Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA VI

(DENGAN ANAK DEWASA)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas

Stase Keperawatan keluarga Progam Profesi Ners

Disusun Oleh :

Hikmat Parhan Nurhaq

KHGD 20021

SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA


GARUT

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN X

2020-2021
A.
A. TIJAUAN TEORI

1) Definisi Keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu

berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Menurut Helvie (1981), keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal

dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang

erat.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).

Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan

merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam

masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat

menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di

perhitungkan.

Berdasarkan pengertian di tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu

sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi),

tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

2) Tipe keluarga

Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu

rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/

keduanya dapat bekerja di laur rumah. .

3) Tahap Perkembangan keluarga

Tahap VI (Keluarga dengan anak dewasa) Tugas perkembangan keluarga

mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya,

menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya.

4) Tugas perkembangan keluarga

a. pemeliharaan fisik Keluarga dan para anggotanya

b. pemeliharaan sumber daya yang ada dalam keluarga

c. pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing

d. sosialisasi antara para anggotanya

e. pemeliharaan antara keterlibatan anggota keluarga

f. pengaturan jumlah anggota keluarga

g. membangkitkan dorongan antara semangat para anggotanya

5) stress dan koping keluarga

Stres adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami

ketidak enakan oleh karena harus beradaptasi dengan stresor. Sedangkan stressor
adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak mengenakkan bagi seseorang oleh

karena mengharuskan seseorang untuk beradaptasi.

Bentuk stressor diantaranya :

a. Frustasi kehilangan dari sesuatu yang dicintai.

b. Konflik terjadi bila tidak dapat memilih antara dua atau lebih macam kebutuhan

atau tujuan

c. Tekanan tekanan sehari-hari biarpun kecil tetapi bila bertumpuk-tumpuk dapat

menjadi stres yang hebat bisa berasal dari dalam ataupun dari luar

d. Kritis suatu keadaan yang mendadak menimbulkan stres pada seseorang

individu atau kelompok.

a. stressor jangka pendek dan panjang

 jangka pendek: penyelesaian stressor yang dialami kurang dari 6 bulan

 jangka panjang: penyelesaian stressor yang dialami lebih dari 6 bulan

b. kemampuan keluarga berespon terhadap situasi si atau stressor kaji sejauh mana

keluarga respon terhadap situasi

c. strategi koping yang digunakan, Bagaimana strategi koping yang digunakan Kan

keluarga bila menghadapi permasalahan

d. strategi adaptasi disfungsional. dijelaskan mengenai strategi adaptasi

disfungsional yang digunakan keluarga dalam menghadapi masalah

B. tinjauan teori hipertensi

Hipertensi
Hipertensi Adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg

atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko

tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti

penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin

besar resikonya (A. Price dalam Nanda 2015).

Berdasarkan kesimpulan dalam nanda, 2015 dapat disebutkan bahwa

hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg

dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan

selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang).

Semaki meningkatnya usia maka lebih beresiko terhadap peningkatan

tekanan darah terutama tekanan darah sistolik sedangkan diastolic meningkat

hanya sampai usia 55 tahun (Nurrahmani, 2011). Laki laki atau perempuan sama

sama memiliki kemungkinan bersiko hipertensi. Namun laki laki lebih beresiko,

mengalami hipertensi di bandingkan perempuan saat usia <45 tahun tetapi saat

usia >65 tahun perempuan lebih beresiko mengalami hipertensi (Prasetyaningrum,

2014). Seseorang yang kedua orang tuanya memiliki riwayat penyakit hipertensi

anaknya akan beresiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer, yang

terjadi karna pengaruh genetika (Sutanto, 2010).

Etiologi hipertensi

Berdasarkan (Nanda, 2015) penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi dua

golongan, yaitu

1) Hipertensi primer (esensial)


Disebut juga hipertensi idiopatik karna tidak diketahui peyebabnya, factor yang

mepengaruhinya yaitu : genetic, lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis system

renin, angiotensin dan peningkatan Na + Ca pada intraseluler, factor-faktor yang

meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol, dan polistemia.

2) Hipertensi sekunder

hipertensi pada usia lanjut di bedakan atas :

a) hipertensi dimana tekanan sisitolik sama atau lebih besar dari 140 mmhg dan

tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmhg

b) hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sisitolik lebih besar dari 160 mmhg

dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmhg

Penyebab hipertensi pada lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan

pada :

 Elastisitas din ding aorta ,emurun

 Katub jantung menebal dan menjadi kaku

 Kemampuan jantung memompa darah menjadi 1% setiap tahun sesudah berumur

20 tahun kemampuan pompa jantung menurun dan menyebbkan kontraksi dan

volume

 Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karna kurang nya efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

 Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.


NO Kategori Sitolik (mmhg) Diastolic (mmhg)
1 Optimasl <120 <80
2 Normal 120 - 129 80 – 84
3 High normal 130 -139 85 – 89
4 hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 - 159 90 - 99
Grade 2 (sedang) 160 - 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 - 209 100 - 119
Grade 4(sangat berat) >210 >120

Patofisiologi hipertensi

Patofisiologi hipertensi sangat kompleks. Walaupun belum diketahui secara

pasti, pada hipertensi essensial, faktor genetik, lingkungan serta gaya hidup dapat

mempengaruhi fungsi dan struktur sistem kardiovaskular, ginjal, dan neurohormonal

hingga menimbulkan peningkatan tekanan darah kronik.

Terkait faktor genetik, polimorfisme lokus-lokus gen yang terlibat dalam

regulasi reseptor angiotensin I dan aldosterone synthase berisiko menimbulkan

hipertensi.[5] Dalam suatu studi, pada pasien hipertensi dengan partisipan etnis

Cina didapatkan mutasi gen α-adducin yang berperan dalam aktivitas enzimatik

pompa ion Na+/K+/ATPase terkait absorpsi sodium di ginjal mengakibatkan

peningkatan sensitivitas terhadap garam.[7]


Perubahan sistem kardiovaskular, neurohormonal dan ginjal sangat

berperan. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat memicu peningkatan kerja

jantung yang berakibat peningkatan curah jantung. Kelainan pada pembuluh darah

berperan terhadap total resistensi perifer. Vasokonstriksi dapat disebakan

peningkatan akitivitas saraf simpatis, gangguan regulasi faktor lokal (nitrit oxide,

faktor natriuretik, dan endothelin) yang berperan dalam pengaturan tonus

vaskular. Kelainan pada ginjal berupa defek kanal ion Na+/K+/ATPase,

abnormalitas regulasi hormon renin-angiotensin-aldosteron serta gangguan aliran

darah ke ginjal. Gangguan pada tekanan natriuresis juga dapat mengganggu

pengaturan eksresi sodium hingga mengakibatkan retensi garam dan cairan.

Peningkatan kadar vasokonstriktor seperti angiotensin II atau endotelin

berhubungan dengan peningkatan total resistensi perifer dan tekanan darah,

Pola diet tinggi garam terutama pada pasien dengan sensitivitas garam

yang tinggi berkontribusi dalam menimbulkan tekanan darah tinggi. Pola hidup

yang tidak sehat seperti inaktivitas fisik dan pola diet yang salah dapat

menimbulkan obesitas. Obesitas juga berperan dalam meningkatkan risiko

hipertensi esensial sebagaimana suatu studi menunjukkan penurunan berat badan

diikuti penurunan tekanan darah.[8] Obesitas dapat memicu hipertensi melalui

beberapa mekanisme di antaranya kompresi ginjal oleh lemak retroperitoneal dan

visceral. Peningkatan lemak visceral terutama lemak retroperitoneal dapat

memberikan efek kompresi pada vena dan parenkim renal sehingga meningkatkan

tekanan intrarenal, mengganggu natriuresis tekanan hingga mengakibatkan

hipertensi
Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi

1) Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :

a. Jenis kelamin Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita

diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia

20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun,

sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan

dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause (Endang Triyanto,

2014).

b. Umur Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia

20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga,

semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi

seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan

diusia muda (Endang Triyanto, 2014).

c. Keturunan (genetik) Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap

keluarga yang telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya

peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium

terhadap sodium individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi

menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang tidak

mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).


d. Pendidikan Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan

darah. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan

kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi oleh petugas kesehatan

sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty, Amalia H,

Amirudin R., 2007).

2) Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol

e. Obesitas Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan

aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan

terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk kondisi

(Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013).

f. Kurang olahraga Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk

mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan

perifer, sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang

lebih berat karena adanya kondisi tertentu.

g. Kebiasaan merokok Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini

dikarenakan di dalam kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan

pembuluh darah.

h. Konsumsi garam berlebihan WHO merekomendasikan konsumsi garam yang

dapat mengurangi peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan

adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi

Martono Kris Pranaka, 2014-2015).


i. Minum alkohol Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan

menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat

menyebabkan darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.

j. Minum kopi Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu

cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5- 10 mmHg.

k. Kecemasan Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan

meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek

samping ini akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress

meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu meras cemas pada

masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini

dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan mempengaruhi detak jantung

semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh tubuh akan semakin

cepat.

C. TINDAKAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Menurut (Wijaya dan Putri, 2013) yang harus dikaji pada klien hipertensi,

adalah:

a. Data biografi

Nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, nama penanggung

jawab dan catatan kedatangan .

b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama , Riwayat kesehatan sekarang , Riwayat kesehatan terdahulu, dan

Riwayat kesehatan keluarga.

c. Genogram

d. Data fisiologis

Respirasi, nutrisi atau cairan, eliminasi, aktifitas atau istirahat, neurosensory,

reproduksi atau seksualitas, psikologi, perilaku, relasional dan lingkungan.

Diagnosa keperawatan

1. Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya


hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturaan
diet yang benar.
2) Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan diet
bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
cara pengaturan diet yang benar.
3) Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang tepat.
4) Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
5) Ketidak tahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga berhubungan
dengan kurangnya pengetahan tentang manfaat tanaman obat.
Perencanaan

Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam

memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 ).

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


Ketidakmampuan Tujuan : - Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan
mengenal masalah Keluarga mampu mengenal cara diet yang benar bagi penderita hipertensi.
nutrisi sebagai salah pengaturan diet bagi anggota - Beri penjelasan kepada klien dan keluarga
satu penyebab keluarga yang menderita ,bagaiman caranya menyediakan makan-
terjadinya hipertensi penyakit hipertensi. makanan rendah garam bagi penderita
berhubungan hipertensi .
dengan  kurangnya Kriteria hasil :
pengetahuan tentang a).Keluarga mampu
cara pengaturan diet menyebutkan secara sederhana
yang benar. batas pengaturan diet bagi
anggota kelurga yng menderita
hipertensi.
b) Keluarga dapat memahami
danmampu mengambil tindakan
sesuai anjuran.
Ketidak mampuan Tujuan : - Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat
dalam mengambil Keluarga dapat memahami pengaturan diet untuk klien hipertensi.
keputusan untuk tentang manfaat pengaturan diet - Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk
mengatur diet untuk klien hipertensi. klien hipertensi.
terhadap anggota
keluarga yang Kriteria hasil :
menderita hipertensi a) Keluarga mampu menjelaskan
berhubungan dengan tentang manfaat pengaturan diet
kurangnya bagi klien hiperetensi
pengetahuan keluarga b) Keluarga dapat menyediakan
tentang manfaat dari makanan khusus untuk klien
pengaturan diet hipertensi
Ketidakmampuan Tujuan : - Beriakan penjelasan kepada klien dan keluarga
keluarga untuk Keluarga mampu menyediakan cara pengolahan makanan untuki klien
menyediakan diet diet khusus untuk penderita hipertensi.
khusus bagi penderita hipertensi. - Beri penjelasan kepada klien dan keluarga
hipertensi jumlah makanan yang dikonsumsi oleh klien
berhubungan Kriteria hasil : hipertensi.
kurangnya a)  Kilen dan keluarga mampu - Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga
pengetahuan tentang menyediakan diet khusus untuk untuk memnbuat makanan dengan jumlah yang
cara pengolahan penderita hipertensi. tepat.
makanan dalam b)  Keluarga mampu menyajikan
jumlah yang benar . makanan dalam jumlah yang
tepat bagi klien hipertensi.
Keitdaksanggupan Tujuan - Beri penjelasan kepada klien dan keluarga
memelihara Seluruh anggota keluarga tentang pengaruh garan terhadap klien
lingkungan rumah membiasakan diri setiap hari hipertensi.
yang dapat mengkonsumsi makanan yang - Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis
mempengaruhi rendah garam. makana yang banyak mengandung garam.
kesehatan keluarga - Beri motivasi kepada klien dan keluarga
bahwamereka mampu untuk merubah
berhubungan dengan Kriteria hasil
kebiasaan yang kurang baik tersebut yang
tadak dapat melihat a)    Klien dan keluarga dapat
didasari padea niat dan keinginan untuk
keuntungan dan menjelaskan manfaat makanan merubah.
manfaat pemeliharaan yang rendah garam
lingkungan serta b)    Klien dan keluarga dapat
kitidaktahuan tentang menjelaskan jenis makanan yang
usaha pencegahan banyak mengandung garam.
penyakit hipertensi c)    Klien dan keluarga mau
berubah kebiasaan dari
mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung garam.

Ketidakmampuan Tujuan : - Beri penjelasan kepada klien dan keluarga


menggunakan sumber Diharapkan klien dan keluarga manfaat Toga.
pemanfaatan tanaman mampu memanfaatkan sumber - Beri penjelasan kepada klien keluarga macam
obat  keluarga tanaman obat keluarga. dan jenis tumbuhan /tanaman yang dapat
membantu menurunkan tekanan darah
berhubungan dengan
-  Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga
kurang Kriteria hasil :
agar berusaha memiliki tanaman obat keluarga.
pengetahuan  guna Klien dan keluarga dapat
dari tanaman obat menyebutkan tanaman obat yang
keluarga. dapat membantu untuk
pengobatan hipertensi

Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put ) dan penilaian selalu berkaitan dengan
tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi penilaian input dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;
a.    Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari tindakan keperawatan.
b.   Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka dimensinya dapat dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan
bahan.
c.    Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah kesanggupan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah.
d.    Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan  (Family Healt Care , 1989 : 97 )
D. Daftar pustaka

Nanda, (2014). Diagnosis Keperawatan Definisidan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: Egc.

Https://M-Tarmizitaher.Blogspot.Com/2016/02/Laporan-Pendahuluan-Keperawatan-Keluarga.Html

Utami, S. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN CHILDBEARING DENGAN KURANG
PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA SIDAYU KECAMATAN GOMBONG (Doctoral dissertation, STIKES
MUHAMMADIYAH GOMBONG).

Https://Www.Academia.Edu/9829715/Laporan_Pendahuluan_Keperawatan_Keluarga

Effendi, Nasrul, (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Egc.

Friedman, M.M Et Al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, Dan Praktik. Ed 5. Jakarta: Egc

IRFAYANI, N. (2012). PENGARUH PERAN KELUARGA DALAM ACTIVITY THERAPY (NURSING INTERVENTION CLASSIFICATION)
TERHADAP AKTIVITAS PADA LANSIA (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).

https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/hipertensi/patofisiologi

Https://Sichesse.Blogspot.Com/2012/06/Lp-Keluarga-Dengan-Hipertensi.Html

Anda mungkin juga menyukai