Kelas X IPA di MAS Insan Qur'ani, Aneuk Batee, Aceh Besar” telah
SAW yang telah membawa umatnya dari alam jahiliyah sampai kepada alam
islamiah, dari alam kebodohan sampai kepada alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
Kuala (USK), Banda Aceh. Penulis menyadari dalam hal ini sepenuhnya
bantuan dari berbagai pihak yang telah berperan dalam menyukseskan dan
memotivasi penelitian ini dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu, dengan
i
pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran memberikan
skripsi ini.
6. Kepala MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee, Aceh Besar Bapak Irhami
Razali, S,Pd.I., M.TESOL dan juga turut membantu guru mata pelajaran
arahan semangat dan motivasi yang tak terhingga kepada penulis dalam
7. Orang tua saya yang tercinta Ayah (Azeharuddin) dan Ibu (Fatimah)
segenap cinta dan kasih sayang yang penuh ketulusan dan adik-adik saya
yang sangat saya cintai Raihan dan Siva Ramadaini yang setiap saat
ii
ustadz guru-guru ku yang telah membimbing pola pikirku dengan Islam
yang dengan itu aku terbentuk sebagai peribadi yang memegang teguh
Fazan, Afdalul Zikri, dkk lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu
kawan saya dari jurusan pendidikan sejarah yang tidak kalah juga dalam
9. Terkhusus kepada Indah Rayya dan Nadia Rezkita Febri yang paling
banyak menyumbang ide dan gagasan dalam proses penulisan ini penulis
10. Kepada seluruh keluarga besar baik dari pihak ayah dan ibu penulis
syurganya Allah.
manfaat bagi pembaca dan siapa saja yang kiranya membutuhkan skripsi ini,
iii
semoga Allah SWT selalu melimbahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita
semua atas langkah kita dalam menuntut ilmu ini dan semoga kita kelak
Penulis
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
PRAKATA....................................................................................................................................i
ABSTRAK....................................................................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL....................................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
vi
2.6 Media Pembelajaran Infografis...........................................................................27
2.6.1 Jenis-Jenis Media Infografis................................................................................................29
2.7 Hasil Penelitian Yang Relevan...........................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................35
3.1 Pendekatan Dan Jenis Penelitian........................................................................35
3.3.1 Populasi..............................................................................................................................37
3.3.2 Sampel...............................................................................................................................38
3.4.1 Studi Kepustakaan..............................................................................................................38
3.4.2 Observasi...........................................................................................................................39
3.4.3 Tes.....................................................................................................................................39
3.4.4 Dokumentasi......................................................................................................................40
3.5 Teknik Analisis Data..........................................................................................40
3.5.1 Uji Normalitas.....................................................................................................................41
3.5.2 Uji Homogenitas.................................................................................................................41
3.5.3 Analisis Nilai T-hitung ( Uji-t )..........................................................................................42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................................43
4.1 Hasil Penelitian...................................................................................................43
4.1.1 Gambaran Umum MAS Insan Qur’ani, Anueuk Batee, Aceh Besar...................................43
4.2 Gambaran Hasil Penelitian..................................................................................46
4.2.1 Gambaran Hasil Penelitian Kelas Eksperimen....................................................................46
4.2.2 Gambaran Hasil Penelitian Kelas Kontrol...........................................................................50
4.3 Uji Normalitas.....................................................................................................54
4.4 Uji Homogenitas Varians....................................................................................58
4.5 Pengujian Hipotesis dengan Analisis T-Hitung..................................................59
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian..............................................................................61
BAB V PENUTUP.....................................................................................................................66
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................66
5.2 Saran...................................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................68
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
ix
46
BAB I
PENDAHULUAN
untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2011: 79).
Hal ini telah sejalan seperti yang telah diamanatkan dalam UU No. 20 tahun 2003
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara”
arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu
lewat model pembelajaran yang dapat dipadukan dengan media yang dipilih.
merupakan salah satu inovasi dalam proses pembelajaran yang sangat diperlukan,
sekedar alat bantu mengajar, tetapi lebih merupakan bagian yang tidak
27) bahwa model pembelajaran adalah suatu pola rancangan yang digunakan
sebagai pedoman proses belajar mengajar di kelas. Kemudian Hamalik (2008: 49)
tugas guru sebagai penyaji materi, media juga memiliki potensi-potensi yang unik
Selain itu, model maupun media dapat menjadikan siswa lebih memiliki
kompetensi dan memiliki pengalaman belajar yang berbeda. Hal tersebut tentu
dapat meransang siswa untuk aktif dalam belajar jika itu terlaksana maka dapat
pelajaran seperti pada mata pelajaran sejarah. Mengingat mata pelajaran sejarah
sering dianggap mata pelajaran yang membosankan, karena bagi peserta didik
mata pelajaran sejarah cenderung hanya menghafal. Ditambah lagi dengan guru
yang kurang kreatif dalam mengajar menjadikan suasana belajar siswa terasa
adalah alat bantu proses belajar mengajar yang sangat relevan pada setiap materi
kurikulum, sarana dan prasarana, tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada guru
dalam menerapkannya, Oleh karena itu pentingnya seorang guru yang telah
disepakati oleh semua pihak bahwa guru merupakan tenaga professional yang
pembelajaran sebagai salah satu langkah upaya guru dalam meningkatkan daya
serap meteri pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sejarah oleh siswa.
46
siswa yang mendorong peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPA di
MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar. Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan peneliti di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar pada
tanggal 13 Februari 2020, sarana dan prasarana di MAS Insan Qur’ani, Aneuk
infografis, karena tedapat ruang kelas yang memadai serta tersedianya proyektor
di tiap kelas.
dengan media infografis merupakan salah satu usaha penulis dalam menciptakan
pelaksanaan proses belajar mengajar ada interaksi yang kuat antara guru dan para
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah terdapat pengaruh penggunaan
terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk
Sesuai dengan judul yang penulis kemukakan pada penelitian ini maka
prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee,
Aceh Besar.
Adapun manfaat penelitian ini terdiri dari dua yaitu manfaat teoretis dan
terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani,
1. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan masukan yang baik dalam meningkatkan
materi agar mengacu pada tujuan pembelajaran, dan guru lebih kreatif
Anggapan dasar adalah asumsi atau dugaan dasar yang dilakukan oleh
peneliti yang kebenarannya diterima oleh penguji yang kemudia dijadikan acuan
landasan teori dalam penelitian nantinya. Adapaun yang menjadi anggapan dasar
pada penelitian ini yaitu model pembelajaran Problem Based Learning adalah
melatih peserta didik dalam upaya peningkatan prestasi belajar sejarah siswa
kemudian dibantu dengan media pembelajaran infografis sebagai salah satu sarana
1.6 Hipotesis
sejarah kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar, Ho di
tolak jika tidak ada perbedaan prestasi belajar sejarah antara kelas kontrol dan
Kegiatan penelitian ini perlu dibatasi agar lebih terfokus, terarah, dan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas Kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani,
di lakukan:
1. Pengaruh adalah sesuatu yang diperoleh dari hasil percobaan atau ujian
kepada sese orang atau kelompok tertentu sehingga dapat memberikan hasil
dari evaluasi pada ranah kognitif yang menggunakan uji beda, apabila ada
tersebut adalah pengaruh dari penerapan model dan media pembelajaran yang
diterapkan.
3. Media Infografis merupakan visualisasi data atau ide yang digunakan dalam
mudah ditangkap dan dipahami dalam kurun waktu singkat. Prestasi belajar
ialah hasil ahir yang dicapai peserta didik setelah proses pembelajaran
berlangsung yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf serta kalimat yang
dapat menggambarkan hasil dari usaha yang dicapai oleh peserta didik
4. Prestasi belajar ialah hasil ahir yang dicapai peserta didik setelah proses
kalimat yang dapat menggambarkan hasil dari usaha yang dicapai oleh
tentang asal usul perkembangan serta peranan masyarakat pada masa lampau
Guru sangat berperan dalam keberhasilan belajar siswa, untuk itu pemilihan
guna menunjang peningkatan prestasi belajar siswa agar dapat belajar dengan
Based Learning dibantu media infografis adalah salah satu upaya untuk
siswa akan diajak melihat untuk mengkolaborasikan media infografis yang terlah
disediakan oleh guru bersangkutan dengan materi yang akan dipelajari, dengan
infografis ini diharapkan dapat menarik perhatian dan pemahaman siswa pada
mata pelajaran sejarah. Pemahaman siswa akan lebih maksimal apabila para siswa
tidak hanya mendapatkan meteri ajar dari pendengaran saja tetapi juga dari
baik.
46
media infografis terhadap prestasi belajar sejarah kelas X IPA di MAS swasta
Adapun sistematika pada penulisan penelitian ini terdiri dari 5 bab, yaitu
sebagai berikut:
b. Bab II, landasan teoritis yang berisi mengenai belajar, pembelajaran dan
penelitian tersebut.
e. Bab V, penutup yaitu bab terakhir yang berisi kesimpulan hasil pembahasan
BAB II
LANDASAN TEORI
kepandaian atau ilmu dari suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu”. Disisi lain
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan searang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
didefinisikan sebagai suatu proses dari suatu organisme yang berubah perilakunya
Devinisi lain tentang pengertian belajar seperti apa yang telah dijelaskan
Slameto (2010: 2) bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai suatu
kepandaian atau ilmu. Adapun pengertian belajar menurut Hamalik (2011: 27)
bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakti mengalami.
kelakukan. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku pada siswa melalui pengalaman yang mereka dapatkan.
(2013: 9) adalah suatu konsepsi dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar)
hasil belajar.
dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh
hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu dan belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada
tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman hal inilah yang terjadi
ketika seseorang sedang belajar, dan kondisi ini juga sering terjadi dalam
dilakukan secara berkala oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan ahir
yang dinginkannya menjadi lebih baik atau sesuai harapan dari suatu cabang ilmu
pengetahuannya.
pengetahuan siswa pada mata pelajaran tertentu maupun pelajaran secara umum
yang didapatkan melalui proses belajar mengajar, disisi lain Prestasi belajar itu
sendiri sering disebut sebagai hasil belajar. Menurut kamus besar bahasa
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberkan oleh guru.
46
Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (Tohirin, 2011: 151)
bahwa prestasi belajar adalah hasil yang didapat oleh siswa setelah proses
pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil akhir dari proses pembelajaran yang
belajar menurut wingkel yang dikutip oleh Pratiwi (2015: 8) merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang yang dengan demikian, prestasi
usaha-usaha belajar.
aspek kognitif. Menurut Syafi’i dkk (2018: 122) proses berfikir berhubungan
dengan aspek kognitif dengan pada mata pelajaran yang diperoleh melalui hasil
evaluasi dalam bentuk nilai baik harian, tugas-tugas rumah, dan bentuk ulangan-
Adapun prestasi belajar yang telah dicapai oleh seseorang merupakan hasil
interaksi sebagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor
internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (Syafi’i, 2018: 121).
Kemudian hal serupa juga dikemukan oleh Maesaroh (2013: 11) yang mengatakan
bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari pada aktivitas belajar atau hasil dari
usaha , latihan dan pengalaman yang dilakukan oleh seseorang baik itu apakah
siswa ataukah masyarakat umum, dimana prestasi tersebut tidak akan lepas dari
hasil dari usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam suatu
cabang ilmu pengetahuan maupun dari suatu kegiatan tertentu. sehingga dalam
tindakan tersebut tentu saja memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Pada dasarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai
hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang mampu
mempengaruhi prestasi belajar siswa terbagi menjadi faktor internal dan faktor
1. Faktor-Faktor Internal
a. Faktor Jasmaniah
Faktor kesehatan dan cacat tubuh meliputi Faktor Jasmaniah. Faktor kesehatan
faktor cacat adalah sesuatu yang menyebabkan kurang sempurnanya suatu bagian
tubuh. Proses belajar tidak akan berjalan dengan baik apabila kesehatan dari
46
sakit maupun cacat mental maka konsentrasi belajar mereka akan menurun.
b. Faktor Psikologis
a. Inteligensi
Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang
tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang
rendah.
b. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun tertuju kepada
belajar yang baik, maka siswa haruslah fokus terhadap materi pelajaran. Jadi,
dalam hal ini perhatian ialah besar pengaruhnya dalam upaya siswa
c. Minat
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, mereka tidak akan belajar
46
dengan baik. maka dalam meningkatkan prestasi belajar, hendaknya guru dapat
d. Bakat
seseorang yang terus berkembang apabila terus dilatih dengan baik. jika siswa
memiliki bakat pada hal tertentu maka akan mudah baginya untuk
e. Motif
Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai terkhusus dalam
harus mempunyai motif sebagai alat penggerak agar dapat terlaksananya suatu
aktivitas.
f. Kematangan
yang terkategori baik, maka salah satunya siswa harus memiliki kematangan
g. Kesiapan
Kesiapan yaitu timbul dari dalam diri seseorang dan erat hubungannya
2. Faktor-Faktor Eksternal
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dibagi menjadi tiga faktor,
b. Faktor Keluarga
mempengaruhi
prestasi belajar siswa hal ini bisa dibuktikan dari bagaimana cara atau
strategi orang tua dalam mengarahkan dan mendidik siswa itu sendiri,
c. Faktor Sekolah
akhir siswa dari proses pembelajaran yang dilakukan siswa tersebut. Yang dalam
kegiatannya prestasi belajar siswa sendiri ditentukan oleh beberapa faktor baik
dalam dalam diri siswa tersebut maupun dari luar yang mana faktor-faktor itulah
mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa
kini.
Selain itu menurut Sapriya (2009: 26) Pembelajaran sejarah adalah sebuah
proses belajar yang menerangkan tantang manusia dimasa lampau yang berkaitan
Kemudian hal yang sama juga dikatakan oleh Isjoni (2007:13) bahwa
dengan tujuan belajar sejarah, melalui pembelajaran sejarah dapat juga dilakukan
cara untuk membentuk sikap social. Adapun sikap social tersebut antara lain:
46
proses belajar mengajar yang didesain dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
belajar mengajar dalam ruang lingkup pendidikan suatu bangsa terutama dalam
menjadi pengetahuan baru (Karwati, dkk 2018: 107). Sedangkan pendapat lain
disampaikan oleh Ngalimun (2012: 27) bahwa model pembelajaran adalah suatu
kelas. Artinya model pembelajaran adalah suatu rancangan yang digunakan guru
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
46
strategi atau prosedur tertentu menurut (Budiyanto, 2016: 10). Keempat ciri
1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
penyajian materi pembelajaran yang meliputi segala aspek yaitu sebelum dan
sesudah pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar atau guru dengan meliputi
masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran hai ini karena dalam model
yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan akan
(2014: 130) Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah
adalah suatu desain model pembelajaran yang memiliki ciri-ciri adanya suatu
46
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis
Learning (PBL) sebagai hasil pencapaian akhir dari kegiatan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia kerja sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk
belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau
materi pelajaran.
Prolem Based Learning adalah suatu desain model pembelajaran yang dibentuk
dan dirancang sedemikian rupa untuk melatih peserta didik dalam upaya
memecahkan suatu permasalahan dalam suatu materi ajar yang diberikan oleh
guru.
masalah serta apa yang mereka tidak ketahui. Mereka menelaah masalah
masalah.
4. Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu saling sharing informasi, melalui Peer
6. Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan selama
ini. Semua yang berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat dalam review
karena itu dalam hal ini Herianto dalam Nur dkk (2016: 135) mengemukakan
model PBL pada siswa sekolah dasar. Dengan menerapkan model PBL siswa
Learning seperti yang dijelaskan oleh Hamdani (2011: 219) yaitu sebagai berikut:
2. Siswa dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain; dan
46
pemahaman pada diri siswa akan materi pembelajaran yang diajarkan, Hal ini
jika disimpulkan Problem Based Learning merupakan Salah satu bentuk peralihan
pada pembelajaran siswa dan bukan pada pengajaran guru dimana dalam model
dari kata “medium” bentuk jamak bahasa Latin yang secara harafiah berarti
perantara atau pengantar. Secara umum maknanya adalah segala sesuatu yang
media pembelajaran. Pada hakikatnya pengertian atau makna dasar dari media itu
sama.
46
tujuan instruksional tertentu. Dalam hal ini media merupakan transfer inpormasi
psikologis kepada siswa. Kemudian hal serupa disampaikan oleh Arsyad (2010:4)
bahwa media pembelajaran adalah apabila sesuatu yang dapat membawa pesan-
Dengan adanya media yang berupa alat bantu yang digunakan oleh guru
dengan kata lain, media pembelajaran dipandang sebagai alat yang dapat
penerima pesan yang pada dasarnya, Jika ditinjau lebih teliti lagi media
ajar di sekolah. Media pembelajaran yang dibuat itu tentu saja harus menarik agar
maksud yang akan disampaikan oleh penyampai pesan dapat tersampaikan dengan
salah satu media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses penelitian ini,
yang dalam penerapannya akan akan membantu mempercepat daya tangkap dan
minat belajar serta menghibur siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar
siswa khususnya pada bidang mata pelajaran sejarah khususnya di MAS Insan
dan graphics, kemudian disisi lain Kominfo (2018: 2-8) juga menjelaskan ada
komponen pembelajaran:
2. Media, yaitu mengandung struktur visual yang baik, keterbacaan, lugas, dan
mudah disebarkan.
sebagai sarana penyalur informasi dalam menyajikan materi ajar kepada siswa,
terlebih lagi dengan adanya model pembelajaran Problem Based Learning yang
sebagai pendamping.
Hal ini menyebabkan media pembelajaran ini dapat semakin menarik dan
yang baik, dan melatih kemampuan berfikir siswa dalam memecahkan masalah
dalam suatu materi ajar yang diberikan oleh guru yang dikemas dengan media
yang menyenangkan.
pada penelitian yang dilakukan oleh (Umami dkk, 2016: 7-19) yang menjelaskan
Ada beberapa pendapat yang telah dikemukakan ahli mengenai manfaat dari
media pembelajaran infografis. Menurut Yati (2019: 25) setiap media memiliki
2. Meningkatkan daya fokus dan perhatian siswa dengan cara yang efisien
3. Infografis dapat menjadi alat super efektif dalam kampanye pemasaran digital
dan infografis tersebut juga bisa digunakan begitu mudah oleh lembaga-
infografis inilah yang diharapkan mampu untuk menarik perhatian siswa dan
pemahaman siswa terhadap materi sejarah yang diajarkan di MAS Insan Qur’ani,
(2016: 41) infografis dapat dikategorikan kedalam empat kelas utama yaitu:
bentuk visual statis, tanpa konsep audio atau konsep animasi yang bisa
bergerak.
46
b. Infografis animasi Infografis jenis ini dapat digunakan pada media audio
b. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil yang dibagi kedalam 4
sub judul materi diskusi yang dibagikan guru kepada setiap kelompok dengan
mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah serta apa yang mereka tidak
46
d. Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu saling sharing informasi, melalui peer
teaching atau cooperative learning sesuai materi diskusi yang diberikan oleh
guru.
e. Siswa menyajikan solusi atas masalah atau materi diskusi yang diberikan guru.
f. Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan. Semua
yang berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat dalam review pribadi, review
Pelajaran Sejarah Kelas X IPA Di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh
Besar” belum pernah dilakukan. Tetapi ada beberapa penelitian yang relevan
yang dapat dijadikan sebagai acuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar
Siswa di Kelas XI SMK Negeri 3 Surabaya”. Dari penelitian ini diketahui yang
46
respon siswa, lembar pengamatan aktivitas dan lembar hasil belajar siswa.
Learning dan gaya belajar terhadap hasil Belajar Mata Kuliah Hidrologi”.
Penelitian ini dilakukan oleh Agustina. Penelitian ini dirancang dengan penelitian
eksperimen kuasi dengan model Untreated Control Group Design with Pretest
and Postest (Cook dan Campbell, dalam Purwanto 2003). Ciri utama penelitian
2012).
berpengaruh terhadap hasil belajar. Pengaruh PBL terhadap hasil belajar dapat
dilihat dengan membandingkan rata-rata skor pre test dan post test pada kelas
eksperimen dan kontrol. Adapun skor post test kelas eksperimen 79.88 sedangkan
pada kelas kontrol yaitu 69,88, padahal pada pre test kedua kelas tersebut
Penelitian lainnya yang relevan yaitu hasil penelitian Mely Cholifatul Janah,
Antonius Tri Widodo, Kasmui Kasmui dengan judul “Pengaruh Model Problem
Hasilnya siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jepara Selatan memberi reaksi baik
sebesar 35,00% terhadap hasil belajar dan 19,36% terhadap keterampilan proses
sains.
Pencapaian hasil belajar aspek sikap dan keterampilan kelas eksperimen lebih
Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs
Adapun desain penelitian menggunakan Rancangan Prates dan Pasca tes yang
tidak Ekuivalen (the non equivalen, Pretest-Postest Design) yaitu penelitian yang
sama keadaan/ kondisinya, dalam hal ini keadaan untuk tingkat kecerdasan yang
hampir sama. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data hasil penelitian,
Setelah diberikan perlakuan diperoleh rata-rata hasil belajar pada tes akhir sebesar
menggunakan simulasi siswa lebih aktif dan lebih terarah dalam memecahkan
masalah selain itu adanya simulasi juga lebih memudahkan siswa dalam
Problem Based Learning menggunakan simulasi pada kelas VII MTs Bou.
Learning dan media infografis telah ada dilakukan di beberapa sekolah namun
belum ada yang memadukan model dengan media tersebut sehingga peneliti ingin
BAB III
METODE PENELITIAN
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman
akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel,
grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain. Menurut Sugiyono (2017: 7) pendekatan
kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan peneliti yang datanya berupa angka-
yang betul-betul) yang mana dalam jenis eksperimen ini peneliti dapat mengontrol
tinggi.
Ciri utama dari True Exsperimental adalah bahwa sampel yang digunakan
(acak) dari populasi tertentu. Dalam tipe true eksperimental ini juga memiliki
Control Group Design, The Solomon Four-Group Design (Sugiono, 2018: 116)
46
dimana dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih
secara random (R). kelompok pertama diberi perlakuan khusus (X) dan kelompok
lain lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol (Sugiyono, 2018:
116-117).
lain yang mengganggu. Adapun desain dari jenis penelitian eksperimen Posttest-
(R1) Kontrol O2
Sumber : Sugiono (2018: 116-117)
R2 : Kelompok kontrol
X : Perlakuan
Medan-Banda Aceh KM 12,5 Komplek Masjid Baitul Adhim, Desa Aneuk Batee,
tabel 3.1.
46
3.3.1 Populasi
Sementara Pengertian populasi menurut Babbie (Sukardi, 2010: 53) tidak lain
adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis
peristiwa atau benda yang tinggal bersama dala m suatu tempat dan secara
terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Dalam
penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh peserta didik kelas X
46
IPA MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar, yang terdiri dari 5 kelas
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi (Sugiono, 2018: 131).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi
(Sugiyono, 2018: 81). Dalam penelitian ini teknik sampel yang diambil dilakukan
dengan cara Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tampa memperhatikan strata yang ada pada
populasi itu (Sugiono, 2018: 134). Maka dalam penelitian ini sampel yang diambil
yaitu siswa kelas X-C sebagai kelas eksperimen dan kelas X-D sebagai kelas
kontrol.
sebagai media untuk melengkapi dan menganalisa data-data yang diperoleh dalam
46
penelitian lapangan, oleh karena itu penulis telah melakukan pencarian sumber di
Perpustakaan Wilayah Provinsi Aceh. Selain sumber bacaan berupa buku, makalah,
jurnal, buletin dan artikel, penulis juga berusaha mencari referensi lain dari internet.
3.4.2 Observasi
Salah satu teknik dalam dalam penelitian lapangan adalah dengan melakukan
observasi terlebih dahulu terhadap objek yang hendak diteliti. Tujuannya adalah
untuk melihat secara langsung sekaligus berada ditempat dan waktu keberadaan
objek dengan segala unsur-unsur pendukung objek yang hendak diteliti. Disamping
itu Akan lebih mudah bagi seorang peneliti untuk mengetahui langkah-langkah
Oleh karena itu target observasi peneliti dalam hal ini adalah melihat
mengajar, dan pencapaian prestasi belajar sejarah siswa sebelumnya berupa daftar
nilai siswa, daftar absensi siswa di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh
Besar.
3.4.3 Tes
Tes, dalam mengukur prestasi siswa maka untuk memperoleh data setelah
ini digunakan untuk keperluan yang dapat dipakai dalam mengukur kemampuan
dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006: 223). Dalam penelitian ini
menggunakan post test adapun tes yang digunakan berupa instrumen soal pilihan
3.4.4 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231). Dalam penelitian ini data
dokumentasi yang peneliti kumpulkan berupa daftar nama siswa sebagai bahan
mengajar.
Pada penelitian ini teknis analisis data yang digunakan penulis adalah
t-test (uji-t) yaitu suatu teknik analisis melalui uji parametric yang digunakan
untuk mengetahui adakah perbedaan mean antara dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen atau kelompok kontrol dengan maksud bahwa kedua kelompok data
media infografis terhadap prestasi siswa pada kelas eksperimen dengan siswa
pada kelas kontrol. Untuk mengetahui hasil belajar kedua kelas tersebut, maka
penulis melakukan analisis dengan menguji beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
Uji normalitas dalam suatu penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah
dalam suatu data yang didapatkan dari sampel tersebut berdistribusi normal atau
maka diuji dengan rumus Chi Kuadrat (Sudjana, 2005: 273), yaitu :
( o i−E )
X 2hitung=∑
i
k
i=1
Ei
Keterangan : X2 :
statistik chi-kuadrat
0i : nilai observasi
Jika nilai X 2hitung ≥ X 2tabeldata yang diperoleh tidak berdistribusi normal dan
prngujiannya adalah tolak H0 jika nilai X 2hitung ≥ X 2tabel ,sedangkan jika X 2hitung ≤ X 2tabel
maka H0 diterima.
46
Pada bagian ini homogenitas varian adalah untuk mengetahui sampel pada
penelitian ini muncul melalui populasi yang serupa atau tidak serupa.
(p)˃0,05 yang menyatakan kelompok data muncul dari populasi yang serupa,
maka data-data tersebut layak untuk diuji parametik. Menurut Sudjana (2005:
Varianterbesar
F=
Verianterkecil
Keterangan :
dengan a=0.05.
Untuk mencari nilai simpangan baku dari suatu data penelitian menurut
berikut :
Sudjana (2005: 239) dengan rumus sebagai berikut: Apabila jika didalam kelas
hipotesis diterima. Sebaliknya jika dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol
X 1−X 2
Thitung = 1 1
√
s
+
n1 n 2
Keterangan :
N = jumlah siswa
46
BAB IV
4.1.1 Gambaran Umum MAS Insan Qur’ani, Anueuk Batee, Aceh Besar.
Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar
adalah sebuah sekolah mengengah atas yang berada dibawah asuhan Kementerian
Agama Republik Indonesia. Lokasi sekolah ini berada di Desa Aneuk Batee,
Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, sekolah ini terletak diantara perumahan
penduduk dan sebagian yang lain dikelilingi persawahan sehingga bisa dikatakan
sekolah ini sangat cocok untuk kegiatan belajar mengajar dikarenakan tempatnya
MAS Insan Qurani sebagai lembaga pendidikan sudah bisa memenuhi syarat
sebagai tempat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan siswa, hal
ini dikarenakan MAS Insan Qurani hadir sebagai Lembaga Pendidikan Islam
Pendidikan Nasional Pondok Modern Gontor dan Pondok Pesantren Salafi dipadu
Secara prestasi sekolah ini sudah bisa dikatakan sekolah dengan pengelolaan
sumber daya manusia yang cukup mempuni, hal ini bisa dibuktikan dengan
sekolah ini telah terakreditasi A sampai sekarang ini. Konsep kurikulum dan
metode pembelajaran yang diterapkan pada santri di MAS Insan Qurani ialah metode
46
kedisiplinan, kejujuran dan akhlak mulia. Metode ini mengajarkan santri untuk selalu
bersikap jujur pada diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari, Jumlah siswa yang ada
dalam sekolah ini berjumlah 314 orang siswa yang terbagi kedalam 114 orang siswa
Dari segi sarana dan prasarana sekolah sudah lumayan dalam memenuhi
tersedianya laboratorium komputer, dan lain-lain. Untuk lebih lanjut dan lebih detail
lagi tentang gambaran umum mengenai fasilitas sarana dan prasarana MAS Insan
Tabel 4.1 jumlah ruang kelas dan ruang lainnya di MAS Insan Qur’ani
Aneuk Batee, Aceh Besar.
4 Kelas 16
5 Lab komputer 1
6 Masjid/Mushola 1
7 Perpustakaan 1
8 Asrama 6
9 WC Guru 4
10 WC Siswa 6
Sumber : Tata Usaha MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar.
46
tergolong sangat penting di MAS Insan Qur’ani yakni Pegawai Negeri Sipil atau
tenaga honorer dalam hal ini para tenaga pendidik atau guru baik itu yang berstatus
PNS atau Honorer akan dijelaskan secara spesifik pada tabel 4.2 dibawah ini.
46
Tabel 4.2 jumlah guru PNS dan honorer di MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee,
Aceh Besar
1 Guru Tetap/PNS 64
2 Guru Tidak Tetap -
3 Staf Tata Usaha 4
Sumber : Tata Usaha MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee, Aceh Besar
Sebagai salah sekolah yang berstatus Swasta dan tergolong menjadi rujukan
MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee, Aceh Besar memiliki visi misi. Adapun visi misi
1. VISI
“Menjadikan santri berjiwa qur’ani, unggul di bidang akademik dan non akademik
2. MISI
bernafaskan islami.
internasional.
tingkat internasional.
46
Penelitian ini berlangsung pada dua kelas yaitu pada kelas X-C sebagai
X-D sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Learning
tanggal 20 s/d 21 Februari 2021 di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar.
berbantukan media infografis berbentuk videografi. Pada kelas eksperimen ini secara
bertujuan untuk mendapatkan prestasi belajar siswa yang lebih baik. Proses
pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapat data yang akurat, sehingga
tercapai prestasi belajar siswa yang diinginkan. Proses pengumpulan data dilakukan
dengan memberikan tes berupa 20 butir soal dalam bentuk pilihan ganda terkait
Pemberian soal post test kepada siswa berlangsung dengan batas tenggang
waktu kurang lebih selama 20 menit. Selama proses kegiatan tes sedang berlangsung,
berdasarkan hasil pengamatan peneliti kondisi dan keadaan kelas sangat tenang dan
siswa sangat antusias dan fokus dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru.
Selain itu, dalam proses kegiatan ini guru menjadi pengontrol dan pengawas di dalam
kelas hal ini diharapkan agar tidak terjadi kecurangan dalam mengisi soal yang
46
diberikan dan juga menjadi pengontrol agar suasana kelas menjadi lebih kondusif
dan terkendali,
Setelah siswa selesai mengerjakan soal-soal yang telah diberikan guru langkah
selanjutnya masuk ke tahap rekapitulasi nilai seperti yang tertera pada table 4.3 yang
2021 maka diperoleh data seperti yang telah tertera pada table 4.1 Dimana hasil nilai
post test peserta didik pada kelas eksperimen yang jumlah siswanya 28 orang dan
pada saat dilakukan post test, 4 orang terkonfirmasi tidak hadir paling rendah adalah
65 sedangkan nilai tertinggi adalah 95. Nilai KKM yang diterapkan di MAS Insan
Qur,ani, Aneuk Batee, Aceh Besar pada mata pelajaran sejarah wajib adalah 70.
Sesuai hasil perolehan pada tabel 4.3 dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya
terdapat 4 siswa tidak tuntas atau tidak mencapai KKM, sedangkan untuk 20 siswa
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang akan digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan dalam uji normalitas ini dilakukan pada
Skor terbesar : 95
Skor terkecil : 60
= 95-60
= 35
46
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 24
= 5.55
35
i= = 5.83 dibulatkan menjadi 6
6
fi xi xi² f i . xi fi . xi ²
Nilai Tes
60-65
4 62.5 3906.25 250 15.625
66-71
2 68.5 4692.25 137 9.384.5
72-77
5 74.5 5550.25 372.5 16650.75
78-83
6 80.5 6480.25 483 27751.25
84-89
4 86.5 7482.25 346 29.929
90-95
3 92.5 8556.25 277.5 25668.75
selanjutnya adalah mencari nilai rata-rata, varians serta simpangan baku pada kelas
46
eksperimen yang mengacu pada tabel 4.4. Adapun langkah-langkah mencari nilai
rata-rata, varians, dan simpangan baku pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
Rata-rata X́ =
∑ Ti. xi
∑ fi
1.866
X́ =
24
X́ = 78.5
46
= 24 ( 109339,87 ) −¿ ¿
2624156.88−3481956
=
24(23)
857779.12
=
552
s21 = 155,39 S1
= √ 155.39 S 1
= 12.4
Pada tahapan ini peneliti mengambil kelas kontrol sebagai kelas pembanding
prestasi belajar sejarah siswa. Materi dan pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen yaitu dengan pemberian tes
46
berupa soal pilihan berganda yang berjumlah 20 butir soal. Pemberian tes dilakukan
membagi lembaran yang berisi soal pilihan ganda berbentuk pilihan ganda.
Adapun hasil post-test yang diperoleh pada kelas kontrol atau kelas yang
jumlah siswanya 33 orang dan pada saat dilakukan post test, 10 orang terkonfirmasi
tidak hadir, untuk data siswa dapat dilihat pada tabel 4.5.
46
Tuntas/
Nilai
No Nama Siswa Keterangan
Siswa Tidak Tuntas
Pada table 4.5 yang mengambarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa
hasil perolehan nilai post test peserta didik pada kelas kontrol paling rendah adalah
50, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik pada kelas kontrol adalah
90. Sementara Nilai KKM yang ditetapkan di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee,
Berdasarkan hasil tes pada tabel 4.5 dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
10 siswa dalam kategori tidak tuntas atau tidak mencapai nilai KKM, sedangkan
untuk 9 siswa lainnya dalam kategori tuntas pada proses pembelajaran menggunakan
Berdasarkan dari hasil perolehan nilai post-test pada tabel 4.5 tersebut,
sebagai berikut:
1. Menghitung Rentang
46
= 85 – 50
= 35
2. Banyak Kelas
= 1 + (3,3) log 19
= 5.21 ( diambil K1 = 6)
35
i= = 5.83
6
fi xi xi² fi . xi fi . xi ²
Nilai Tes
selanjutnya adalah mencari nilai rata-rata, varians, dan simpangan baku pada kelas
kontrol yang mengacu pada tabel 4.6. Adapun langkah-langkah mencari nilai rata-
rata, varians, dan simpangan baku pada kelas kontrol adalah sebagai berikut:
Rata-rata X́ =
∑ Ti. xi
∑ fi
1.273.5
X́ =
19
X́ = 67.0
= 19 ( 76238 )−¿ ¿
1448522−1620529
=
19(18)
172.007
=
342
s21 = 172.007 S1
= √ 172.007 S 1
= 13.11
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari sampel tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data, bisa diuji dengan
k
x 2hitung =∑ ¿ ¿ ¿
i=1
1. Menentukan nilai batas kelas (X) yaitu untuk nilai tes terendah dikurangi 0,5 dan
X− X́
2. Menentukan angka baku (Z) nilai dengan menggunakan rumus Z =
S
3. Menentukan batas luas daerah adalah untuk luas di bawah lengkungan normal
4. Menghitung luas daerah (A) adalah nilai terbesar pada batas luas daerah
dikurangi nilai terkecil batas luas daerah, dengan ketentuan apabila nilai-nilai
pada Z skor mengandung (-),(-) dan (+), (+) maka nilai batas luas daerah terbesar
dapat dikurangi nilai terkecil batas luas daerah. Akan tetapi, bila nilai-nilai pada Z
skor mengandung (-) dan (+) maka nilai batas luas daerah harus dijumlah.
5. Menghitung frekuensi harapan (Ei), yaitu luas daerah dikali banyaknya sampel
90-95
0.151 3.624 3
95,5 1.37 4616
Jumlah 24
Setelah diperoleh nilai-nilai pada tabel 4.7 pada kelas eksperimen, maka langkah
k
2
X hitung =∑ ¿ ¿ ¿
i=1
(3−3.624)
−3.624
46
= ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿
= 8.12
X 2tabeS pada taraf signifikan 5% (α = 0,05), dengan dk = k-1 mengacu pada tabel chi
kuadrat. Adapun nilai X 2tabeS Pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan dk = 6-1=5
2 5 5
diperoleh X 1−a ( dk )= X 1−0,05 (5 )= X 0.95( 5) = 11.1 hasil penghitungan menunjukan nilai
X 2hitung= 8.64 dan X 2tabel pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan nilai dk = 5 adalah
11,1. Berdasarkan perhitungan nilai diatas diperoleh nilai X 2hitung<X 2tabel atau 8.12 ≤
11.1 sesuai kriteria pengujian maka Ho diterima. Artinya, sebaran data pada kelas
Pada tahap uji normalitas ini untuk peserta didik yang diajarkan denngan
metode konvensional ada beberapa tahap yang harus dilakukan seperti yang tertera
sebagai berikut:
1. Menentukan nilai batas kelas (x) yaitu untuk nilai tes terendah dikurangi 0,5
x −x
2. Menentukan angka baku (Z) nilai dengan menggunakan rumus Z=
s
46
3. Menentukan batas luas daerah adalah untuk luas di bawah lengkungan normal
4. Menghitung luas daerah (A) adalah nilai terbesar pada batas luas daerah
dikurangi nilai terkecil batas luas daerah, dengan ketentuan apabila nilai-nilai
pada Z skor mengandung (-),(-) dan (+), (+) maka nilai batas luas daerah
terbesar dapat dikurangi nilai terkecil batas luas daerah. Akan tetapi, bila
nilai-nilai pada Z skor mengandung (-) dan (+) maka nilai batas luas daerah
harus dijumlah.
Kemudian langkah selanjutnya membuat tabel tabulasi data untuk uji normalitas
kelompok siswa pada kelas kontrol atau kelas yang diajarkan dengan menggunakan
0.3888 7.3872 4
50-55
55.5 - 0.0000
0.00
0.1700 3.23 2
0.1801 3.4219 4
74-79
79.5 0.95 0.2088
79.5 0.95 0.2088
0.1577 2.9963 2
80-85
85.5 1.41 0.3665
Jumlah 19
menghitung normalitas data pada kelas eksperimen dengan menggunakan rumus Chi-
k
X 2hitung=∑ ¿ ¿ ¿
i=1
(2−2.9963)
2.9963
46
= ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿
= 8.91
X 2tabeS pada taraf signifikan 5% (α = 0,05), dengan dk = k-1 mengacu pada tabel chi
kuadrat. Adapun nilai X 2tabeS Pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan dk = 6-1=5
2 5 5
diperoleh X 1−a ( dk )= X 1−0,05 (5 )= X 0.95( 5) = 11.1 hasil penghitungan menunjukan nilai
X 2hitung= 8.91 dan X 2tabel pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan nilai dk = 5 adalah
11,1. Berdasarkan perhitungan nilai diatas diperoleh nilai X 2hitung<X 2tabel atau 8.91 ≤
11.1 sesuai kriteria pengujian maka Ho diterima. Artinya, sebaran data pada kelas
kelompok data homogen, selanjutnya data layak diuji parametik. Untuk menguji
Untuk melakukan uji statistik Fisher diperlukan nilai varians dari hasil post-
test kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Varians dari kelas
Variansterbesar
F=
Varians terkecil
172.00
F¿
155.39
F = 1.10
Ftabel pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan dk1 = dkpembilang = n-1 (untuk
varians terbesar), dan dk2 = dkpenyebut = n-1 (untuk varians terkecil) mengacu pada
Fhitung = 1.10 dan nilai Ftabel = 2.08 pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan
dk1= 24-1 = 23 dan dk2 = 19-1 = 18. Dengan demikian, Fhitung ≤ Ftabel atau 1.10 ≤
2.08 dan sesuai kriteria pengujian dapat disimpulkan HO diterima, sehingga data
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen atau data tersebut berasal
X 1−X 1
t hitung =
S 12 S22
√ +
n1 n2
46
78.5−67.0
t=
155,39 172.00
√ 24
+
19
11.5
t=
327.39
√ 43
11.5
t=
√7.61
11.5
t=
2.75
t=4.18
2,01. Kriteria pengujiannya ialah terima Ha jika thitung > ttabel dan jika thitung < ttabel
based learning berbantukan media infografis terhadap prestasi belajar sejarah siswa
Berdasarkan hasil perhitungan data di atas, di peroleh nilai thitung = 4.18 dan
ttabel = 2,01, artinya nilai thitung > ttabel atau 4.18 > 2,01. Dengan demikian sesuai
infografis terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani
Aneuk Batee Aceh Besar, dan pada penelitian ini prestasi belajar siswa yang
46
memberikan dampak yang sangat besar dalam penyerapan materi ajar oleh siswa
yang disampaikan oleh guru yang mempengaruhi prestasi belajar siswa itu menjadi
lebih baik.
Dalam hal ini tempat penelitian ini adalah MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee,
Aceh Besar secara ofline atau tatap muka langsung. Pada tahap penelitian ini peneliti
untuk masing-masing kelas, baik itu kelas XC sebagai kelas eksperimen dan XD
sebagai kelas kontrol. dengan materi yang sama yaitu “Teori kedatangan islam
di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tujuan diberikannya tes adalah untuk
mengetahui nilai dari hasil pembelajaran baik kelas yang menggunakan Model
Dari hasil tes yang diberikan oleh guru maka diperoleh nilai dari yang terendah
adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 90, sementara Kriteria Ketuntasan Minimal yang
telah ditetapkan pada mata pelajaran sejarah adalah 70 pada kelas eksperimen dan
berdasarkan data tersebut terdapat 4 siswa tidak tuntas atau tidak mencapai KKM,
sedangkan untuk 24 siswa lainnya dalam kategori tuntas, dan nilai rata-rata pada
kelas eksperimen adalah 78,5. Hal ini menunjukkan bahwa secara klasikal siswa di
46
kelas eksperimen sudah tuntas dalam pembelajaran, namun secara individual terdapat
Sementara hasil dari nilai tes yang diperoleh siswa pada kelas kontrol untuk
Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah pada mata pelajaran sekolah adalah 70
Berdasarkan pemaparan data penelitian pada kelas kontrol tersebut terdapat 10 orang
yang dinyatakan tidak tuntas, sedangkan. sedangkan 9 orang kategori tuntas, adapun
nilai rata-rata pada kelas kontrol adalah 67,0. Hal ini menunjukkan bahwa secara
individual masih banyak peserta didik di kelas kontrol dalam kategori tidak tuntas
Dari hasil pengujian berdasarkan uji normalitas yang dilakukan sebaran data
perhitungan nilai hasil test pada kelas eksperimen maka diperoleh diperoleh nilai
X 2hitung<X 2tabel atau 8.12 ≤ 11.1 sesuai kriteria pengujian maka Ho diterima. Artinya,
sebaran data pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan pada kelas
kontrol hasil penghitungan menunjukan nilai X 2hitung= 8.91 dan X 2tabel pada taraf
nilai diatas diperoleh nilai X 2hitung<X 2tabel atau 8.91 ≤ 11.1 sesuai kriteria pengujian
maka Ho diterima. Artinya, sebaran data pada kelas kontrol berdistribusi normal.
menunjukkan nilai Fhitung = 1.10 dan nilai Ftabel = 2.08 pada taraf signifikan 5% (α
= 0,05) dengan dk1= 24-1 = 23 dan dk2 = 19-1 = 18. Dengan demikian, Fhitung ≤
46
Ftabel atau 1.10 ≤ 2.08 dan sesuai kriteria pengujian dapat disimpulkan HO diterima,
sehingga data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen atau data
Kemudia setelah selesai tahap uji homogenitas varians dilanjutkan pada tahap
uji T, pada tahap ini Berdasarkan hasil perhitungan dari kedua kelas yakni kelas
eksperimen dan kelas kontrol, di peroleh nilai thitung = 4.18 dan ttabel = 2,01, artinya
nilai thitung > ttabel atau 4.18 > 2,01. Dengan demikian sesuai kriteria pengujian maka
belajar sejarah siswa kelas X IPA di MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee Aceh Besar,
dan pada penelitian ini prestasi belajar siswa yang diajarkan menggunakan model
sangat besar dalam penyerapan materi ajar oleh siswa yang disampaikan oleh guru
Hasil penelitian ini telah serupa dengan judul penelitian Ginanjar dan Cholik
Minat dan Prestasi Belajar Siswa di Kelas XI SMK Negeri 3 Surabaya”. Dari
Peningkatan nilai rata-rata tersebut menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam
46
prestasi belajar.
model pembelajaran Problem Based Learning dan gaya belajar terhadap hasil belajar
mata kuliah hidrologi”. Penelitian ini dilakukan oleh Agustina. Berdasarkan hasil
analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan STKIP Hamzanwadi Selong,
maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah: Hasil belajar hidrologi menggunakan
hidrologi.
berpengaruh terhadap hasil belajar. Pengaruh PBL terhadap hasil belajar dapat dilihat
dengan membandingkan rata-rata skor pre test dan post test pada kelas eksperimen
dan kontrol. Adapun skor post test kelas eksperimen 79.88 sedangkan pada kelas
kontrol yaitu 69,88, padahal pada pre test kedua kelas tersebut memiliki rata-rata
Kemudian penelitian ini diperkuat lagi dengan penelitian janah dkk dengan
judul “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar dan
Keterampilan Proses Sains”. Hasilnya siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jepara Selatan
memberi reaksi baik terhadap model Problem Based Learning. Penerapan model
46
belajar dan 19,36% terhadap keterampilan proses sains. Pencapaian hasil belajar
aspek sikap dan keterampilan kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas
kontrol. Hubungan antara keterampilan proses sains dengan hasil belajar pada
based learning berpengaruh terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains
siswa.
Based Learning berbantukan media infografis terhadap prestasi belajar sejarah siswa
X IPA MAS Insan Qur’ani Aneuk Batee Aceh Besar memiliki pengaruh besar pada
prestasi belajar siswa yang diterapkan pada kelas eksperimen dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelas control, dan hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa
media infografis dan metode konvensional, dan penelitian ini membuktikan bahwa
prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Problem Based
Learning berbantukan media infografis lebih baik daripada yang diajarkan dengan
metode konvensional.
46
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdsarkan hasil penelitian yang dilaksakan di MAS Insan Qur’ani, Aceh Besar
infografis terhadap prestasi belajar sejarah siswa pada kelas X IPA dimana penelitian
ini dibagi kedalam 2 kelas yakni kelas XC sebagai kelas kontrol dan kelas XD
Pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 78,5 sedangkan pada kelas
kontrol diperoleh nilai rata-rata 67,0. Berdasarkan hasil perhitungan data di atas, di
peroleh nilai thitung = 4.18 dan ttabel = 2,01, artinya nilai thitung > ttabel atau 4.18 > 2,01.
learning berbantukan media infografis terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X
IPA di MAS Insan Qur’ani, Aneuk Batee, Aceh Besar, dan pada penelitian ini
prestasi belajar siswa yang diajarkan menggunakan model problem based learning
penyerapan materi ajar oleh siswa yang disampaikan oleh guru yang mempengaruhi
5.2 Saran
1. Diharapkan kepada siswa untuk dapat berperan aktif dan lebih giat dalam
mengikuti kegiatan proses belajar hal ini yang nantinya akan diharapkan untuk
mempermudah penyerapan meteri ajar dan cara belajar yang lebih inovatif lagi.
2. Kepada dewan guru besar harapan diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan
sejarah.
3. Dan kepada peneliti, besar harapan untuk bahan percobaan kembali dalam
infografis agar teori ini benar-benar dapat teruji manfaat dan keefektifannya dan
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Arsyad. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kamdi, W. dkk. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Kamisa dan Aman. 2016. Penerapan Model Problem Based Learning Dalam
Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar
Siswa Kelas XI IPS 1 SMAN 1 Butar Sulawesi Tengah. Jurnal Pendidikan
Sejarah. Vol. 11, No. 2: 1-19
Kominfo. 2018. Kiat Bikin Infografis Keren dan Berkualitas. Jakarta:
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Muhson. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Yogyakarta: UNY
Munadi, Yudi. 2013. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Nur, Syamsiara, dkk. 2016. Efektivitas Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas
Sulawesi Barat. Jurnal Saintifik. Vol.2 No.2. 113-139
Nurseto, T. 2011. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 8 No. 1: 19-35
Umami, dkk. Pengaruh Media Infografis Dan Poster Pada Pembelajaran
Joyful Learning Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari
Kemampuan Logika Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Kelas XI
IPA Semester Gasal SMA Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran
2015/2016. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol. 5, No. 3: 9-17
Rosidah, Cholifah Tur. 2018. Penerapan Model Problem Based Learning
Untuk Menumbuhkan Higher Order Thinking Skill Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Inventa Vol 11, No 1: 63-70
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Bandung : CV. Alfabeta.
Aris shoimin. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yokyakarta: AR-ruz media.
Siswono, Tatag Y E. 2005. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
46
kebudayaan Islam.
Islam di Indonesia.
2. Kegiatan Inti.
Indonesia.
Indonesia.
Islam di Indonesia.
3. Penutup.
46
Mengetahui,
Kepala MA S w a s t a I n s a n Q u r ’ a n i
Lampiran 1
c. Tentara
d. Penasehat raja
e. Perantara
13) Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
peranan para pedagang yang berasal dari negara berikut ini, kecuali…
a. Arab
b. Yunani
c. Persia
d. Gujarat
e. Cina
14) Pada mulanya agama Islam berkembang di daerah…
a. pusat pemerintahan
b. pusat pemukiman
c. pusat hiburan
d. pusat perdagangan
e. Pusat pedalaman
15) Perkembangan Islam di Jawa tidak terlepas dari peran Wali Sanga. Nama-
nama berikut ini yang terkenal adalah…
a. Maulana Malik Ibrahim
b. Raden Wijaya
c. Raden Fatah
d. Malik al Shaleh
e. Trunajaya
16) Masuk dan berkembangnya Islam di Makasar adalah atas jasa…
a. Sultan Alaudin
b. Datuk Ribandang
c. Mohammad Said
d. Sultan Malikus Saleh
e. Sultan Agung
17) Islamisasi di papua, khususnya di fakfak dikembangkan oleh pedagang-
pedagang dari...
a. Bugis
b. Makassar
c. Bacan
d. Merauke
e. Manado
18) Pesantren milik seorang wali yang sangat terkenal di Maluku terutama di
daerah Hitu adalah...
a. Pesantren Sunan Giri
b. Pesantren Sunan Bonang
c. Pesantren Ampeldenta
d. Pesantren Sunan Kalijaga
e. Pesantren Tebuireng
19) Oleh karena perannya sebagai daerah penyebaran dan pengembangan
agama Islam ke berbagai pelosok Nusantara, daerah itu diberi gelar
Serambi Mekah, daerah itu adalah…
a. Maluku
b. Perlak
c. Samudera Pasai
46
d. Aceh
e. Barus
20) Berikut ini yang tidak termasuk faktor pendukung tersebarnya Islam di
Nusantara adalah...
a. Disampaikan dengan cara peperangan
b. Islam adalah agama yang tidak mengenal kasta
c. Para Da’i dan Mubaligh menunjukan sikap teladan
d. Para raja yang telah masuk Islam ikut aktif dalam menyebarkan Islam
e. Disampaikan dengan cara damai dan pendekatan budaya
Dokumentasi Penelitian Kelas Eksperimen
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan inti
Kegiatan penutup
Dokumentasi Kegaiatan kelas Kontrol
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan inti
Kegiatan penutup
10. Daftar Tabel/Angka Tabel
LEMBAR KEASLIAN TULISAN
Saipullah
Daftar Riwayat Hidup
Bandar pada tahun 2009 sampai 2012, kemudian setelah selesai melanjutkan ke
jenjang sekolah menengah atas di SMA N 1 Bandar pada tahun 2012 sampai 2015
kemudia pada tahun 2016 melanjutkan masuk ke Universitas Syiah Kuala dan