Anda di halaman 1dari 10

Nomor NISN : 0034508951

Nama : Muhammad Syahdaffa Yuharshu Zainiroy


Kelas : XII IPA 4
Matpel : Biologi
Hari, Tanggal : Kamis, 4 Februari 2021

Bahaya Virus HIV di Dalam Kehidupan

TUJUAN :
1. Mengetahui bahaya virus HIV
2. Mengetahui pengaruh AIDS dan tingkat virulensi

KAJIAN TEORI :

A.Pengertian HIV dan AIDS


HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh,
dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan,
kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus
HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
B. Tipe HIV
Virus HIV terbagi menjadi 2 tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing tipe terbagi
lagi menjadi beberapa subtipe. Pada banyak kasus, infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1, 90% di
antaranya adalah HIV-1 subtipe M. Sedangkan HIV-2 diketahui hanya menyerang sebagian kecil
individu, terutama di Afrika Barat.
Infeksi HIV dapat disebabkan oleh lebih dari 1 subtipe virus, terutama bila seseorang tertular
lebih dari 1 orang. Kondisi ini disebut dengan superinfeksi. Meski kondisi ini hanya terjadi
kurang dari 4% penderita HIV, risiko superinfeksi cukup tinggi pada 3 tahun pertama setelah
terinfeksi.
C. Penyebaran HIV
HIV dapat ditemukan di dalam cairan tubuh orang yang terinfeksi. Cairan tubuh yang dimaksud
adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI. Namun, HIV tidak dapat
tersebar melalui keringat atau urine. HIV termasuk virus yang rapuh, tidak bisa bertahan lama di
luar tubuh manusia.

Umumnya, penyebaran virus HIV terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman dan
bergantian menggunakan jarum suntik saat memakai narkoba. Cara penyebaran lainnya
termasuk:

Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, pada saat proses melahirkan atau
menyusui.
Melalui seks oral.
Melalui penggunaan alat bantu seks yang dipakai bergantian.
Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi.
Memakai jarum, suntikan, dan perlengkapan menyuntik lain yang sudah terkontaminasi.
D. Siklus Hidup HIV

ANALISA :

A.Patofisiologi HIV

Patofisiologi HIV (human immunodeficiency virus) dimulai dari transmisi virus ke dalam tubuh
yang menyebabkan infeksi yang terjadi dalam 3 fase: serokonversi, asimtomatik, dan acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS).

Transmisi HIV
HIV ditransmisikan melalui cairan tubuh dari orang yang terinfeksi HIV, seperti darah, ASI,
semen dan sekret vagina. Virus masuk ke dalam tubuh manusia melalui port d’entree yang
terdapat pada tubuh, umumnya kemungkinan ini meningkat melalui perilaku berisiko yang
dilakukan.
Virus kemudian masuk ke dalam sel dengan menempel pada reseptor CD4 melalui pembungkus
glikoprotein. Sebagai retrovirus, HIV menggunakan enzim reverse-
transcriptase, memungkinkan terbentuknya DNA-copy, untuk terbentuk dari RNA-virus. Virus
kemudian menempel dan merusak CD4, sehingga terjadi deplesi nilai CD4 dalam darah, seiring
dengan terjadinya peningkatan replikasi virus yang direfleksikan dari hasil nilai viral load yang
tinggi, menandakan tingkat virulensi yang tinggi.

Fase Infeksi HIV


Infeksi HIV terdiri dari 3 fase: serokonversi, asimtomatik, dan AIDS.

Serokonversi

Fase serokonversi terjadi di masa awal infeksi HIV. Pada fase ini, terjadi viremia plasma dengan
penyebaran yang luas dalam tubuh, selama 4-11 hari setelah virus masuk melalui mukosa tubuh.
Kondisi ini dapat bertahan selama beberapa minggu, dengan gejala yang cukup ringan dan tidak
spesifik, umumnya berupa demam, flu-like syndrome, limfadenopati dan ruam-ruam. Kemudian,
keluhan akan berkurang dan bertahan tanpa gejala mengganggu. Pada masa ini, umumnya akan
mulai terjadi penurunan nilai CD4, dan peningkatan viral-load.

Fase Asimtomatik

Pada fase asimtomatik, HIV sudah dapat terdeteksi melalui pemeriksaan darah. Penderita infeksi
HIV dapat hidup bebas gejala hingga 5-10 tahun walau tanpa intervensi pengobatan. Pada fase
ini, replikasi virus terus berjalan, virulensi tinggi, viral load stabil tinggi, serta terjadi penurunan
CD4 secara konstan.

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

Pada fase AIDS, umumnya viral-load tetap berada dalam kadar yang tinggi. CD4 dapat menurun
hingga lebih rendah dari 200/µl.
Infeksi oportunistik mulai muncul secara signifikan. Infeksi oportunistik ini bersifat berat,
meliputi dan mengganggu berbagai fungsi organ dan sistem dalam tubuh. Menurunnya CD4
mempermudah infeksi dan perubahan seluler menjadi keganasan. Infeksi oportunistik berupa:

 Demam > 2 minggu

 Tuberkulosis paru

 Tuberkulosis ekstra paru


 Sarkoma kaposi

 Herpes rekuren

 Limfadenopati

 Candidiasis orofaring

 Wasting syndrome

Stadium Infeksi HIV


Stadium infeksi HIV menurut WHO dibagi ke dalam 4 stadium.

Stadium 1

Stadium 1 infeksi HIV berupa sindrom serokonversi akut yang disertai dengan limfadenopati
persisten generalisata (muncul nodul-nodul tanpa rasa sakit pada 2 atau lebih lokasi yang tidak
berdampingan dengan jarak lebih dari cm dan waktu lebih dari 3 bulan).

Pasien stadium ini dapat tetap asimtomatik hingga bertahun-tahun tergantung pada pengobatan.
Status performa 1: aktif penuh dan asimtomatik.

Stadium 2

Pada stadium 2, pasien dapat kehilangan berat badan kurang dari 10% massa tubuh. Risiko
penyakit infeksi antara lain:

 Herpes zoster

 Manifestasi minor mukokutan

 Infeksi saluran pernafasan atas rekuren

Status performa 2: simtomatik namun hampir aktif penuh.

Stadium 3
Stadium 3 HIV akan menyebabkan pasien kehilangan berat badan lebih dari 10% massa tubuh.
Pasien juga akan mengalami beberapa infeksi atau gejala berikut:

 Diare kronik lebih dari 1 bulan

 Demam prolong lebih dari 1 bulan

 Kandidosis oral, kandidiasis vagina kronik

 Oral hairy leukoplakia


 Infeksi bakteri parah

 Tuberkulosis paru-paru
Status performa 3: berada di tempat tidur lebih dari 50% dalam satu bulan terakhir.

Stadium 4

Pasien HIV stadium 4 mengalami infeksi oportunistik yang juga dikenal sebagai AIDS defining
infections, antara lain:
 Tuberkulosis ekstrapulmoner

 Pneumoniac Pneumocystis jirovecii
 Meningitis kriptokokal

 Infeksi HSV lebih dari 1 bulan

 Kandidiasis pulmoner dan esofageal

 Toksoplasmosis

 Kriptosporidiosis

 CMV

 HIV wasting syndrome
 Ensefalopati HIV

 Sarkoma Kaposi

 Limfoma

 Pneumonia rekuren
B.Bahaya Virus HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah jenis virus yang menyerang dan menghancurkan
sel CD4 alias sel T.

Sel CD4 adalah jenis sel darah putih yang menjadi bagian penting dari sistem kekebalan tubh
manusia. Fungsi utama dari sel CD4 adalah untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh
berbagai macam mikroorganisme berbahaya (bakteri, virus, parasit, jamur, dan lain sebagainya).

Seseorang dapat dikatakan terinfeksi HIV ketika jumlah virus sudah mencapai 100.000 kopi atau
lebih per 1 ml sampel darah.

Pada orang yang sehat, kisaran normal untuk jumlah sel CD4 adalah sekitar 500-1,500. Tanpa
pengobatan, infeksi HIV kronis seiring waktu dapat memunculkan komplikasi berupa penyakit
AIDS ketika jumlah cell T atau sel CD4 turun hingga di bawah 200. 

C. Pengaruh AIDS terhadap virulensi

AIDS adalah singkatan dari acquired immune deficiency syndrome. AIDS merupakan tahapan akhir
dari penyakit infeksi  (HIV).  Namun, tidak semua pengidap HIV akan menjadi HIV AIDS.

AIDS merupakan sindrom atau kumpulan dari gejala yang muncul akibat sistem kekebalan tubuh
yang sangat lemah. Infeksi yang seharusnya tidak parah pada orang nomal, dapat saja menjadi
mematikan pada penderita AIDS. Virulensi adalah kemampuan suatu pathogen atau mikroba
untuk menyebabkan kerusakan pada mikroba.

Jadi AIDS dapat menyebabkan tubuh pengidapnya mudah terserang penyakit karena imun tubuh
tidak dapat melawan virulensi dari suatu bakteri atau kuman. Jadi pengidap AIDS lebih mudah
terserang berbagai macam penyakit karena kekebalan tubuhnya yang menurun.

KESIMPULAN :

Dari Analisa diatas dapat disimpulkan bahwa virus HIV menyebabkan kekebalan tubuh menurun
sehingga menyebabkan pengidap virus ini mudah terserang berbagai macam penyakit. AIDS
menyebabkan menurunnya imun tubuh pengidapnya menurun yang menyebabkan virulensi suatu
bakteri semakin kuat.
DAFTAR PUSTAKA :

https://hellosehat.com/seks/hivaids/bahaya-komplikasi-hiv-aids/#gref

https://www.klikdokter.com/penyakit/aids

https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Virulence&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search

https://www.alodokter.com/hiv-aids

https://sains.kompas.com/read/2019/12/01/183300123/hari-aids-sedunia-begini-4-tahap-hiv-
berkembang-jadi-aids?page=all

DOKUMEN :

Anda mungkin juga menyukai