Nama : Ni Made Purnami Karisma Dewi

Nim : 1912011040
Kelas : 4A
"Kuis ke-6"

1. Kado yang diberikan berupa makanan yang bernama Tiwul Gaplek. Tiwul Gaplek adalah
makanan yang biasa di masak oleh ibu Kus dan Pak Gi sehingga disebut sebagai
makanan perjuangan. Makanan ini dibuat dengan cara Ibu Kus yang memasak sendiri di
dapur milik anaknya Wawuk.
2. Kenangan-kenangan yang dimiliki Bu Kustiyah semasa perjuangan dengan Pak Hargi
adalah tentang kenangan-kenangan manis di dapur umum. Tentang nasi yang terpaksa
dihidangkan setengah matang, tentang kurir Natimin yang pintar menyamar, tentang Nyai
Kemuning penghuni tangsi pengisi mimpi-mimpi para bujangan.
3. Yang dimaksud dengan "zaman sudah berubah" yaitu tentang suatu keadaan yang sudah
berubah, yang sudah tidak sama seperti dahulu. Dalam cerpen ini penulis
membandingkan tentang kondisi yang terjadi saat ini antara bu Kustiyah dengan Pak Gi.
4. Kalasan-Jakarta menunjukan sebuah tempat/daerah. Dalam cerita yang berjudul kado
istimewa" menunjukan bahwa tempat ibu Kus dan tempat Pak Gi ditempatkan.
5. Dalam KBBI Arti dari kata "Gerilyawan" adalah orang atau pasukan yang bergerilya.
6. Tujuan bu Kus ke Jakarta adalah mendatangi rumah anaknya dan ketempat resepsi
pernikahan anaknya pak Gi.
7. Karena bisa saja buk Kus ingin menggunakan alat transportasi zaman dulu atau di desa
buk Kus tidak ada transportasi lainnya selain dokar.
8. Kata yang semakna dengan stasiun adalah terminal, pemberhentian, halte.
9. Gerbong adalah sarana perkeretaapian yang ditarik lokomotif digunakan untuk
mengangkut barang atau penumpang.
10. Istilah lain dari karcis adalah tiket.
11. Telegram yang dimaksudkan pada cerita "Kado Istimewa" adalah alat atau media yang
digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh.
12. Bu Kus tidak diundang dikarenakan Pak Gi sudah tidak mengingat bu Kus sehingga bu
Kus tidak di Undang.
13. Hubungan Bu Kus dalu dan sekarang dengan Pak Gi adalah jika dulu bu Kus adalah salah
satu karyawan dari pak Hargi. Sedangkan sekarang dapat dikatakan sebagai orang Asing
karena bu Kus sudah tidak diingat oleh Pak Hargi.