yang tepat untuk menumbuhkan dan meningkatkat

prestasi belajar sejarah siswa. Pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan media

pembelajaran infografis diharapkan dapat menumbuhkan dan mendorong

peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X/IPA di MAS Insan Qur’ani,

Aneuk Batee, Aceh Besar.

3
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di MAS Insan Qur’ani, Aneuk

Batee, Aceh Besar pada tanggal 13 Februari 2020, sarana dan prasarana di MAS

Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar sangat mendukung proses pembelajaran

dengan pemanfaatan media infografis, karena tedapat ruang kelas yang memadai

serta tersedianya proyektor di tiap kelas.

Isi dari media pembelajaran adalah bahan ajar pendidikan sejarah, untuk

siswa kelas X/IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar, yakni tentang.

teori proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia. Berdasarkan

uraian di atas maka peneliti akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang

“Pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning berbantukan

media infografis terhadap prestasi belajar sejarah kelas X/IPA di MAS Insan

Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar”.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diperoleh suatu

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah terdapat pengaruh penggunaan

model pembelajaran Problem Based Learning berbantukan media infografis terhadap

prestasi belajar sejarah siswa kelas X/IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee,

Aceh Besar ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan judul yang penulis kemukakan pada penelitian ini penulis

diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan

model pembelajaran Problem Based Learning berbantukan media infografis terhadap

prestasi belajar sejarah siswa kelas X/IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee,

Aceh Besar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terdiri dari dua yaitu manfaat teoretis dan

manfaat praktis antara lain :

a. Manfaat Teoretis

1) Mengembangkan khazanah ilmu pendidikan, pengaruh penggunaan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantukan media infografis

terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X/IPA di MAS Insan Qur’ani,

Aneuk Batee, Aceh Besar adalah dapat dimanfaatkan untuk pengetahuan

sosial khususnya pada mata pelajaran sejarah.

2) Sebagai salah satu rujukan untuk mengadakan penelitian selanjutnya.


5
b. Manfaat Praktis

1) Bagi sekolah, dapat menjadi bahan masukan yang baik dalam meningkatkan

mutu pendidikan, khususnya sejarah di masa yang akan datang.

2) Bagi guru, menambah masukan bagi guru sejarah dalam penyampaian materi

agar mengacu pada tujuan pembelajaran, dan guru lebih kreatif dalam

menggunakan media pembelajaran dengan harapan siswa dapat menguasai

dan memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

3) Bagi siswa, media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dapat

memperluas pengetahuan siswa dan dapat mengerti tentang teknologi yang

sedang berkembang pada saat ini, mengatasi kebosanan siswa terhadap proses

pembelajaran yang monoton sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa khususnya mata pelajaran sejarah.

4) Bagi pembaca, dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dalam hal upaya

peningkatan kualitas tingkat pendidikan.

5) Bagi penulis, dapat menambah wawasan dalam pemanfaatan media

pembelajaran dengan bantuan model pembelajaran Terhadap peningkatan

prestasi belajar khususnya prestasi belajar sejarah siswa.

F. Kerangka Berfikir

Guru sangat berperan dalam keberhasilan belajar siswa, untuk itu pemilihan

model dan media sangatlah penting dalam proses pembelajaran guna menunjang

peningkatan prestasi belajar siswa agar dapat belajar dengan sungguh-sungguh.

6
Kombinasi antara pemanfaatan model pembelajaran Problem Based Learning

dibantu media infografis adalah salah satu upaya untuk mendorong peningkatan

prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran sejarah, siswa akan diajak melihat

untuk mengkolaborasikan media infografis yang terlah disediakan oleh guru

bersangkutan dengan materi yang akan dipelajari, dengan menggunakan kombinasi

model Problem Based Learning dengan dibantu media infografis ini diharapkan

dapat menarik perhatian dan pemahaman siswa pada mata pelajaran sejarah.

Pemahaman siswa akan lebih maksimal apabila para siswa tidak hanya mendapatkan

meteri ajar dari pendengaran saja tetapi juga dari penglihatannya sehingga timbul

peningkatan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.

Pada penelitian ini akan diterapkan pembelajaran dengan mengkombinasikan

model pembelajaran Problem Based Learning berbantukan media infografis terhadap

prestasi belajar sejarah kelas X/IPA di MAS swasta Insan Qur'ani Aneuk Batee Aceh

Besar. Dari kegiatan pembelajaran tersebut diharapkan kombinasi antara model

pembelajaran Problem Based Learning berbantukan media infografis ini mampu

memberikan pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa khususnya mata

pelajaran sejarah. Secara ringkas gambaran penelitian disajikan pada gambar

kerangka berfikir di bawah ini.

7
Masalah yang
dihadapi siswa

Pembelajaran sejarah dengan model


pembelajaran Problem Based
Learning berbantukan media
infografis berbentuk vidiografi

Prestasi belajar
sejarah siswa

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah asumsi atau dugaan dasar yang dilakukan oleh

peneliti yang kebenarannya diterima oleh penguji yang kemudia dijadikan acuan

landasan teori dalam penelitian nantinya. Adapaun yang menjadi anggapan dasar

pada penelitian ini yaitu model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebuah

model pembelajaran yang dalam penerapannya mempunyai langkah untuk melatih

peserta didik dalam upaya peningkatan prestasi belajar sejarah siswa.

H. Hipotesis

Berdasarkan semua uraian diatas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian

adalah sebagai berikut: ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem

Based Learning berbantukan media infografis terhadap prestasi belajar sejarah kelas

X/IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar.

I. Ruang Lingkup Penelitian


8
Kegiatan penelitian ini perlu dibatasi masalah yang akan diteliti agar lebih

terfokus, terarah, dan memperlancar proses penelitian yang akan dilaksanakan.

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas Kelas X/IPA di MAS

Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar terhadap peningkatan prestasi belajar

dengan pemanfaatan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning

berbantukan media infografis terhadap prestasi belajar sejarah.

J. Definisi Operasional

Berikut adalah beberapa definisi operasional dalam penelitian yang akan di

lakukan:

1. Pengaruh adalah sesuatu yang diperoleh dari hasil percobaan atau ujian

kepada sese orang atau kelompok tertentu sehingga dapat memberikan hasil

yang ingin dicapai. Penelitian ini berpengaruh berdasarkan hasil pengujian

dari evaluasi pada ranah kognitif yang menggunakan uji beda, apabila ada

perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen maka perbedaan

tersebut adalah pengaruh dari penerapan model dan media pembelajaran yang

diterapkan.

2. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran

yang dalam prosesnya untuk melatih peserta didik dalam penyelesaian

masalah melalui penyajian masalah autetik dan bermakna sehingga berbasis

suatu kasus, sehingga diharapkan peserta didik dapat menyelesaikan dan

menemukan solusi untuk kasus tersebut.

9
3. Media Infografis merupakan visualisasi data atau ide yang digunakan dalam

menyampaikan informasi yang kompleks untuk audiens melalui cara yang

mudah ditangkap dan dipahami dalam kurun waktu singkat.

4. Prestasi belajar ialah hasil ahir yang dicapai peserta didik setelah proses

pembelajaran berlangsung yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf serta

kalimat yang dapat menggambarkan hasil dari usaha yang dicapai oleh

peserta didik tersebut.

I. Landasan Teori atau Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan searang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari suatu organisme yang berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman. Adapun pengertian belajar menurut Hamalik

(2011:27) adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakti mengalami.

Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakukan.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku pada peserta didik melalui pengalaman yang mereka dapatkan.

2. Model Pembelajaran

Menurut Karwati, dkk (2018: 107) peranan model pembelajaran ini menjadi

jalan alternatif untuk mempermudah siswa melakukan akomodasi dan membangun


10
pengetahuannya sendiri. Siswa mengkontruksi sendiri konsep, prinsip, dan aturan

menjadi pengetahuan baru.

1. Problem Based Learning

Menurut aman dan kamisa (2016 : 33), Model Problem Based Learning adalah

model pembelajaran yang mendukung pemikiran tingkat tinggi dalam situasi

berorientasi masalah. Sedangkan Menurut Tan dalam Rusman (2011: 229)

pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam

PBM kemampuan berpikir siswa betul–betul dioptimalisasikan melalui proses kerja

kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan,

mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara

berkesinambungan. Kriteria dari metode PBL adalah: (a) Pembelajaran yang dipicu

permasalahan; (b) Informasi yang diperlukan tidak dijelaskan terlebih dahulu; (c)

Masalah diselesaikan dalam kelompok kecil; dan (d) Diskusi kelompok difasilitasi

oleh fasilitator.

11
a. Langkah-langkah Model Problem Based Learning (PBL)

Menurut Huda (2013: 272-273), sintak operasional PBL bisa mencakup

antara lain sebagai berikut:

1. Pertama-tama siswa disajikan suatu masalah.

2. Siswa mendiskusikan masalah dalam turorial PBL dalam sebuah kelompok kecil.

Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian mendefinisikan sebuah

masalah. Mereka membrainstorming gagasan-gagasannya dengan berpijak pada

pengetahuan sebelumnya. Kemudian, mereka mengidentifikasi apa yang mereka

butuhkan untuk menyelesaikan masalah serta apa yang mereka tidak ketahui.

Mereka menelaah masalah tersebut. Mereka juga mendesain suatu rencana

tindakan untuk menggarap masalah.

3. Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah di luar

bimbingan guru. Hal ini bisa mencakup: perpustakaan, database, website,

masyarakat, dan observasi.

4. Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu saling sharing informasi, melalui peer

teaching atau cooperative learning atas masalah tertentu.

5. Siswa menyajikan solusi atas masalah.

6. Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan selama ini.

Semua yang berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat dalam review pribadi,

review berpasangan, dan review berdasarkan bimbingan guru, sekaligus

melakukan refleksi atas kontribusinya terhadap proses tersebut.

3. Media Infografis
12
Infografis merupakan visualisasi ide atau data yang dimanfaatkan dalam

menyampaikan informasi yang kompleks untuk audiens melalui cara yang mudah

ditangkap dan dipahami dalam kurun waktu singkat (Amin, 2014: 559-567)

sedangkan menurut Yati (2019: 3), Media infografis merupakan media yang

memvisualkan data dan menyampaikan informasi kompleks kepada pembaca

sehingga mudah dipahami.

4. Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Prestasi diartikan sebagai hasil yang

telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya (Tim Penyusun

Kamus, 2008: 1101). Sedangkan Menurut Muhibbin Syah (2007: 141) “Prestasi

adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam

sebuah program”. Prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang

dalam berfikir, merasa dan berbuat (Nasution, 2009: 17)

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Widodo dan Abu (2004:138) mempunyai pendapat bahwa prestasi belajar

yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor

eksternal) individu. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yang terdiri dari:

a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, meliputi penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan

sebagainya.
13
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri

atas:

1) Faktor intelektif yang meliputi:

a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2. Faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa) yang terdiri dari:

a. Faktor sosial yang terdiri atas:

1) lingkungan keluarga;

2) lingkungan sekolah;

3) lingkungan masyarakat;dan

4) lingkungan kelompok

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

d. Faktor lingkungan spritual atau keagamaan.

14
H. Metode Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif.

Menurut Arikunto (2006: 12) selaras dengan devinisi dan prosesnya, banyak dituntut

menggunakkan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan

kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik,

bagan, gambar, atau tampilan lain. Menurut Sugiyono (2017: 7) pendekatan

kuantitatif adalah pendekatan yang datanya berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik.

Sehubugan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara

kerja: yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu maka

pendekatan yang dapat penulis terapkan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen yang

berfokus pada posttest-only control design yang mana pada design ini terdapat dua

kelompok dipilih menggunakan cara purposive sampling dimana kelompok pertama

diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak dengan pendekatan kuantitatif

(Sugiyono, 2009: 112) Penelitian eksperimen merupakan cara yang dilakukan

peneliti untuk mencari hubungan sebabakibat antara dua faktor dengan

mengeliminasi faktor lain yang mengganggu.

15
Adapun desain dari jenis penelitian eksperimen posttest-only control design

yaitu sebagai berikut:

Kelompok
(Ro ) Eksperimen X O1

( R1 ) control O2

Sumber : Sugiono ( 2009:112 )


Keterangan : Ro : kelompok eksperimen

R1 : kelompok kontrol

01 : Post-test kelompok eksperimen

02 : Post-test kelompok kontrol

X : Perlakuan

Hipotesis Jika terdapat perbedaan antara prestasi belajar kelas eksperimen

dengan kelas kontrol, maka hipotesis diterima. Sebaliknya, jika tidak terdapat

perbedaan prestasi belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol, maka hipotesis

ditolak.

I. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil meghitung ataupun

pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua

anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya

(Sudjana 2009 :6). Sementara itu Sugiyono mengartikan populasi sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan

16
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80). Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah seluruh seluruh siswa kelas X/IPA MAS Insan Qur’ani, Aneuk

Batee, Aceh Besar yang terdiri dari 5 kelas dengan keseluruhan jumlah siswa 115

orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi (Sudjana, 2002:6).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi

(Sugiyono, 2009:81). Maka dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu siswa

kelas X-D sebagai kelas eksperimen dan kelas X-E sebagai kelas kontrol. Dalam

penelitian ini teknik sampel yang diambil dilakukan dengan cara purposive sampling

yaitu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorang atau

peneliti.

17
J. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Kepustakaan

Kepustakaan merupakan suatu proses pencarian literatur dan sumber bacaan

yang nantinya dapat memperlancar proses penelitian. Kegiatan ini merupakan teknik

untuk melengkapi kekurangan-kekurangan data sekaligus sebagai media untuk

melengkapi dan menganalisa data-data yang diperoleh dalam penelitian lapangan,

oleh karena itu penulis telah melakukan pencarian sumber di berbagai perpustakaan

di antaranya Perpustakaan Induk Universitas Syiah Kuala, Perpustakaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Perpustakaan Wilayah

Provinsi Aceh. Selain sumber bacaan berupa buku, makalah, jurnal, buletin dan

artikel, penulis juga berusaha mencari referensi lain dari internet.

2. Observasi

Salah satu teknik dalam dalam penelitian lapangan adalah dengan melakukan

observasi terlebih dahulu terhadap objek yang hendak diteliti. Tujuannya adalah

untuk melihat secara langsung sekaligus berada ditempat dan waktu keberadaan

objek dengan segala unsur-unsur pendukung objek yang hendak diteliti. Disamping

itu Akan lebih mudah bagi seorang peneliti untuk mengetahui langkah-langkah

selanjutnya dalam kegiatan penelitian yang akan dilaksanakannya. Arikunto, (2006:

124) mengatakan, Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan yang harus

dijalankan dengan melakukan usaha-usaha pengamatan secara langsung ke tempat

yang akan diselidiki”. Oleh karena itu target observasi peneliti dalam hal ini adalah

melihat kondisi lingkungan sekolah, kelengkapan fasilitas pendukung proses belajar


18
mengajar, dan pencapaian prestasi belajar sejarah siswa sebelumnya berupa daftar

nilai siswa, daftar absensi siswa di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar.

3. Tes

Tes, dalam mengukur prestasi siswa maka untuk memperoleh data setelah

menerapkan model Problem Based Learning berbantukan media infografis. Tes ini

digunakan untuk keperluan yang dapat dipakai dalam mengukur kemampuan dasar

dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006: 223). Dalam penelitian ini

menggunakan post test adapun tes yang digunakan berupa instrumen soal pilihan

ganda dengan jumlah 20 butir.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu cara mencari data mengenai hal-hal atau variable yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 2006: 231). Dalam penelitian ini data

dokumentasi yang peneliti kumpulkan berupa daftar nama siswa sebagai bahan

sampel penelitian, identitas/profil sekolah MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh

Besar. Lokasi sekolah, pasilitas pendukung proses kegiatan belajar mengajar.

K. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini teknis analisis data yang digunakan adalah teknis data

kuantitatif. Hasil tes yang berhasil dikumpulkan seluruhnya, selanjutnya ditindak

dengan cara mengolah data-data tersebut menggunakan perhitungan statistik.

Analisis statistik yang digunakan yaitu independent sample t-test (uji-t), maka akan

dilakukan perhitungan uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh


19
model pembelajaran Problem Based Learning berbantukan media infografis terhadap

prestasi siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol. Untuk

mengetahui hasil belajar kedua kelas tersebut, maka penulis melakukan analisis

dengan menguji beberapa aspek yaitu sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data

yang didapatkan dari sampel tersebut berdistribusi normal atau tidak. Syarat

penelitian dikatakan normal berdistribusi jika nilai signifikansi mencapai (Sig.)˃0,05.

Untuk mendapatkan data berdistribusi normal tersebut, maka diuji dengan rumus Chi

Kuadrat (Sudjana, 2005: 273), yaitu :

( o i−E )
X 2hitung=∑
i
k
i=1
Ei

Keterangan : X2 :
nilai X2

0i : nilai observasi

Ei : nilai harapan yang diinginkan

2. Uji homogenitas

Pada bagian ini homogenitas varian adalah untuk mengetahui sampel pada

penelitian ini muncul melalui populasi yang serupa atau tidak serupa. Jika simpulan

membuktikan kelompok data homogeny yaitu nilai signifikansi (p)˃0,05 yang

menyatakan kelompok data muncul dari populasi yang serupa, maka data-data

tersebut layak untuk diuji parametik.

20
Menurut Sudjana (2005: 250) uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan

rumus fisher.

Varianterbesar
F=
Verianterkecil

Keterangan :

Varian terbesar = hasil nilai varian kelas eksperimen

Varian terkecil = hasil nilai varian kelas kontrol

Untuk mencari simpangan baku menurut Sudjana (2005: 95) digunakan rumus

sebagai berikut :

Varian S n (∑ fi. Xi) 2


1=
n (n−1)

3. Analisis nilai thitung ( uji-t )

Langkah selanjutnya penulis akan menentukan nilai thitung menurut Sudjana

(2005: 239) dengan rumus sebagai berikut: Jika didalam kelas eksperimen dengan

kelas kontrol, terdapat perbedaan prestasi maka hipotesis diterima.

21
Sebaliknya jika dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat

perbedaan prestasi, maka hipotesis ditolak.

X 1−X 2
Thitung = s 1 1
√ +
n1 n 2

Keterangan :

X1 = nilai rata-rata kelas eksperimen


X2 = nilai rata-rata kelas kontrol
S = nilai deviasi gabungan
N = jumlah siswa

22
Daftar Pustaka

Amin, M.N., dkk. 2014. Penggunaan Infografis sebagai Alat untuk Memfasilitasi
Pembelajaran. Kolokium Internasional Seni dan Penelitian Pendidikan Desain (i-
CADER 2014), 559-567.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek: Edisi Revisi
IV.Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar Jakarta: Bumi Aksara.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis
dan Paradigmatis. Pustaka Pelajar offset.
Nasution, Sukarjo. 2003.Metode Research (Penelitian Ilmiah).Jakarta: Bumi Aksara.
Rusman. 2011. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Siswono, Tatag Y E. 2005. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Pengajuan Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains
10(1):
1–9.
Slameto.2011. Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka
Cipta.
Sudjana, Nana. 2009. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya.
Sugiyono, Dr. 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D.” Bandung: Alfabeta.
Widodo, Supriyono, and Ahmadi Abu. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Yati, Dwi Anjar. 2019. Pengaruh Penggunaan Media Infografis Terhadap Minat
Belajar Siswa Penyandang Disabilitas Fisik Pada Mata Pelajaran Sejarah.
Skripsi S1. Semarang: Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang.
Yusuf, A Muri. 2005. Metodologi Penelitian: Dasar-Dasar Penyelidikan Ilmiah.
Padang: UNP Press.

23
24

Anda mungkin juga menyukai