Puji syukur kita panjatkan kehadirt Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat
pada waktunya. Laporan ini di buat untuk memenuhi nilai mata pelajaran yang terkait.
Ucapan terima kasih saya kepada para dewan guru serta teman teman yang
telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Saya juga sangat berterima kasih
kepada para guru yang telah mengadakan praktikum ini sehingga dapat menambahnya
wawasan, pengetahuan, pengalaman saya dalam mengelolah hasil pertanian untuk
menambah nilai jualnya.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................x
ii
4.1.5. Perbandingan proses..................................................................................11
4.1.2. Penyimpanan.............................................................................................14
I. PENDAHULUAN...............................................................................................22
1.1. Latar Belakang......................................................................................................22
1.2. Tujuan Praktikum.................................................................................................22
1.3. Manfaat Praktikum...............................................................................................22
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................23
2.1. Bakpao..................................................................................................................23
2.2. Uji Kesukaan (Uji Hedonik).................................................................................23
2.3. Analisis Ekonomi..................................................................................................25
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM......................................................................26
3.1. Waktu Dan Tempat...............................................................................................26
3.2. Bahan dan Alat.....................................................................................................26
3.2.1 Bahan :.......................................................................................................26
iii
4.1. Proses Pengolahan................................................................................................28
4.1.1. Bahan dan Alat..........................................................................................28
4.4.2. Penyimpanan.............................................................................................39
I. PENDAHULUAN...............................................................................................48
1.1. Latar Belakang......................................................................................................48
1.2. Tujuan Pratikum...................................................................................................48
1.3. Manfaat Pratikum.................................................................................................48
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................49
2.1. Susu.......................................................................................................................49
2.2. Jahe.......................................................................................................................49
2.3. Soft Candy............................................................................................................50
2.4. Uji Kesukaan (Uji Hedonik).................................................................................50
2.4. Analisis Ekonomi..................................................................................................52
iv
III. PELAKSANAAN PRATIKUM.........................................................................53
3.1. Waktu dan Tempat................................................................................................53
3.2. Bahan dan Alat.....................................................................................................53
3.2.1. Bahan :.......................................................................................................53
4.4.2. Penyimpanan.............................................................................................63
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 28. Sortasi kacang hijau....................................................................................45
viii
Gambar 51. Pengecilan kemasan....................................................................................69
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
ACARA PRATIKUM 1
PENGOLAHAN SIRUP KALAMANSI
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Jeruk kalamansi (Inggris: calamondin atau calamansi; Melayu: limau kesturi)
adalah jenis buah jeruk yang berkembang pesat di Bengkulu, berbau harum, dan
memiliki rasa yang asam ketika sudah masak, dan pahit ketika masih mentah. Jeruk
kalamansi memiliki dua jenis yang biasanya dibedakan dari warna kulitnya, yaitu jenis
yang disebut dalam nama ilmiah (Bahasa latin) Citrofortunella microcarpa berwarna
kuning kehijauan atau seperti gradasi, terdapat bagian yang kuning dan pada beberapa
tempat terdapat warna hijau, dan yang kedua, yang disebut Citrofortunella mitis
biasanya memiliki warna kuning mencolok. Jeruk ini telah ada di seluruh Asia
Tenggara, terutama di Republik Rakyat Tiongkok dan Filipina. Jeruk kalamansi
ditemukan banyak berkembang di Republik Rakyat Tiongkok, bagian Swatow.Orang
Tiongkok meyakini bahwa keberadaan jeruk kalamansi membawa keberuntungan
sebuah rumah, oleh karena itu mereka juga menanamnya di rumah.
Jeruk kalamansi banyak dibudidayakan di Bengkulu, dan diproduksi secara besar-
besaran untuk dijual dalam hasil olahan bernama sirup kalamansi. Permulaan gerakan
budidaya jeruk kalamansi ditandai dengan pencanangan gerakan "satu desa satu produk"
(OVOP: one village one product).
Sirop atau sirup adalah cairan yang kental dan memiliki kadar gula terlarut yang
tinggi, tetapi hampir tidak memiliki kecenderungan untuk mengendapkan kristal.
Kekentalan sirop disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil
(OH) pada molekul gula terlarut dengan molekul air yang melarutkannya.
Jeruk kalamansi memiliki rasa yang asam oleh karena itu dengan adanya
pembuatan sirup jeruk kalamansi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan nilai
jual terhadap konsumen.
1
2. Membuat produk minuman herbal sirup jeruk kalamansi
I.3. Manfaat Pratikum
Adapun manfaat yang dapat dioleh peserta didik dari kegiatan pratikum inI
adalah siswa menjadi:
1. Menguasai konsep dan mampu menerapkan prinsip pengolahan pangan,
khususnya bahan herbal.
2. Mampu menerapkan prinsip pengemasan, perencanaan usaha dan pemasaran.
3. Mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri
sebagai bekal kesempatan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
pengolahan hasil pertanian
2
2.2. Sirup Kalamansi
Jeruk kalamansi adalah jenis buah jeruk yang berkembang pesat di Bengukulu,
berbau harum, dan memiliki ras yang asamketika sudah masak dan pahit ketika masih
mentah. Sirup dapat didefinisikan sebagai cairan kental dan memiliki kadar gula terlarut
yang tinggi. Kekentalan sirup disebabkan ileh banyaknya ikatan hydrogen antara gugud
hidroksil pada molekul gula terlarut dengan molekul airbyang melarutkannya. Sirup
jeruk kalamansi adalah produk olahan yang berupa sirup yang terbuat dari jeruk kalansi
menjadikan sirup jeruk kalamansi denga rasa yang khas. Rasa manis dan asam khas
jeruk kalamansi menjadikan sirup jeruk kalamansi sebagai salah satu produuk olahan
khas Bengkulu yang banyak dicari dan dijadikan oleh oleh khas Bengkulu.
3
Menurut Kartika (2005), ada beberapa persyaratan agar penulis dapat berfungsi
sebagai alat instrumen yaitu:
a. Peneliti harus mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang normal
b. Umur, orang yang lebih muda umumnya lebih sensitiv.
c. Jenis kelamin
d. Kebiasaan merokok, penulis harus berhenti merokok beberapa waktu sebelum
melakukan pengujian.
e. Kondisikan kesehatan, penulisan huruf dalam kondisi sehat.
1. Panelis ahli
Seorang panelis ahli seorang penulis ahli mempunyai kelebihan sensoris,
dimana dengan kelebihan ini dapat digunakan untuk mengukur dan menilai sifat
karakter secara tepat. Dengan sensitivitas tinggi seorang penulis ahli dapat
menentukan mutu Suatu bahan secara cepat dan tepat.
2. Panelis terlatih
Panelis terlatih dalam suatu pengujian jumlahnya lebih besar daripada nulis
ahli agar data penilaiannya dapat dianalisis dengan statistik. Panelis ini merupakan
pilihan dan seleksi yang kemudian lolos pada evaluasi kemampuan. Tingkat
sensitifitas penulis ini tidak setinggi para ahli.
3. Panelis agak terlatih
Panelis agak terlatih merupakan kelompok dimana anggotanya bukan
merupakan hasil seleksi tetapi umumnya terdiri dari individu-individu yang secara
spontan mau bertindak sebagai penguji. Yang termasuk panelis terlatih contohnya
mahasiswa atau staf peneliti. Dengan memberikan penjelasan tentang sampel dan
sifat-sifat yang akan dinilai serta memberikan sekedar latihan kelompok ini sudah
berfungsi sebagai alat analisis.
4. Panelis tidak terlatih
Panelis tidak terlatih dipakai untuk menguji tingkat kesukaan pada suatu
produk ataupun menguji kemampuan untuk mempergunakan suatu produk.
Karena menyangkut tingkat kesukaan maka semakin besar jumlah anggota
4
panandes hasilnya akan semakin baik. Panas terlebih ini merupakan penulis yang
digunakan dalam penelitian ini
5
R/C = TR/TC
Dimana :
R/C = Perbandingan antara total pendapatan dan penerimaan
TR = Total penerimaan
TC =Total biaya
6
Saffron 7 pasang
3.3. Cara Kerja
1. Siswa dibentuk menjadi 2 kelompok oleh guru mata pelajarn.
2. Setiap kelompok diberi 5 kg jeruk kalamansi
3. Sortasi buah jeruk kalamansi berdasarkan busuk buah dengan cara masukan
kedalam air, buah yang tenggelam dibuang.
4. Jeruk kalamansi hasil sortasi ( jeruk yang masih segar/tidak busuk) dicuci
menggunakan air bersih.
5. Potong jeruk kalamansi secara melintang menjadi 2 bagian
6. Ekstrasi sari buah menggunakan alat pres.
7. Saring sari buah jeruk kalamansi mengguunakan alat penyaring untuk
memisahkan biji dan kotoran lainnya.
8. Siapkan sebanyak 1,5 liter sari jeruk kalamansi dan masukan kedalam panci
stainlesstill.
9. Campurkan gula pasir 3 kg ( 2 kg gula untuk setiap 1 liter sari jeruk).
10. Masak sari kalamansi diatas api sedang selama kurang lebih 30 menit sambil
diaduk terus menerus sampai mengental.
11. Dinginkan sirup pada suhu ruang sampai dingin.
12. Masukan sirup kedalam botol kemasan yang telah dicuci.
7
Saringan
Alat pemeras jeruk
Corong 1 buah
Timbangan 5 kg
Kemasan botol 200 ml 12 buah
Sarung tangan 7 pasang
Kompor dan gas
Panci kecil
Panci besar
Sendok kayu
Serbet
Saffron 7
4.1.2. Diagram Alir
Sortasi
Pensortiran danPencucian
Pengecilan ukuran
Penyaringan
Pemasakan
Pendinginan
Pengemasan
Pelabelan
Pemasaran
8
a. Sortasi
Pemisahan antara jenis mutu buah jeruk baik secara fisik maupun
bentuk.
b. Penyortiran dan Pencucian
Pencucian dilakukan di air yang bersih dan mengalir untuk
membersihkan sisa kotoran yang menempel pada kulit buah sebelum
diproses lebih lanjut supaya menghasilkan produk yang baik.
c. Pengecilan ukuran
Pengecilan ukuran dilakukan menggunakan pisau dan talenan yang
bertujuan untuk memudahkan dalam pengambilan atau pemerasan sari buah
jeruk agar dapat dijadikan sirup.
d. Pemerasan sari buah
Pemerasan jeruk dilakukan menggunakan tangan yang dilapisi
sarung tangan untuk mengambil sari buah jeruk agar dapat diolah menjadi
sirup jeruk
e. Penyaringan
Penyaringan dilakukan agar sari buah jeruk dapat terpisah dari biji
dan organisme lain yang ada pada sari buah jeruk
f. Pemasakan
Pada saat pemasakan sari buah jeruk dilakukan pada tempat atau
dandang yang berbeda. Dandang 1 sebagai tempat air, dandang 2 tempat sari
buah jeruk upaya ini dilakukan agar sari buah jeruk yang dimasak tidak
gosong. Proses pemasakan sari buah jeruk dilakukan selama -+30 menit dan
sambil terus diaduk agar gula tidak menggumpal.
g. Pendinginan
Proses pendinginan dilakukan supaya saat penggemasan tidak
terjadi kontaminasi antara produk dan kemasan. Selama proses pendinginan
ada baiknya pisahkan sari buah jeruk dari buih yang ada.
h. Pengemasan
Pengemasan dilakukan di dalam botol plastik yang berukuran
200ml. Tujuan dari pengemasan adalah untuk mengawetkan produk,
mempermudah proses pemasaran dan lain sebagainya.
9
i. Pelabelan
Pelabelan dilakukan sebelum produk dipasarkan ke konsumen,
tujuan dari pelabelan yaitu memberi informasi pada produ, menambah daya
tarik konsumen, menambah harga jual dan lain sebagainya.
j. Pemasaran
Pemasaran adalah hal yang harus dilakukan pada saat selesai
pembuatan produk guna menawarkan produk kepada konsumen.
10
4.1.5. Perbandingan proses
Proses praktikum pembuatan sirup jeruk kalamansi tidak jauh beda dengan yang
ada di modul ataupun di artikel internet. Semua proses pembuatannya hampir
sama.
Dokumentasi proses pengolahan
11
12
4.2. Tata Letak Ruang Produksi
3
4 4 4 4
2
7
5
7 6
9
1 = Ruang Penyimpanan
2 = Tempat Alat dan Bahan
3 = Meja Guru
4 = Meja Siswa
5 = Meja Kompor
6 = Meja Panjang
7 = Kulkas Dan Freezer Box
8 = Etalase Kaca
9 = Tempat Pencucian
13
Annisa 3 3 4
Chenny 3 4 3
Lisa 3 3 4
Febiola 3 3 3
Dinda 3 4 3
Meishanda 3 4 3
Rata-rata 3 3,5 3,75
Perbandingan kualitas dengan kelompok A :
a. Warna : 3,42
Warna pada suatu produk olahan minuman maupun makanan biasanya sangat
berpengaruh terhadap daya tarik konsumen. Pada hasil uji kesukaan ini
terdapat perbedaan warna antar kelompok dimana kelompok pesaing
mendapatkan warna lebih tinggi dari produk yang kami buat. Perbedaan
tersebut bias menjadi pengaruh terhadap konsumen. Oleh sebab itu warna
produk yang kami buat harus lebih baik lagi.
b. Rasa : 2,85
Rasa merupakan hal yang paling dominan untuk membedakan rasa asam
maupun manis. Pada hasil uji kesukaan ini terdapat perbedaan rasa antar
kelompok dimana produk kelompok kami mendapatkan rasa lebih tinggi dari
produk kelompok pesaing. Perbedaan tersebut bisa menjadi pengaruh
terhadap konsumen.
c. Aroma : 3, 14
Aroma salah satu cara perusahaan untuk menarik daya tarik konsumen agar
tertarik dengan suatu produk dari peerusahaan tersebut. Aroma juga untuk
menggambar bau enak pada produk yang dibuat. Pada hasil uji kesukaan ini
terdapat perbedaan aroma antar kelompok dimana produk kelompok pesaing
mendapatkan aroma lebih tinggi dari produk kelompok yang kami buat.
Perbedaan tersebut bisa menjadi pengaruh terhadap konsumen. Oleh sebab itu
warna produk yang kami buat harus lebih baik lagi.
14
IV.1.1. Pengemasan
Pengemasan pada jeruk kalamansi dikemas di dalam botol plasti yang sudah
di cuci bersih yang berisi 200ml. Setiap pengemasan dilakukan penyaringan
terlebih dahulu supaya hasil dari sirup kalamansi tidak ada kotoran.
Bahan dan alat
Corong
Gelas ukur
Botol plastic 250ml
Penyimpanan dan pengemasan yang dilakukan sudah baik.
Gambar label sirup jeruk kalamansi
IV.1.2. Penyimpanan
Sebelum pemasaran sirup jeruk kalamansi disimpan di dalam etalase kaca yang
terletak pada ruang produksi Smk Agro Maritim.
15
3. Corong plastic 1 7.000 7.000
4. Gelas ukur 1 40.000 40.000
5. Cup pudding 1 10.000 10.000
6. Saringan 1 15.000 15.000
7. Talenan 2 13.000 26.000
8. Pisau 2 15.000 30.000
9. Ember 2 15.000 30.000
10. Timbangan 1 250.000 250.000
11. Kompor 1 350.000 350.000
.
12. Tabung gas melon 1 200.000 200.000
13. Dandang 1 150.000 150.000
14. Sutil 1 5.000 5.000
15. Baskom 2 10.000 20.000
Jumlah 1.463.000
Umur pakai 3 tahun
3 x 365 = 1.095 hr x 1.463.000 = 1.336 = 1.400
16
4. Label 12 3.000 36.000
5. Isi ulang gas 1/7 hari 25.000/7 3.571
B. Listrik 1 hari 8.333
250.000/bulan
C. Air 1 hari 3.333
100.000/bulan
Karyawan 2 10.000 20.000
Jumlah 180.582
VC dibulatkan menjadi Rp. 180.600
3. Biaya total
Biaya tetap + biaya tidak tetap = FC/h + VC /h
= 1.400 + 180.600 = 182.000
4. Harga pokok/buah
Biaya produksi : jumlah produksi
= 182.000 : 12
= 15.166
5. Harga jual
Harga pokok + (%keuntungan x harga pokok)
= Rp. 15.166 + (30% x 15.166)
= 19, 715 = Rp20.000
6. Pendapatan/hari
Jumlah produksi x harga jual
= 12 x Rp. 20.000
= Rp. 240.000
7. Keuntungan/bulan
Pendapatan kotor – total biaya produksi
=Rp. 240.000 – Rp. 182.000
= Rp. 58.000
8. Analisis B/C ratio
Total penjualan : total biaya produksi
= Rp. 240.000 : Rp. 182.000
17
= 1,3
9. BEP harga produksi
Total produksi : volume produksi
= Rp. 240.00 : 12
= Rp. 20.000
4.6. Pemasaran
Sistem pemasaran
Cara pemasaran dilakukan baik melalui marketing maupun promosi produk
melalui internet untuk mengenalkan produk kepada masyarakat.
Gambar 6. Pemasaran
Saran
Ada baiknya ada perbaikan dari segi marketing yaitu tidak menyuruh
konsumen membeli secara paksa produk, karena belum tentu konsumen puas
dengan produk yang kita buat.
18
2. Pada praktikum ini dapat mengetahui sistem pengemasa, penyimpanan, serta
pemasaran yang baik agar dapat di sukai para konsumen.
5.2. Saran
Menurut saya pada praktikum pembuatan sirup jeruk kalamansi ini ada baiknya
guru pengampuh lebih menjelaskan dan mendampingi para peserta didik dalam
melakukan praktikum ini untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21
22
Gambar 11. pendinginan Gambar 12. pengemasan
23
24
ACARA PRATIKUM 2
PENGOLAHAN BAKPAO
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Serealia atau sereal yang dikenal dengan biji bijian adalah kelompok tanaman
yang dimanfaatkan biji/bulirnya sebagai sumber pati/karbohidrat. Kebanyakan serealia
merupakan anggota dari suku padi-padian dan disebut sebagai serealia sejati .Beberapa
jenis Serealia yang memiliki nilai ekonomi tinggi atau yang paling dikenal masyarakat
umum adalah padi, jagung, dan gandum. Pengolahan hasil serealia pada umumnya
digunakan sebagai bahan pembuatan makanan seperti salah satunya bakpao.
Kacang kacangan atau yang disebut dengan polong polongan yang mengandung
banyak serat dan protein nabati serta kacang-kacangan juga merupakan salah satu bahan
makanan sumber protein dengan nilai gizi yang tinggi, memiliki ukuran biji yang
relative lebih besar dibandingkan serealia. Pengolahan kacang-kacangan merupakan
upaya untuk mengolah dan mengawetkan bahan makanan hasil kacang-kacangan
dengan mengubah menjadi produk olahan yang mempunyai penampakan rasa rasa dan
aroma yang khas.
25
1. Menguasai konsep dan mampu memerapkn prinsiippp pengolahan pangan,
khususnya hasil serelia kacang-kacangan
2. Mampu menerapkan prinsip pengemasan, perencanaan usaha, dan pemasaran.
3. Mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri
sebagai bekal kesempatan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pegolahan
hail pertanian.
26
4 = suka
3 = agak suka
2 = tidak suka
1 = sangat tidak suka
Dengan data numerik ini dapat di lakukan analisis secara statistik. Penggunaan
skala hedonik pada praktiknya dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. sehingga
uji hedonik sering digunakan untuk menilai secara organoleptik terhadap komoditas
sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan untuk menilai
produk akhir yang dilakukan oleh panelis.
Panelis adalah sekelompok penguji yang digunakan untuk mengukur atau
menilai sifat karakteristik suatu produk pertanian atau makanan dengan menggunakan
indra. Panelis dapat dipilih dari orang-orang yang dianggap mampu dan tersedia di
industri atau laboratorium yang bersangkutan sebagai bagian dari tugas tugasnya sehari-
hari.
Menurut Kartika (2005), ada beberapa persyaratan agar penulis dapat berfungsi
sebagai alat instrumen yaitu:
f. Peneliti harus mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang normal
g. Umur, orang yang lebih muda umumnya lebih sensitiv.
h. Jenis kelamin
i. Kebiasaan merokok, penulis harus berhenti merokok beberapa waktu
sebelum melakukan pengujian.
j. Kondisikan kesehatan, penulisan huruf dalam kondisi sehat.
5. Panelis ahli
Seorang panelis ahli seorang penulis ahli mempunyai kelebihan sensoris,
dimana dengan kelebihan ini dapat digunakan untuk mengukur dan menilai sifat
karakter secara tepat. Dengan sensitivitas tinggi seorang penulis ahli dapat
menentukan mutu Suatu bahan secara cepat dan tepat.
6. Panelis terlatih
Panelis terlatih dalam suatu pengujian jumlahnya lebih besar daripada nulis
ahli agar data penilaiannya dapat dianalisis dengan statistik. Panelis ini merupakan
27
pilihan dan seleksi yang kemudian lolos pada evaluasi kemampuan. Tingkat
sensitifitas penulis ini tidak setinggi para ahli.
7. Panelis agak terlatih
Panelis agak terlatih merupakan kelompok dimana anggotanya bukan
merupakan hasil seleksi tetapi umumnya terdiri dari individu-individu yang secara
spontan mau bertindak sebagai penguji. Yang termasuk panelis terlatih contohnya
mahasiswa atau staf peneliti. Dengan memberikan penjelasan tentang sampel dan
sifat-sifat yang akan dinilai serta memberikan sekedar latihan kelompok ini sudah
berfungsi sebagai alat analisis.
8. Panelis tidak terlatih
Panelis tidak terlatih dipakai untuk menguji tingkat kesukaan pada suatu
produk ataupun menguji kemampuan untuk mempergunakan suatu produk.
Karena menyangkut tingkat kesukaan maka semakin besar jumlah anggota
panandes hasilnya akan semakin baik. Panas terlebih ini merupakan penulis yang
digunakan dalam penelitian ini
28
VC = Biaya variabel
BEP (Break Event Point) atau titik balik modal adalah suatu kondisi usaha
yang tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. BEP dihitung menggunakan
persamaan berikut:
BEP = FC
H-VC
Dimana :
BEP = Jumlah penjualan pada titik pokok
FC = Biaya tetap
H =Harga jual
VC = Biaya variabel
R/C ratio menunjukan juamah pendapatan yang diperoleh atas biaya yan
dikeluarkan. Jika R/C lebih dari 1 berarti usaha tersebut layak diusahakan.
R/C = TR/TC (Kurniawan, et al., 2008)
Dimana :
R/C = Perbandingan antara total pendapatan dan penerimaan
TR = Total penerimaan
TC =Total biaya
29
Susu bubuk
Tepung maizena
Garam
Santan
Kacang hijau
Kacang merah
Baking powder
Ragi instan
Air hangat
3.2.2 Alat :
Timbangan
Pisau
Baskom kecil
Sarung tangan
Box
Blender
Kompor dan gas
Nampan
Gunting
Kertas kue
Sutil
30
6. Tambahkan gula pasir, garam da daun pandan
7. Bentuk menjadi bola bola kecil sesuai keinginan
Kacang merah :
1. Masukkan kacang merah yang telah dikupas ke dalam wadah
2. Rendam kacang merah selama 2 jam, lalu tiriskan
3. Siapkan dandang diatas kompor dengan api sedang
4. Kukus kacang merah sampai mengembang merata
5. Angkat kacang merah lalu haluskan dengan blender dengan menambahkan
santan hingga halus merata
6. Tambahkan gula pasir, garam da daun pandan
7. Bentuk menjadi bola bola kecil sesuai keinginan
Membuat kulit :
1. Masukkan tepung terigu, tepung maizena, baking powder, gula pasir, susu
bubuk, dan ragi instan kek dalam wadah baskom. Aduk semua bahan hingga
tercampur rata
2. Tambahkan putih telur, aduk aduk dan uleni hingga kalis
3. Diamkan selama 30 menitagar terjadi pengembangan merata, lalu timbang
adonan 30g dan diamkan kembali 10menit
4. Giling adonan menggunakan rolling spin
5. Letakkan bahan isian ke dalam bagian tengah adonan lalu lipat dan bentuk
hingga membentuk bulatan
6. Letakkan di atas kertas roti dan diamkan kembali selama 40 menit
7. Kukus selama 10 menit hingga bahan matang merata
8. Setelah matang angkat dan sajikan/kemas.
31
Telur 1 butir
Gula 450g
Pasta
Daun pandan 15 lembar
Susu bubuk 27g
Tepung maizena 60g
Garam secukupnya
Santan 25g
Kacang hijau
Kacang merah
Baking powder ½ sdt
Ragi instan 8g
Air hangat 150ml
Alat :
Timbangan
Pisau
Baskom kecil
Sarung tangan 7 pasang
Box
Blender
Kompor dan gas
Nampan 1 buah
Gunting 1 buah
Kertas kue
Sutil 1 buahali
32
4.1.2. Diagram alir
Sortasi Pencampuran
Perendaman Pendiaman
Pencucian Penggilingan
Pengukusan Pembentukan
Pengukusan
Pendinginan
Pengemasan
Pelabelan
Pemasaran
33
Pembuatan isi
a. Sortasi, proses pemisahan mutu dari bahan yang akan digunakan.
b. Perendaman, sebagai upaya untuk membuang kulit dari kacang hijau.
c. Pencucian, untuk membersihkan dari sisa kotoran yang menempel.
d. Pengukusan, upaya agar empuk dan mempermudah pada saat pengecilan
ukuran menggunakan blender.
e. Pengecilan ukuran, agar pada saat memberi isian pada bakpao enak dilihat
dan tidak mempengaruhi bentuk.
Pembuatan kulit
a. Pencampuran, untuk menyatukan semua bahan agar tercampur rata.
b. Pendiaman, upaya untuk mengembang bahan adonan.
c. Penggilingan, untuk membentuk dan memberi isian pada bakpao.
d. Pembentukan, untuk memberi bentuk pada bakpao.
e. Pendiaman, upaya untuk mengembangkan bakpao yang telah dibentuk.
f. Pengukusan, untuk memasakkan bakpao.
g. Pendinginan, agar tidak mempengaruhi kualitas pada saat di dalam kemasan.
h. Pengemasan, untuk memperpanjang masa simpan.
i. Pelabelan, dilakukan sebelum produk dipasarkan ke konsumen, tujuan dari
pelabelan yaitu memberi informasi pada produk, menambah daya tarik
konsumen, menambah harga jual dan lain sebagainya.
34
j. Pemasaran adalah hal yang harus dilakukan pada saat selesai pembuatan
produk guna menawarkan produk kepada konsumen.
35
7. Timbang adonan sebanyak 20 gram giling adonan yang sudah ditimbang
menggunakan rolling spin
8. Letakkan bahan isian ke bagian tengah adonan lalu lipat dan bentuk hingga
membentuk bulatan dan hiasi sesuai selera Letakkan di atas kertas roti dan
diamkan kembali selama 40 menit
9. Bakpao di kukus selama 10 menit hingga matang
10.Kemudian angkat dan dinginkan
11.Setelah dingin bakpao dikemas menggunakan kotak dan isi masing masing
setiap kotak 4 buah bakpao
12.Kemudian beri label pada kotak bakpao untuk menambah nilai jual dan daya
tarik konsumen
Proses praktikum pembuatan bakpao tidak jauh beda dengan yang ada di modul
ataupun di artikel internet. Semua proses pembuatannya hampir sama.
36
Gambar 21. pembuatan isi Gambar 22. pengukusan
37
4.2. Tata Letak Ruang Produksi
3
4 4 4 4
2
7
5
7 6
9
1 = Ruang Penyimpanan
2 = Tempat Alat dan Bahan
3 = Meja Guru
4 = Meja Siswa
5 = Meja Kompor
38
6 = Meja Panjang
7 = Kulkas Dan Freezer Box
8 = Etalase Kaca
9 = Tempat Pencucian
39
c. Aroma : 3,28
Aroma salah satu cara perusahaan untuk menarik daya tarik konsumen agar
tertarik dengan suatu produk dari peerusahaan tersebut. Aroma juga untuk
menggambar bau enak pada produk yang dibuat. Pada hasil uji kesukaan ini
terdapat perbedaan aroma antar kelompok dimana produk kelompok pesaing
mendapatkan aroma lebih tinggi dari produk kelompok yang kami buat.
Perbedaan tersebut bisa menjadi pengaruh terhadap konsumen. Oleh sebab itu
warna produk yang kami buat harus lebih baik lagi.
Kacang Merah
40
kelompok dimana produk kelompok pesaing mendapatkan rasa lebih tinggi
daripada kelompok kami. Perbedaan tersebut bisa menjadi pengaruh terhadap
konsumen. Oleh karena itu kami harus memperbaiki lagi cita rasa dari produk
bakpao isi kcng merah ini.
c. Aroma : 3,14
Aroma salah satu cara perusahaan untuk menarik daya tarik konsumen agar
tertarik dengan suatu produk dari peerusahaan tersebut. Aroma juga untuk
menggambar bau enak pada produk yang dibuat. Pada hasil uji kesukaan ini
terdapat perbedaan aroma antar kelompok dimana produk kelompok kami
mendapatkan aroma lebih tinggi dari produk kelompok pesaing. Perbedaan
tersebut bisa menjadi pengaruh terhadap konsumen.
41
4.4.2. Penyimpanan
Sebelum pemasaran bakpao disimpan di dalam freezer box yang terletak pada
ruang produksi Smk Agro Maritim.
42
4. Kacang hijau 200g Rp. 10.000 Rp. 10.000
5. Label 6 Rp. 3.000 Rp. 18.000
6. Susu bubuk 1 bks Rp. 3.000 Rp. 3.000
7. Mentega putih 30g Rp. 5.500 Rp. 5.500
8. Pasta Secukup Rp. 7.500 Rp. 7.500
nya
9. Ragi 8g Rp. 2.500 Rp. 2.500
10. Sarung tangan 7 pasang Rp. 1,071 Rp. 7.500
11. Santan 125 ml Rp. 6.000 Rp. 6.000
12. Maaizena 60g Rp. 7.500 Rp. 7.500
13. Gula pasir 450g Rp. 5.000 Rp. 5.000
14. Baking powder ½ sdt Rp. 1.000 Rp. 1.000
15. Telur 1 butir Rp. 1.500 Rp. 1.500
16. Kertas minyak 1 lembar Rp. 2.000 Rp. 2.000
17. Box 6 buah Rp. 3.500 Rp. 21.000
18. Garam Secukup - -
nya
Jumlah Rp. 115.500
3. Biaya total
Biaya tetap + biaya tidak tetap
=Rp. 115.500 + 1..406
= Rp. 116,906
4. Harga pokok/kotak
Biaya produksi : jumlah produksi
=Rp. 116,906 : 6
=Rp. 19.484
5. Harga jual
Harga pokok + (%keuntungan x harga pokok)
= Rp. 19.484 + (20% x Rp. 19.484)
=Rp. 19.873 = Rp. 20.000
43
6. Pendapatan/bulan
Jumlah produksi x harga jual
= 6 x Rp. 20.000
=Rp. 120.000
7. Keuntungan/bulan
Pendapatan kotor – total biaya produksi
=Rp. 120.000 – Rp. 116.906
=Rp. 3.094
8. Analisis B/C ratio
Total penjualan : total biaya produksi
= Rp. 120.000 : Rp. 116.906
=0,72
9. BEP harga produksi
Total produksi : volume produksi
=Rp. 120.000 : 6
=Rp. 20.000
4.6. Pemasaran
Sistem pemasaran
Cara pemasaran dilakukan baik melalui marketing maupun promosi produk
melalui internet untuk mengenalkan produk kepada masyarakat.
Gambar26. pemasaran
Saran
44
Ada baiknya ada perbaikan dari segi marketing yaitu tidak menyuruh
konsumen membeli secara paksa produk, karena belum tentu konsumen puas
dengan produk yang kita buat.
5.2. Saran
Menurut saya pada praktikum pembuatan bakpao ini ada baiknya guru
pengampuh lebih menjelaskan dan mendampingi para peserta didik dalam melakukan
praktikum ini karena dari hasil yang didapat masih ada kekurangan seperti hasil yang
didapat kurang mengembang.
Pada bahan masih terdapat kekurangan, sehingga para peserta harus mengganti
bahan yang seharusnya dengan bahan lain. Hasil dari bakpao kurang mengembang
mungkin akibat pemakaian bahan yang tidak pada ketentuannya.
45
DAFTAR PUSTAKA
46
LAMPIRAN
3. Data percobaan
4. Proses pengolahan bakpao
Gambar 27. pemilihan alat dan Gambar 28. sortasi kacang hijau
bahan
47
48
Gambar 33. penggilingan kulit Gambar 34. pengukusan
49
ACARA PRATIKUM 3
PENGOLAHAN PERMEN SUSU
Format dirapikan, jangan berantakan kebanyakan enter
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresikan oleh kelenjar Mamae dalam
kurung ambing pada binatang mamalia betina seperti sapi kambing kerbau dan lain
sebagainya untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya sebagian besar susu
yang dikonsumsi manusia berasal dari sapi. Sedangkan susu ternak lain yaitu seperti
susu kerbau susu kambing susu unta dan sebagainya dan susu manusia disebut sebagai
ASI (Sediaoetama, 1985)
Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresikan oleh kelenjar Mamae dalam
kurung Ambing pada binatang mamalia betina untuk bahan makanan dan sumber gizi
(Winarno, 1993). PARAGRAF MINIMAL ADA 2 KALIMAT.
Susu dapat diolah berbagai macam produk olahan untuk memperpanjang masa
simpan pada susu proses pengolahan susu bertujuan untuk memperoleh produk-produk
susu yang beraneka ragam,, berkualitas tinggi,, memiliki kandungan gizi yang tinggi
tahan simpan mempermudah pemasaran dan transportasi, serta meningkatkan nilai tukar
dan daya guna bahan mentahnya. Beberapa contoh dari produk olahan yang terbuat dari
susu antara lain yoghurt dan permen susu. Permen susu dapat diolah dengan berbagai
varian rasa.
Pada praktikum ini akan membuat permen susu rasa jeruk kalamansi dan permen
susu jahe dengan adanya varian rasa diharapkan mampu menjadi tren baru di
masyarakat agar menambah daya tarik konsumen
50
1. Dapat menerapkan prinsip pengolahan berbahan dasar susu dengan baik 2
2. Dapat menciptakan inovasi dan kreativitas suatu produk berbahan dasar susu
dengan berperisa jeruk kalamansi dan jahe 3
3. Dapat melatih siswa dalam melihat peluang bisnis sehingga dapat
menciptakan peluang pasar dan lapangan kerja yang baru.
2.2. Jahe
51
Jahe memiliki banyak manfaat diantaranya mengatasi masalah pencernaan
mengurangi mual mengurangi rasa sakit membantu proses melindungi kanker dan lain
sebagainya.
52
5 = sangat suka
4 = suka
3 = agak suka
2 = tidak suka
1 = sangat tidak suka
Dengan data numerik ini dapat di lakukan analisis secara statistik. Penggunaan
skala hedonik pada praktiknya dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. sehingga
uji hedonik sering digunakan untuk menilai secara organoleptik terhadap komoditas
sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan untuk menilai
produk akhir yang dilakukan oleh panelis.
Panelis adalah sekelompok penguji yang digunakan untuk mengukur atau menilai
sifat karakteristik suatu produk pertanian atau makanan dengan menggunakan indra.
Panelis dapat dipilih dari orang-orang yang dianggap mampu dan tersedia di industri
atau laboratorium yang bersangkutan sebagai bagian dari tugas tugasnya sehari-hari.
Menurut Kartika (2005), ada beberapa persyaratan agar penulis dapat berfungsi
sebagai alat instrumen yaitu:
a. Peneliti harus mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang normal
b. Umur, orang yang lebih muda umumnya lebih sensitiv.
c. Jenis kelamin
d. Kebiasaan merokok, penulis harus berhenti merokok beberapa waktu sebelum
melakukan pengujian.
e. Kondisikan kesehatan, penulisan huruf dalam kondisi sehat.
9. Panelis ahli
Seorang panelis ahli seorang penulis ahli mempunyai kelebihan sensoris,
dimana dengan kelebihan ini dapat digunakan untuk mengukur dan menilai sifat
karakter secara tepat. Dengan sensitivitas tinggi seorang penulis ahli dapat
menentukan mutu Suatu bahan secara cepat dan tepat.
10. Panelis terlatih
Panelis terlatih dalam suatu pengujian jumlahnya lebih besar daripada nulis
ahli agar data penilaiannya dapat dianalisis dengan statistik. Panelis ini merupakan
53
pilihan dan seleksi yang kemudian lolos pada evaluasi kemampuan. Tingkat
sensitifitas penulis ini tidak setinggi para ahli.
11. Panelis agak terlatih
Panelis agak terlatih merupakan kelompok dimana anggotanya bukan
merupakan hasil seleksi tetapi umumnya terdiri dari individu-individu yang secara
spontan mau bertindak sebagai penguji. Yang termasuk panelis terlatih contohnya
mahasiswa atau staf peneliti. Dengan memberikan penjelasan tentang sampel dan
sifat-sifat yang akan dinilai serta memberikan sekedar latihan kelompok ini sudah
berfungsi sebagai alat analisis.
12. Panelis tidak terlatih
Panelis tidak terlatih dipakai untuk menguji tingkat kesukaan pada suatu
produk ataupun menguji kemampuan untuk mempergunakan suatu produk.
Karena menyangkut tingkat kesukaan maka semakin besar jumlah anggota
panandes hasilnya akan semakin baik. Panas terlebih ini merupakan penulis yang
digunakan dalam penelitian ini
54
VC = Biaya variabel
BEP (Break Event Point) atau titik balik modal adalah suatu kondisi usaha
yang tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. BEP dihitung menggunakan
persamaan berikut:
BEP = FC
H-VC
Dimana :
BEP = Jumlah penjualan pada titik pokok
FC = Biaya tetap
H =Harga jual
VC = Biaya variabel
R/C ratio menunjukan juamah pendapatan yang diperoleh atas biaya yan
dikeluarkan. Jika R/C lebih dari 1 berarti usaha tersebut layak diusahakan.
R/C = TR/TC (Kurniawan, et al., 2008)
Dimana :
R/C = Perbandingan antara total pendapatan dan penerimaan
TR = Total penerimaan
TC =Total biaya
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 07-12 September 2020. Kegiatan ini
dilaksanakan di ruang produksi SMKS Agro Maritim Muhammadiyah Bengkulu.
55
Pewarna makanan (merah kuning hijau)
3.2.2. Alat :
Pisau
Talenan
Nampan
Alat pemeras jeruk
Sutil
Kompor
Kuali/wajan penggorengan
Timbangan
Kulkas
Kertas minyak
Plastik PP uk. 8x15 cm
Cup pudding 8 buah
56
6. Adonan yang sudah jadi pisahkan dengan perbandingan 80 : 20. Adonan 20%
dibagi menjadi tiga lagi untuk memberi warna merah kuning hijau pada
adonan
7. Adonan 80% dibentuk bulat lalu Sa1tukan masing-masing warna tadi ke
bulatan adonan lalu bentuk adonan permen menjadi persegi atau sesuai selera
8. Permen yang sudah dibentuk ditaburi gula donat sesuai selera
9. Simpan di kulkas selama 1 jam untuk hasil lebih baik
10.Lakukan proses pengemasan primer dengan menggunakan kertas minyak dan
penyimpanan produk lalu kemas dengan menggunakan kemasan sekunder.
Cara kerja di buat kalimat aktif, semua awal kata diberi imbuhan me/di.
Misalnya menyiapkan, memasukkan, dibagi, dll. Karena in laporan, bukan
penuntun lagi yang menggunakan kalimat perintah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Proses Pengolahan
57
4.1.1. Diagram alir
Persiapan alat dan bahan
Penyangraian
Pencampuran
Pemisahan
Pencetakan
Pemberian gula
Pengemasan
Pelabelan
Pemasaran
58
a. Persiapan alat dan bahan
Jika ingin membuat suatu produk terlebih dahulu harus disiapkan alat dan
bahan.
b. Penyangraian
proses penyangraian pada sagu bertujuan untuk memasakkan sagu agar tidak
terasa pada saat olahan jadi.
c. Pencampuran
Bergunan untuk menggabung suatu homogeny agar dapat di buat adonan.
d. Pemisahan
Pemisahan pada adonan sebagai upaya untuk pemberian warna untuk
membuat seperti warna ppelangi.
e. Pencetakan
Pencetakan dilakukan untuk mempermudah proses pengemasan primer
menggunakan kertas minyak.
f. Pemberian gula
Bertujuan agar permen tidak lengket pada kertas minyak jika dilakukan
pengemasan primer.
g. Pengemasan
Pengemasan dilakukan di dalam botol plastik yang berukuran 200ml. Tujuan
dari pengemasan adalah untuk mengawetkan produk, mempermudah proses
pemasaran dan lain sebagainya.
h. Pelabelan
Pelabelan dilakukan sebelum produk dipasarkan ke konsumen, tujuan dari
pelabelan yaitu memberi informasi pada produk, menambah daya tarik
konsumen, menambah harga jual dan lain sebagainya.
i. Pemasaran
Pemasaran adalah hal yang harus dilakukan pada saat selesai pembuatan
produk guna menawarkan produk kepada konsumen.
59
2. Rajang jahe yang sudah dikupas
3. Rebus jahe yang sudah dirajang dengan air secukupnya hingga mendidih dan
aroma khas jahe mulai tercium kemudian angkat dan tiriskan
Pembuatan permen jahe
1. Sangrai tepung sagu dan daun pandan yang sudah dirajang dengan api sedang
angkat jika sudah matang ditandai dengan daun pandan yang sudah kering
2. Campurkan susu bubuk vanila ke sagu yang telah disangrai selagi masih
hangat aduk hingga tercampur rata
3. Masukkan sagu ke dalam baskom lalu tambahkan susu kental manis uleni
hingga kalis
4. Tambahkan sedikit demi sedikit air jahe hingga adonan bisa dibentuk
5. Bagi adonan menjadi 2 (80: 20) adonan 20% dibagi menjadi tiga lagi untuk
diberi warna (merah kuning hijau)
6. Adonan 80% yang belum diberi warna bentuk bulat lalu satukan dengan
adonan yang sudah ada warna timbang sebanyak 5 gram lalu bentuk adonan
menjadi persegi
7. Permen yang sudah dibentuk kemudian balut dengan gula donat agar tidak
lengket pada saat pengemasan primer menggunakan kertas minyak lalu kemas
dengan menggunakan kemasan sekunder
8. Beri label pada permen yang sudah dikemas oleh kemasan sekunder.
60
1. Penyangraian, proses penyangraian seharusnya lebih diperhatikan dan
dilamakan lagi karen permen yang dibuat masih terasa sagu.
2. Pemberian gula, pada saat pemberian gula donat pada permen ada baiknya
dibuat sama rata.
3. Pengemasan, hal yang harus diperhatikan pada saat pengemasan primer
kertas minyak yaitu kertas minyak yang digunakan ada baiknya sama
ukuranny agar tidak ada berbedaan bentuk pada saat permen selesai dikemas
karena itu akan mempengaruhi bentuk permen.
RATA KIRI KANAN
4.1.4. Perbandingan proses
Proses praktikum pembuatan permen susu jahe tidak jauh beda dengan yang ada
di modul ataupun di artikel internet. Semua proses pembuatannya hampir sama.
61
4.2. Tata Letak Ruang Produksi
3
4 4 4 4
2
7
5
7 6
9
1 = Ruang Penyimpanan
2 = Tempat Alat dan Bahan
3 = Meja Guru
4 = Meja Siswa
5 = Meja Kompor
62
6 = Meja Panjang
8 = Kulkas Dan Freezer Box
8 = Etalase Kaca
9 = Tempat Pencucian
63
c. Aroma : 3,57
Aroma salah satu cara perusahaan untuk menarik daya tarik konsumen agar
tertarik dengan suatu produk dari peerusahaan tersebut. Aroma juga untuk
menggambar bau enak pada produk yang dibuat. Pada hasil uji kesukaan ini
terdapat perbedaan aroma antar kelompok dimana produk kelompok pesaing
mendapatkan aroma lebih tinggi dari produk kelompok yang kami buat.
Perbedaan tersebut bisa menjadi pengaruh terhadap konsumen. Oleh sebab itu
warna produk yang kami buat harus lebih baik lagi.
64
IV.4.2.Penyimpanan
Sebelum pemasaran permen susu jahe disimpan di dalam kulkas yang terletak
pada ruang produksi Smk Agro Maritim.
65
2. Jahe 3 ruas Rp. 5.000 Rp. 5.000
3. Susu kental manis 800g Rp. 15.000 Rp. 15.000
4. Susu bubuk 180g Rp. 12.000 Rp. 12.000
5. Pasta Secukupnya Rp. 3.500 Rp. 3.500
6. Gula donat Secukupnya Rp. 2.000 Rp. 2.000
7. Daun pandan 6 lembar Rp. 5.00 Rp. 2.000
Jumlah Rp. 43.000
3. Biaya total
Biaya tetap + biaya tidak tetap
=Rp. 43.000 + Rp. 1.900
=Rp. 44.900
4. Harga pokok/bks
Biaya produksi : jumlah produksi
=Rp. 44.900 : 33
=Rp. 1.360
5. Harga jual
Harga pokok + (%keuntungan x harga pokok)
=Rp. 1.360 + (50% x Rp. 1.360)
=Rp. 2.040 = Rp. 3.000
6. Pendapatan/hr
Jumlah produksi x harga jual
=33 x Rp. 3.000
=Rp. 99.000
7. Keuntungan/hr
Pendapatan kotor – total biaya produksi
=Rp. 99.000 – Rp. 44.900
=Rp. 54.100
8. Analisis B/C ratio
Total penjualan : total biaya produksi
=Rp. 99.000 : Rp. 44.900
=2,2
66
9. BEP harga produksi
Total produksi : volume produksi
=Rp. 99.000 : 33
=Rp. 3.000
IV.6. Pemasaran
Sistem pemasaran
Cara pemasaran dilakukan baik melalui marketing maupun promosi produk
melalui internet untuk mengenalkan produk kepada masyarakat.
Saran
Ada baiknya ada perbaikan dari segi marketing yaitu tidak menyuruh
konsumen membeli secara paksa produk, karena belum tentu konsumen puas
dengan produk yang kita buat.
67
akibat penambahan bahan (sagu) pada saat sagu yang di sangrai pertama hampir
matang.
Semoga pada praktikum selanjutnya ada perubahan baik cara penjelasan,
persiapan bahan, serta persiapan alat dapat disempurnakan atau ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
68
LAMPIRAN
5. Data percobaan
6. Proses pengolahan permen susu jahe
69
Gambar 47. Pencampuran bahan Gambar 48. Pemberian warna
70
Gambar 51. Pengecilan kemasan Gambar 52. Pengemasan
71