Anda di halaman 1dari 8

PENUGASAN REFERAT BIOETIK

LGBT, HAM, DAN DEVIASI


BLOK 4.3 KOMPREHENSIF KLINIK

Oleh:
Reli Albaro (17711077)
Syifa’a Maharani Irmansyah (17711097)
Tutorial 9

Tutor:
dr. Handayani Dwi Utami M.Sc, Sp.F

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2020
DAFTAR ISI

Daftar
Isi…………………………………………………………………………………..
Definisi……………………………………………………………………………………
.
Epidemiologi……………………………………………………………………………..
.
Etiologi……………………………………………………………………………………
.
Dilema
Etik………………………………………………………………………………..
Pendapat…………………………………………………………………………………
.
Kesimpulan………………………………………………………………………………
.
DEFINISI
LGBT merupakan istilah yang digunakan untuk mewakili kelompok yang
didalamnya berisi golongan lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Istillah ini
mulai dipergunakan pada tahun 1990 untuk menggantikan istilah sebelumnya
yang dianggap tidak mewakili dan dianggap mempunyai konotasi negatif.
Lahirnya prinsip LGBT di indonesia sendiri didasari pada prinsip kebebasan
untuk mengekspresikan diri melalui sistem demokrasi yang menjunjung tinggi
kebebasan khususnya kebebasan individu. LGBT identik dengan perilaku
penyimpangan seksual dimana yang seharusnya terdapat hubungan heterogen
dengan lawan jenis dan dengan satu pasangan, menjadi hubungan homogen
antara laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, hingga
orientasi seksual ganda dimana laki-laki berhubungan dengan laki-laki
sekaligus wanita, dan juga sebaliknya.

Menurut undang-undang No. 39 tahun 1999 pasal 1 angka 1 tentang HAM,


dijelaskan bahwa HAM atau hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang harus dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hakikat HAM
merupakan upaya penjagaan keselamatan eksistensi manusia secara utuh
melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dan kepentingan
umum. HAM memiliki beberapa sifat yakni: a). tidak perlu diberikan, dibeli,
ataupun diwarisi. b). berlaku untuk semua orang tanpa memandang kelamin,
ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa. dan c).
tidak bisa dilanggar.

Penyimpangan atau deviasi seksual adalah cara yang ditempuh seseorang


untuk memuaskan hasrat seksualnya dengan jalan yang tidak wajar. Biasanya
cara yang digunakan ialah dengan menggunakan objek-objek seks yang tidak
wajar. Lingkup ketidakwajaran dalam penyimpangan seksual mencakup
perilaku seksual atau fantasi seksual yang diarahkan pada pencapaian
orgasme tidak melalui hubungan kelamin heteroseksual, dengan jenis kelamin
yang sama, ataupun dengan partner yang belum dewasa yang kemudian
bertentangan dengan norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang bisa
diterima secara umum. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa
penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak sesuai dengan
norma dan biasanya menggunakan objek seks yang tidak wajar
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
1. Riwayat menjadi korban
Korban pelecehan seksual atau perkosaan kemungkinan besar menderita
penyimpangan seksual karena merasa kecanduan atau menikmati aktivitas
seks tersebut.
2. Lingkungan yang kurang baik
Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap aktivitas
seksual seperti berciuman, berpegangan tangan, berpelukan sebagai hal
yang lumrah akan menganggap semua aktivitas tersebut biasa saja dan
merasa wajar melakukannya.
3. Libido yang tidak terkontrol
orang dengan libido yang tinggi dapat dengan mudah terpicu untuk
melakukan aktivitas seksual walau dengan rangsangan yang minimal seperti
melihat gambar yang bernuansa nudisme hingga tulisan mengenai seks
tanpa adanya benteng moral yang melindunginya.
4. Alkohol
Minuman beralkohol kerap dijadikan alat untuk membuat seseorang tidak
sadarkan diri, mudah dibujuk, lalu dirangsang untuk melakukan aktivitas
seksual.
5. Pasangan yang kurang memuaskan
Pasangan yang dinilai kurang memuaskan hasrat seksual kerap menjadi
alasan untuk mencari kepuasan seksual dengan sensasi yang berbeda baik
dari lawan jenis ataupun sesama jenis.
DILEMA ETIK
PENDAPAT
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai