DISUSUN OLEH :
NISN : 0030796834
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktikum dengan baik tanpa
ada halangan apapun.
Laporan ini di susun guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian Tengah Semester (UTS), Serta untuk mempertanggung jawabkan kegiatan
Praktikum, sesuai dengan jurusan kami yaitu Agribisnis pengolahan hasil pertanian.
Dalam penyusunan laporan ini, kami meenyadari sepenuhnya bahwa selesainya
laporan Praktikum ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karnanya, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih antara
lain kepada;
1. Diah Azhari, M.Agr selaku kepala sekolah SMKS Agromaritim
2. Eva Ramalia Sari, S.TP, M,Si. Selaku guru pengampu mapel KPPP
3. Drs. Sodikin, SE., SP. Selaku guru pengampu mapel PKPH
4. Deki Haryanto, S.TP. Selaku guru pengampu mapel PKPH
5. Gusmon Sidik, S.TP. Selaku guru pengampu mapel PHHH
6. Dwi Anggraini, ST. Selaku guru pengampu mapel PKWU
7. Kelompok B Praktikum (Sinta, Siska, Sawfrina, Rena, Yolanda, dan Yulis).
Penyusunan laporan Praktikum ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih
terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan Praktikum ini. Oleh Karena itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa
harapan kami semoga laporan Praktikum ini dapat bermanfaaat bagi pembaca serta
dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kami.
Bengkulu, 05 Oktober 2020
Tri Penti
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR
DAFTAR IS
................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
iii
V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................20
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................20
5.2 Saran...............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
LAMPIRAN..........................................................................................................22
Y
iv
I. Pendahuluan.....................................................................................................53
1.1. Latar Belakang............................................................................................53
1.2. Tujuan Praktikum........................................................................................54
1.3 Manfaat Praktikum......................................................................................54
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................54
2.1. Susu.............................................................................................................54
2.2. Soft Candy...................................................................................................55
2.3. Uji Kesukaan (Uji Hedonik).......................................................................55
2.4. Analisis Ekonomi........................................................................................56
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM................................................................57
3.1. Waktu dan Tempat......................................................................................57
3.2. Bahan dan Alat ...........................................................................................57
3.3. Cara Kerja...................................................................................................59
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................59
4.1. Proses Pengolahan.......................................................................................59
4.2. Tata Letak Ruang Produksi.........................................................................67
4.3. Uji Kesukaan...............................................................................................68
4.4. Pengemasan dan Penyimpanan...................................................................69
4.5. Analisis Ekonomi........................................................................................70
4.6. Pemasaran...................................................................................................72
V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................73
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................73
5.2 Saran...............................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................74
LAMPIRAN..........................................................................................................75
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Sirup Jeruk Kalamansi
Gambar 2. Persiapan Alat dan Bahan
Gambar 3. Pencucian Alat dan Bahan
Gambar 4. Pemotongan Jeruk Kalamansi
Gambar 5. Pemerasan Sari Jeruk
Gambar 6. Pencampuran Gula dan Sari Jeruk
Gambar 7. Pemasakan
Gambar 8. Pendinginan Sirup Kalamansi
Gambar 9. Pemisahan dengan buih
Gambar 10. Pengemasan sirup
Gambar 11. Pelabelan produk
Gambar 12. Pemasaran Sirup Kalamansi
Gambar 13. Tata letak produksi
Gambar 14. Pengemasan Sirup Kalamansi
Gambar 15. Penyimpanan Sirup Kalamansi
Gambar 16. Brosur Pemasaran
Gambar 17. Diagram alir membuat isi
Gambar 18. Diagram alir membuat kulit
Gambar 19. Pemilihan kacang hijau dan kacang merah
Gambar 20. Perendaman
Gambar 22. Pengukusan kacang hijau dan kacang merah
Gambar 23. Pengecilan ukuran
Gambar 24. Tambahkan santan, gula, dan garam
Gambar 25. Kacang hijau yang sudah halus
Gambar 26. Pencampuran bahan
Gambar 27. Penambahan putih telur
Gambar 28. Pendiaman adonan
Gambar 29. Penggilingan
Gambar 30. Memasukkan isi
Gambar 31. Susun rapi di atas kertas roti
Gambar 32. Pengukusan
vi
Gambar 33. Bakpao setelah matang
Gambar 34. Pengemasan
Gambar 35. Pelabelan
Gambar 36. Tata letak ruang produksi
Gambar 37. Pengemasan
Gambar 38. Penyimpanan
Gambar 39. Brosur pemasaran.
Gambar 40. Diagram alir membuat air jahe
Gambar 41. Diagram alir membuat permen susu jahe
Gambar 42. Pemilihan jahe
Gambar 43. Pengupasan jahe
Gambar 44. Pemotongan jahe
Gambar 45. Persiapan alat dan bahan
Gambar 46. Penyangraian tepung sagu
Gambar 47. Pencampuran Air Jahe
Gambar 48. Penambahan air jahe
Gambar 49. Penambahan SKM
Gambar 50. Pembagian adonan
Gambar 51. Pembentukan permen
Gambar 52. Pengemasan
Gambar 53. Pelabelan
Gambar 54. Tata letak ruang produksi
Gambar 55. Pengemasan
Gambar 56. Penyimpanan
Gambar 57. Brosur pemasaran
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rekapitulasi Uji Hedonik Sirup Jeruk Kalamansi
Tabel 2. Biaya Tetap Sirup Jeruk Kalamansi
Tabel 8. Rekapitulasi Uji Hedonik Permen Susu Jahe
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Penyiapan Alat dan Bahan Olahan Sirup Jeruk Kalamansi
Lampiran 2. Pencucian Alat Dan Bahan
Lampiran 8. Pengemasan Sirup Jeruk Kalamansi
Lampiran 9. Lembar Catatan
Lampiran 10. Cara Membuat Isi Bakpao
Lampiran 16. Pengukusan Bakpao
Lampiran 17. Pengemasan Bakpao
Lampiran 19. Lembar catatan
Lampiran 24. Penyaringan Tepung
Lampiran 25. Pencampuran Bahan
Lampiran 29. Lembar catatan
ix
ACARA PRAKTIKUM 1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jeruk kalamansi dicanangkan sebagai produk unggulan di Bengkulu karena
tingginya daya jual dan cepatnya masa produksi buah, yaitu enam bulan setelah masa
tanam. Pada bulan Januari 2011, Jeruk kalamansi menjadi produk perdana dalam
program "satu desa satu produk". Wali kota Bengkulu, Ahmad Kanedi menyatakan
bahwa dirinya telah mendistribusikan 7000 bibit dan menyediakan lahan seluas 7
hektar untuk perkebunan Jeruk kalamansi. Ia juga menyatakan kesiapannya
mendukung program tersebut melalui APBD untuk mengembangkan program
kerakyatan tersebut.
Jeruk kalamansi diperkenalkan oleh Yayasan Baptis kurang lebih 15 tahun yang
lalu dan sudah dikembangkan oleh Koperasi Kultura Kalamansi di daerah Bumi Ayu,
Kelurahan Surabaya dan daerah Air Sebakul. Saat ini, setidaknya sudah ada lima
industri pembuat sirup kalamansi di Bengkulu dengan merek masing-masing. Dari
kelima industri tersebut, hanya Haryoto dan Yayasan Baptis yang memiliki lahan
pertanian jeruk kalamansi sendiri.
Sirup berbahan jeruk kalamansi menjadi oleh-oleh atau buah tangan andalan di
sentral penjualan kerajinan dan makanan khas Kota Bengkulu. Sirup kalamansi
menjadi komoditas unggulan dikarenakan peminatnya banyak. Sirup kalamansi dengan
rasa yang khas dijual dengan harga bervariasi antara Rp.25.000,00 hingga Rp.30.000
per botol berisi 1.000 ml. Sebagian besar perajin produk tersebut masih dalam skala
rumah tangga yang memasok ke pedagang di sentra oleh-oleh khas Bengkulu. Jeruk
kalamansi mulai dibudidayakan masyarakat Kota Bengkulu dan diolah menjadi sirup
dalam lima tahun terakhir. Sirup kalamansi dapat disajikan dengan dua cara yakni
hangat dan menambah batu es sehingga rasanya lebih segar.
1
1. Menguasai konsep danmampu menerapkan prinsip pengolahan pangan,
khususnya bahan herbal.
2. Mampu menerapkan prinsip pengemasanm, pemasaran, dan
perencanaan usaha.
3. Mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yanglebih
tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
pengolahan hasil pertanian.
2
banayk diminati dan menjadi produk olahan khas kota Bengkulu serta dijadikan produk
oleh-oleh khas Bengkulu.
1. Panelis ahli
Seorang panelis ahli seorang penulis ahli mempunyai kelebihan sensoris,
dimana dengan kelebihan ini dapat digunakan untuk mengukur dan menilai sifat
karakter secara tepat. Dengan sensitivitas tinggi seorang penulis ahli dapat menentukan
mutu Suatu bahan secara cepat dan tepat.
3
2. Panelis terlatih
Panelis terlatih dalam suatu pengujian jumlahnya lebih besar daripada nulis
ahli agar data penilaiannya dapat dianalisis dengan statistik. Panelis ini merupakan
pilihan dan seleksi yang kemudian lolos pada evaluasi kemampuan. Tingkat sensitifitas
penulis ini tidak setinggi para ahli.
3. Panelis agak terlatih
Panelis agak terlatih merupakan kelompok dimana anggotanya bukan
merupakan hasil seleksi tetapi umumnya terdiri dari individu-individu yang secara
spontan mau bertindak sebagai penguji. Yang termasuk panelis terlatih contohnya
mahasiswa atau staf peneliti. Dengan memberikan penjelasan tentang sampel dan sifat-
sifat yang akan dinilai serta memberikan sekedar latihan kelompok ini sudah berfungsi
sebagai alat analisis.
4. Panelis tidak terlatih
Panelis tidak terlatih dipakai untuk menguji tingkat kesukaan pada suatu
produk ataupun menguji kemampuan untuk mempergunakan suatu produk. Karena
menyangkut tingkat kesukaan maka semakin besar jumlah anggota panandes hasilnya
akan semakin baik. Panas terlebih ini merupakan penulis yang digunakan dalam
penelitian ini
4
FC = Biaya tetap
H =Harga jual
VC = Biaya variabel
R/C ratio menunjukan juamah pendapatan yang diperoleh atas biaya yan
dikeluarkan. Jika R/C lebih dari 1 berarti usaha tersebut layak diusahakan.
R/C = TR/TC (Kurniawan, et al., 2008)
Dimana :
R/C = Perbandingan antara total pendapatan dan penerimaan
TR = Total penerimaan
TC =Total biaya
5
Timbangan
Apron
Serbet
Gelas ukur
6
Botol plastik kemasan 12 buah
Label kemasan
Corong 1 buah
Baskom 3 buah
Ember 1 buah
Saringan 1 buah
Timbangan
Apron
Serbet
Gelas ukur
Sortasi
a.
Pensortiran danPencucian
Pengecilan ukuran
Penyaringan
Pemasakan
Pendinginan
Pengemasan
Pelabelan
Pemasaran
7
a. Sortasi
Pemisahan antara jenis mutu buah jeruk baik secara fisik maupun bentuk.
b. Penyortiran dan Pencucian
Pencucian dilakukan di air yang bersih dan mengalir untuk membersihkan sisa
kotoran yang menempel pada kulit buah sebelum diproses lebih lanjut supaya
menghasilkan produk yang baik.
c. Pengecilan ukuran
Pengecilan ukuran dilakukan menggunakan pisau dan talenan yang bertujuan
untuk memudahkan dalam pengambilan atau pemerasan sari buah jeruk agar dapat
dijadikan sirup.
d. Pemerasan sari buah
Pemerasan jeruk dilakukan menggunakan tangan yang dilapisi sarung tangan
untuk mengambil sari buah jeruk agar dapat diolah menjadi sirup jeruk
e. Penyaringan
Penyaringan dilakukan agar sari buah jeruk dapat terpisah dari biji dan
organisme lain yang ada pada sari buah jeruk
f. Pemasakan
Pada saat pemasakan sari buah jeruk dilakukan pada tempat atau dandang yang
berbeda. Dandang 1 sebagai tempat air, dandang 2 tempat sari buah jeruk upaya ini
dilakukan agar sari buah jeruk yang dimasak tidak gosong. Proses pemasakan sari buah
jeruk dilakukan selama -+30 menit dan sambil terus diaduk agar gula tidak
menggumpal.
g. Pendinginan
Proses pendinginan dilakukan supaya saat penggemasan tidak terjadi
kontaminasi antara produk dan kemasan. Selama proses pendinginan ada baiknya
pisahkan sari buah jeruk dari buih yang ada.
h. Pengemasan
Pengemasan dilakukan di dalam botol plastik yang berukuran 200ml. Tujuan
dari pengemasan adalah untuk mengawetkan produk, mempermudah proses pemasaran
dan lain sebagainya.
i. Pelabelan
8
Pelabelan dilakukan sebelum produk dipasarkan ke konsumen, tujuan dari
pelabelan yaitu memberi informasi pada produ, menambah daya tarik konsumen,
menambah harga jual dan lain sebagainya.
j. Pemasaran
Pemasaran adalah hal yang harus dilakukan pada saat selesai pembuatan
produk guna menawarkan produk kepada konsumen.
2. Kemudian cuci bersih semua alat dan bahan agar terhindar dari bekas kotoran
atau debu yang menempel.
3. Potong jeruk kalamansi menjadi dua dengan arah melintang. Lakukan secara
terus menerus sampai jeruk habis.
9
4. Peras jeruk kalamansi yang sudah di potong.
6. Masak dan aduk hingga semua gula pasir larut dan sirup mengental
menggunakan api sedang selama kurang lebih 30 menit.
10
7. Setelah matang dan sirup sudah mengental angkat lalu dinginkan sirup jeruk
kalamansi pada suhu ruang.
8. Sambil menunggu dingin ada baiknya buih yang terdapat pada sirup jeruk
dibuang agar tidak mempengaruhi rasa dan kualitas.
9. Setelah sari jeruk dingin sesegera mungkin sari jeruk di kemas ke dalam botol
(250 ml) yang telah dicuci bersih.
10. Kemudian beri label pada kemasan sebagai tanda identitas produk dan untuk
menambah nilai jual.
11
11. Sirup jeruk kalamansi siap dipasarkan.
12
Pada saat mengolah sirup jeruk kalamansi perlu dilakukannya pengadukan.
Agar gula tersebut cepat larut dan tidak gosong sehingga menghasilkan warna dan
aroma yang khas.
3. Waktu Dan Air
Pada proses pemasakan sirup jeruk kalamansi kita juga harus memperhatikan
waktu dan air yang ada di dalam dandang besar karena hal ini akan mempengaruhi
hasil akhir produk. Misal, pada saat proses pengadukan berlebih waktu maka hasil dari
sirup yang didapat tidak sesuai dengan ukuran. 2 liter bisa menghasilkan 12 botol
berukuran 250 ml. Namun, karena waktu yang berlebih hasil yang didapat pun
berkurang menjadi 11 atau 10 botol. Tentu hal itu membuat kerugian pada hasil
produk. Jika air yang ada di dalam dandang besar sedikit dan tidak panas bisa saja hal
itu dapat mempengaruhi hasil produk sirup jeruk kalamansi yaitu berupa rasa dan
aroma yang berbeda dari produk seharusnya atau yang diinginkan.
1 2 3 4
1
1
2
Tempat Pencucian
13
Keterangan :
: Pintu Masuk
: Freezer
: Kulkas
: Meja Panjang
: 1 dan 2 Kompor
: Meja Guru
14
Kelompok A :
Warna : 3,42
Aroma : 2,85
Rasa : 3,14
Kelompok B :
Warna : 3
Aroma : 3,5
Rasa : 3,75
Pembahasan :
1. Warna
Warna yang dihasilkan oleh sirup jeruk kalamansi adalah berwarna kuning
cerah. Warna juga termasuk faktpr penting untuk menarik perhatian konsumen. Karena
ada sebagian konsumen yang menilai dari penampilan. Berdasarkan hasil uji hedonik
warna dari sirup jeruk kalamansi kelompok B adalah berkisar angka 3. Sedangkan hasil
uji hedonik warna kelompok A berkisar antara 3 dan 4. Sedangkan perbandingan hasil
antara keduanya adalah 0,42. Warna dari sirup jeruk kalamansi adalah kuning cerah.
Sedangkan hasil dari warna sirup jeruk kalamansi kelompok B kemaren kurang sedikit
cerah.
2. Aroma
Bau adalah salah satu faktor penting yang menentukan tingkat penerimaan
konsumen terhadap suatu produk. Sebelum mengkonsumsi atau mencicipi suatu
produk, konsumen terlebih dahulu mencium bau atau aroma dari produk tersebut
sebagai bentuk penilaian apakah produk tersebut layak untuk dimakan atau justru
sebaliknya. Berdasarkan hasil uji hedonik aroma dari sirup jeruk kalamansi kelompok
B adalah berkisar antara angka 3 dan 4. Sedangkan hasil uji hedonik aroma dari
kelompok A adalah berkisar antara angka 2 dan 3. Dan perbandingan hasil antara
keduanya adalah 0,85. Aroma dari sirup jeruk kalamansi kelompok A kurang harum
atau kurang berbau jeruk kalamansi.
3. Rasa
Rasa merupakan parameter yang paling penting bagi konsumen dalam
mengonsumsi sebuah produk dan merupakan faktor penentu daya tarik bagi konsumen
dalam mengonsumsi sebuah produk dan merupakan faktor penentu daya tarik
15
konsumen terhadap produk pangan. Berdasarkan hasil uji hedonik rasa sirup jeruk
kalamansi kelompok B berkisar antara 3 dan 4. Sedangkan uji hedonik dari kelompok
A berkisar antara angka 3 dan 4. Sedangkan perbandingan hasil antara kelompok A dan
kelompok B adalah 0,61. Sirup jeruk kalamansi dari kelompok A kurang asam.
Sehingga perlu perbaikan mutu ke depannya dengan lebih memperhatikan lagi
perbandingan antara gula dan jeruk kalamansi. Serta lebih memperhatikan lagi pada
saat proses pemasakan.
16
4.5 Analisis Ekonomi
1. Biaya tetap ( Fixed Cost)
3. Biaya total
Biaya tetap + biaya tidak tetap = FC/h + VC /h
17
= 1.400 + 180.600 = 182.000
4. Harga pokok/buah
Biaya produksi : jumlah produksi
= 182.000 : 12
= 15.166
5. Harga jual
Harga pokok + (%keuntungan x harga pokok)
= Rp. 15.166 + (30% x 15.166)
= 19, 715 = Rp20.000
6. Pendapatan/hari
Jumlah produksi x harga jual
= 12 x Rp. 20.000
= Rp. 240.000
7. Keuntungan/bulan
Pendapatan kotor – total biaya produksi
=Rp. 240.000 – Rp. 182.000
= Rp. 58.000
8. Analisis B/C ratio
Total penjualan : total biaya produksi
= Rp. 240.000 : Rp. 182.000
= 1,3
9. BEP harga produksi
Total produksi : volume produksi
= Rp. 240.00 : 12
= Rp. 20.000
4.6 Pemasaran
18
Sistem pemasaran terbagi menjadi dua yaitu secara online dan offline. Sistem
pemasaran ini sudah sangat tepat. Karena di zaman yang sekarang kita bisa lebih
memanfaatkan media sosial agar jaringan semakin luas dan semakin banyak orang
yang tahu. Dan melalui tatap muka adalah kita bisa menawarkan kepada orang
terdekat.
19
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang diikuti maka dapat disimpulkan:
1. Memahami bagaimana proses pengolahan jeruk kalamansi menjadi
minuman.
2. Dapat memahami bagaimana cara menghitung analisa usaha yang mana itu
merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan oleh seorang wirausaha.
5.2 Saran
Untuk pengembangan praktikum lebih lanjut maka saya memberikan saran:
1. Pada saat praktikum itu dilarang menggunakan hp kecuali untuk
dokumentasi.
2. Pada saat praktikum harus fokus dan tidak banyak mengobrol hal yang tidak
penting hingga menimbulkan suara bising.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penyiapan alat dan bahan olahan sirup jeruk kalamansi
22
Lampiran 4. Pemerasan jeruk kalamansi
23
Lampiran 8. Pengemasan sirup jeruk kalamansi
24
ACARA PRAKTIKUM 2
PEMBUATAN BAKPAO
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang-kacangan adalah sebutan untuk biji yang berukuran relatif lebih besar
dibandingkan serealia dan digunakan untuk bahan pangan bagi manusia dan hewan
ternak. Kacang-kacangan mengandung sejumlah besar serat pangan dengan satu
cangkir kacang yang telah dimasak mengandungg 9-13 gram serat. Kacang merupakan
sumber energi yang baik bagi tubuh karena mengandung beragam nutrisi penting
seperti protein, vitamin, mineral, dan lemak sehat.
Kacang-kacangan dapat diolah menjadi beberapa olahan produk. Seperti bahan
untuk isian kue, selai atau topping.
25
3. Mampu menerapkan prinsip pengemasan, pengolahan, perencanaan
usaha, dan pemasaran.
26
sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan untuk menilai
produk akhir yang dilakukan oleh panelis.
Panelis adalah sekelompok penguji yang digunakan untuk mengukur atau
menilai sifat karakteristik suatu produk pertanian atau makanan dengan menggunakan
indra. Panelis dapat dipilih dari orang-orang yang dianggap mampu dan tersedia di
industri atau laboratorium yang bersangkutan sebagai bagian dari tugas tugasnya
sehari-hari.
Menurut Kartika (2005), ada beberapa persyaratan agar penulis dapat
berfungsi sebagai alat instrumen yaitu:
a. Peneliti harus mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang normal
b. Umur, orang yang lebih muda umumnya lebih sensitiv.
c. Jenis kelamin
d. Kebiasaan merokok, penulis harus berhenti merokok beberapa waktu
sebelum melakukan pengujian.
e. Kondisikan kesehatan, penulisan huruf dalam kondisi sehat.
Berdasarkan tingkat sensitivitas dan tujuan dari setiap pengujian, dikenal
beberapa macam panelis, yaitu:
1. Panelis ahli
Seorang panelis ahli seorang penulis ahli mempunyai kelebihan sensoris,
dimana dengan kelebihan ini dapat digunakan untuk mengukur dan menilai sifat
karakter secara tepat. Dengan sensitivitas tinggi seorang penulis ahli dapat menentukan
mutu Suatu bahan secara cepat dan tepat.
2. Panelis terlatih
Panelis terlatih dalam suatu pengujian jumlahnya lebih besar daripada nulis
ahli agar data penilaiannya dapat dianalisis dengan statistik. Panelis ini merupakan
pilihan dan seleksi yang kemudian lolos pada evaluasi kemampuan. Tingkat sensitifitas
penulis ini tidak setinggi para ahli.
3. Panelis agak terlatih
Panelis agak terlatih merupakan kelompok dimana anggotanya bukan
merupakan hasil seleksi tetapi umumnya terdiri dari individu-individu yang secara
spontan mau bertindak sebagai penguji. Yang termasuk panelis terlatih contohnya
mahasiswa atau staf peneliti. Dengan memberikan penjelasan tentang sampel dan sifat-
sifat yang akan dinilai serta memberikan sekedar latihan kelompok ini sudah berfungsi
sebagai alat analisis.
4. Panelis tidak terlatih
Panelis tidak terlatih dipakai untuk menguji tingkat kesukaan pada suatu
produk ataupun menguji kemampuan untuk mempergunakan suatu produk. Karena
menyangkut tingkat kesukaan maka semakin besar jumlah anggota panandes hasilnya
akan semakin baik. Panas terlebih ini merupakan penulis yang digunakan dalam
penelitian ini
27
Total biaya (total cost) adalah jumlah dari biaya-biaya tetap dan biaya-biaya
variabel (Pujawan, 2003)
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap merupakan biaya-biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh
volume produksi. Beberapa yang termasuk biaya tetap adalah biaya gedung,, biaya
tanah, biaya mesin, dan peralatan (Pujawan, 2003).
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel merupakan biaya-biaya yang besarnya tergantung (biasanya
secara linier) terhadap volume produksi. Biaya-biaya yang tergolong biaya variabel
diantaranya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (Pujawan, 2003).
TC = FC + VC
Dimana :
TC = Biaya total
FC = Biaya tetap
VC = Biaya variabel
BEP (Break Event Point) atau titik balik modal adalah suatu kondisi usaha
yang tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. BEP dihitung menggunakan
persamaan berikut:
BEP = FC
H-VC
Dimana :
BEP = Jumlah penjualan pada titik pokok
FC = Biaya tetap
H =Harga jual
VC = Biaya variabel
R/C ratio menunjukan juamah pendapatan yang diperoleh atas biaya yan
dikeluarkan. Jika R/C lebih dari 1 berarti usaha tersebut layak diusahakan.
R/C = TR/TC (Kurniawan, et al., 2008)
Dimana :
R/C = Perbandingan antara total pendapatan dan penerimaan
TR = Total penerimaan
TC =Total biaya
28
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang dibutuhkan:
Tepung terigu
Mentega putih
Telur
Gula pasir
Pasta (Hijau, dan merah)
Daun pandan
Susu bubuk
Tepung maizena
Garam
Santan
Kacang hijau
Kacang merah
Baking powder
Air hangat
Alat yang dibutuhkan:
Timbangan
Dandang
Wadah/baskom
Sotel kayu
Kompor
Apron
Rolling pin
3.3 Cara Kerja
Membuat isian
1. Masukkan kacang hijau yang telah dikupas ke dalam wadah.
2. Rendam kacang hijau selama 2 jam, lalu tiriskan.
3. Siapkan dandang di atas kompor dengan api sedang.
4. Kukus kacang hijau sampai mengembang merata.
29
5. Angkat kacang hijau dan haluskan dengan blender dengan menambahkan
santan hingga halus merata.
6. Tambahkan gula pasir, garam, dan daun pandan.
7. Bentuk menjadi bola-bola kecil sesuai keinginan.
Membuat kulit
1. Masukkan tepung terigu, tepung maizena, baking powder, gula pasir,
susu bubuk, dan ragi instan ke dalam wadah baskom. Aduk semua bahan
hingga tercampur rata.
2. Tambahkan putih telur, aduk-aduk dan uleni hingga kalis.
3. Diamkan selama 30 menit agar terjadi pengembangan merata, lalu
timbang adonan 30 gram dan diamkan kembali 10 menit.
4. Giling adonan menggunakan rolling spin.
5. Letakkan bahan isian ke dalam bagian tengah adonan lalu lipat dan
bentuk hingga membentuk bulatan.
6. Letakkan di atas kertas roti dan diamkan kembali selama 40 menit.
7. Kukus selama 10 menit hingga bahan matang merata.
8. Setelah matang angkat dan sajikan/kemas.
30
Santan
Kacang hijau
Kacang merah
Baking powder
Air hangat
Alat yang dibutuhkan:
Timbangan
Dandang
Wadah/baskom
Sotel kayu
Kompor
Apron
Rolling pin
Sortasi
Perendaman
Perebusan
Pengecilan Ukuran
a. Sortasi
Pemisahan kacang hijau dan kacang merah yang bermutu baik dan tidak baik.
b. Perendaman
Merendam kacang hijau dan kacang merah selama 2 jam. Setelah itu tiriskan.
c. Perebusan
31
Setelah kacang hijau dan kacang merah direndam langkah selanjutnya adalah
perebusan. Kukus kacang hijau dan kacang merah sampai mengembang rata.
d. Pengecilan ukuran
Setelah itu angkat dan haluskan kacang hijau dan kacang merah dengan
blender dan menambahkan santan, gula pasir, garam, dan daun pandam. Tunggu
sampai benar-benar halus lalu setelah itu letakkan ke dalam wadah.
b) Membuat Kulit
Pencampuran
Pendiaman
Penggilingan
Pembentukan
Pengukusan
Pengemasan
Pelabelan
Pemasaran
a. Pencampuran
Masukkan tepung terigu, tepung maizena, gula pasir, susu bubuk, baking
powder, dan ragi instan ke dalam wadah. Kemudian aduk semua bahan hingga
tercampur rata. Setelah itu tambahkan putih telur dan uleni hingga adonan kalis.
b. Pendiaman
Setelah adonan kalis diamkan adonan selama 30 menit agar terjadi
pengembangan secara merata. Lalu timbangan adonan 30 gram dan diamkan lagi
selama 10 menit.
c. Penggilingan
32
Giling adonan menggunakan rolling spin.
d. Pembentukan
Setelah itu letakkan bahan isian (kacang hijau atau kacang merah) ke dalam
bagian tengah adonan lalu lipat dan bentuk hingga membentuk bulatan. Letakkan di
atas kertas roti dan diamkan selama 40 menit.
e. Pengukusan
Setelah itu kukus bakpao selama 10 menit hingga bakpao matang merata.
f. Pengemasan
Setelah selesai bakpao dikemas menggunakan box yang berukuran 1000 ml
sebanyak 4 buah per box.
g. Pelabelan.
Setelah semua bakpao selesai dikemas. Kemasan pada bakpao diberi label
sebagai tanda identitas produk dan menambah daya tarik konsumen.
h. Pemasaran
Bakpao frozen dipasarkan dengan cara online dan offline dengan harga yang
tentunya sangat terjangkau.
33
4. Angkat kacang hijau dan kacang merah lalu haluskan dengan blender.
34
b. Membuat kulit
1. Masukkan tepung terigu, tepung maizena, susu bubuk, baking powder,
gula pasir, dan ragi instan ke dalam wadah. Aduk semua bahan hingga
tercampur rata.
35
5. Kemudian masukkan kacang hijau atau kacang merah yang sudah
dihaluskan ke dalam bagian tengah adonan. Lalu lipat dan bentuk hingga
membentuk bulatan.
36
9. Bakpao dikemas menggunakan box 1000 ml dengan isian 4 buah per
box.
37
bisa saja adonan bakpao kurang mengembang dan tampilan dari bakpao pun tidak
bagus atau bantut.
3. Pengukusan
Pada saat poses pengukusan waktu yang diperlukan yaitu selama 10 menit atau
sampai bakpao matang merata. Hal ini harus diperhatikan agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan seperti hasil akhir yang kurang matang dan tidak lezat.
4. Membuat isian
Pada saat proses pengecilan ukuran kacang hijau dan kacang merah di blender
sampai halus agar tekstur yang dihasilkan juga halus. Tidak banyak serat atau bahkan
masih kasar. Hal ini juga dapat mempengaruhi hasil karena isi dalam bakpao yang
kurang lembut atau teksturnya masih kasar.
5. Penyimpanan
Bakpao frozen disimpan ke dalam freezer. Hal ini dapat memperpanjang masa
simpan yaitu selama satu bulan. Namun, jika bakpao tersebut dikeluarkan dari freezer
maka umur simpannya pun berkurang menjadi hanya satu hari saja. Tentu hal ini dapat
membuat kerugian karena belum tentu bakpao yang terjual dalam satu hari bisa
langsung habis. Jadi, perlu ketelitian dalam proses penyimpanan.
38
5.2 Tata Letak Ruang Produksi
1 2 3 4
1
1
2
Tempat Pencucian
Keterangan :
: Pintu Masuk
: Freezer
: Kulkas
: Meja Panjang
: 1 dan 2 Kompor
: Meja Guru
39
4.3 Uji Kesukaan
a. Bakpao Kacang Merah
40
angka 2. Yang artinya agak suka dan tidak suka. Sedangkan perbandingan hasil antara
kelompok A dan kelompok B adalah 0,39. Rasa bakpao dari kelompok B menyatakan
tidak suka. Artinya rasa Bakpao isi kacang merah tidak disukai oleh para panelis. Perlu
adanya perbaikan mutu lagi ke depannya agar hasil dari rasa bakpao dapat disukai oleh
para panelis dan konsumen.
3. Aroma
Pada umumnya bau yang diterima oleh hidung dan otak lebih banyak
merupakan campuran 4 bau utam ayaitu harum, asam, tengik, dan hangus. Aroma
dapat dijadikan indikasi kelayakan pangan, juga dapat menjadi deteksi makanan
memiliki rasa enak atau sebaliknya. Aroma merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan panelis dalam memilih suatu produk. Dapat dilihat dari hasil tabel di
atas. Hasil rata-rata kelompok A dan kelompok B berkisar di angka 3. Selisih
perbandingan di antara keduanya adalah 0,235. Aroma bakpao dari kelompok A adalah
kurang harum. Menurut para panelis yang menguji bakpao kelompok A aroma dari
bakpao kurang berbau pandan yang berciri khas dari bakpao itu sendiri. Artinya perlu
perbaikan mutu lagi ke depannya karena aroma juga termasuk salah satu deteksi
makanan.
4. Tekstur
Tekstur merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan mutu pangan.
Tekstur dan konsistensi dari suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang
ditimbulkan oleh bahan tersebut. Berdasarkan hasil tabel diatas para panelis
menetapkan uji kesukaan tekstur berkisar antara angka 3 dan 4. Namun, dari hasil
tersebut lebih dominan angka 3 yang artinya agak suka. Sedangkan perbandingan
antara kelompok A dan kelompok B adalah 0, 155. Tekstur bakpao dari kelompok B
adalah kurang halus. Kacang merah isi dari bakpao kelompok B masih sangat kasar.
Oleh karena itu perlu adanya perbaikan mutu isi bakpao. Alangkah lebih baiknya
tekstur dari kacang merah harus lebih di haluskan lagi. Agar tekstur tersebut terasa
lebih enak dan banyak diminati oleh konsumen.
41
Pembahasan Hasil Uji Hedonik
Perbandingan hasil Bakpao Kacang Hijau antara kelompok A dan kelompok B
Berdasarkan hasil:
Kelompok A :
Warna : 3,57
Rasa : 3,71
Aroma : 3,28
Tekstur : 3,42
Kelompok B :
Warna : 3,125
Rasa : 3,125
Aroma : 3,375
Tekstur : 3,375
Pembahasan
1. Warna
Uji kesukaan terhadap warna harus diketahui karena warna merupakan salah
satu syarat produk dapat diterima oleh konsumen. Hasil uji hedonik kelompok B
berkisar antara angka 3 dan angka 4. Yang artinya agak suka dan suka. Sedangkan
hasil perbandingan antar kelompok A dan kelompok B adalah 0,445. Warna bakpao
kacang hijau kelompok B sudah lumayan bagus. Namun, perlu ditingkatkan lagi.
Tekutama untuk bakpao yang berwarna merah jarena hasil bakpao kacang hijau
kelompok B itu berwarna merah pudar. Tentu hal itu kurang menarik minat bagi
konsumen.
2. Rasa
Rasa merupakan parameter yang paling penting bagi konsumen dalam
mengonsumsi sebuah produk dan merupakan faktor penentu daya tarik bagi konsumen
dalam mengonsumsi sebuah produk dan merupakan faktor penentu daya tarik
konsumen terhadap produk pangan. Berdasarkan hasil uji hedonik di atas perbandingan
antara kelompok A dan kelompok B adalah 0,585. Dan berdasarkan hasil para panelis
rasa dari bakpao kacang hijau kelompok B berkisar antara angka 2, 3, dan 4. Artinya
tidak suka, agak suka, dan suka. Hal yang membuat bakpao tersebut tidak di sukai
adalah kacang hijau yang kurang manis. Sehingga rasa bakpao kacang hijau tidak
terasa. Namun, untuk seseorang yang tidak pemanis isi dari bakpao tersebut sudah
sangat pas. Jadi, dapat disimpulkan untuk ke depannya lebih bisa membuat rasa bakpao
yang pas di lidah para konsumen baik untuk yang pemanis atau tidak pemanis.
3. Aroma
Pada umumnya bau yang diterima oleh hidung dan otak lebih banyak
merupakan campuran 4 bau utam ayaitu harum, asam, tengik, dan hangus. Aroma
dapat dijadikan indikasi kelayakan pangan, juga dapat menjadi deteksi makanan
memiliki rasa enak atau sebaliknya. Aroma merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan panelis dalam memilih suatu produk. Dapat dilihat dari hasil tabel di
42
atas. Hasil uji hedonik bakpao kacang hijau kelompok berkisar antara 3 dan 4.
Sedangkan perbandingan hasil antara kelompok A dan kelompok B adalah 0,095.
Aroma dari kelompok A kurang harum atau tercium aroma pandan. Perlu adanya
perbaikan mutu aroma pada bakpao kacang hijau kelompok A. karena pada dasarnya
aroma juga bisa mnejadi penentu apakah makanan tersebut enak atau sebaliknya. Jadi,
dapat disimpulkan untuk lebih memperhatikan aroma.
4. Tekstur
Tekstur terbagi menjadi halus dan kasar. Untuk isian pada sebuah makanan
seperti bakpao tekstur tersebut harus halus agar hasil yang didapat sangat baik. Karena
tekstur merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan mutu pangan. Tekstur
dan konsistensi dari suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan oleh
bahan tersebut. Berdasarkan hasil tabel diatas tekstur dari bakpao klacang hijau
kelompok B adalah berkisar antara angka 2, 3, dan 4. Sedangkan perbandingan antara
hasil antara kelompok A dan kelompok B adalah 0,045. Tekstur dari kelompok B
kurang halus dan masih terasa sedikit kasar. Oleh karena itu pada saat pengecilan
ukuran kacang hijau lebih dihaluskan lagi agar tekstur yang dihasilkan lebih baik dari
yang sebelumnya.
Setelah semua selesai bakpao dikemas menggunakan box 1000 ml. Setiap box
berisi 4 buah bakpao. Lalu tutup rapat box agar terhindar dari debu atau kotoran
lainnya.
Penyimpanan
43
Bakpao disimpan ke dalam freezer. Masa simpan bakpao tahan sampai satu
bulan. Sedangkan jika bakpao dikeluarkan maka masa simpan berkurang menjadi satu
hari. Menurut saya penyimpanan bakpao frozen ini sudah sangat bagus. Tapi, perlu
ketelitian lagi pada saat pengambilan bakpao jika mau langsung dikonsumsi.
44
6. Susu bubuk 1 bks Rp. 3.000 Rp. 3.000
7. Mentega putih 30g Rp. 5.500 Rp. 5.500
8. Pasta Secukupnya Rp. 7.500 Rp. 7.500
9. Ragi 8g Rp. 2.500 Rp. 2.500
10. Sarung tangan 7 pasang Rp. 1,071 Rp. 7.500
11. Santan 125 ml Rp. 6.000 Rp. 6.000
12. Maaizena 60g Rp. 7.500 Rp. 7.500
13. Gula pasir 450g Rp. 5.000 Rp. 5.000
14. Baking powder ½ sdt Rp. 1.000 Rp. 1.000
15. Telur 1 butir Rp. 1.500 Rp. 1.500
16. Kertas minyak 1 lembar Rp. 2.000 Rp. 2.000
17. Box 6 buah Rp. 3.500 Rp. 21.000
18. Garam Secukupnya - -
Jumlah Rp. 115.500
3. Biaya total
Biaya tetap + biaya tidak tetap
=Rp. 115.500 + 1..406
= Rp. 116,906
4. Harga pokok/kotak
Biaya produksi : jumlah produksi
=Rp. 116,906 : 6
=Rp. 19.484
5. Harga jual
Harga pokok + (%keuntungan x harga pokok)
= Rp. 19.484 + (20% x Rp. 19.484)
=Rp. 19.873 = Rp. 20.000
6. Pendapatan/bulan
Jumlah produksi x harga jual
= 6 x Rp. 20.000
=Rp. 120.000
7. Keuntungan/bulan
Pendapatan kotor – total biaya produksi
=Rp. 120.000 – Rp. 116.906
=Rp. 3.094
8. Analisis B/C ratio
45
Total penjualan : total biaya produksi
= Rp. 120.000 : Rp. 116.906
=0,72
9. BEP harga produksi
Total produksi : volume produksi
=Rp. 120.000 : 6
=Rp. 20.000
4.6 Pemasaran
Sistem pemasaran terbagi menjadi dua yaitu secara online dan offline. Sistem
pemasaran ini sudah sangat tepat. Karena di zaman yang sekarang kita bisa lebih
memanfaatkan media sosial agar jaringan semakin luas dan semakin banyak orang
yang tahu. Dan melalui tatap muka adalah kita bisa menawarkan kepada orang
terdekat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang diikuti maka dapat disimpulkan:
1. Lebih memahami bagaimana cara pembuatan bakpao frozen yang baik
dan benar.
2. Memahami bagaimana cara menganalisis usaha yang benar
4.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan untuk praktikum-praktikum selanjutnya
yaitu diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih memperhatikan bagaimana
pembuatan bakpao tersebut supaya pembuatan bakpao berlangsung sempurna.
46
47
DAFTAR PUSTAKA
48
LAMPIRAN
Lampiran 10. Cara pembuatan isian bakpao
(Pengecilan ukuran)
49
Lampiran 12. Penimbangan semua bahan
50
Lampiran 15. Fermentasi bakpao
51
Lampiran 18. Pelabelan bakpao
52
ACARA PRAKTIKUM 3
PENGOLAHAN PERMEN SUSU
I. PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung
zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat,
mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Paragraph minimal ada 2
kalimat.
Di zaman modern ini kita sering sekali menemui sesuatu yang baru dan
dianggap asing. Karena kemajuan teknologilah yang memacu laju produktivitas dan
terus berusaha untuk membuat sesuatu yang baru. Salah satunya di bidang peternakan
seperti; produk susu,telur, daging, dan yang lainnya. Awal kalimat jangan pakai kata
hubung, di, ke, dalam, dengan, pada, untuk, dan, saat, lalu, dll
Susu adalah cairan berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar mamae
(ambing) pada semua binatang mamalia. Susu merupakan bahan makanan pokok dari
sumber gizi untuk bayi sebelum bisa mencerna makanan lain. Suss juga merupakan
sumber protein terbaik setelah telur. Meskipun demikian, tidak selamanya dan tidak
semua orang harus minum susu. Hal ini disebabkan pada hakikatnya makanan pokok
bagi bayi dan anak-anak, sehingga jika kita mengomsumsi susu justru kemungkinan
besar akan timbul permasalahan dengan kesehatan tubuh kita. Ada baiknya kita
mengonsumsi susu dalam bentuk lainnya, misalnya, susu asam, yogurt atau produk-
produk susu lainnya seperti keju, karamel, dodol, es krim, dan permen susu. Susu
memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu membantu
pertumbuhan pada masa pertumbuhan. Sementara itu, untuk orang lanjut usia, susu
membantu menopang tulang agar tidak keropos.
Permen susu adalah sejenis permen yang dibuat dengan menggunakan bahan
dasar susu. Susu yang digunakan untuk pembuatan permen adalah susu yang tidak
memerlukan persyaratan mutu tinggi. Pembuatan permen susu juga merupakan suatu
alternatif pengolahan untuk memanfaatkan susu yang bermutu rendah. Maka dari ini
perlu dilakukan praktikum sebagai salah satu wadah untuk mengaplikasikan ilmu yang
53
telah didapat selama belajar dan sekaligus dapat menambah wawasan serta dapat
meningkatkan keterampilan dalam bidang pengolahan susu khususnya permen susu.
54
2.2 Soft Candy
Permen lunak (soft candy) merupakan campuran kristal-kristal gula, sirup
glukosa, air, dan penambahan bahan pembenuk gel yang dapat membentuk gel lunak
dan meleleh pada saat dikunyah di mulut serta bahan tambahan seperti flavour dan zat
pewarna. Permen lunak mempunyai tekstur yang lunak, dapat digigit, dan tidak lengket
di gigi sewaktu dikunyah. Menurut Standar Nasional Indonesia 3547.2-2008 definisi
soft candy atau kembang gula lunak adalah jenis makan selingan berbentuk padat,
dibuat dari gula dan campuran gula dengan pemanis lain, dengan atau tanpa
penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan (BTP) yang diizinkan,
bertekstur relatif lunak atau menjadi lunak jika dikunyah. Soft candy umumnya
menggunakan bahan tambahan seperti zat pewarna. Zat pewarna yang digunakan bisa
berupa alami atau sintetis. Penambahan bahan tambahan bertujuan untuk menarik
minat konsumen terutama anak-anak.
55
Menurut Kartika (2005), ada beberapa persyaratan agar penulis dapat
berfungsi sebagai alat instrumen yaitu:
a. Peneliti harus mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang normal
b. Umur, orang yang lebih muda umumnya lebih sensitiv.
c. Jenis kelamin
d. Kebiasaan merokok, penulis harus berhenti merokok beberapa waktu
sebelum melakukan pengujian.
e. Kondisikan kesehatan, penulisan huruf dalam kondisi sehat.
Berdasarkan tingkat sensitivitas dan tujuan dari setiap pengujian, dikenal
beberapa macam panelis, yaitu:
1. Panelis ahli
Seorang panelis ahli seorang penulis ahli mempunyai kelebihan sensoris,
dimana dengan kelebihan ini dapat digunakan untuk mengukur dan menilai sifat
karakter secara tepat. Dengan sensitivitas tinggi seorang penulis ahli dapat menentukan
mutu Suatu bahan secara cepat dan tepat.
2. Panelis terlatih
Panelis terlatih dalam suatu pengujian jumlahnya lebih besar daripada nulis
ahli agar data penilaiannya dapat dianalisis dengan statistik. Panelis ini merupakan
pilihan dan seleksi yang kemudian lolos pada evaluasi kemampuan. Tingkat sensitifitas
penulis ini tidak setinggi para ahli.
3. Panelis agak terlatih
Panelis agak terlatih merupakan kelompok dimana anggotanya bukan
merupakan hasil seleksi tetapi umumnya terdiri dari individu-individu yang secara
spontan mau bertindak sebagai penguji. Yang termasuk panelis terlatih contohnya
mahasiswa atau staf peneliti. Dengan memberikan penjelasan tentang sampel dan sifat-
sifat yang akan dinilai serta memberikan sekedar latihan kelompok ini sudah berfungsi
sebagai alat analisis.
4. Panelis tidak terlatih
Panelis tidak terlatih dipakai untuk menguji tingkat kesukaan pada suatu
produk ataupun menguji kemampuan untuk mempergunakan suatu produk. Karena
menyangkut tingkat kesukaan maka semakin besar jumlah anggota panandes hasilnya
akan semakin baik. Panas terlebih ini merupakan penulis yang digunakan dalam
penelitian ini
*PERHATIKAN SPASI
2.4 Analisis Ekonomi
Total biaya (total cost) adalah jumlah dari biaya-biaya tetap dan biaya-biaya
variabel (Pujawan, 2003)
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap merupakan biaya-biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh
volume produksi. Beberapa yang termasuk biaya tetap adalah biaya gedung,, biaya
tanah, biaya mesin, dan peralatan (Pujawan, 2003).
56
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel merupakan biaya-biaya yang besarnya tergantung (biasanya
secara linier) terhadap volume produksi. Biaya-biaya yang tergolong biaya variabel
diantaranya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (Pujawan, 2003).
TC = FC + VC
Dimana :
TC = Biaya total
FC = Biaya tetap
VC = Biaya variabel
BEP (Break Event Point) atau titik balik modal adalah suatu kondisi usaha
yang tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. BEP dihitung menggunakan
persamaan berikut:
BEP = FC
H-VC
Dimana :
BEP = Jumlah penjualan pada titik pokok
FC = Biaya tetap
H =Harga jual
VC = Biaya variabel
R/C ratio menunjukan juamah pendapatan yang diperoleh atas biaya yan
dikeluarkan. Jika R/C lebih dari 1 berarti usaha tersebut layak diusahakan.
R/C = TR/TC (Kurniawan, et al., 2008)
Dimana :
R/C = Perbandingan antara total pendapatan dan penerimaan
TR = Total penerimaan
TC =Total biaya
57
450 ml air panas
500 g jahe
Gula donat secukupnya
Pewarna makanan (Merah, kuning, dan hijau)
Alat yang dibutuhkan:
Pisau
Talenan
Nampan
Sutil
Kompor
Wajan/ kuali penggorengan
Timbangan
Plastik PP uk, 8 x 15 cm
Cup pudding
3.3 Cara Kerja
Proses pembuatan air jahe
1. Jahe yang dipilih yaitu jahe yang masih segar dan tidak cacat.
2. Jahe disortasi, dikupas, dan dicuci.
3. Jahe dicincang hingga kecil.
4. Jahe direbus dengan air mendidih (2:1) hingga air menjadi kecoklatan
dan aroma khas jahe.
Proses pembuatan permen jahe
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Tepung sagu sebanyak 500 g disangrai dengan api kecil dan masukkan
daun pandan 3 lembar hingga ringan. Ditandai dengan daun pandan
menjadi kering.
3. Setelah itu, dibiarkan hangat dan masukkan 90 g susu bubuk vanila dan
aduk rata.
4. Setelah susu bubuk tercampur, masukkan air jahe 100 ml ke dalam
adonan tadi, hingga tercium rasa harum yang matang.
58
5. Lalu masukkan SKM putih 400 g dan aduk rata. Kemudian masukkan air
panas, 225 ml diaduk-aduk ulen hingga kalis.
6. Adonan yang sudah jadi, dipisahkan dengan perbandingan 80:20.
Adonan 20% dibagi menjadi 3 lagi untuk memberi warna (merah, hijau,
dan kuning) pada adonan.
7. Adonan 80% dibentuk bulat, lalu satukan masing-masing warna tadi ke
bulatan adonan, lalu bentuk adonan permen menjadi persegi.
8. Permen yang sudah dibentuk ditaburi gula donat sesuai selera.
9. Simpan di kulkas selama satu jam untuk hasil lebih baik.
10. Lakukan proses pengemasan primer dengan menggunakan kertas minyak
dan penyimpanan produk. Lalu kemas menggunakan kemasan sekunder.
Cara kerja di buat kalimat aktif, semua awal kata diberi imbuhan me/di.
Misalnya menyiapkan, memasukkan, dibagi, dll. Karena in laporan, bukan
penuntun lagi yang menggunakan kalimat perintah
59
Sutil
Kompor
Wajan/ kuali penggorengan
Timbangan
Plastik PP uk, 8 x 15 cm
Cup pudding
Sortasi
Pengupasan
Pencucian
Perebusan
a. Sortasi
Jahe yang dpilih adalah jahe yang masih segar dan tidak memiliki cacat.
b. Pengupasan
Jahe yang dpilih dikupas kulitnya hingga bersih.
c. Pencucian
Setelah selesai dikupas jahe dicuci menggunakan air yang mengalir. Cuci jahe
hingga bersih dan tidak ada kotoran yang menempel.
d. Pengecilan Ukuran
Setelah itu jahe dicincang hingga berbentuk dadu kecil.
60
e. Perebusan
Rebus jahe dengan air mendidih (2:1) hingga air berubah menjadi berwarna
kecoklatan dan beraroma jahe.
61
b) Diagram Alir Pembuatan Permen Susu Jahe
Penyangraian
Pencampuran
Pemisahan
Pembentukan
Pemberian gula
Pengemasan
Pelabelan
Pemasaran
62
a. Penyiapan alat dan bahan
Sebelum memulai kegiatan mengolah permen susu jahe ada baiknya
melakukan persiapan alat dan bahan terlebih dahulu. Siapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan jika perlu cuci terlebih dahulu alat yang digunakan agar terhindar dari
kotoran.
b. Penyangraian
Masukkan tepung sagu sebanyak 500 g disangrai dengan api kecil dan
masukkan daun pandan sebanyak 3 lembar hingga ringan. Tepung akan matang
ditandai dengan daun pandan yang menjadi kering dan patah-patah.
c. Pencampuran
Setelah itu biarkan hangat dan masukkan 90 g susuk bubuk vanila lalu aduk
rata. Setelah itu masukkan air jahe sebanyak 100 ml ke dalam adonan tadi, hingga
tercium aroma jahe. Masukkan SKM putih 400 g dan aduk rata. Lalu tambahkan air
panas 225 ml diaduk-aduk dan uleni adonan hingga kalis.
d. Pemisahan
Adonan yang sudah jadi dipisahkan dengan perbandingan 80:20. Adonan 20%
dibagi menjadi 3 bagian untuk diberikan warna (Merah, kuning, dan hijau).
e. Pencetakan
Adonan 80, dibentuk bulat, kemudian tambahkan 3 warna (merah, kuning, dan
hijau) ke dalam bulatan lalu bentuk permen menjadi persegi.
f. Pemberian Gula
Permen yang sudah dibentuk ditaburu gula donat sesuai dengan selera sendiri.
g. Pengemasan
Permen yang sudah selesai dikemas menggunakan kertas minyak. Lalu
dikemas lagi menggunakan plastik berisi 5 buah permen per bungkus.
h. Pelabelan
Permen yang sudah dikemas diberikan label sebagai tanda identitas produk
dan menambah daya tarik konsumen.
i. Pemasaran
Permen susu jahe siap dipasarkan dengan dua cara yaitu online dan offline.
63
4.1.3 Proses Pengolahan Permen Susu Jahe
a. Proses Pembuatan Air Jahe
1. Pilih jahe yang masih segar dan tidak memiliki cacat sedikit pun.
2. Kemudian jahe di sortasi, dikupas, dan dicuci dengan air mengalir sampai
bersih dan tidak ada kotoran yang menempel.
64
2. Sangrai tepung sagu sebanyak 500 g dengan api kecil lalu masukkan 3
lembar daun pandan. Tunggu sagu sampai matang ditandai dengan daun
pandan yang kering dan patah-patah.
65
5. Tambahkan SKM putih sebanyak 400 g dan aduk rata. Lalu tambahkan air
panas 225 ml. aduk adonan hingga kalis.
66
10. Kemudian kemasan diberi label sebagai identitas produk.
67
4.2 Tata Letak Ruang Produksi
1 2 3 4
1
1
2
Tempat Pencucian
Keterangan :
: Pintu Masuk
: Freezer
: Kulkas
: Meja Panjang
: 1 dan 2 Kompor
: Meja Guru
68
4.3 Uji Kesukaan
69
kelompok B berkisar antara angka 2, 3, dan 4. Sedangkan permen susu jeruk kalamansi
berkisar antara 3 dan 4. Dan berdasarkan hasil perbandingan antara permen susu jahe
dan permen susu jeruk kalamansi adalah 0,18. Berarti panelis menyatakan rasa netral
yaitu agak suka.
3. Aroma
Bau adalah salah satu faktor penting yang menentukan tingkat penerimaan
konsumen terhadap suatu produk. Sebelum mengkonsumsi atau mencicipi suatu
produk, konsumen terlebih dahulu mencium bau atau aroma dari produk tersebut
sebagai bentuk penilaian apakah produk tersebut layak untuk dimakan atau justru
sebaliknya. Berdasarkan hasil uji hedonik aroma permen susu jahe kelompok B adalah
berkisar antara angka 3 dan 4. Sedangkan hasil uji hedonik aroma dari permen susu
jeruk kalamansi kelompok B adalah berkisar antara angka 2, 3, dan 4. Dan
perbandingan hasil aroma antara permen susu jahe dan permen susu jeruk kalamansi
adalah 0,32. Aroma dari permen susu jahe kelompok B kurang harum atau tercium
aroma jahe. Maka perbaikan mutu ke depannya lebih di perhatikn lagi bagian aroma.
Karena tidak menutup kemunginan konsumen juga memilih makanan berdasarkan
aroma.
4. Tekstur
Tekstur merupakan salah satu faktor penting bagi konsumen. Jika tekstur
permen tersebut sangat keras maka tentu saja hal itu sangat tidak disukai oleh
konsumen. Berdasarkan hasil uji hedonik tekstur permen susu jahe adalah berkisar
antara angka 2, 3, dan 4. Sedangkan hasil uji hedonik tekstur permen susu jeruk
kalamansi adalah berkisar antara angka 2 dan 3. Dan perbandingan hasil antara
kelompok A dan kelompok B adalah 1,8. Tekstur dari permen susu jeruk kalamansi
kelompok A masih terasa sagu sehingga permen tersebut terasa campuran antara sagu
dan jeruk kalamansi. Tentu saja hal itu tidak di di sukai oleh konsumen karena sagu
yang tidak matang pada saat penyangraian. Maka dari itu perlu adanya perbaikan mutu
pada saat penyangraian.
70
Permen susu jahe dikemas menggunakan kertas minyak yang berukuran
persegi. Kemudian permen dikemas lagi menggunakan plastik yang berukuran 8x15
cm.
Penyimpanan
Permen susu jahe yang sudah dikemas di simpan ke dalam kulkas. Masa
simpan tersebut tahan selama satu minggu. Menurut saya cara penyimpanan ini sudah
efektif.
71
No Nama alat Jumlah Harga/unit Harga total
1. Tepung sagu 500g Rp. 3.500 Rp. 3.500
2. Jahe 3 ruas Rp. 5.000 Rp. 5.000
3. Susu kental manis 800g Rp. 15.000 Rp. 15.000
4. Susu bubuk 180g Rp. 12.000 Rp. 12.000
5. Pasta Secukupnya Rp. 3.500 Rp. 3.500
6. Gula donat Secukupnya Rp. 2.000 Rp. 2.000
7. Daun pandan 6 lembar Rp. 5.00 Rp. 2.000
Jumlah Rp. 43.000
3. Biaya total
Biaya tetap + biaya tidak tetap
=Rp. 43.000 + Rp. 1.900
=Rp. 44.900
4. Harga pokok/bks
Biaya produksi : jumlah produksi
=Rp. 44.900 : 33
=Rp. 1.360
5. Harga jual
Harga pokok + (%keuntungan x harga pokok)
=Rp. 1.360 + (50% x Rp. 1.360)
=Rp. 2.040 = Rp. 3.000
6. Pendapatan/hr
Jumlah produksi x harga jual
=33 x Rp. 3.000
=Rp. 99.000
7. Keuntungan/hr
Pendapatan kotor – total biaya produksi
=Rp. 99.000 – Rp. 44.900
=Rp. 54.100
8. Analisis B/C ratio
Total penjualan : total biaya produksi
=Rp. 99.000 : Rp. 44.900
=2,2
9. BEP harga produksi
72
Total produksi : volume produksi
=Rp. 99.000 : 33
=Rp. 3.000
4.6 Pemasaran
Sistem pemasaran terbagi menjadi dua yaitu secara online dan offline. Sistem
pemasaran ini sudah sangat tepat. Karena di zaman yang sekarang kita bisa lebih
memanfaatkan media sosial agar jaringan semakin luas dan semakin banyak orang
yang tahu. Dan melalui tatap muka adalah kita bisa menawarkan kepada orang
terdekat.
73
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang diikuti maka dapat disimpulkan:
1. Mampu memahami pengolahan permen susu rasa jahe.
2. Memahami cara pengemasan, pelabelan, analisis usaha, dan pemasaran.
4.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan untuk praktikum-praktikum selanjutnya
yaitu diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih memperhatikan bagaimana
pengolahan permen susu tersebut supaya pengolahan permen susu berlangsung
sempurna.
74
DAFTAR PUSTAKA
75
LAMPIRAN
76
Lampiran 24. Penyaringan tepung
77
Lampiran 27. Pengemasan permen susu jahe
78