Anda di halaman 1dari 111

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning

Berbantukan Media Infografis Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Siswa

Kelas X IPA di MAS Insan Qur'ani, Aneuk Batee, Aceh Besar” telah

diselesaikan. Shalawat beriring salam kepangkuan Nabi Besar Muhammad

SAW yang telah membawa umatnya dari alam jahiliyah sampai kepada alam

islamiah, dari alam kebodohan sampai kepada alam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

guna memenuhi syarat gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Syiah

Kuala (USK), Banda Aceh. Penulis menyadari dalam hal ini sepenuhnya

bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak yang telah berperan dalam menyukseskan dan

memotivasi penelitian ini dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu, dengan

kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu.

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah

Kuala, serta staf yang telah memberikan kemudahan dan dukungan

kepada penulisan dalam menyelesaikan penelitian.

2. Nurasiah, S.Pd., M.Pd. selaku ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala serta

i
pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran memberikan

semangat, dorongan, dan bimbingan penuh kasih selama penulis

menyelesaikan skripsi ini.

3. Herman R, S.Pd., M.Pd. selaku sekertaris jurusan pendidikan sejarah di

fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas syiah kuala yang

telah memberikan semangat dan dorongan selama penulis menyelesaikan

skripsi ini.

4. Drs. Teuku Kusnafizal, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga kepada

penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Seluruh dosen dan staf di jurusan pendidikan sejarah di fakultas keguruan

dan ilmu pendidikan Universitas Syiah Kuala yang telah memberikan

bantuan dan semangat kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

6. Kepala MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee, Aceh Besar Bapak Irhami

Razali, S,Pd.I., M.TESOL dan juga turut membantu guru mata pelajaran

sejarah Bapak Heriandy, S.Pd yang telah banyak berkontribusi berupa

arahan semangat dan motivasi yang tak terhingga kepada penulis dalam

melakukan penelitian ini.

7. Orang tua saya yang tercinta Ayah (Azeharuddin) dan Ibu (Fatimah)

yang telah bersusah payah melahirkan dan mendidik penulis dengan

segenap cinta dan kasih sayang yang penuh ketulusan dan adik-adik saya

yang sangat saya cintai Raihan dan Siva Ramadaini yang setiap saat

memberikan motivasi kepada saya dalam melakukan penelitian ini. Para

ii
ustadz guru-guru ku yang telah membimbing pola pikirku dengan Islam

yang dengan itu aku terbentuk sebagai peribadi yang memegang teguh

islam sebagai jalan hidup dari segala aspek kehidupan ini.

8. Para teman-teman seperjuangan dalam menegakkan Islam sebagai sendi

kehidupan bang Rian, Khairullah, Aliman, Raihan, Raflis, Muhammad

Fazan, Afdalul Zikri, dkk lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu yang telah banyak memotivasi saya dalam dalam melakukan

penelitian supaya bermanfaat untuk ummat dalam upaya merekontruksi

pendidikan ummat menjadi lebih baik. Dan terkhusus kepada kawan-

kawan saya dari jurusan pendidikan sejarah yang tidak kalah juga dalam

berkontribusi membantu penulis dalam melakukan ini semoga Allah

membalas jasa kawan-kawan dengan syurgaNya.

9. Terkhusus kepada Indah Rayya dan Nadia Rezkita Febri yang paling

banyak menyumbang ide dan gagasan dalam proses penulisan ini penulis

dalam hal ini mengucapkan ribuan terimakasih dan semoga keberkahan

Allah curahkan kepada kalian didunia dan diakhirat.

10. Kepada seluruh keluarga besar baik dari pihak ayah dan ibu penulis

mengucapkan ribuan terimakasih atas support dan dukungan baik secara

materi dan motivasinya semoga Allah membalas jasa-jasa kalian dengan

syurganya Allah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kategori

kesempurnaan, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca dan siapa saja yang kiranya membutuhkan skripsi ini,

iii
semoga Allah SWT selalu melimbahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita

semua atas langkah kita dalam menuntut ilmu ini dan semoga kita kelak

dikumpulkan semua dalam syurganya Allah.

Banda Aceh, 21 Maret 2021

Penulis

iv
ABSTRAK

Saipullah. 2021. “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem


Based Learning Berbantukan Media Infografis Terhadap Prestasi
Belajar Sejarah Kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee,
Aceh Besar”. Skripsi, jurusan pendidikan sejarah, Fakultas keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala. Pembimbing:
(1) Drs. Teuku Kusnafizal, M.Pd (2) Sufandi Iswanto, S.Pd.,
M.Pd.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, PBL, Media Infografis, Prestasi Belajar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar


mengunakan model pembelajaran Problem based learning berbantukan media
infografis pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani,
Aneuk Batee, Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dan jenis penelitian True-Experimental Design dengan desain Posttest-Only
Control Design. Populasi yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X IPA yang terdiri dari 5 Kelas. Sampel dalam penelitian
ini adalah siswa kelas XC sebagai kelas kontrol dan XD sebagai kelas
eksperimen teknik penelitian ini menggunakan tes dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil diperoleh nilai thitung = 4.18 dan nilai ttabel pada taraf α = 0,05
dengan dk = 41 adalah 2,01 berarti thitung > ttabel atau 4.18 > 2.01 Oleh karena
itu, sesuai kriteria pengujian maka HO ditolak dan Ha diterima. Artinya,
terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar menggunakan model
Problem Based Learning berbantukan media infografis. Dan pada penelitian
ini prestasi belajar siswa yang diajarkan menggunakan model Problem Based
Learning berbantukan media infografis sangat berpengaruh besar terhadap
perkembangan prestasi belajar siswa.

v
DAFTAR ISI

PRAKATA....................................................................................................................................i
ABSTRAK....................................................................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL....................................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5


1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis....................................................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis.....................................................................................................................5
1.5 Anggapan Dasar..................................................................................................6
1.6 Hipotesis...............................................................................................................7
1.7 Ruang Lingkup Penelitian....................................................................................7
1.8 Defenisi Operasional............................................................................................7
1.9 Kerangka Berfikir.................................................................................................9
1.10 Sistematika Penulisan........................................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................................12
2.1 Pengertian Belajar...............................................................................................12
2.2 Prestasi Belajar...................................................................................................13
2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar..........................................................15
2.3 Pembelajaran Sejarah..........................................................................................18
2.4 Model Pembelajaran...........................................................................................19
2.5. Model Pembelajaran Problem Based Learning..................................................21
2.4.1 Pengertian Model Problem Based Learning........................................................................21
2.4.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning.....................................23
2.4.3 Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning..................................................24
2.4.4 Perpaduan Model PBL dengan Media Infografis................................................................30
2.5 Media Pembelajaran...........................................................................................25

vi
2.6 Media Pembelajaran Infografis...........................................................................27
2.6.1 Jenis-Jenis Media Infografis................................................................................................29
2.7 Hasil Penelitian Yang Relevan...........................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................35
3.1 Pendekatan Dan Jenis Penelitian........................................................................35
3.3.1 Populasi..............................................................................................................................37
3.3.2 Sampel...............................................................................................................................38
3.4.1 Studi Kepustakaan..............................................................................................................38
3.4.2 Observasi...........................................................................................................................39
3.4.3 Tes.....................................................................................................................................39
3.4.4 Dokumentasi......................................................................................................................40
3.5 Teknik Analisis Data..........................................................................................40
3.5.1 Uji Normalitas.....................................................................................................................41
3.5.2 Uji Homogenitas.................................................................................................................41
3.5.3 Analisis Nilai T-hitung ( Uji-t )..........................................................................................42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................................43
4.1 Hasil Penelitian...................................................................................................43
4.1.1 Gambaran Umum MAS Insan Qur’ani, Anueuk Batee, Aceh Besar...................................43
4.2 Gambaran Hasil Penelitian..................................................................................46
4.2.1 Gambaran Hasil Penelitian Kelas Eksperimen....................................................................46
4.2.2 Gambaran Hasil Penelitian Kelas Kontrol...........................................................................50
4.3 Uji Normalitas.....................................................................................................54
4.4 Uji Homogenitas Varians....................................................................................58
4.5 Pengujian Hipotesis dengan Analisis T-Hitung..................................................59
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian..............................................................................61
BAB V PENUTUP.....................................................................................................................66
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................66
5.2 Saran...................................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................68

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Jadwal penelitian di MAS Insan Qur’ani....................................................37


Tabel 4.1 Jumlah ruang kelas dan ruang lainnya di MAS Insan
Qur’ani..............................................................................................44
Tabel 4.2 Jumlah guru PNS dan Honorer di MAS Insan Qur’ani..............................45
Tabel 4.3 Hasil belajar siswa kelas eksperimen..........................................................47
Tabel 4.4 Daftar distribusi frekuensi post-test kelas eksperimen...............................49
Tabel 4.5 Hasil belajar siswa kelas kontrol................................................................51
Tabel 4.6 Daftar distribusi frekuensi post-test kelas kontrol......................................53
Tabel 4.7 Daftar uji normalitas kelas eksperimen......................................................55
Tabel 4.8 Daftar uji normalitas kelas kontrol.............................................................57

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen.....................69


2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol............................73
3. Instrumen Soal Penelitian...............................................................................76
4. Dokumentasi Penelitian..................................................................................80
5. Sinopsis Media Pembelajaran Berbentuk Infografis………………… 83
6. Gambar Screenshot Media Infografis Berbentuk Vidiografi............... 86
7. KKM......................................................................................................88
8. Daftar Angka/ Angka Tabel............................................................................92
9. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi dari Dekan FKIP USK..............96
10. Surat Izin Mengumpulkan Data Penelitian dari FKIP USK..................98
11. Surat Izin Melakukan Penelitian dari Kementrian Agama.............................99
12. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian dari Kepala
MAS Insan Qur’ani.......................................................................................100
13. Lembar Keaslian Tulisan..............................................................................101
14. Daftar Riwayat Hidup...................................................................................102

ix
46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar

dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan

demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan

untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2011: 79).

Hal ini telah sejalan seperti yang telah diamanatkan dalam UU No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional telah dirumuskan sebagai berikut :

“Usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara”

Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat,

pemahaman belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi memberi

arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu

dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan

pembelajaran (Munadi, 2013: 3). Pentingnya pendekatan teknologis dalam

pengelolaan tersebut dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan

dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Salah satu faktor yang mendukung proses pendidikan untuk pencapaian

pendidikan adalah adanya kompetensi guru. Menurut Uno (2010: 18-19).


46

kompetensi profesional guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki

oleh guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajar.

Dalam hal ini kemampuan guru dalam mendesain suatu pembelajaran

sangat dibutuhkan. Desain pembelajaran yang menarik dapat diimplementasikan

lewat model pembelajaran yang dapat dipadukan dengan media yang dipilih.

Pelaksanaan pembelajaran di kelas perlu didesain secara kreatif dan inovatif

dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa.

Peran inovasi model pembelajaran berbantukan media pembelajaran

merupakan salah satu inovasi dalam proses pembelajaran yang sangat diperlukan,

mengingat bahwa kedudukan model pembelajaran dan media bukan hanya

sekedar alat bantu mengajar, tetapi lebih merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam proses pembelajaran. Sebagaimana menurut Ngalimun (2012:

27) bahwa model pembelajaran adalah suatu pola rancangan yang digunakan

sebagai pedoman proses belajar mengajar di kelas. Kemudian Hamalik (2008: 49)

Menjelaskan bahwa media pembelajaran selain dapat menggantikan sebagian

tugas guru sebagai penyaji materi, media juga memiliki potensi-potensi yang unik

yang dapat membantu siswa dalam belajar.

Selain itu, model maupun media dapat menjadikan siswa lebih memiliki

kompetensi dan memiliki pengalaman belajar yang berbeda. Hal tersebut tentu

dapat meransang siswa untuk aktif dalam belajar jika itu terlaksana maka dapat

dikatakan prestasi belajar siswa tentu bisa meningkat dengan demikian

tercapailah tujuan pendidikan.


46

Perpaduan model dengan media dapat diterapkan pada semua mata

pelajaran seperti pada mata pelajaran sejarah. Mengingat mata pelajaran sejarah

sering dianggap mata pelajaran yang membosankan, karena bagi peserta didik

mata pelajaran sejarah cenderung hanya menghafal. Ditambah lagi dengan guru

yang kurang kreatif dalam mengajar menjadikan suasana belajar siswa terasa

membosankan. Hal tersebut tentu akan berdampak terhadap rendahnya prestasi

belajar siswa yang tidak sesuai atau mencapai nilai KKM.

Karena model pembelajaran dan media pembelajaran ini secara umum

adalah alat bantu proses belajar mengajar yang sangat relevan pada setiap materi

pembelajaran sejarah. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan belajar sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Dalam proses perkembangan pendidikan, guru merupakan komponen

pendidikan yang paling utama. Berbagai komponen pendidikan lainnya seperti

kurikulum, sarana dan prasarana, tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada guru

dalam menerapkannya, Oleh karena itu pentingnya seorang guru yang telah

disepakati oleh semua pihak bahwa guru merupakan tenaga professional yang

mempu berinovasi dalam mengembangkan pendidikan menjadi lebih baik.

Guru professional pada umumnya dapat berinovasi mengembangkan konsep

menggabungkan antara model pembelajaran yang terintegrasi dengan media

pembelajaran sebagai salah satu langkah upaya guru dalam meningkatkan daya

serap meteri pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sejarah oleh siswa.
46

Sehingga pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan model PBL dan media

pembelajaran infografis ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar

siswa yang mendorong peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPA di

MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar. Berdasarkan hasil pengamatan

yang dilakukan peneliti di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar pada

tanggal 13 Februari 2020, sarana dan prasarana di MAS Insan Qur’ani, Aneuk

Batee, Aceh Besar, mendukung proses pembelajaran dengan pemanfaatan media

infografis, karena tedapat ruang kelas yang memadai serta tersedianya proyektor

di tiap kelas.

Oleh karena itu diperlukan adanya suatu upaya pengembangan inovasi

pembelajaran sejarah dengan pengintegrasian antara model pembelajaran PBL

dengan media infografis merupakan salah satu usaha penulis dalam menciptakan

proses pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan aktif. Sehingga dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar ada interaksi yang kuat antara guru dan para

siswa. Harapan perpaduan model dengan media tersebut dapat meningkatkan

prestasi belajar sejarah siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan mengadakan penelitian lebih

lanjut tentang “Pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based

Learning berbantukan media infografis terhadap prestasi belajar sejarah kelas X

IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diperoleh suatu


46

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah terdapat pengaruh penggunaan

model pembelajaran Problem Based Learning berbantukan media infografis

terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk

Batee, Aceh Besar ?


46

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan judul yang penulis kemukakan pada penelitian ini maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantukan media infografis terhadap

prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee,

Aceh Besar.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terdiri dari dua yaitu manfaat teoretis dan

manfaat praktis antara lain:

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Mengembangkan khazanah ilmu pendidikan, pengaruh penggunaan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantukan media infografis

terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani,

Aneuk Batee, Aceh Besar adalah dapat dimanfaatkan untuk pengetahuan

sosial khususnya pada Mata Pelajaran Sejarah.

2. Sebagai salah satu rujukan untuk mengadakan penelitian selanjutnya.

3. Sebagai usaha perbaikan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan pengajaran bidang sejarah.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan masukan yang baik dalam meningkatkan

mutu pendidikan, khususnya sejarah di masa yang akan datang.


46

2. Bagi guru, menambah masukan bagi guru sejarah dalam penyampaian

materi agar mengacu pada tujuan pembelajaran, dan guru lebih kreatif

dalam menggunakan media pembelajaran dengan harapan siswa dapat

menguasai dan memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

3. Bagi siswa, media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dapat

memperluas pengetahuan siswa dan dapat mengerti tentang teknologi yang

sedang berkembang pada saat ini, mengatasi kebosanan siswa terhadap

proses pembelajaran yang monoton sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa khususnya Mata Pelajaran Sejarah.

4. Bagi pembaca, dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dalam hal

upaya peningkatan kualitas tingkat pendidikan.

5. Bagi penulis, dapat menambah dan memperkaya wawasan dalam

penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan bantuan

media infografis pembelajaran terhadap peningkatan prestasi belajar

khususnya prestasi belajar sejarah siswa.

1.5 Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah asumsi atau dugaan dasar yang dilakukan oleh

peneliti yang kebenarannya diterima oleh penguji yang kemudia dijadikan acuan

landasan teori dalam penelitian nantinya. Adapaun yang menjadi anggapan dasar

pada penelitian ini yaitu model pembelajaran Problem Based Learning adalah

sebuah model pembelajaran yang dalam penerapannya mempunyai langkah untuk


46

melatih peserta didik dalam upaya peningkatan prestasi belajar sejarah siswa

kemudian dibantu dengan media pembelajaran infografis sebagai salah satu sarana

penyampai materi pembelajaran yang dikemas dalam bentuk teknologi vidiografis

sebagai upaya penguat daya serap materi pembelajaran oleh siswa.

1.6 Hipotesis

Berdasarkan semua uraian diatas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian

adalah sebagai berikut: Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem

Based Learning berbantukan media infografis terhadap prestasi belajar

sejarah kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar, Ho di

tolak jika tidak ada perbedaan prestasi belajar sejarah antara kelas kontrol dan

eksperimen, sebaliknya jika terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan

eksperimen maka H1 diterima.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Kegiatan penelitian ini perlu dibatasi agar lebih terfokus, terarah, dan

memperlancar proses penelitian yang akan dilaksanakan. Ruang lingkup subjek

dalam penelitian ini adalah siswa kelas Kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani,

Aneuk Batee, Aceh Besar terhadap peningkatan prestasi belajar dengan

pemanfaatan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning

berbantukan media infografis terhadap prestasi belajar sejarah.

1.8 Defenisi operasional

Berikut merupakan beberapa defenisi operasional dalam penelitian yang akan


46

di lakukan:

1. Pengaruh adalah sesuatu yang diperoleh dari hasil percobaan atau ujian

kepada sese orang atau kelompok tertentu sehingga dapat memberikan hasil

yang ingin dicapai. Penelitian ini berpengaruh berdasarkan hasil pengujian

dari evaluasi pada ranah kognitif yang menggunakan uji beda, apabila ada

perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen maka perbedaan

tersebut adalah pengaruh dari penerapan model dan media pembelajaran yang

diterapkan.

2. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran

yang dalam prosesnya untuk melatih peserta didik dalam penyelesaian

masalah melalui penyajian masalah autetik dan bermakna sehingga berbasis

suatu kasus, sehingga diharapkan peserta didik dapat menyelesaikan dan

menemukan solusi untuk kasus tersebut.

3. Media Infografis merupakan visualisasi data atau ide yang digunakan dalam

menyampaikan informasi yang kompleks untuk audiens melalui cara yang

mudah ditangkap dan dipahami dalam kurun waktu singkat. Prestasi belajar

ialah hasil ahir yang dicapai peserta didik setelah proses pembelajaran

berlangsung yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf serta kalimat yang

dapat menggambarkan hasil dari usaha yang dicapai oleh peserta didik

tersebut. memberikan hasil yang ingin dicapai.

4. Prestasi belajar ialah hasil ahir yang dicapai peserta didik setelah proses

pembelajaran berlangsung yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf serta


46

kalimat yang dapat menggambarkan hasil dari usaha yang dicapai oleh

peserta didik tersebut.

5. Pembelajaran sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah

tentang asal usul perkembangan serta peranan masyarakat pada masa lampau

yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih

kecerdasan berfikir, peningkatan akhlak membentuk sikap watak dan

kepribadian peserta didik.

1.9 Kerangka Berfikir

Guru sangat berperan dalam keberhasilan belajar siswa, untuk itu pemilihan

model pembelajaran dan media sangatlah penting dalam proses pembelajaran

guna menunjang peningkatan prestasi belajar siswa agar dapat belajar dengan

sungguh-sungguh. Kombinasi antara pemanfaatan model pembelajaran Problem

Based Learning dibantu media infografis adalah salah satu upaya untuk

mendorong peningkatan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran sejarah,

siswa akan diajak melihat untuk mengkolaborasikan media infografis yang terlah

disediakan oleh guru bersangkutan dengan materi yang akan dipelajari, dengan

menggunakan kombinasi model Problem Based Learning dengan dibantu media

infografis ini diharapkan dapat menarik perhatian dan pemahaman siswa pada

mata pelajaran sejarah. Pemahaman siswa akan lebih maksimal apabila para siswa

tidak hanya mendapatkan meteri ajar dari pendengaran saja tetapi juga dari

penglihatannya sehingga timbul peningkatan prestasi belajar siswa menjadi lebih

baik.
46

Pada penelitian ini akan diterapkan pembelajaran dengan

mengkombinasikan model pembelajaran Problem Based Learning berbantukan

media infografis terhadap prestasi belajar sejarah kelas X IPA di MAS swasta

Insan Qur'ani Aneuk Batee Aceh Besar.


46

Gambar 1. Peta kerangka berfikir


46

1.10 Sistematika penulisan

Adapun sistematika pada penulisan penelitian ini terdiri dari 5 bab, yaitu

sebagai berikut:

a. Bab I, pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, anggapan dasar, hipotesis

penelitian, defenisi operasional serta sistematika penulisan.

b. Bab II, landasan teoritis yang berisi mengenai belajar, pembelajaran dan

prestasi belajar, dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning berbantukan media infografis.

c. Bab III, prosedur penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitiannya.

Terbagi dalam beberapa sub bab, diantaranya: pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data dan teknik analisis data.

d. Bab IV, hasil penelitian dan pembahasan, memaparkan tentang pengaruh

penelitian tersebut.

e. Bab V, penutup yaitu bab terakhir yang berisi kesimpulan hasil pembahasan

dan saran-saran atau rekomendasi


46

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Belajar

Belajar pada umumnya dapat didevinisikan sebagai usaha memperoleh

kepandaian atau ilmu dari suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu”. Disisi lain

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan searang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar dapat

didefinisikan sebagai suatu proses dari suatu organisme yang berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman.

Devinisi lain tentang pengertian belajar seperti apa yang telah dijelaskan

Slameto (2010: 2) bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai suatu

kepandaian atau ilmu. Adapun pengertian belajar menurut Hamalik (2011: 27)

adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar

bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakti mengalami.

Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan

kelakukan. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku pada siswa melalui pengalaman yang mereka dapatkan.

Selain belajar ada juga pembelajaran sebagaimana menurut Supriadie

(2013: 9) adalah suatu konsepsi dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar)

yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian

tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran


46

hasil belajar.

Disisi lain pembelajaran menurut Huda (2013: 2) adalah pembelajaran dapat

dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh

terhadap pemahaman. Sedangkan menurut Rusman (2012: 1) belajar pada

hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar

individu dan belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman hal inilah yang terjadi

ketika seseorang sedang belajar, dan kondisi ini juga sering terjadi dalam

kehidupan sehari-hari, karena belajar merupakan proses alamiah setiap orang.

Sehingga dapat disimpulkan belajar adalah suatu rangkaian usaha yang

dilakukan secara berkala oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan ahir

yang dinginkannya menjadi lebih baik atau sesuai harapan dari suatu cabang ilmu

pengetahuannya.

2.2 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah gambaran kemampuan, penguasaan dan

pengetahuan siswa pada mata pelajaran tertentu maupun pelajaran secara umum

yang didapatkan melalui proses belajar mengajar, disisi lain Prestasi belajar itu

sendiri sering disebut sebagai hasil belajar. Menurut kamus besar bahasa

Indonesia (2008: 895), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberkan oleh guru.
46

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (Tohirin, 2011: 151)

bahwa prestasi belajar adalah hasil yang didapat oleh siswa setelah proses

pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil akhir dari proses pembelajaran yang

didapatkan siswa melalui bimbingan yang diberikan guru. Sedangkan prestasi

belajar menurut wingkel yang dikutip oleh Pratiwi (2015: 8) merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang yang dengan demikian, prestasi

merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan

usaha-usaha belajar.

Ada beberapa aspek pengelompokan prestasi belajar, salah satunya yaitu

aspek kognitif. Menurut Syafi’i dkk (2018: 122) proses berfikir berhubungan

dengan aspek kognitif dengan pada mata pelajaran yang diperoleh melalui hasil

evaluasi dalam bentuk nilai baik harian, tugas-tugas rumah, dan bentuk ulangan-

ulangan lainnya dalam semester.

Adapun prestasi belajar yang telah dicapai oleh seseorang merupakan hasil

interaksi sebagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor

internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (Syafi’i, 2018: 121).

Kemudian hal serupa juga dikemukan oleh Maesaroh (2013: 11) yang mengatakan

bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari pada aktivitas belajar atau hasil dari

usaha , latihan dan pengalaman yang dilakukan oleh seseorang baik itu apakah

siswa ataukah masyarakat umum, dimana prestasi tersebut tidak akan lepas dari

pengaruh faktor luar dari peserta didik itu sendiri.


46

Sehingga dapat disimpulkan, bahwasanya prestasi adalah gambaran suatu

hasil dari usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam suatu

cabang ilmu pengetahuan maupun dari suatu kegiatan tertentu. sehingga dalam

suatu proses jalannya kegiatan belajar mengajar perlunya guru mengeketahui

faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar untuk mempermudah guru

dalam meningkatkan prestasi siswa itu sendiri.

2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pada dasarnya pandangan seseorang tentang belajar dapat mempengaruhi

tindakan-tindakannya yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Tindakan-

tindakan tersebut tentu saja memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Pada dasarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai

hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang mampu

mempengaruhi prestasi belajar siswa terbagi menjadi faktor internal dan faktor

eksternal, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor-Faktor Internal

Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dibagi

menjadi dua faktor, yaitu:

a. Faktor Jasmaniah

Faktor kesehatan dan cacat tubuh meliputi Faktor Jasmaniah. Faktor kesehatan

yaitu keadaan fisik baik segenap tubuh beserta bagian-bagiannya, sedangkan

faktor cacat adalah sesuatu yang menyebabkan kurang sempurnanya suatu bagian

tubuh. Proses belajar tidak akan berjalan dengan baik apabila kesehatan dari
46

siswa mengalami gangguan, karena apabila tubuh siswa mengalami gangguan

sakit maupun cacat mental maka konsentrasi belajar mereka akan menurun.

b. Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis itu meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, dan kesiapan. Berikut ini merupakan penjelasan dari 7 faktor

psikologis tersebut, yaitu:

a. Inteligensi

Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang

tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang

rendah.

b. Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun tertuju kepada

suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk menjamin prestasi

belajar yang baik, maka siswa haruslah fokus terhadap materi pelajaran. Jadi,

dalam hal ini perhatian ialah besar pengaruhnya dalam upaya siswa

meningkatkan prestasi belajarnya karena dibutuhkan kefokusan jiwa dalam

menerawang suatu objek tertentu.

c. Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, mereka tidak akan belajar
46

dengan baik. maka dalam meningkatkan prestasi belajar, hendaknya guru dapat

menarik minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

d. Bakat

Bakat adalah suatu potensi ataupun kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang yang terus berkembang apabila terus dilatih dengan baik. jika siswa

memiliki bakat pada hal tertentu maka akan mudah baginya untuk

mendapatkan prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

e. Motif

Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai terkhusus dalam

proses pembelajaran. Dikarenakan, untuk mencapai suatu tujuan seseorang

harus mempunyai motif sebagai alat penggerak agar dapat terlaksananya suatu

aktivitas.

f. Kematangan

Kematangan yang dimaksud disini yaitu suatu tingkat/fase dalam

pertumbuhan seseorang dan tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan

kecakapan baru. Ini berarti untuk terlaksananya suatu kegiatan pembelajaran

yang terkategori baik, maka salah satunya siswa harus memiliki kematangan

yang cukup dalam menyerap pembelajaran yang diberikan oleh guru.

g. Kesiapan

Kesiapan yaitu timbul dari dalam diri seseorang dan erat hubungannya

dengan kematangan. Kesiapan yang matang akan mampu meningkatkan


46

prestasi siswa dalam belajar.

2. Faktor-Faktor Eksternal

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dibagi menjadi tiga faktor,

yaitu sebagai berikut:

a. Faktor lingkungan masyarakat

Dalam kegiatan proses belajar mengajar faktor lingkungan masyarakat

merupakan salah satu faktor yang berperan sangat besar dalam

mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya seperti semisal teman

bermain, kegiatan lain diluar sekolah dan cara hidup di lingkungan

keluarganya semua factor yang tersebut dapat membantu siswa dalam

meningkatkan prestasi belajarnya.

b. Faktor Keluarga

Keluarga merupakan faktor yang sangat berperan dalam

mempengaruhi

prestasi belajar siswa hal ini bisa dibuktikan dari bagaimana cara atau

strategi orang tua dalam mengarahkan dan mendidik siswa itu sendiri,

mengatur hubungan antara anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga

pengertian orang tua, latar belakang dan suasana rumah.

c. Faktor Sekolah

Faktor sekolah yaitu meliputi cara guru mengajar, alat-alat pelajaran,

kurikulum, waktu sekolah, interaksi antara guru dengan murid, disiplin

sekolah, dan media pendidikan.


46

Melihat dari penjelasan diatas terkait prestasi belajar diatas dapat

disimpulkan bahwasanya prestasi belajar merupakan sebuah hasil dari pencapaian

akhir siswa dari proses pembelajaran yang dilakukan siswa tersebut. Yang dalam

kegiatannya prestasi belajar siswa sendiri ditentukan oleh beberapa faktor baik

dalam dalam diri siswa tersebut maupun dari luar yang mana faktor-faktor itulah

yang merupakan tolak ukur tinggi rendah-nya prestasi belajar siswa.

2.3 Pembelajaran Sejarah

Pengertian Pembelajaran Sejarah Berkaitan dengan sejarah menurut

Widjaya (dalam Wibowo, 2012:10) menyatakan bahwa pembelajaran sejarah

adalah perpaduan antara aktifitas belajar dan mengajar yang di dalamnya

mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa

kini.

Selain itu menurut Sapriya (2009: 26) Pembelajaran sejarah adalah sebuah

proses belajar yang menerangkan tantang manusia dimasa lampau yang berkaitan

dengan aspek kegiatan politik, hukum, militer, sosial, keagamaan, kreativitas,

keilmuan dan intelektual.

Kemudian hal yang sama juga dikatakan oleh Isjoni (2007:13) bahwa

pembelajaran sejarah mempunyai peran yang sangat fundamental dalam kaitannya

dengan tujuan belajar sejarah, melalui pembelajaran sejarah dapat juga dilakukan

penilaian moral saat ini sebagai ukuran menilai masa lampau.

Selain itu menurut Susanto (2014:62) Pembelajaran sejarah merupakan

cara untuk membentuk sikap social. Adapun sikap social tersebut antara lain:
46

saling menghormati, menghargai perbedaan, toleransi dan kesediaan untuk hidup

berdampingan dalam nuansa multikulturalisme

2.4 Model Pembelajaran

Model pembelajaran pada umumnya adalah adalah suatu inovasi kerangka

proses belajar mengajar yang didesain dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas

belajar mengajar dalam ruang lingkup pendidikan suatu bangsa terutama dalam

membantu siswa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.

Atau pengertian lain bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan

atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran dikelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu

pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya

tujuan-tujuan pengajaran, tahap tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran dan pengelolaan kelas (Trianto, 2011: 51).

Dalam dunia pendidikan peranan model pembelajaran ini menjadi jalan

alternatif untuk mempermudah siswa melakukan akomodasi dan membangun

pengetahuannya sendiri. Siswa mengkontruksi sendiri konsep, prinsip, dan aturan

menjadi pengetahuan baru (Karwati, dkk 2018: 107). Sedangkan pendapat lain

disampaikan oleh Ngalimun (2012: 27) bahwa model pembelajaran adalah suatu

pola rancangan yang digunakan sebagai pedoman proses belajar mengajar di

kelas. Artinya model pembelajaran adalah suatu rancangan yang digunakan guru

untuk melakukan pengajaran dikelas.

Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
46

strategi atau prosedur tertentu menurut (Budiyanto, 2016: 10). Keempat ciri

tersebut antara lain:

1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai)

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil; dan

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang

penting, apakah yang dibicarakan adalah tentang mengajar di kelas, atau

praktek mengawasi siswa.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang model pembelajaran

tersebut, dimana model pembejaran ini merupakan segala rangkaian proses

penyajian materi pembelajaran yang meliputi segala aspek yaitu sebelum dan

sesudah pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar atau guru dengan meliputi

seluruh fasilitas yang digunakan pada proses pembelajaran.

Model pembelajaran secara umum berupa rancangan yang tersusun

digunakan pada proses pembelajaran. Secara umum, model pembelajaran itu

sendiri berupa rancangan yang tersusun dan digunakan dalam proses

pembelajaran yang memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan

strategi atau prosedur pembelajaran lain.


46

2.5. Model Pembelajaran Problem Based Learning

2.5.1 Pengertian Model Problem Based Learning

Model Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang

mendukung pemikiran tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah.

Sedangkan Menurut Tan dalam Rusman (2011: 229) pembelajaran berbasis

masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran hai ini karena dalam model

PBL Prolem Based Learning kemampuan berpikir siswa betul–betul

dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,

sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan

kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan. Kriteria dari metode PBL

adalah: (a) Pembelajaran yang dipicu permasalahan; (b) Informasi yang

diperlukan tidak dijelaskan terlebih dahulu; (c) Masalah diselesaikan dalam

kelompok kecil; dan (d) Diskusi kelompok difasilitasi oleh fasilitator.

Sedangkan menurut Kamdi (2007: 77) berpendapat bahwa model Problem

Based Learning diartikan sebagai sebuah model pembelajaran yang didalamnya

melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa

tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu mempelajari pengetahuan

yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan akan

memilki keterampilan dalam memecahkan masalah. Sedangkan menurut Shoimin

(2014: 130) Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah

adalah suatu desain model pembelajaran yang memiliki ciri-ciri adanya suatu
46

permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis

dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.

Menurut Barrow dalam Huda (2013: 271) mendefinisikan “Problem Based

Learning (PBL) sebagai hasil pencapaian akhir dari kegiatan pembelajaran yang

diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah-

masalah tersebut dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran”.

Kemudian disisi lain Sudarman juga menjelaskan (2007: 69) bahwa

Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

menggunakan masalah dunia kerja sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk

belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta

untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau

materi pelajaran.

Berdasarkan dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa model

Prolem Based Learning adalah suatu desain model pembelajaran yang dibentuk

dan dirancang sedemikian rupa untuk melatih peserta didik dalam upaya

meningkatkan kemandirian berfikir dan menejemen kerjasama kelompok dalam

memecahkan suatu permasalahan dalam suatu materi ajar yang diberikan oleh

guru.

2.5.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

Menurut Huda (2013: 272-273) langkah-langkah penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning sebagai berikut:

1. Pertama-tama siswa disajikan suatu masalah.


46

2. Siswa mendiskusikan masalah dalam turorial PBL dalam sebuah kelompok

kecil. Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian

mendefinisikan sebuah masalah. Mereka membrainstorming gagasan-

gagasannya dengan berpijak pada pengetahuan sebelumnya. Kemudian,

mereka mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan

masalah serta apa yang mereka tidak ketahui. Mereka menelaah masalah

tersebut. Mereka juga mendesain suatu rencana tindakan untuk menggarap

masalah.

3. Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah di luar

bimbingan guru. Hal ini bisa mencakup: perpustakaan, database, website,

masyarakat, dan observasi.

4. Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu saling sharing informasi, melalui Peer

Teaching atau Cooperative Learning atas masalah tertentu.

5. Siswa menyajikan solusi atas masalah.

6. Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan selama

ini. Semua yang berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat dalam review

pribadi, review berpasangan, dan review berdasarkan bimbingan guru,

sekaligus melakukan refleksi atas kontribusinya terhadap proses tersebut.

2.5.3 Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Suatu model pembelajaran yang digunakan tentunya memiliki kelebihan yang

berfungsi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik, oleh

karena itu dalam hal ini Herianto dalam Nur dkk (2016: 135) mengemukakan

kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning antara lain:


46

a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk

menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait dengan pembelajaran dalam

kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

b. Memupuk solidaritas social dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman

sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya.

c. Makin mengakrabkan pendidik dengan siswa .

d. Membiasakan siswa dalam menerapkan metode eksperimen.

Menurut Rosidah (2018: 70), Ada beberapa keunggulan dari penerapan

model PBL pada siswa sekolah dasar. Dengan menerapkan model PBL siswa

dapat dilatih kemampuan berpikir dalam menyelesaikan sebuah persoalan:

Keunggulan lainnya antara lain:

1. Mengembangkan kemmapuan berpikri kritis siswa .

2. Menjadikan siswa sebagai aktor dalam proses pembelajaran.

3. Siswa aktif untuk mencari informasi terkait materi yang dipelajarinya

4. Siswa belajar menganalisis suatu masalah, dan

5. Mengembangkan rasa percaya diri siswa .

Pendapat lain mengenai kelebihan dari model pembelajaran Problem Based

Learning seperti yang dijelaskan oleh Hamdani (2011: 219) yaitu sebagai berikut:

1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-

benar diserap dengan baik.

2. Siswa dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain; dan
46

3. Siswa dapat memperoleh pemecahan masalah dari berbagai sumber.

Model pembelajaran Problem Based Learning memiliki beberapa

kelebihan, yang mana kelebihan dari model tersebut diharapkan mampu

mendorong siswa untuk kembali aktif berfikir sehingga menyebabkan timbulnya

pemahaman pada diri siswa akan materi pembelajaran yang diajarkan, Hal ini

disebabkan pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning/PBL)

sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui Proses menuju pemahaman akan

resolusi Suatu masalah.

Masalah tersebut dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran

jika disimpulkan Problem Based Learning merupakan Salah satu bentuk peralihan

dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran Jadi, fokusnya adalah

pada pembelajaran siswa dan bukan pada pengajaran guru dimana dalam model

ini guru hanya berperan sebagai pendamping saja.

2.6 Media Pembelajaran

Menurut Depdiknas (Muhson, 2010:2) penggunaan istilah media berasal

dari kata “medium” bentuk jamak bahasa Latin yang secara harafiah berarti

perantara atau pengantar. Secara umum maknanya adalah segala sesuatu yang

berbentuk informasi dari sumber informasi yang dapat menyalurkan kepada

penerima informasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan

proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut

media pembelajaran. Pada hakikatnya pengertian atau makna dasar dari media itu

sama.
46

Sedangkan menurut Daryanto (2009: 419) mengatakan bahwa “media

merupakan alat atau sarana terjadinya proses belajar mengajar, media

instruksional yaitu segala sesuatu yang dapat dipakai untuk memberikan

rangsangan sehingga terjadi interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai

tujuan instruksional tertentu. Dalam hal ini media merupakan transfer inpormasi

yang dapat digunakan untuk menyajikan dan menyampaikan informasi kepada

pihak lain (peserta atau penerima informasi).

Hamalik menjelaskan dalam Nurseto (2011: 22), pemanfaatan media dalam

pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara

psikologis kepada siswa. Kemudian hal serupa disampaikan oleh Arsyad (2010:4)

bahwa media pembelajaran adalah apabila sesuatu yang dapat membawa pesan-

pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-

maksudpengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.

Dengan adanya media yang berupa alat bantu yang digunakan oleh guru

untuk membantu guru dalam menyampaikan informasi kepada siswa atau

dengan kata lain, media pembelajaran dipandang sebagai alat yang dapat

digunakan guru dalam usaha memecahkan masalah pada proses pembelajaran.

Dapat disimpulkan sesuai pendapat beberapa ahli terkait media

pembelajaran merupakan alat yang digunakan oleh penyampai pesan ke

penerima pesan yang pada dasarnya, Jika ditinjau lebih teliti lagi media

pembelajaran mempunyai berbagai jenis yang dapat disesuaikan dengan materi


46

ajar di sekolah. Media pembelajaran yang dibuat itu tentu saja harus menarik agar

maksud yang akan disampaikan oleh penyampai pesan dapat tersampaikan dengan

baik ke penerima pesan.

Oleh karena itu media pembelajaran infografis berbentuk vidiografi sebagai

salah satu media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses penelitian ini,

yang dalam penerapannya akan akan membantu mempercepat daya tangkap dan

minat belajar serta menghibur siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar

siswa khususnya pada bidang mata pelajaran sejarah khususnya di MAS Insan

Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar.

2.7 Media Pembelajaran Infografis

Kominfo (2018) menjelaskan bahwa infografis sendiri berasal dari kata

infographics dalam Bahasa Inggris yang merupakan singkatan dari information

dan graphics, kemudian disisi lain Kominfo (2018: 2-8) juga menjelaskan ada

beberapa kriteria-kriteria dari infografis yang disesuaikan dengan komponen-

komponen pembelajaran:

1. Materi, yaitu berorientasi pada tujuan pembelajaran, melalui kegiatan riset,

berasal dari sumber yang valid.

2. Media, yaitu mengandung struktur visual yang baik, keterbacaan, lugas, dan

mudah disebarkan.

3. Siswa, yaitu relevan dengan kebutuhan sasaran dan menarik minat.

Media pembelajaran dalam penelitian ini secara khusus di desain dengan


46

mengedepankan pemanfaatan teknologi yakni infografis berbentuk vidiografi

sebagai sarana penyalur informasi dalam menyajikan materi ajar kepada siswa,

terlebih lagi dengan adanya model pembelajaran Problem Based Learning yang

memfokuskan pembelajaran pada siswa dalam memecahkan masalah dalam suatu

materi pembelajaran dengan metode pembagian kelompok dan guru berperan

sebagai pendamping.

Hal ini menyebabkan media pembelajaran ini dapat semakin menarik dan

melatih siswa untuk mandiri, mempunyai kemampuan manejemen kerjasama

yang baik, dan melatih kemampuan berfikir siswa dalam memecahkan masalah

dalam suatu materi ajar yang diberikan oleh guru yang dikemas dengan media

yang menyenangkan.

Penggunaan media pembelajaran infografis berbentuk vidiografi didasarkan

pada penelitian yang dilakukan oleh (Umami dkk, 2016: 7-19) yang menjelaskan

bahwa pemanfaatan media pembelajaraan infografis mampu meningkatkan

prestasi belajar pada siswa dengan diberlakukannya media infografis. Pada

umumnya Media di desain dengan memiliki kelebihan-kelebihan dan mampu

menyesesuaikan dengan materi pembelajaran sehingga diharapkan akan tercipta

suasana proses pembelajaran yang menyenangkan yang akan mendongkrak

prestasi belajar siswa.

Ada beberapa pendapat yang telah dikemukakan ahli mengenai manfaat dari

media pembelajaran infografis. Menurut Yati (2019: 25) setiap media memiliki

manfaat tersendiri, yaitu:


46

1. Untuk penyampaian informasi dengan keterbatasan ruang, waktu dan fokus

yang dimiliki oleh siswa

2. Meningkatkan daya fokus dan perhatian siswa dengan cara yang efisien

sehingga siswa lebih mudah memahami meteri pembelajaran.

3. Infografis dapat menjadi alat super efektif dalam kampanye pemasaran digital

dan infografis tersebut juga bisa digunakan begitu mudah oleh lembaga-

lembaga dalam dunia pendidikan.

Berdasarkan pendapat yang disampaikan bahwa media pembelajaran

infografis, bisa disimpulkan bahwa Kelebihan-kelebihan dari media pembelajaran

infografis inilah yang diharapkan mampu untuk menarik perhatian siswa dan

mampu menghibur siswa dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi sejarah yang diajarkan di MAS Insan Qur’ani,

Aneuk Batee, Aceh Besar.

2.7.1 Jenis-Jenis Media Infografis

Berdasarkan bagaimana implementasi dapat digunakan, Menurut Shafipoora

(2016: 41) infografis dapat dikategorikan kedalam empat kelas utama yaitu:

a. Infografis statis Infografis statis adalah infografis yang disajikan dalam

bentuk visual statis, tanpa konsep audio atau konsep animasi yang bisa

bergerak.
46

b. Infografis animasi Infografis jenis ini dapat digunakan pada media audio

visual seperti televisi atau youtube. Infografis animasi dapat disajikan

dalam bentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi yang tampak lebih kompleks.

c. Infografis interaktif Infografis interaktif adalah jenis infografis yang

paling kompleks. Infografis interaktif adalah infografis yang ditampilkan

pada website dan pengguna dapat berintraksi dengan informasi yang

ditampilkan melalui user interface yang telah didesain.

d. Infografis fisik Infografis fisik adalah jenis infografis yang penyajian

datanya dalam bentuk tiga dimensi.

2.8 Perpaduan Model PBL dengan Media Infografis

a. Pertama-tama siswa disajikan suatu masalah dalam bentuk media infografis

video berkaitan dengan materi pembelajaran yang menjadi topik pembehasan.

b. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil yang dibagi kedalam 4

kelompok beranggotakan 4-5 orang siswa. kemudian siswa mendiskusikan sub-

sub judul materi diskusi yang dibagikan guru kepada setiap kelompok dengan

menggunakan turorial PBL (Problem Based Learning) Mereka mengklarifikasi

fakta-fakta suatu kasus kemudian mendefinisikan sebuah masalah yang

berkaitan dengan materi diskusi yang diberikan oleh guru tersebut.

Mereka membrainstorming gagasan-gagasannya dengan berpijak pada

pengetahuan sebelumnya. Kemudian, mereka mengidentifikasi apa yang

mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah serta apa yang mereka tidak
46

ketahui. Mereka menelaah masalah tersebut. Mereka juga mendesain suatu

rencana tindakan untuk menggarap masalah.

c. Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah di luar

bimbingan guru. Hal ini bisa mencakup: perpustakaan, database, website,

masyarakat, dan observasi.

d. Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu saling sharing informasi, melalui peer

teaching atau cooperative learning sesuai materi diskusi yang diberikan oleh

guru.

e. Siswa menyajikan solusi atas masalah atau materi diskusi yang diberikan guru.

f. Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan. Semua

yang berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat dalam review pribadi, review

berpasangan, dan review berdasarkan bimbingan guru, sekaligus melakukan

refleksi atas kontribusinya terhadap proses jalannya diskusi.

2.9 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning

Berbantukan Media Infografis Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Sejarah Kelas X IPA Di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh

Besar” belum pernah dilakukan. Tetapi ada beberapa penelitian yang relevan

yang dapat dijadikan sebagai acuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Penelitian oleh Ginanjar dan Cholik yang berjudul “Penerapan

Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar

Siswa di Kelas XI SMK Negeri 3 Surabaya”. Dari penelitian ini diketahui yang
46

data penelitiannya diambil dengan menggunakan metode teknik analisis deskriptif

kuantitatif dan kualitatif dengan pengambilan data mengunakan lembar angket

respon siswa, lembar pengamatan aktivitas dan lembar hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan prosentase respon siswa, didapatkan secara

keseluruhan prosentase ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran

berdasarkan masalah, didapat sebesar 82,39%. Dibandingkan dengan kriteria

prosentase respon, hasil sebesar 82,39% dapat dikategorikan sangat baik.

Peningkatan nilai rata-rata tersebut menjadi salah satu indikator keberhasilan

dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk

meningkatkan prestasi belajar.

Penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based

Learning dan gaya belajar terhadap hasil Belajar Mata Kuliah Hidrologi”.

Penelitian ini dilakukan oleh Agustina. Penelitian ini dirancang dengan penelitian

eksperimen kuasi dengan model Untreated Control Group Design with Pretest

and Postest (Cook dan Campbell, dalam Purwanto 2003). Ciri utama penelitian

eksperimen kuasi adalah eksperimenter tidak berkemampuan melakukan

manipulasi dan randomisasi sebesar pada eksperimen tulen (Nahartyo,

2012).

Adapun bentuk rancangan eksperimennya adalah desain faktorial

sederhana 2x3: Hasil belajar hidrologi menggunakan model pembelajaran PBL

memilikirata-rata hasil belajar yang baik dibandingkan dengan hasil belajar


46

menggunakan pembelajaran diskusi. Dengan demikian model pembelajaran

pembelajaran PBL berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar hidrologi.

Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa pembelajaran geografi pada

materi permasalahan air dengan menggunakan model pembelajaran PBL

berpengaruh terhadap hasil belajar. Pengaruh PBL terhadap hasil belajar dapat

dilihat dengan membandingkan rata-rata skor pre test dan post test pada kelas

eksperimen dan kontrol. Adapun skor post test kelas eksperimen 79.88 sedangkan

pada kelas kontrol yaitu 69,88, padahal pada pre test kedua kelas tersebut

memiliki rata-rata kemampuan yang tidak jauh berbeda.

Penelitian lainnya yang relevan yaitu hasil penelitian Mely Cholifatul Janah,

Antonius Tri Widodo, Kasmui Kasmui dengan judul “Pengaruh Model Problem

Based Learning Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains”.

Hasilnya siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jepara Selatan memberi reaksi baik

terhadap model Problem Based Learning. Metode penelitian yang digunakan

adalah eksperimen dengan desain penelitian modified pretest-posttest group

comparison design. Teknik sampling yang digunakan yaitu cluster random

sampling. Penerapan model Problem Based Learning memberikan kontribusi

sebesar 35,00% terhadap hasil belajar dan 19,36% terhadap keterampilan proses

sains.

Pencapaian hasil belajar aspek sikap dan keterampilan kelas eksperimen lebih

baik dibandingkan kelas kontrol. Hubungan antara keterampilan proses sains

dengan hasil belajar pada pembelajaran menggunakan model Problem Based

Learning diperoleh sebesar 31,82%. Berdasarkan hasil penelitian dapat


46

disimpulkan bahwa model Problem Based Learning berpengaruh terhadap hasil

belajar dan keterampilan proses sains siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Ika Hikmayanti, Sahrul Saehana dan

Muslimin dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan

Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs

Bou”. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi experimental design.

Adapun desain penelitian menggunakan Rancangan Prates dan Pasca tes yang

tidak Ekuivalen (the non equivalen, Pretest-Postest Design) yaitu penelitian yang

dilaksanakan dengan cara menggunakan kelas–kelas yang sudah ada sebagai

kelompoknya dengan memilih berdasarkan pertimbangan kelas yang diperkirakan

sama keadaan/ kondisinya, dalam hal ini keadaan untuk tingkat kecerdasan yang

hampir sama. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data hasil penelitian,

Setelah diberikan perlakuan diperoleh rata-rata hasil belajar pada tes akhir sebesar

71,82 % untuk kelas eksperimen dan 56 % untuk kelas kontrol.

Dikarenakan pada kelas eksperimen dengan model Problem Based Learning

menggunakan simulasi siswa lebih aktif dan lebih terarah dalam memecahkan

masalah selain itu adanya simulasi juga lebih memudahkan siswa dalam

mengingat materi yang diajarkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh hasil belajar siswa yang mendapatkan model pembelajaran

Problem Based Learning menggunakan simulasi pada kelas VII MTs Bou.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang sudah dipaparkan, bisa ditarik

kesimpulan bahwasanya penelitian yang menggunaan model Problem Based


46

Learning dan media infografis telah ada dilakukan di beberapa sekolah namun

belum ada yang memadukan model dengan media tersebut sehingga peneliti ingin

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning

Berbantukan Media Infografis Terhadap Prestasi Belajar siswa Kelas X IPA di

MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar”.


46

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2006: 12) sesuai dengan namanya,

banyak dituntut menggunakkan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman

akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel,

grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain. Menurut Sugiyono (2017: 7) pendekatan

kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan peneliti yang datanya berupa angka-

angka dan analisis menggunakan statistik.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan penelitian eksperimen tipe True Experimental Design (eksperimen

yang betul-betul) yang mana dalam jenis eksperimen ini peneliti dapat mengontrol

semua variabel luar yang memengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian

validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi

tinggi.

Ciri utama dari True Exsperimental adalah bahwa sampel yang digunakan

untuk eksperimen maupun sebagai kelompok control diambil secara random

(acak) dari populasi tertentu. Dalam tipe true eksperimental ini juga memiliki

beberapa jenis cabang yakni Posstest-Only Control Design, Pretest-Posttest

Control Group Design, The Solomon Four-Group Design (Sugiono, 2018: 116)
46

Pada penelitian ini penulis berfokus pada Posttest-Only Control Design,

dimana dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih

secara random (R). kelompok pertama diberi perlakuan khusus (X) dan kelompok

lain lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut eksperimen dan

kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol (Sugiyono, 2018:

116-117).

Penelitian eksperimen merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk

mencari hubungan sebab-akibat antara dua faktor dengan mengeliminasi faktor

lain yang mengganggu. Adapun desain dari jenis penelitian eksperimen Posttest-

Only Control Design yaitu sebagai berikut:

Kelompok Perlakuan Post Test


(Ro) Eksperimen X O1

(R1) Kontrol O2
Sumber : Sugiono (2018: 116-117)

Keterangan : Ro : Kelompok Eksperimen

R2 : Kelompok kontrol

O1 : Post test kelompok eksperimen

O2 : Post test kelompok kontrol

X : Perlakuan

3.2 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAS Insan Qur’ani yang beralamat dijalan


46

Medan-Banda Aceh KM 12,5 Komplek Masjid Baitul Adhim, Desa Aneuk Batee,

Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan untuk jadwal

penelitian dimulai dari peneliti memulai mengajukan judul profosal sampai

dengan peneliti melakukan penelitian. Jadwal penelitian akan dijabarkan pada

tabel 3.1.
46

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian di MAS Insan Qur’ani


Bulan kegiatan
No Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
2020 2020 2020 2021 2021 2021 2021
Pengajuan judul
1 dan penulisan
proposal
2 Seminar proposal
3 Konsul instrumen
4 Penelitian
5 Pengolahan data
6 Penulisan Skripsi
7 Konsul Skripsi
8 Daftar Sidang
9 Sidang Skripsi

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentuyang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2018: 130).

Sementara Pengertian populasi menurut Babbie (Sukardi, 2010: 53) tidak lain

adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis

menjadi target hasil penelitian.

Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, hewan,

peristiwa atau benda yang tinggal bersama dala m suatu tempat dan secara

terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Dalam

penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh peserta didik kelas X
46

IPA MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar, yang terdiri dari 5 kelas

dengan keseluruhan siswa 115 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi (Sugiono, 2018: 131).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi

(Sugiyono, 2018: 81). Dalam penelitian ini teknik sampel yang diambil dilakukan

dengan cara Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tampa memperhatikan strata yang ada pada

populasi itu (Sugiono, 2018: 134). Maka dalam penelitian ini sampel yang diambil

yaitu siswa kelas X-C sebagai kelas eksperimen dan kelas X-D sebagai kelas

kontrol.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

3.4.1 Studi Kepustakaan

Kepustakaan merupakan suatu proses pencarian literatur dan sumber

bacaan yang nantinya dapat memperlancar proses penelitian. Kegiatan ini

merupakan teknik untuk melengkapi kekurangan-kekurangan data sekaligus

sebagai media untuk melengkapi dan menganalisa data-data yang diperoleh dalam
46

penelitian lapangan, oleh karena itu penulis telah melakukan pencarian sumber di

berbagai perpustakaan di antaranya Perpustakaan Induk Universitas Syiah Kuala,

Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala,

Perpustakaan Wilayah Provinsi Aceh. Selain sumber bacaan berupa buku, makalah,

jurnal, buletin dan artikel, penulis juga berusaha mencari referensi lain dari internet.

3.4.2 Observasi

Salah satu teknik dalam dalam penelitian lapangan adalah dengan melakukan

observasi terlebih dahulu terhadap objek yang hendak diteliti. Tujuannya adalah

untuk melihat secara langsung sekaligus berada ditempat dan waktu keberadaan

objek dengan segala unsur-unsur pendukung objek yang hendak diteliti. Disamping

itu Akan lebih mudah bagi seorang peneliti untuk mengetahui langkah-langkah

selanjutnya dalam kegiatan penelitian yang akan dilaksanakannya. Arikunto (2006:

124) mengatakan, Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan

yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha pengamatan secara

langsung ke tempat yang akan diselidiki”.

Oleh karena itu target observasi peneliti dalam hal ini adalah melihat

kondisi lingkungan sekolah, kelengkapan fasilitas pendukung proses belajar

mengajar, dan pencapaian prestasi belajar sejarah siswa sebelumnya berupa daftar

nilai siswa, daftar absensi siswa di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh

Besar.

3.4.3 Tes

Tes, dalam mengukur prestasi siswa maka untuk memperoleh data setelah

menerapkan model Problem Based Learning berbantukan media infografis. Tes


46

ini digunakan untuk keperluan yang dapat dipakai dalam mengukur kemampuan

dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006: 223). Dalam penelitian ini

menggunakan post test adapun tes yang digunakan berupa instrumen soal pilihan

ganda dengan jumlah 20 butir.

3.4.4 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231). Dalam penelitian ini data

dokumentasi yang peneliti kumpulkan berupa daftar nama siswa sebagai bahan

sampel penelitian, identitas/profil sekolah MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee,

Aceh Besar. Lokasi sekolah, pasilitas pendukung proses kegiatan belajar

mengajar.

3.5 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini teknis analisis data yang digunakan penulis adalah

teknis data kuantitatif. Hasil tes yang berhasil dikumpulkan seluruhnya,

selanjutnya untuk ditindak dengan cara mengolah data-data ersebut menggunakan

perhitungan statistic. Analisis statistik yang digunakan yaitu independent sample

t-test (uji-t) yaitu suatu teknik analisis melalui uji parametric yang digunakan

untuk mengetahui adakah perbedaan mean antara dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen atau kelompok kontrol dengan maksud bahwa kedua kelompok data

berasal dari subjek yang berbeda.

Maka akan dilakukan perhitungan uji normalitas yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning berbantukan


46

media infografis terhadap prestasi siswa pada kelas eksperimen dengan siswa

pada kelas kontrol. Untuk mengetahui hasil belajar kedua kelas tersebut, maka

penulis melakukan analisis dengan menguji beberapa aspek yaitu sebagai berikut:

3.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dalam suatu penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah

dalam suatu data yang didapatkan dari sampel tersebut berdistribusi normal atau

tidak. Syarat penelitian dikatakan normal berdistribusi jika nilai signifikansi

mencapai (Sig.)˃0,05. Untuk mendapatkan data berdistribusi normal tersebut,

maka diuji dengan rumus Chi Kuadrat (Sudjana, 2005: 273), yaitu :

( o i−E )
X 2hitung=∑
i
k
i=1
Ei

Keterangan : X2 :
statistik chi-kuadrat

0i : nilai observasi

Ei : nilai harapan yang diinginkan

Jika nilai X 2hitung ≥ X 2tabeldata yang diperoleh tidak berdistribusi normal dan

sebaliknya apabila X 2hitung ≤ X 2tabeldata yang berdistribusi normal. Kriteria

prngujiannya adalah tolak H0 jika nilai X 2hitung ≥ X 2tabel ,sedangkan jika X 2hitung ≤ X 2tabel

maka H0 diterima.
46

3.5.2 Uji homogenitas

Pada bagian ini homogenitas varian adalah untuk mengetahui sampel pada

penelitian ini muncul melalui populasi yang serupa atau tidak serupa.

Jika simpulan membuktikan kelompok data homogeny yaitu nilai signifikansi

(p)˃0,05 yang menyatakan kelompok data muncul dari populasi yang serupa,

maka data-data tersebut layak untuk diuji parametik. Menurut Sudjana (2005:

250) uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus fisher.

Varianterbesar
F=
Verianterkecil

Keterangan :

Varian terbesar = hasil nilai varian kelas eksperimen

Varian terkecil = hasil nilai varian kelas kontrol

Tolak H0 jika F ≥ F a (n1-1, n2-2), sedangkan jika F ≤ Fa(n1-2), maka H0 diterima

dengan a=0.05.

Untuk mencari nilai simpangan baku dari suatu data penelitian menurut

Sudjana (2005: 95) dapat dilakukan dengan menggugunakan rumus sebagai

berikut :

Varian S n (∑ fi. Xi) 2


1=
n (n−1)

3.5.3 Analisis Nilai T-hitung ( Uji-t )


46

Langkah selanjutnya penulis akan menentukan nilai thitung menurut

Sudjana (2005: 239) dengan rumus sebagai berikut: Apabila jika didalam kelas

eksperimen dengan kelas kontrol, terdapat perbedaan prestasi maka

hipotesis diterima. Sebaliknya jika dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol

tidak terdapat perbedaan prestasi, maka hipotesis ditolak.

X 1−X 2
Thitung = 1 1

s
+
n1 n 2

Keterangan :

X1 = nilai rata-rata kelas eksperimen

X2 = nilai rata-rata kelas kontrol

S = nilai deviasi gabungan

N = jumlah siswa
46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum MAS Insan Qur’ani, Anueuk Batee, Aceh Besar.

Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar

adalah sebuah sekolah mengengah atas yang berada dibawah asuhan Kementerian

Agama Republik Indonesia. Lokasi sekolah ini berada di Desa Aneuk Batee,

Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, sekolah ini terletak diantara perumahan

penduduk dan sebagian yang lain dikelilingi persawahan sehingga bisa dikatakan

sekolah ini sangat cocok untuk kegiatan belajar mengajar dikarenakan tempatnya

yang jauh dari keramaian.

MAS Insan Qurani sebagai lembaga pendidikan sudah bisa memenuhi syarat

sebagai tempat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan siswa, hal

ini dikarenakan MAS Insan Qurani hadir sebagai Lembaga Pendidikan Islam

terpadu, yang mengintegrasikan pendidikan agama, sains dan humaniora, serta

pengembangan bakat minat, dalam kurikulum pembelajaran dayah. Kurikulum

Pendidikan Nasional Pondok Modern Gontor dan Pondok Pesantren Salafi dipadu

sedemikian rupa untuk membentuk pribadi santri intelektual yang Qur’ani.

Secara prestasi sekolah ini sudah bisa dikatakan sekolah dengan pengelolaan

sumber daya manusia yang cukup mempuni, hal ini bisa dibuktikan dengan

sekolah ini telah terakreditasi A sampai sekarang ini. Konsep kurikulum dan

metode pembelajaran yang diterapkan pada santri di MAS Insan Qurani ialah metode
46

kedisiplinan, kejujuran dan akhlak mulia. Metode ini mengajarkan santri untuk selalu

bersikap jujur pada diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari, Jumlah siswa yang ada

dalam sekolah ini berjumlah 314 orang siswa yang terbagi kedalam 114 orang siswa

laki-laki dan 200 orang jumlah perempuan.

Dari segi sarana dan prasarana sekolah sudah lumayan dalam memenuhi

standar untuk menunjang proses belajar mengajar seperti tersedianya perpustakaan,

tersedianya laboratorium komputer, dan lain-lain. Untuk lebih lanjut dan lebih detail

lagi tentang gambaran umum mengenai fasilitas sarana dan prasarana MAS Insan

Qur’ani akan dijelaskan pada tabel 4.1

Tabel 4.1 jumlah ruang kelas dan ruang lainnya di MAS Insan Qur’ani
Aneuk Batee, Aceh Besar.

No Jenis Ruang Jumlah

1 Ruang kepala sekolah 1

2 Ruang dewan guru 2

3 Ruang tata usaha 1

4 Kelas 16

5 Lab komputer 1

6 Masjid/Mushola 1
7 Perpustakaan 1
8 Asrama 6
9 WC Guru 4
10 WC Siswa 6
Sumber : Tata Usaha MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar.
46

Komponen fasilitas dalam mendukung proses pembelajaran lainnya yang

tergolong sangat penting di MAS Insan Qur’ani yakni Pegawai Negeri Sipil atau

tenaga honorer dalam hal ini para tenaga pendidik atau guru baik itu yang berstatus

PNS atau Honorer akan dijelaskan secara spesifik pada tabel 4.2 dibawah ini.
46

Tabel 4.2 jumlah guru PNS dan honorer di MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee,
Aceh Besar

No Guru / Staf Jumlah

1 Guru Tetap/PNS 64
2 Guru Tidak Tetap -
3 Staf Tata Usaha 4
Sumber : Tata Usaha MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee, Aceh Besar

Sebagai salah sekolah yang berstatus Swasta dan tergolong menjadi rujukan

MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee, Aceh Besar memiliki visi misi. Adapun visi misi

tersebut adalah sebagai berikut:

1. VISI

“Menjadikan santri berjiwa qur’ani, unggul di bidang akademik dan non akademik

berdasarkan ajaran Islam dan berakhlak mulia”.

2. MISI

1. Mendidik santri agar memiliki kemantapan akidah, kedalaman spiritual,

keluasan ilmu dan ketrampilan serta keluhuran budi pekerti.

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian yang

bernafaskan islami.

3. Memberikan pelayanan terbaik dan keteladanan atas dasar nilai-nilai Islam

yang inklusif dan humanis.

4. Mengembangkan manajemen pesantren terpadu di level nasional Maupun

internasional.

5. Mengembangkan kemitraan dengan institusi lain baik regional Maupun

tingkat internasional.
46

4.2 Gambaran Hasil Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada dua kelas yaitu pada kelas X-C sebagai

kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan kelas

X-D sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Learning

berbantukan media infografis berbentuk videografi.Penelitian ini dilaksanakan pada

tanggal 20 s/d 21 Februari 2021 di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar.

4.2.1 Gambaran Hasil Penelitian Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen adalah kelas yang dalam proses pembelajarannya

menggunakan perlakuan khusus yakni dengan model Problem Based Learning

berbantukan media infografis berbentuk videografi. Pada kelas eksperimen ini secara

devinisi diperlakukan dengan khusus dalam proses pembelajarannya, hal ini

bertujuan untuk mendapatkan prestasi belajar siswa yang lebih baik. Proses

pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapat data yang akurat, sehingga

tercapai prestasi belajar siswa yang diinginkan. Proses pengumpulan data dilakukan

dengan memberikan tes berupa 20 butir soal dalam bentuk pilihan ganda terkait

materi yang telah diajarkan.

Pemberian soal post test kepada siswa berlangsung dengan batas tenggang

waktu kurang lebih selama 20 menit. Selama proses kegiatan tes sedang berlangsung,

berdasarkan hasil pengamatan peneliti kondisi dan keadaan kelas sangat tenang dan

siswa sangat antusias dan fokus dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru.

Selain itu, dalam proses kegiatan ini guru menjadi pengontrol dan pengawas di dalam

kelas hal ini diharapkan agar tidak terjadi kecurangan dalam mengisi soal yang
46

diberikan dan juga menjadi pengontrol agar suasana kelas menjadi lebih kondusif

dan terkendali,

Setelah siswa selesai mengerjakan soal-soal yang telah diberikan guru langkah

selanjutnya masuk ke tahap rekapitulasi nilai seperti yang tertera pada table 4.3 yang

tertera dibawah ini.

Tabel 4.3 hasil belajar siswa pada kelas eksperimen


Nilai Tuntas/Tidak
No Nama siswa keterangan
siswa tuntas
1 Alya Munira Nas 80 Tuntas
2 Anisa Nabila - - Tidak hadir
3 Anisa Aulia 65 Tidak tuntas
4 Athiya Faiqa 80 Tuntas
5 Dinda Zulvita 80 Tuntas
6 Durratul Hikmah - - Tidak hadir
7 Faizah Lestari 85 Tuntas
8 Fatanatur Rahmi 75 Tuntas
9 Gebrina Rizki 60 Tidak tuntas
10 Geubrina Rizki 90 Tuntas
11 Gina Anisa 75 Tuntas
12 Hilma Shabirah 90 Tuntas
13 Jashima Fitaria 95 Tuntas
14 Kaisa Assyifa 80 Tuntas
15 Krysmelda Apriza 85 Tuntas
16 Mahira Asy-Syifa 75 Tuntas
17 Maulidatul Thaibah 80 Tuntas
18 Najwa 75 Tuntas
19 Neisya Shabina - - Tidak hadir
20 Nida Putri Raiyana 75 Tuntas
21 Nur Faadhilah 80 Tuntas
22 Nur Urfatin Anatasya 60 Tidak tuntas
23 Raudatul Jannah 70 Tuntas
24 Rima Aisa Muzayyana 85 Tuntas
25 Shafia 85 Tuntas
26 Vira Asfarina Yusra 70 Tuntas
27 Yuni Humaira 60 Tidak tuntas
28 Zaskia Rahmah - - Tidak hadir

Sumber: Data hasil penelitian yang diolah, 2021


46

Berdasarkan data hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 20 Februari

2021 maka diperoleh data seperti yang telah tertera pada table 4.1 Dimana hasil nilai

post test peserta didik pada kelas eksperimen yang jumlah siswanya 28 orang dan

pada saat dilakukan post test, 4 orang terkonfirmasi tidak hadir paling rendah adalah

65 sedangkan nilai tertinggi adalah 95. Nilai KKM yang diterapkan di MAS Insan

Qur,ani, Aneuk Batee, Aceh Besar pada mata pelajaran sejarah wajib adalah 70.

Sesuai hasil perolehan pada tabel 4.3 dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya

terdapat 4 siswa tidak tuntas atau tidak mencapai KKM, sedangkan untuk 20 siswa

lainnya dalam kategori tuntas pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran

problem based learning berbantukan media infografis.

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang akan digunakan

berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan dalam uji normalitas ini dilakukan pada

masing-masing kelas yang menjadi sampel penelitian. Pengujian normalitas ini

dilakukan dengan cara manual.

Langkah–langkah dalam uji normalitas kelas eksperimen (X-D)

1. Mencari skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 95

Skor terkecil : 60

R = skor terbesar – skor terkecil

= 95-60

= 35
46

2. Mencari banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 24

= 5.55

= 5,55 Dibulatkan menjadi 6

3. Mencari nilai panjang kelas interval

35
i= = 5.83 dibulatkan menjadi 6
6

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya membuat tabel distribusi

frekuensi seperti yang tertera pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Daftar distribusi frekuensi post-test kelas eksperimen

fi xi xi² f i . xi fi . xi ²
Nilai Tes
60-65
4 62.5 3906.25 250 15.625
66-71
2 68.5 4692.25 137 9.384.5
72-77
5 74.5 5550.25 372.5 16650.75
78-83
6 80.5 6480.25 483 27751.25
84-89
4 86.5 7482.25 346 29.929
90-95
3 92.5 8556.25 277.5 25668.75

Jumlah 24 1.866 109339,87

Setelah mengetahui daftar distribusi frekuensi post-test kelas Eksperimen,

selanjutnya adalah mencari nilai rata-rata, varians serta simpangan baku pada kelas
46

eksperimen yang mengacu pada tabel 4.4. Adapun langkah-langkah mencari nilai

rata-rata, varians, dan simpangan baku pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata kelas eksperimen

Rata-rata X́ =
∑ Ti. xi
∑ fi

1.866
X́ =
24

X́ = 78.5
46

2. Varians dan Simpangan Baku kelas eksperimen

Varians S12 = n ( ∑ fi . xi2 ) −¿ ¿

= 24 ( 109339,87 ) −¿ ¿

2624156.88−3481956
=
24(23)

857779.12
=
552

s21 = 155,39 S1

= √ 155.39 S 1

= 12.4

4.2.2 Gambaran Hasil Penelitian Kelas Kontrol

Pada tahapan ini peneliti mengambil kelas kontrol sebagai kelas pembanding

dengan model pembelajaran konvensional pengaruh kelas eksperimen dengan

mengunakan model problem based learning berbantukan media infografis terhadap

prestasi belajar sejarah siswa. Materi dan pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen yaitu dengan pemberian tes
46

berupa soal pilihan berganda yang berjumlah 20 butir soal. Pemberian tes dilakukan

setelah proses belajar dengan mengunakan model konvensional dengan cara

membagi lembaran yang berisi soal pilihan ganda berbentuk pilihan ganda.

Adapun hasil post-test yang diperoleh pada kelas kontrol atau kelas yang

proses berajarnya hanya menggunakan model pembelajaran konvensional saja yang

jumlah siswanya 33 orang dan pada saat dilakukan post test, 10 orang terkonfirmasi

tidak hadir, untuk data siswa dapat dilihat pada tabel 4.5.
46

Tabel 4.5 Hasil belajar siswa kelas kontrol

Tuntas/
Nilai
No Nama Siswa Keterangan
Siswa Tidak Tuntas

1 Alfia Rahmi 70 Tuntas

4 Devi Qurratu Aini 60 Tidak Tuntas

5 Dziya Humaira - - Tidak Hadir

6 Kamila Fakhira 60 Tidak Tuntas

7 Munawarah 55 Tidak Tuntas

8 Naila Adila 70 Tuntas

11 Nazhirah - - Tidak Hadir

12 Putri Maulida 65 Tidak Tuntas

13 Putri Syakirah M 65 Tidak Tuntas

14 Qanita Layna 75 Tuntas

15 Qisthi Akmal - - Tidak Hadir

16 Raisa Humaira - - Tidak Hadir

17 Reski Mulya - - Tidak Hadir

18 Rezkina Mariyaty - - Tidak Hadir

19 Rifka Alia Putri 85 Tuntas

20 Rizka Khairianur 75 Tuntas

21 Sarah Azkia 50 Tidak Tuntas

22 Shalha Rahmatina - - Tidak Hadir

23 Shifa Hazkia 65 Tidak Tuntas

24 Siti Aufa Kamila 50 Tidak Tuntas

25 Siti Ziza Zahara 65 Tidak Tuntas


46

26 Sumayyah Binti - - Tidak Hadir

27 Syarifah Khaira - - Tidak Hadir

28 Syma Fathimia - - Tidak Hadir

29 Tazkia Putri 75 Tuntas

30 Tina Faradisa 75 Tuntas

31 Tsania Nurfajria 55 Tidak Tuntas

32 Umniya Khaira 70 Tuntas

33 Zarvia Liau Nillah 80 Tuntas

Pada table 4.5 yang mengambarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa

hasil perolehan nilai post test peserta didik pada kelas kontrol paling rendah adalah

50, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik pada kelas kontrol adalah

90. Sementara Nilai KKM yang ditetapkan di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee,

Aceh Besar pada mata pelajaran Sejarah Wajib adalah 70.

Berdasarkan hasil tes pada tabel 4.5 dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

10 siswa dalam kategori tidak tuntas atau tidak mencapai nilai KKM, sedangkan

untuk 9 siswa lainnya dalam kategori tuntas pada proses pembelajaran menggunakan

menggunakan model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan dari hasil perolehan nilai post-test pada tabel 4.5 tersebut,

selanjutnya dilakukan analisis data pada kelas kontrol dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menghitung Rentang
46

Rentang = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah

= 85 – 50

= 35

2. Banyak Kelas

Banyak Kelas = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 19

= 5.21 ( diambil K1 = 6)

3. Panjang Kelas Interval

Panjang Kelas Interval = Rentang / Banyak kelas

35
i= = 5.83
6

= 5.83 (dibulatkan menjadi 6)

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya membuat tabel

distribusi frekuensi seperti yang tertera pada tabel 4.6.


46

Tabel 4.6 Daftar distribusi frekuensi post-test kelas kontrol


46

fi xi xi² fi . xi fi . xi ²
Nilai Tes

50-55 4 52.5 2.756.25 210 11.025

56-61 2 58.5 3.422.25 117 6.844.5

62-67 3 64.5 4.160.25 193.5 12.480.75

68-73 4 70.5 4.970.25 282 19.881

74-79 4 76.5 5.852.25 306 23.409

80-85 2 82.5 6.806.25 165 13.612.5

Jumlah 19 1.273.5 76238

Sumber: Hasil Pengolahan data, 2020

Setelah mengetahui daftar distribusi frekuensi post-test kelas kontrol,

selanjutnya adalah mencari nilai rata-rata, varians, dan simpangan baku pada kelas

kontrol yang mengacu pada tabel 4.6. Adapun langkah-langkah mencari nilai rata-

rata, varians, dan simpangan baku pada kelas kontrol adalah sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata kelas eksperimen

Rata-rata X́ =
∑ Ti. xi
∑ fi

1.273.5
X́ =
19

X́ = 67.0

2. Varians dan Simpangan Baku kelas eksperimen


46

Varians S12 = n ( ∑ fi . xi2 ) −¿ ¿

= 19 ( 76238 )−¿ ¿

1448522−1620529
=
19(18)

172.007
=
342

s21 = 172.007 S1

= √ 172.007 S 1

= 13.11

4.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari sampel tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data, bisa diuji dengan

rumus Chi Kuadrat (Sudjana, 2005: 273), yaitu:

k
x 2hitung =∑ ¿ ¿ ¿
i=1

1). Uji Normalitas kelas eksperimen

Dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantukan

media infografis untuk siswa kelas eksperimen langkah-langkahnya sebagai berikut:


46

1. Menentukan nilai batas kelas (X) yaitu untuk nilai tes terendah dikurangi 0,5 dan

untuk tes tertinggi ditambah 0,5

X− X́
2. Menentukan angka baku (Z) nilai dengan menggunakan rumus Z =
S

untuk kelas eksperimen X́ = 78.5 dan S1= 12.4

3. Menentukan batas luas daerah adalah untuk luas di bawah lengkungan normal

standar dari O ke Z, gunakan tabel Z (Sudjana, 2005:490)

4. Menghitung luas daerah (A) adalah nilai terbesar pada batas luas daerah

dikurangi nilai terkecil batas luas daerah, dengan ketentuan apabila nilai-nilai

pada Z skor mengandung (-),(-) dan (+), (+) maka nilai batas luas daerah terbesar

dapat dikurangi nilai terkecil batas luas daerah. Akan tetapi, bila nilai-nilai pada Z

skor mengandung (-) dan (+) maka nilai batas luas daerah harus dijumlah.

5. Menghitung frekuensi harapan (Ei), yaitu luas daerah dikali banyaknya sampel

atau Ei = A x n (n1 = 25 untuk kelas eksperimen)

Tabel 4.7 Daftar Uji Normalitas Kelas Eksperimen


Nilai Batas Z Batas Luas Frekuensi Frekuensi
Tes Kelas Skor Luas Daerah Diharapkan Pengamatan
(X) Daerah (A) (Ei) (Oi)
59,5 -1.53 4394

60-65 0.0751 1.8024 4

65,5 -1.04 3643

65,5 -1.04 3643

66-71 0.1555 3.732 2

71,5 -0.56 2088


46

71,5 -0.56 2088

72-77 -0.1018 2.4432 5

77,5 -0.08 3106

77,5 -0.08 3106


78-83
0.3106 7.4544 6

83,5 0.40 0000

83,5 0.40 0000

84-89 0.3106 7.4544 4

89,5 0.88 3106

89,5 0.88 3106

90-95
0.151 3.624 3
95,5 1.37 4616

Jumlah 24

Setelah diperoleh nilai-nilai pada tabel 4.7 pada kelas eksperimen, maka langkah

selanjutnya adalah menghitung normalitas data pada kelas eksperimen dengan

menggunakan rumus Chi- Kuadrat sebagai berikut:

k
2
X hitung =∑ ¿ ¿ ¿
i=1

(4−1.8024) (2−3.732) (5−2.4432) (6−7.4544) (4−7.4544)


= + + + + +
1.8024 3.732 2.4432 7.4544 −7.4544

(3−3.624)
−3.624
46

= ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿

4.8294 2.9998 6.5372 2.1152 11.9328 0.3893


= + + + + +
1.8024 3.732 2.4432 7.4544 −7.4544 −3.624

= 2.67 + 0.80 + 2.67 + 0.28 + 1.60 + 0.10

= 8.12

Setelah memperoleh nilai X 2hitung = 8.12 selanjutnya dikonfirmasi dengan nilai

X 2tabeS pada taraf signifikan 5% (α = 0,05), dengan dk = k-1 mengacu pada tabel chi

kuadrat. Adapun nilai X 2tabeS Pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan dk = 6-1=5

2 5 5
diperoleh X 1−a ( dk )= X 1−0,05 (5 )= X 0.95( 5) = 11.1 hasil penghitungan menunjukan nilai

X 2hitung= 8.64 dan X 2tabel pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan nilai dk = 5 adalah

11,1. Berdasarkan perhitungan nilai diatas diperoleh nilai X 2hitung<X 2tabel atau 8.12 ≤

11.1 sesuai kriteria pengujian maka Ho diterima. Artinya, sebaran data pada kelas

eksperimen berdistribusi normal.

1. Uji Normalitas Kelas Kontrol

Pada tahap uji normalitas ini untuk peserta didik yang diajarkan denngan

metode konvensional ada beberapa tahap yang harus dilakukan seperti yang tertera

sebagai berikut:

1. Menentukan nilai batas kelas (x) yaitu untuk nilai tes terendah dikurangi 0,5

dan untuk tes tertinggi ditambah 0,5.

x −x
2. Menentukan angka baku (Z) nilai dengan menggunakan rumus Z=
s
46

Untuk kelas eksperimen x̅ = 67.0 dan S2= 13.11

3. Menentukan batas luas daerah adalah untuk luas di bawah lengkungan normal

standar dari O ke Z, gunakan tabel Z (Sudjana, 2005:490)

4. Menghitung luas daerah (A) adalah nilai terbesar pada batas luas daerah

dikurangi nilai terkecil batas luas daerah, dengan ketentuan apabila nilai-nilai

pada Z skor mengandung (-),(-) dan (+), (+) maka nilai batas luas daerah

terbesar dapat dikurangi nilai terkecil batas luas daerah. Akan tetapi, bila

nilai-nilai pada Z skor mengandung (-) dan (+) maka nilai batas luas daerah

harus dijumlah.

5. Menghitung frekuensi harapan (Ei), yaitu luas daerah dikali banyaknya

sampel atau Ei = A x n (n2 = 19 untuk kelas kontrol)

Kemudian langkah selanjutnya membuat tabel tabulasi data untuk uji normalitas

kelompok siswa pada kelas kontrol atau kelas yang diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran konvensional dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Daftar Uji Normalitas Kelas Kontrol


Nilai Batas Z Batas Luas Frekuensi Frekuensi
Tes Kelas Skor Luas Daerah Diharapkan Pengamatan
(X) Daerah (A) (Ei) (Oi)

49.5 -1.29 0.3888

0.3888 7.3872 4
50-55
55.5 - 0.0000
0.00

56-61 55.5 -.0.0 0.0000


0
46

0.1700 3.23 2

61.5 -0.41 0.1700

61.5 -0.41 0.1700

62-67 0.0407 0.7733 3

67.5 0.03 0.1293

67.5 0.03 0.1293

68-73 0.2596 4.9324 4

73.5 0.49 0.3889


73.5 0.49 0.3889

0.1801 3.4219 4
74-79
79.5 0.95 0.2088
79.5 0.95 0.2088

0.1577 2.9963 2
80-85
85.5 1.41 0.3665

Jumlah 19

Sumber: Pengolahan Data, 2021

Setelah diperoleh nilai-nilai pada tabel 4.7, langkah selanjutnya adalah

menghitung normalitas data pada kelas eksperimen dengan menggunakan rumus Chi-

Kuadrat sebagai berikut:

k
X 2hitung=∑ ¿ ¿ ¿
i=1

(4−7.3872) (2−3.23) (3−0.7733) (4−4.9324) (4−3.4219)


= + + + + +
7.3872 3.23 0.7733 4.9324 3.4219

(2−2.9963)
2.9963
46

= ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿

10.776 1.512 4.958 0.869 0.334 0.9926


= + + + + +
7.3872 3.23 0.7733 4.9324 3.4219 2.9963

= 1.45 + 0.46 + 6.41 + 0.17 + 0.09 + 0.33

= 8.91

Setelah memperoleh nilai X 2hitung = 8.91 selanjutnya dikonfirmasi dengan nilai

X 2tabeS pada taraf signifikan 5% (α = 0,05), dengan dk = k-1 mengacu pada tabel chi

kuadrat. Adapun nilai X 2tabeS Pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan dk = 6-1=5

2 5 5
diperoleh X 1−a ( dk )= X 1−0,05 (5 )= X 0.95( 5) = 11.1 hasil penghitungan menunjukan nilai

X 2hitung= 8.91 dan X 2tabel pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan nilai dk = 5 adalah

11,1. Berdasarkan perhitungan nilai diatas diperoleh nilai X 2hitung<X 2tabel atau 8.91 ≤

11.1 sesuai kriteria pengujian maka Ho diterima. Artinya, sebaran data pada kelas

kontrol berdistribusi normal.

4.4 Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians berguna untuk mengetahui apakah sampel dari

penelitian ini bersifat homogen atau tidak. Apabila kesimpulan menujukkan

kelompok data homogen, selanjutnya data layak diuji parametik. Untuk menguji

homogenitas data dilakukan dengan rumus Fisher.

Untuk melakukan uji statistik Fisher diperlukan nilai varians dari hasil post-

test kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Varians dari kelas

eksperimen adalah 155.39dan varians dari kelas kontrol adalah 172.007.


46

Variansterbesar
F=
Varians terkecil

172.00
F¿
155.39

F = 1.10

Setelah diperoleh nilai Fhitung = 1.10 selanjutnya dikonfirmasi dengan nilai

Ftabel pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan dk1 = dkpembilang = n-1 (untuk

varians terbesar), dan dk2 = dkpenyebut = n-1 (untuk varians terkecil) mengacu pada

tabel distribusi F. Berdasarkan tabel distribusi F diperoleh Fa(n1–1, n2–1) =

FO,O5(24–1, 19–1) = FO,O5(23, 18) = 2.08 . Hasil perhitungan menunjukkan nilai

Fhitung = 1.10 dan nilai Ftabel = 2.08 pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan

dk1= 24-1 = 23 dan dk2 = 19-1 = 18. Dengan demikian, Fhitung ≤ Ftabel atau 1.10 ≤

2.08 dan sesuai kriteria pengujian dapat disimpulkan HO diterima, sehingga data

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen atau data tersebut berasal

dari populasi yang sama.

4.5 Pengujian Hipotesis dengan Analisis T-Hitung

Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, selanjutnya perhitungan

nilai untuk pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melakukan uji-t:

X 1−X 1
t hitung =
S 12 S22
√ +
n1 n2
46

78.5−67.0
t=
155,39 172.00
√ 24
+
19

11.5
t=
327.39
√ 43

11.5
t=
√7.61

11.5
t=
2.75

t=4.18

Setelah nilai thitung = 4.18 diperoleh, selanjutnya dibandingkan dengan nilai

ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 dengan dk = n1 + n2-2 = 24 + 19-2 = 41 adalah

2,01. Kriteria pengujiannya ialah terima Ha jika thitung > ttabel dan jika thitung < ttabel

maka Ha ditolak. Terima Ha berarti terdapat pengaruh penggunaan model problem

based learning berbantukan media infografis terhadap prestasi belajar sejarah siswa

kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee Aceh Besar.

Berdasarkan hasil perhitungan data di atas, di peroleh nilai thitung = 4.18 dan

ttabel = 2,01, artinya nilai thitung > ttabel atau 4.18 > 2,01. Dengan demikian sesuai

kriteria pengujian maka Ha diterima. Artinya terdapat terdapat pengaruh yang

signifikan dengan menggunaan model problem based learning berbantukan media

infografis terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani

Aneuk Batee Aceh Besar, dan pada penelitian ini prestasi belajar siswa yang
46

diajarkan menggunakan model problem based learning berbantukan media infografis

memberikan dampak yang sangat besar dalam penyerapan materi ajar oleh siswa

yang disampaikan oleh guru yang mempengaruhi prestasi belajar siswa itu menjadi

lebih baik.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam hal ini tempat penelitian ini adalah MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee,

Aceh Besar secara ofline atau tatap muka langsung. Pada tahap penelitian ini peneliti

melakukanproses pembelajaran dengan sekali sekali pertemuan atau 2 jam pelajaran

untuk masing-masing kelas, baik itu kelas XC sebagai kelas eksperimen dan XD

sebagai kelas kontrol. dengan materi yang sama yaitu “Teori kedatangan islam

kenusantara”. Setelah pembelajaran selesai masing-masing siswa diberikan tes baik

di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tujuan diberikannya tes adalah untuk

mengetahui nilai dari hasil pembelajaran baik kelas yang menggunakan Model

pembelajaran Problem Based Learning berbantukan media infografis maupun kelas

yang menggunakan metode konvensional.

Dari hasil tes yang diberikan oleh guru maka diperoleh nilai dari yang terendah

adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 90, sementara Kriteria Ketuntasan Minimal yang

telah ditetapkan pada mata pelajaran sejarah adalah 70 pada kelas eksperimen dan

berdasarkan data tersebut terdapat 4 siswa tidak tuntas atau tidak mencapai KKM,

sedangkan untuk 24 siswa lainnya dalam kategori tuntas, dan nilai rata-rata pada

kelas eksperimen adalah 78,5. Hal ini menunjukkan bahwa secara klasikal siswa di
46

kelas eksperimen sudah tuntas dalam pembelajaran, namun secara individual terdapat

4 orang siswa dalam kategori tidak tuntas.

Sementara hasil dari nilai tes yang diperoleh siswa pada kelas kontrol untuk

nilai terendah adalah 50 sedangkan nilai tertingginya adalah 85 sementara Kriteria

Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah pada mata pelajaran sekolah adalah 70

Berdasarkan pemaparan data penelitian pada kelas kontrol tersebut terdapat 10 orang

yang dinyatakan tidak tuntas, sedangkan. sedangkan 9 orang kategori tuntas, adapun

nilai rata-rata pada kelas kontrol adalah 67,0. Hal ini menunjukkan bahwa secara

individual masih banyak peserta didik di kelas kontrol dalam kategori tidak tuntas

atau tidak mencapai Nilai Kriteria Minimum (KKM).

Dari hasil pengujian berdasarkan uji normalitas yang dilakukan sebaran data

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Berdasarkan

perhitungan nilai hasil test pada kelas eksperimen maka diperoleh diperoleh nilai

X 2hitung<X 2tabel atau 8.12 ≤ 11.1 sesuai kriteria pengujian maka Ho diterima. Artinya,

sebaran data pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan pada kelas

kontrol hasil penghitungan menunjukan nilai X 2hitung= 8.91 dan X 2tabel pada taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dengan nilai dk = 5 adalah 11,1. Berdasarkan perhitungan

nilai diatas diperoleh nilai X 2hitung<X 2tabel atau 8.91 ≤ 11.1 sesuai kriteria pengujian

maka Ho diterima. Artinya, sebaran data pada kelas kontrol berdistribusi normal.

Sedangkan pada tahap uji homogenitas varians hasil perhitungan

menunjukkan nilai Fhitung = 1.10 dan nilai Ftabel = 2.08 pada taraf signifikan 5% (α

= 0,05) dengan dk1= 24-1 = 23 dan dk2 = 19-1 = 18. Dengan demikian, Fhitung ≤
46

Ftabel atau 1.10 ≤ 2.08 dan sesuai kriteria pengujian dapat disimpulkan HO diterima,

sehingga data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen atau data

tersebut berasal dari populasi yang sama.

Kemudia setelah selesai tahap uji homogenitas varians dilanjutkan pada tahap

uji T, pada tahap ini Berdasarkan hasil perhitungan dari kedua kelas yakni kelas

eksperimen dan kelas kontrol, di peroleh nilai thitung = 4.18 dan ttabel = 2,01, artinya

nilai thitung > ttabel atau 4.18 > 2,01. Dengan demikian sesuai kriteria pengujian maka

Ha diterima. Artinya terdapat terdapat pengaruh yang signifikan dengan menggunaan

model problem based learning berbantukan media infografis terhadap prestasi

belajar sejarah siswa kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee Aceh Besar,

dan pada penelitian ini prestasi belajar siswa yang diajarkan menggunakan model

Problem Based Learning berbantukan media infografis memberikan dampak yang

sangat besar dalam penyerapan materi ajar oleh siswa yang disampaikan oleh guru

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa itu menjadi lebih baik.

Hasil penelitian ini telah serupa dengan judul penelitian Ginanjar dan Cholik

yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan

Minat dan Prestasi Belajar Siswa di Kelas XI SMK Negeri 3 Surabaya”. Dari

penelitian ini, Berdasarkan hasil perhitungan prosentase respon siswa, didapatkan

secara keseluruhan prosentase ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran

berdasarkan masalah, didapat sebesar 82,39%. Dibandingkan dengan kriteria

prosentase respon, hasil sebesar 82,39% dapat dikategorikan sangat baik.

Peningkatan nilai rata-rata tersebut menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam
46

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan

prestasi belajar.

Hasil penelitian diatas diperkuat dengan Penelitian yang judul “pengaruh

model pembelajaran Problem Based Learning dan gaya belajar terhadap hasil belajar

mata kuliah hidrologi”. Penelitian ini dilakukan oleh Agustina. Berdasarkan hasil

analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan STKIP Hamzanwadi Selong,

maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah: Hasil belajar hidrologi menggunakan

model pembelajaran PBL memilikirata-rata hasil belajar yang baik dibandingkan

dengan hasil belajar menggunakan pembelajaran diskusi. Dengan demikian model

pembelajaran pembelajaran PBL berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar

hidrologi.

Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa pembelajaran geografi pada

materi permasalahan air dengan menggunakan model pembelajaran PBL

berpengaruh terhadap hasil belajar. Pengaruh PBL terhadap hasil belajar dapat dilihat

dengan membandingkan rata-rata skor pre test dan post test pada kelas eksperimen

dan kontrol. Adapun skor post test kelas eksperimen 79.88 sedangkan pada kelas

kontrol yaitu 69,88, padahal pada pre test kedua kelas tersebut memiliki rata-rata

kemampuan yang tidak jauh berbeda.

Kemudian penelitian ini diperkuat lagi dengan penelitian janah dkk dengan

judul “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar dan

Keterampilan Proses Sains”. Hasilnya siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jepara Selatan

memberi reaksi baik terhadap model Problem Based Learning. Penerapan model
46

Problem Based Learning memberikan kontribusi sebesar 35,00% terhadap hasil

belajar dan 19,36% terhadap keterampilan proses sains. Pencapaian hasil belajar

aspek sikap dan keterampilan kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas

kontrol. Hubungan antara keterampilan proses sains dengan hasil belajar pada

pembelajaran menggunakan model problem based learning diperoleh sebesar

31,82%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model problem

based learning berpengaruh terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains

siswa.

Atas dasar pejelasan beberapa penelitian diatas yang menjadi landasan

penguat penelitian ini yakni pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem

Based Learning berbantukan media infografis terhadap prestasi belajar sejarah siswa

X IPA MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee Aceh Besar memiliki pengaruh besar pada

prestasi belajar siswa yang diterapkan pada kelas eksperimen dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelas control, dan hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa

yang diajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantukan

media infografis dan metode konvensional, dan penelitian ini membuktikan bahwa

prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Problem Based

Learning berbantukan media infografis lebih baik daripada yang diajarkan dengan

metode konvensional.
46

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdsarkan hasil penelitian yang dilaksakan di MAS Insan Qur’ani, Aceh Besar

mengenai pengaruh penggunaan Model Problem Based Learning berbantukan media

infografis terhadap prestasi belajar sejarah siswa pada kelas X IPA dimana penelitian

ini dibagi kedalam 2 kelas yakni kelas XC sebagai kelas kontrol dan kelas XD

sebagai kelas eksperimen.

Pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 78,5 sedangkan pada kelas

kontrol diperoleh nilai rata-rata 67,0. Berdasarkan hasil perhitungan data di atas, di

peroleh nilai thitung = 4.18 dan ttabel = 2,01, artinya nilai thitung > ttabel atau 4.18 > 2,01.

Dengan demikian sesuai kriteria pengujian maka Ha diterima. Artinya terdapat

terdapat pengaruh yang signifikan dengan menggunaan model problem based

learning berbantukan media infografis terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X

IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar, dan pada penelitian ini

prestasi belajar siswa yang diajarkan menggunakan model problem based learning

berbantukan media infografis memberikan dampak yang sangat besar dalam

penyerapan materi ajar oleh siswa yang disampaikan oleh guru yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa itu menjadi lebih baik.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, penulis ingin memberi

beberapa saran, yaitu:


46

1. Diharapkan kepada siswa untuk dapat berperan aktif dan lebih giat dalam

mengikuti kegiatan proses belajar hal ini yang nantinya akan diharapkan untuk

mempermudah penyerapan meteri ajar dan cara belajar yang lebih inovatif lagi.

2. Kepada dewan guru besar harapan diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan

pengalaman terbaru dan kedepannya tetap mencoba menggunakan Model

problem based learning berbantukan media infografis sebagai model yang

inovatif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mata pelajaran

sejarah.

3. Dan kepada peneliti, besar harapan untuk bahan percobaan kembali dalam

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantukan media

infografis agar teori ini benar-benar dapat teruji manfaat dan keefektifannya dan

dapat untuk mengkombinasikan dengan model ataupun dengan media

pembelajaran lainyang lebih inovatif.


46

DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Arsyad. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kamdi, W. dkk. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Kamisa dan Aman. 2016. Penerapan Model Problem Based Learning Dalam
Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar
Siswa Kelas XI IPS 1 SMAN 1 Butar Sulawesi Tengah. Jurnal Pendidikan
Sejarah. Vol. 11, No. 2: 1-19
Kominfo. 2018. Kiat Bikin Infografis Keren dan Berkualitas. Jakarta:
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Muhson. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Yogyakarta: UNY
Munadi, Yudi. 2013. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Nur, Syamsiara, dkk. 2016. Efektivitas Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas
Sulawesi Barat. Jurnal Saintifik. Vol.2 No.2. 113-139
Nurseto, T. 2011. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 8 No. 1: 19-35
Umami, dkk. Pengaruh Media Infografis Dan Poster Pada Pembelajaran
Joyful Learning Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari
Kemampuan Logika Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Kelas XI
IPA Semester Gasal SMA Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran
2015/2016. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol. 5, No. 3: 9-17
Rosidah, Cholifah Tur. 2018. Penerapan Model Problem Based Learning
Untuk Menumbuhkan Higher Order Thinking Skill Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Inventa Vol 11, No 1: 63-70
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Bandung : CV. Alfabeta.
Aris shoimin. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yokyakarta: AR-ruz media.
Siswono, Tatag Y E. 2005. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
46

Siswa Melalui Pengajuan Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika dan


Sains 10(1): 1–9.
Sudarman. 2007. Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran untuk
Mengembangkan Kemampuan Memecahkan Masalah, Jurnal Pendidikan
Inovatif. Vol. 2, No. 2.
Supriadie, D, dan Darmawan, D. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Syafi’I, Ahmad, dkk. 2018. Studi Tentang Prestasi Belajar Siswa Dalam
Berbagai Aspek dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jurnal Komunikasi
Pendidikan. Vol.2, No.2: 1-9.
Tohirin. 2011. Bimbingan Dan Konseling. Jakarta. Rajagrafindo Persada.
Trianto.2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi Dan
Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Uno, Hamzah B, 2010. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar
Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta. Bumi Aksara.
46

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Kelas Eksperimen

Sekolah : MA Swasta Insan Qur’ani


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Guru/ Surel : Heriandy, S.Pd
Kelas/ Program : X (Sepuluh) IPA
Waktu : 90 Menit
Materi Pokok : Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di
Indonesia

Tujuan Belajar 3.7.1. Melalui media infografis berbentuk videografi, peserta

didik dapat mendeskripsikan awal mula agama dan

kebudayaan Islam.

3.7.2. Melalui membaca literatur, peserta didik dapat

membedakan teori-teori masuknya agama dan

kebudayaan Islam di Indonesia.

3.7.3. peserta didik dapat membandingkan kelebihan dan

kelemahan teori-teori masuknya agama dan kebudayaan

Islam di Indonesia.

3.7.4. peserta didik dapat menyimpulkan teori masuknya agama

dan kebudayaan Islam di Indonesia yang paling sesuai

dengan kaidah ilmu sejarah.


Materi Belajar Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
KEGIATAN PEMBELAJARAN
46

Model: 1. Kegiatan Pendahuluan.


Pembelajaran
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, berdoa,
Problem Based
absensi.
Learning
Bahan: b. Guru melakukan apersepsi dan motivasi
-Laftop
-Proyektor c. Guru menyampaikan informasi mengenai topik yang akan
-video
-lembar dipelajari tentang teori masuknya agama dan kebudayaan
pengamatan
individu dan Islam di Indonesia.
kelompok
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

e. Guru menyampaikan model pembelajaran dan teknik

penilaian yang akan digunakan saat membahas materi teori

masuknya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia.

2. Kegiatan Inti.

g. Pertama-tama siswa disajikan suatu masalah dalam bentuk

media infografis video tentang teori masuknya agama dan

kebudayaan Islam di Indonesia.

h. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil yang

dibagi kedalam 4 kelompok beranggotakan 4-5 orang siswa.

kemudian siswa mendiskusikan sub-sub judul materi tentang

teori kedatangan islam ke Indonesia yang dibagikan guru

kepada setiap kelompok dengan menggunakan turorial PBL

(Problem Based Learning) Mereka mengklarifikasi fakta-

fakta suatu kasus kemudian mendefinisikan sebuah masalah

tentang teori masuknya agama dan kebudayaan Islam di


46

Indonesia.

Mereka membrainstorming gagasan-gagasannya dengan

berpijak pada pengetahuan sebelumnya. Kemudian, mereka

mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk

menyelesaikan masalah serta apa yang mereka tidak ketahui.

Mereka menelaah masalah tersebut. Mereka juga mendesain

suatu rencana tindakan untuk menggarap masalah.

i. Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan

masalah di luar bimbingan guru. Hal ini bisa mencakup:

perpustakaan, database, website, masyarakat, dan observasi.

j. Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu saling sharing

informasi, melalui peer teaching atau cooperative learning

atas masalah teori masuknya agama dan kebudayaan Islam di

Indonesia.

k. Siswa menyajikan solusi atas masalah yang diberikan guru

terkait materi teori kedatangan Islam ke Indonesia.

l. Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses

pengerjaan. Semua yang berpartisipasi dalam proses tersebut

terlibat dalam review pribadi, review berpasangan, dan

review berdasarkan bimbingan guru, sekaligus melakukan

refleksi atas kontribusinya terhadap proses jalannya diskusi

berkaitan dengan teori masuknya agama dan kebudayaan

Islam di Indonesia.

3. Penutup.
46

Mengetahui, Aceh Besar, 4 Februari


2021
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Penelitian,

Heriandi, S.Pd Saipullah


NIP. - NIM. 1606101020036

Mengetahui,
Kepala MA S w a s t a I n s a n Q u r ’ a n i

Irhami Razali, S,Pd.I., M.TESOL


NIP.-
46

Lampiran 1

PENILAIAN PENGETAHUAN DAN


KETERAMPILAN
1. Penilaian Tertulis (Pilihan Ganda)
Contoh instrumen penilaian tertulis dapat dilihat pada instrumen penilaian
ulangan harian sebagai berikut:
1) Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut
Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul ”Menemukan
Sejarah”, terdapat 3 teori, yaitu...
a. teori Mekkah, Persia, dan Gujarat
b. teori Persia, Gujarat, dan Cina
c. teori Gujarat, Cina, dan Maritim
d. teori Cina, Maritim, dan Mekkah
e. teori Maritim, Mekkah, dan Gujarat
2) Berdasarkan catatan yang berasal dari Dinasti Tang di Cina menuliskan
bahwa Islam masuk Indonesia sekitar tahun 674 Masehi di Kota...
a. Malaka
b. Barus
c. Demak
d. Samudra Pasai
e. Gresik
3) Ahli yang mendukung teori bahwa Islam yang ada di Indonesia berasal
dari Persia adalah …
a. Buya Hamka
b. Anthony H. Johns
c. Snouck Hurgronje
d. Hoesein Djajadiningrat
e. Azumardi Azra
4) Siapakah nama orientalis yang mempopulerkan teori masuknya Islam ke
Indonesia melalui Gujarat...
a. Snouk Hurgronje
b. TW. Arnold
c. Buya Hamka
d. Van Leur
e. Majundar
5) Anthony H. Johns mengatakan bahwa proses Islamisasi dilakukan oleh
para musafir dari Mekkah yang datang ke Kepulauan Indonesia. Teori
serupa juga diungkapkan oleh...
a. Snouck Hurgronye yang didasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh
b. Buya Hamka ( Haji Abdul Malik Karim Amrullah) yang mengatakan
bahwa Islam masuk berasal dari Arab sejak abad ke-7
c. J.P Moquetta yang didasarkan batu nisan di Pasai dan di Gresik
d. Hoesein Djajaningrat yang didasarkan pada tradisi tabot
e. Van Leur yang didasarkan adanya jaringan perdagangan
6) Bukti sejarah bahwa Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13 Masehi
adalah

a. Batu nisan Sultan Malikul al-Saleh Dari Samudra Pasai
46

b. Catatan Hsin-tangshu dari Dinasti Tang di Cina


c. Tradisi Tabot di Pariaman Sumatera Barat
d. Masjid Menara Kudus di Jawa Tengah
e. Nisan Fatimah binti Maimun di Leran Gresik
7) Bukti tertulis mengenai perkembangan Islam di Indonesia dapat dilihat
dari batu nisan Fatimah Binti Maimun di Leran, Gresik yang berangka
tahun …
a. 1080 M
b. 1081 M
c. 1082 M
d. 1083 M
e. 1084 M
8) Bukti yang menguatkan teori masuknya Islam ke Kepulauan Indonesia
yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari
Gujarat sekitar abad ke 13 M atau abad ke- 7 H adalah...
a. Batu nisan di Pasai Aceh dan makam Maulana Malik Ibrahim di
Gresik, Jawa Timur memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan
yang terdapat di Kambay, Gujarat
b. Adanya tradisi merayakan 10 Muharram
c. Didasarkan pada kesamaan budaya di Gujarat dengan di Nusantara
d. Adanya tradisi Tabot di Sumatra barat
e. Batu nisan di kompleks pemakaman Tralaya, Trowulan Mojokerto
9) Seorang penjelajah dari negeri Maroko yang pernah datang ke Samudra
Pasai sekitar tahun 1345 dan 1346 Masehi bernama …
a. Marcopolo
b. Laksamana Cheng-Ho
c. Ibnu Batutah
d. Ibnu Sina
e. Ma Huan
10) Berdasarkan buku Suma Oriental yang ditulis disekitar awal abad ke-16,
daerah- daerah pesisir di Sumatera Utara dan timur Selat Malaka, dari
Aceh sampai Palembang sudah terdapat banyak kelompok masyarakat dan
kerajaan-kerajaan Islam. Buku ini ditulis oleh…
a. Ibnu Batutah
b. Marcopolo
c. Snouck Hurgronje
d. Tom Pires
e. Ibnu Khaldun
11) Informasi yang menyebutkan bahwa pada abad-15 M telah ada saudagar-
saudagar Islam yang tinggal di pantai utara Jawa, disampaikan oleh…
a. Tom Pires
b. Ibnu Batutah
c. Ma Huan
d. I Tsing
e. Snouck Hurgronje
12) Selain sebagai pedagang, ulama penyebar Islam yang menjadi saudagar
juga bertindak sebagai...
a. Pembeli
b. Raja
46

c. Tentara
d. Penasehat raja
e. Perantara
13) Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
peranan para pedagang yang berasal dari negara berikut ini, kecuali…
a. Arab
b. Yunani
c. Persia
d. Gujarat
e. Cina
14) Pada mulanya agama Islam berkembang di daerah…
a. pusat pemerintahan
b. pusat pemukiman
c. pusat hiburan
d. pusat perdagangan
e. Pusat pedalaman
15) Perkembangan Islam di Jawa tidak terlepas dari peran Wali Sanga. Nama-
nama berikut ini yang terkenal adalah…
a. Maulana Malik Ibrahim
b. Raden Wijaya
c. Raden Fatah
d. Malik al Shaleh
e. Trunajaya
16) Masuk dan berkembangnya Islam di Makasar adalah atas jasa…
a. Sultan Alaudin
b. Datuk Ribandang
c. Mohammad Said
d. Sultan Malikus Saleh
e. Sultan Agung
17) Islamisasi di papua, khususnya di fakfak dikembangkan oleh pedagang-
pedagang dari...
a. Bugis
b. Makassar
c. Bacan
d. Merauke
e. Manado
18) Pesantren milik seorang wali yang sangat terkenal di Maluku terutama di
daerah Hitu adalah...
a. Pesantren Sunan Giri
b. Pesantren Sunan Bonang
c. Pesantren Ampeldenta
d. Pesantren Sunan Kalijaga
e. Pesantren Tebuireng
19) Oleh karena perannya sebagai daerah penyebaran dan pengembangan
agama Islam ke berbagai pelosok Nusantara, daerah itu diberi gelar
Serambi Mekah, daerah itu adalah…
a. Maluku
b. Perlak
c. Samudera Pasai
46

d. Aceh
e. Barus
20) Berikut ini yang tidak termasuk faktor pendukung tersebarnya Islam di
Nusantara adalah...
a. Disampaikan dengan cara peperangan
b. Islam adalah agama yang tidak mengenal kasta
c. Para Da’i dan Mubaligh menunjukan sikap teladan
d. Para raja yang telah masuk Islam ikut aktif dalam menyebarkan Islam
e. Disampaikan dengan cara damai dan pendekatan budaya
Dokumentasi Penelitian Kelas Eksperimen

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan inti

Kegiatan penutup
Dokumentasi Kegaiatan kelas Kontrol

Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan inti
Kegiatan penutup
10. Daftar Tabel/Angka Tabel
LEMBAR KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Saipullah
NIM 1606101020036

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh penggunaan model


Problem Based Learning berbantukan media infografis terhadap prestasi
belajar sejarah siswa X IPA MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh
Besar” ini benar karya saya sendiri, bukan jiplakan atau plagiat karya
orang lain. Jika suatu ketika terbukti bahwa skripsi ini jiplakan atau
plagiat, saya bersedia menanggung segala resikonya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran tanpa


paksaan dari siapa pun.

Banda Aceh, 15 Maret 2021


Yang Membuat Pernyataan,

Saipullah
Daftar Riwayat Hidup

Saipullah lahir pada tangga 20 Juni 1997 dari

pasangan bapak Azeharuddin yang berprofesi sebagai

petani dan ibu Fatimah sebagai ibu rumah tangga yang

bertempat di Desa Hakim Wih Ilang, Kecamatan

Bandar, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.

Pendidikan yang ditempuh yakni lulus dari Sekolah

Dasar di SD N Hakim Wih Ilang pada tahun 2009,

dan kemudian melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama di SMP N 3

Bandar pada tahun 2009 sampai 2012, kemudian setelah selesai melanjutkan ke

jenjang sekolah menengah atas di SMA N 1 Bandar pada tahun 2012 sampai 2015

kemudia pada tahun 2016 melanjutkan masuk ke Universitas Syiah Kuala dan

mengambil Jurusan Pendidikan Sejarah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai