Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit ketika
dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit pada
tubuh (Majid dkk, 2011). Pada prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu
operasi terdapat beberapa tahap harus dilaksanakan yaitu pra anestesi yang terdiri dari
persiapan mental dan fisik pasien, perencanaan anestesi, menentukan prognosis dan
persiapan pada hari operasi. Tahap penatalaksanaan anestesi yang terdiri dari
Premedikasi, masa anestesi, dan pemeliharaan, Serta tahap pemulihan dan perawatan post
anestesi.
Salah satu konsep pelayanan kesehatan modern yang berkembang saat ini adalah
bentuk pelayanan di bidang medis, yang mempunyai kaitan erat dengan penggunaan
peralatan dan pemanfaatan teknologi dalam pelaksanaannya, misalnya Anestesia.
Pemberian anestesi dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan nyeri dengan sadar
(regional anestesi) atau tanpa sadar (general anestesi) guna menciptakan kondisi optimal
bagi pelaksanaan pembedahan (Soenarjo & Jatmiko, 2010; Sabiston, 2011). Penggunaan
teknik regional anestesi masih menjadi pilihan untuk bedah sesar, operasi daerah
abdomen, dan ekstermitas bagian bawah karena teknik ini membuat pasien tetap dalam
keadaan sadar sehingga masa pulih lebih cepat dan dapat dimobilisasi lebih cepat
(Marwoto & Primatika, 2013).
Pelayanan kesehatan merupakan indikator yang sangat penting untuk pencapaian
derajat kesehatan masyarakat yang menyeluruh dan optimal. Salah satu indikator utama
derajat kesehatan suatu negara adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu
adalah jumlah wanita yang meninggal mulai dari saat hamil hingga 6 minggu setelah
persalinan per 100.000 persalinan. Kematian Maternal dijadikan ukuran keberhasilan
terhadap pencapaian target MDGs-5, yaitu penurunan 75 % rasio kematian maternal. Di
negara-negara sedang berkembang frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3% – 0,7 %,
sedangkan di negara – negara maju angka tersebut lebih kecil yaitu 0,05 % – 0,1 %.
(Adriaansz. G. 2006).
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2009). Istilah sectio caesarea berasal dari
kata latin caedere yang artinya memotong, pengertian ini semula dijumpai dalam Roman
Law (Lex Regia) dan emperior’s Law (Lex Caesarea) yaitu undang-undang yang
menghendaki supaya janin dalam kandungan ibu-ibu yang meninggal harus dikeluarkan
dari dalam rahim.
Seperti yang diketahui bahwa sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan,
dimana janin dilahirkan emalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat dalam keadaan utuh dan berat rahim diatas 500 gram (Saifudin, 2002). Melahirkan
dengan sectio caesarea seharusnya dilakukan dengan jalan operasi. Indikasi meds ada dua
faktor yang mempengaruhi yaitu faktor janin dan faktor ibu. Faktor janin terdiri dari bayi
terlalu besar, kelainan letak, ancaman gawat janin, janin abnormal, faktor plasenta,
kelainan tali pusat dan bayi kembar, sedangkan faktor ibu tediri dari usia, jumlah anak
yang dilahirkan (paritas), tulang panggul, riwayat persalinan yang lalu dengan sectio
caesarea.
B. Rumusan Masalah
Pada bagian ini, penulis mengambil kasus pada pasien pada pasien Ny. D dengan
diagnosa medis G2P1A0 dengan PLR yang akan di lakukan tindakan sectio caesaria di
Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
Tujuan umum penulisan asuhan keperawatan anestesi ini adalah untuk
mendapatkan pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
anestesi mulai dari pre operasi, intra operasi atau durante operasi dan post operasi,
pada klien yang dilakukan sectio caesaria dengan regional anestesi sub arachnoid
block.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran mengenai pengkajian asuhan keperawatan perianestesia
pada pasien sectio caesaria dengan regional anestesi sub arachnoid block.
b. Memberikan gambaran mengenai  diagnosa keperawatan yang timbul pada asuhan
keperawatan perianestesia pada pasien sectio caesaria dengan regional anestesi
sub arachnoid block.
c. Memberikan gambaran mengenai  perencanaan keperawatan pada asuhan
keperawatan perianestesia pada pasien sectio caesaria dengan regional anestesi
sub arachnoid block.
d. Memberikan gambaran mengenai  implementasi keperawatan pada asuhan
keperawatan perianestesia pada pasien sectio caesaria dengan regional anestesi
sub arachnoid block.
e. Memberikan gambaran mengenai  evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan
perianestesia pada pasien sectio caesaria dengan regional anestesi sub arachnoid
block.
D. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan perianestesi dilakukan pada tanggal
4 April 2017, tempat pelaksanaan asuhan keperawatan perianestesi di lakukan di
Instalasi bedah sentral ( IBS ) RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

Anda mungkin juga menyukai