Anda di halaman 1dari 23

Disusun oleh:

Nama : Ni Wayan Defta Utami


Kelas/NPM : 4E/5019134

Dosen Pengampu:
Gurmani, S.H., M.Hum.

Mata Kuliah:
Konsep Dasar PKN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt Yang Maha
Indah dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengansegala kasih sayang-
Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk-Nya. Alhamdulillah berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat serta salam mahabbah semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi


Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-
Nya. Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis untuk menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa
memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gurmani, S.H., M.Hum sebagai dosen pengampuh
mata kuliah Konsep Dasar PKN.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, untuk itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

Lubuklinggau, 23 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................i

Daftar Isi...........................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan1........................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................2

BAB II Pembahasan.........................................................................................................3

A. Pengertian Demokrasi...............................................................................................3
B. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia................................................4
C. Komponen Penegak Demokrasi di Indonesia............................................................7
D. Macam-Macam Demokrasi.......................................................................................8
E. Landasan Demokrasi di Indonesia.............................................................................9
F. Prinsip-Prinsip Demokrasi.........................................................................................10
G. Penerapan Budaya Demokrasi didalam Kehidupan Sehari-hari...............................13

BAB III Penutup...............................................................................................................18

A. Kesimpulan.............................................................................................................18
B. Saran.......................................................................................................................19

Daftar Pustaka..................................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat
turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan
rakyat. Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup
yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama
bagi semua warga negara. Inti dari demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat
oleh rakyat dan untuk rakyat.
Salah satu tonggak utama untuk mendukung sistem politik yang
demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk
memilih wakil rakyat baik di tingkat pemerintahan pusat maupun pemerintahan
daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan
memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
sebagaimana yang diamanatkan oleh pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilihan umum dilaksanakan oleh negara
Indonesia dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus penerapan
prinsip-prinsip atau nilainilai demokrasi, meningkatkan kesadaran politik rakyat
untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita
masyarakat Indonesia yang demokratis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Demokrasi?
2. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia?
3. Apa saja Komponen Penegak Demokrasi di Indonesia?
4. Apa saja Macam-Macam Demokrasi?
5. Apa saja Landasan Demokrasi di Indonesia?
6. Apa saja Prinsip-Prinsip Demokrasi?
7. Bagaimana penerapan budaya Demokrasi di dalam Kehidupan
Sehari-hari?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Demokrasi.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana sejarah dan
perkembangan Demokrasi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui dan memahami Komponen Penegak Demokrasi
di Indonesia.
4. Untuk mengetahui dan memahami Macam-Macam Demokrasi.
5. Untuk mengetahui dan memahami Landasan Demokrasi yang ada
di Indonesia.
6. Untuk mengetahui dan memahami Prinsip-Prinsip Demokrasi.
7. Untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai Demokrasi yang
harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi saat ini merupakan kaya yang senantiasa mengisi
perbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyrakat bahwa
masyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat, pemerintahan,
took masyarakat, aktivitas lembaga swadaya masyarakat, cendekiawan,
maha siswa dan kaum professional lainnya.
Secara etimilogi demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari
Yunani yaitu: “demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu tempat
dan “cratein” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi :demos-cratos”
atau “demos-cratos” (demokrasi) adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat,
kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa,
pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Adapun pengertian demokrasi dari para ahli yaitu:
1. Josefh A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu
perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik
dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan dengan cara perjuangan komperatif atas suara
rakyat.
2. Sidney Hook, demokrasi adalah bentuk pemerintahan
dimana keputusan-keputusan pemerintahan yang penting
secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat dewasa.
3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl, demokrasi
merupakan suatu system pemerintahan dimana
pemerintahan dimintai tanggung jawab atas tindakan-
tindakan mereka di wilayah public oleh warga Negara,
yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan
kerja sama dengan para wakil mereka yang telah terpilih.

3
Jadi demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama
bagi semua warga Negara.

B. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia


Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam dua
tahapan yaitu tahapan pra kemerdekaan dan tahapan pasca kemerdekaan.
Seperti dikemukakan oleh Jimly Asshiddiqie telah tumbuh praktik yang
dapat dikaitan dengan gagasan kedaulatan rakyat ( penulis menyebut
gagasan demokrasi ) di wilayah nusantara ini terutama yang terjadi di
pedesaan. Dengan demikian bangsa Indonesia tradisi berdemokrasi
sebenarnya telah dimulai sejak zaman kerajaan Nusantara. Karena itu
potensi tumbuhnya alam demokrasi sangat besar.
1. Demokrasi periode 1945-1959
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi
parlementer. Sistem demokrasi parlementer yang mulai berlaku
sebulan sesudah kemerdekaan diproklamirkan dan diperkuat
dalam Undang-undang Dasar 1945 dan 1950, ternyata kurang
cocok untuk Indonesia, meskipun dapat berjalan secara
memuaskan pada beberapa Negara Asia lain. Persatuan yang
dapat digalang selama menghadapi musuh bersama menjadi
koridor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan
konstruktif sesudah kemerdekaan tercapai. Karena lemahnya
benih-benih demokrasi system parlementer memberi peluang
untuk dominasi partai-partai politik dan Dewan Perwakilan
Rakyat.
Undang Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya
system parlementer dimana badan eksekutif terdiri dari presiden
sebagai kepala Negara konstitusional ( constitutional head )
beserta mentri-mentrinya yang mempunyai tanggung jawab
politik.

4
Salah satu hal yang penting dalam periode ini adalah
adanya perdebatan yang tidak berkesudahan yang dilakukan oleh
anggota parlemen dari partai yang berbeda. Karena seperti
diketahui bahwa pada periode ini tumbuh era multi partai. Era
multi partai diikuti oleh adanya alam kebebasan ( tumbuhnya
paham liberalism ) yang tumbuh pada periode ini.
Ir. Soekarno sebagai presiden mengeluarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 yang menentukan berlakunya kembali
Undang Undang Dasar 1945. Keluarnya Dekrit Presiden tersebut
merupakan intervensi presiden terhadap parlemen. Dengan
demikian sejak Dekrit Presiden keluar masa demokrasi
berdasarkan system parlemen berakhir.
2. Demokrasi Periode 1959-1965
Ciri system politik pada periode ini adalah dominasi
peranan presiden, terbatasnya peranan partai politik,
berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI
sebagai unsur sosial politik. Dalam praktik pemerintahan, pada
periode ini telah banyak melakukan distorsi terhadap praktik
demokrasi.
Pada periode ini ada kekeliruan besar dalam demokrasi
terpimpin Soekarno, yaitu adanya pengingkaran terhadap nilai-
nilai demokrasi. Demokrasi terpimpin Soekarno sebenarnya bukan
system demokrasi yang sebenarnya melainkan sebagai suatu
bentuk otoriterian. Karena itu pada periode ini sebenarnya alam
dan iklim demokrasi tidak muncu, karena yang sebenarnya terjadi
dalam praktik pemerintahan adalah rezim pemerintah sentralistik
otoriter Soekarno. Demokrasi terpimpin ala Soekarno berakhir
dengan lahirnya Gerakan 30 September 1965 yang didalangi oleh
PKI ( Partai Komunis Indonesia).
3. Demokrasi periode 1965-1998
Periode pemerintahan ini muncul setelah gagalnya gerakan
30 september yang dilakukan oleh PKI. Landasan formil periode

5
ini adalah Pancasila, Undang Undang Dasar 1945 serta ketetapan
MPRS. Semangat yang mendasari kelahiran periode ini adalah
ingin mengembalikan dan memurnikan pelaksanaan pemerintah
yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
secara murni dan konsekuen.
Namun demikian “ Demokrasi Pancasila” dalam rezim orde
baru hanya sebagai retorika dan gagasan belum sampai pada
tatanan praksis atau penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan
dan pemerintahan, rezim ini sangat tidak memberikan ruang bagi
kehidupan berdemokrasi. Seperti dikatakan oleh M. Rusli Karim
rezim orde baru ditandai oleh ; dominan peranan ABRI,
Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik,
pengebirian peran dan fungsi partai politik, campur tangan
pemerintah dalam berbagai urusan partai politik dan public, Masa
mengambang, Monolitisasi idologi Negara, Inkorporasi lembaga
nonpemerintahan. Tujuan cir tersebut menjadikan hubungan
Negara versus masyarakat secara berhadap-hadapan dan
subordinat, dimana Negara atau pemerintah sangat mendominasi.
Dengan demikian kejadian pengingkaran terhadap nilai-nilai
demokrasi juga terjadi dalam demokrasi Pancasila pada masa
rezim Soeharto.
4. Demokrasi 1998-sekarang dengan Sistem Demokrasi Pancasila
( Orde Reformasi)
Demokrasi Pancasila Era Reformasi berakar pada kekuatan
multi partai yang berupaya mengembalikan perimbangan
kekuatan antar lembaga Negara. Demokrasi yang dikembangkan
pada masa reformasi ini adalah demokrasi dengan mendasarkan
pada Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan
pelaksanaannya dan perbaikan peraturanperaturan yang dianggap
tidak demokratis, meningkatkan peran lembagalembaga tinggi
Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung
jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan , dan tata

6
hubungan yag jelas antara lembaga-lembaga eksekutif , legislatif,
dan yudikatif.
Demokrasi pada periode ini telah dimulai dengan
terbentuknya DPR-MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih
Presiden dan Wakil presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga
tinggi lainnya. Dalam perkembangannya, pemerintah fokus pada
pembagian kekuasaan antar Presiden dan Parpol dalam DPR,
sehingga rakyat diabaikan.

C. Komponen Penegak Demokrasi di Indonesia


Tegaknya demokrasi sangat terkait dengan komponen-komponen
yang mengawantahkan tegaknya demokrasi antara lain:
1. Negara Hukum
Konsepsi Negara hukum mengandung pengertian bahwa
Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga Negara
melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak
serta penjaminan hak asasi manusia.
Istilah hukum di Indonesia dapat ditemukan dalam
penjelasan UUD 1945 bahwa “Negara Indonesia ialah Negara
yang berdasarkan atas hukum dan bukan berdasarkan atas
kekuasaan belaka”. Adapun cirri-ciri sebagai berikut:
a. Adanya perlindungan HAM
b. Adannya supremasi hukum dan penyelenggaraan
pemerintah.
c. Adanya pemisahan dan kekuasaan Negara.
d. Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri.
2. Masyarakat Madani
Masyarakat madani dengan cirinya sebagai masyarakat
terbuka, masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan
tekanan Negara, masrakat yang berpartisipasi aktif serta
masyarakat egaliter merupakan bagian yang integral dalam
menegakkan demokrasi. Selain itu masyarakat madani merupakan

7
elemen yang signifikan dalam membangun demokrasi
sebagaimana yang dikatakan oleh Soetandyo wignyosoebroto, Adi
Suryadi Culla, Muhammad AS. Hikam, Ryaas Rasyid, Samsuddin
Haris sebagai prasyarat demokrasi. Sebab salah satu syarat
penting bagi demokrasi adalah terciptanya partisipasi masyarakat
secara aktif dalam proses-proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh Negara atau pemerintahan.
3. Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik yang terdiri dari partai politik,
kelompok gerakan, dan kelompok penekanan. Partai politik adalah
struktur kelembagaan politik yang anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama yaitu
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik
dalam mewujudkan kebijakan-kebijakannya. Begitu pula aktivitas
yang dilakukan oleh kelompok gerakan dan kelompok penekanan
merupakan perwujutan adanya kebebasan berorganisasi,
kebebasan menyampaikan pendapat dan melakukan oposisi
terhadap Negara dan pemerintahan.
4. Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab
Sebagai institusi penegak demokrasi, pers mempunyai
peran yang sangat strategis. Salah satu peranan strategis pres
adalah sebagai penyedia informasi bagi masyarakat yang
berkaitan dengan kehidupan kenegaraan dan pemerintahan
maupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

D. Macam-Macam Demokrasi
1. Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat
a. Demokrasi langsung merupakan sistem demokrasi yang
mengikutsertakan seluruh rakyat dalam pengambilan keputusan
negara.

8
b. Demokrasi tidak langsung merupakan sistem demokrasi yang
digunakan untuk menyalurkan keinginan dari rakyat melalui
perwakilan parlemen.
2. Demokrasi berdasarkan hubungan antar kelengkapan negara.
a. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan
sistem demokrasi yang dimana rakyat memiliki perwakilan
untuk menjabat diparlemen namun tetap di kontrol oleh
referendum.
b. Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer merupakan
sistem demokrasi yang didalamnya terdapat hubungan kuat
antara badan eksekutif dengan badan legislatif.
c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan
merupakan sistem demokrasi dimana kedudukan antara
eksekutif dengan legislatif tepisah, sehingga keduanya tidak
berkaitan secara langsung seperti sistem parlemen.
d. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan inisiiatif
rakyat merupakan sistem demokrasi gabungan dari demokrasi
perwakilan/tidak langsung dan demokrasi secara langsung
3. Berdasarkan prinsip ideology
a. Demokrasi liberal berdasarkan atas hak individu suatu negara
yang menekankan suatu kebebsan setiap individu dan sering
mengabaikan kepentingan umum.
b. Demokrasi rakyat berdasarkan atas hak pemerintah dalam
suatu negara yang didasari dari paham sosialisme dan
komunisme yang mementingkan kepentingan negara dan
kepentingan umum.
c. Demokrasi pancasila yang bersumber dari tata nilai sosial dan
budaya bangsa indonesia dengan berdasarkan musyawarah
dan mufakat yang mengutamakan kepentingan umum.

E. Landasan Demokrasi di Indonesia


Adapun landasan-landasan demokrasi pancasila, yaitu:

9
1. Pembukaan UUD 1945
a. Alinea pertama yang berbunyi Kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa.
b. Alinea kedua yang berbunyi Mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
c. Alinea ketiga yang berbunyi Atas berkat Rahmad Allah
Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan
luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas.
d. Alinea keempat yang berbunyi Melindungi segenap
bangsa.
2. Batang Tubuh UUD 1945
a. Pasal 1 ayat 2 yaitu tentang Kedaulatan adalah ditangan
rakyat.
b. Pasal 2 yautu tentang Majelis Permusyawaratan rakyat.
c. Pasal 6 yaitu tentang Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden.
d. Pasal 24 dan 25 yaitu tentang Peradilan yang merdeka.
e. Pasal 27 ayat 1 yaitu tentang Persamaan kedudukan
didepan hukum.
f. Pasal 28 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

F. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Menurut Kencana prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut :
1. Adanya pembagian kekuasaan (Sharing Power)
Untuk timbulnya iklim dan budaya demokratis, kekuasaan
(power) dipisahkan atau dibagi-bagi antara pembuatan undang-
undang dengan pelaksanaan undang-undang, agar terjadi
pengawasan atau control ( checking power with power )
2. Adanya pemilihan umum yang bebas ( general election )
Untuk terpilihnya pemerintahan yang dikehendaki oleh
rakyat atau anggota-anggota perwakilan yang akan mewakili

10
suara rakyat itu sendiri diperlukan pemilihan umum yang jujur
adil, bebas, dan demokratis dilakukan oleh lembaga independen.
3. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka
Untuk tidak terciptanya Negara tirai besi yang kaku dan
otoriter , perlu keikutsertaan rakyat dalam menilai pemerintahan.
Hal tersebut terwujud bila manajemen pemerintahan dilakukan
secara transparan , menerapkan akuntabilitas public.
4. Adanya kebebasan individu
Untuk membuktikan bahwa rakyat tidak dihantui rasa
ketakutan, setiap lapisan masyarakat mesti memilki kebebasan
berbicara, beribadah, dan kebebasan mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan masing-masing. Apabila mahasiswa,
wartawan, aktivis partai resmi yang bersuara lantang lalu diciduk
, hal ini sama sekali tidak demokratis.
5. Adanya peradilan bebas
Untuk tidak ikut campurnya aparat pemerintah ( dalam arti
sempit) dalam peradilan umum dan penegakan hukum , maka
aparat pengadilanharus bebas dari pengaruh eksekutif , sehingga
keluarga pejabat pemerintah itu sendiri dapat diproses di
pengadilan dan dapat diputuskan hukumannya dengan adil.
6. Adanya pengakuan hak minoritas
Untuk adanya perlindungan terhadap kelompok minoritas ,
mesti ada pengakuan baik terhadap agama yang minoritas
penganutnya atau terhadap golongan ekonomi lemah seperti
pedagang kaki lima.
7. Adanya pemerintah yang berdasarkan hokum
Untuk tidak timbulnya Negara yang berdasarkan kekuasaan
belaka ( machtsstaat), maka hukum di tempatkan pada rujukan
tertinggi. Dengan demikian warga Negara sama kedudukannya di
depan hukum dan lembaga peradilan.
8. Adanya pers yang bebas

11
Secara konseptual kebebasan pers akan mememunculkan
pemerintahan yang cerdas, bersih, dan bijaksana. Untuk
menjamin tegaknya demokrasi, per situ sendiri harus bebas
menyuarakan hati nurani rakyat, baik penyampaian kritik
terhadap kebijakan dan pelaksanaan pemerintah maupun terhadap
diri seorang pejabat public juga dalam penyampaian informasi
pembangunan lainnya. Informasi yang disampaikan pers
hendaknya didukung oleh akurasi data.
9. Adanya multi partai politik
Untuk tidak timbulnya dictator partai atau system monolitik
partai politik, system demokrasi memberikan ruang tumbuhnya
multi partai politik bebas dan mengemukakan dan
mengartikulasikan kepentingan masyarakat untuk disampaikan
kepada Negara atau pemerintahan. Dalam alam demokrasi, partai
politik berkompetisi dalam pemilu untuk mendapat dukungan
mayoritas rakyat. Karena itu ada partai yang mendapat suara dan
dukungan mayoritas dan ada yang mendapat dukungan minoritas.
Partai politik yang mendapat dukungan mayoritas berkesempatan
memimpin pemerintahan, sedangkan partai politik yang
mendapat dukungan minoritas berada dalam parlemen atau diluar
parlemen sebagai kelompok oposisi ( penyeimbang ) pemerintah,
sehingga akan timbul check and balance.
10. Adanya musyawarah
Untuk menyelesaikan konflik secara damai seperti
timbulnya protes dan demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat
hendaklah diselesaikan dengan musyawarah atau negoisasi
(syur), bukan dengan penekanan dan intimidasi apalagi dengan
kekerasan senjata. Dengan demikian dalam system demokrasi
konflik baik vertical mupun konflik horizontal bukan sesuatu
yang menakutkan , melainkan sesuatu yang harus diselesaikan
dengan damai.
11. Adanya persetujuan parlemen

12
Untuk menjalankan roda pemerintahan, pihak eksekutif
terutama pengambilan keputusan dan kebijakan yang
menyangkut kepentingan orang banyak, dalam Negara
demokrasi dibutuhkan persetujuan terlebih dahulu dari pihak
legislative dan refresentasi rakyat. Sehingga segala kebijakan
dan keputusan eksekutif dapat dikontrol oleh pihak legislative.
12. Adanya pemerintah yang konstituonal
Untuk tidak timbulnya Negara yang bersifat absolutism,
yaitu kekuasaan yang tidak terbatas, maka pemerintah harus
berdasarkan atas system konstitusi ( hukum dasar ). Karena
konstitusi sebagai aturan dasar dalam penyelenggaraan Negara.
13. Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi
Untuk terciptanya system demokratis dalam kehidupan
kenegaraan, diperlukan adanya ketentuan tentang
pendemokrasian yaitu Undang Undang Dasar suatu Negara
mesti tercantumkan secara tertulis, bahwa kedaulatannya berada
di tangan rakyat.
14. Adanya pengawasan terhadap administrasi public
Untuk terciptanya manajemen dan organisasi pemerintahan
yang dapat dipertanggungjawabkan ( accountable ) dalam
mencapai tujuan nasional yaitu kesejahteraan masyarakat
seutuhnya dan kemerdekaan secara damai, mutlak dibutuhkan
adanya pengawasan terhadap jalannya danpengaturan
administrasi public itu sendiri.

G. Penerapan Budaya Demokrasi didalam Kehidupan Sehari-hari


Negara kita adalah salah satu yang menganut sistem demokrasi
yang disebut demokrasi Pancasila. Demokrasi yang berdasarkan Pancasila
sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi
Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan
keadilan. Prinsip demokrasi Pancasila dilaksanakan dalam perilaku budaya

13
demokrasi yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari seperti
contoh di bawah ini.
1. Menjunjung Tinggi Persamaan
Negara Indonesia terdiri dari banyak keragaman.
keragaman suku bangas, keragaman budaya, keragaman agama,
dan keragaman warna kulit. Oleh karena itu sikap yang pertama
kali harus dibudayakan adalah menjunjung tinggi persamaan.
Saling menghargai dan menghormati antar sesama warga negara.
Tidak membedakan berbagai keberagaman dan juga tidak
membedakan kelompok atau membedakan seseorang berdasarkan
harta, jabatan, dan statusnya
2. Menjaga Keseimbangan Antara Hak dan Kewajiban
Perilaku budaya kedua yang harus diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari adalah menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajiban warga negara. Sebagai warga negara tentu saja
semua hak asasinya akan dilindungi oleh undang-undang yang
berlaku. Namun harus diperhatikan bahwa sebaiknya setiap
negara mendahulukan kewajiban daripada haknya dan menuntut
haknya setelah kewajiban dapat dilaksanakan. Dengan menjaga
keseimbangan hak dan kewajiban maka negara akan lebih aman.
Bayangkan jika semua warga negara hanya menuntut haknya
tanpa memperhatikan kewajiban! Seseorang menuntut gaji atas
pekerjaannya, tanpa bekerja dengan baik.
3. Membudayakan Sikap Adil
Sikap adil adalah sikap yang memperlakukan segala
sesuatu sesuai porsinya. Tanpa memebedakan kelompok, suku,
agama, ras, harta, dan jabatannya. Orang tua yang adil akan
memberikan uang saku pada anak-anaknya sesuai kebutuhan dan
kemampuan. Bukan membagi rata uang saku tersebut kepada
semua anak-anaknya. Hakim yang adil adalah hakim yang
menerapkan semua peraturan dan memberikan hukuman dan
keputusan kepada orang yang benar-benar bersalah. Pelayan

14
negara yang adil akan melayani mayarakatnya tanpa membeda-
bedakan berbagai hal.
4. Membudayakan Musyawarah untuk Mufakat
Setiap ada permasalahan hendaknya dicari
penyelesaiannya dengan musyawarah. Musyawarah untuk
mencapai mufakat harus lebih diutamakan daripada cara lain. Hal
tersebut adalah ciri khas demokrasi Indonesia. Keputusan mufakat
adalah jalan tengah yang disepakati oleh semua elemen
masyarakat yang berkepentingan dengan keputusan. Atau dihadiri
oleh minimal ¾ dari anggota suatu lembaga atau organisasi.
Dengan demikian seluruh peserta musyawarah juga bertanggung
jawab dengan hasil musyawarah. Bertanggung jawab kepada
Tuhan, diri sendiri, dan anggota masyarakat lain. Bersedia
melaksanakan hasil musyawarah tanpa terkecuali. Bentuk-bentuk
keputusan bersamalain, seperti hasil voting atau suara terbanyak
hanya dilakukan jika jalan musyawarah tidak dapat dilakukan atau
tidak menemukan hasil.
5. Mengutamakan Persatuan dan Kesatuan Nasional
Masyarakat yang berada di bawah demokrasi Pancasila
adalah yang harus mengutamakan persatuan dan kesatuan. Oleh
karena itu kepentingan negara harus ditegakkan daripada
kepentingan golongan atau kelompoknya. Jika ada suatu masalah
antar kelompok atau antara golongan, maka sebaiknya
bermusyawarah. Musyawarah dilakukan dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan. Persatuan dan kesatuan yang diutamakan
akan membawa perdamaian dan meminimalisir kekerasan yang
berdampak tidak stabilnya pembangunan nasional.
6. Membiasakan Taat Peraturan
Perilaku budaya demokrasi yang sering terabaikan adalah
membiasakan taat peraturan. Taat di saat diawasi atau tidak
diawasi. Karena setiap peraturan pasti dibuat untuk kepentingan
seluruh elemen masyarakat. Contohnya peraturan di jalan raya.

15
Seorang warga negara yang baik harus mentaati peraturan jika
berkendara. Harus mentaati semua rambu yang ada dan
mempunyai surat-surat kelengkapan berkendara. Sementara
pejalan kaki juga demikian, harus mentaati peraturan yang ada.
Tidak berjalan kaki di sembarang tempat. Para pedagang tidak
mengambil trotoar untuk pejalan kaki untuk berdagang. Contoh
lain adalah pejabat yang tidak korupsi dengan dana yang
diamanahkan padanya.
7. Membiasakan Menyalurkan Aspirasi Secara Damai dan Tidak
Anarkis
Dalam budaya demokrasi, menyalurkan aspirasi secara
aktif adalah pertanda demokrasi berjalan baik. Pertanda contoh
partisipasi masyarakat yang tinggi. Rakyat masih memperhatikan
negaranya. Namun haru diingat penyaluran aspirasi harus tertib
dan tidak anarkis. Demonstrasi yang dilakukan misalnya, harus
berjalan damai dan tetap memperhatikan kepentingan umum.
8. Memilih Pemimpin Secara Demokratis
Pemimpin di negara demokrasi bukan pemimpin yang
terpilih berdasarkan keturunan. Mereka dipilih berdasarkan
kemampuan yang dimiliki. Pemilihan dilakukan setiap jangka
waktu tertentu. Karena dalam demokrasi tidak ada pemimpin
seumur hidup. Kekuasaan pemimpin juga dibatasi oleh konstitusi.
Memilih pemimpin secara demokrasi merupakan perilaku budaya
demokrasi yang sangat baik.
Seharusnya seluruh warga negara yang sudah mempunyai
hak memilih dapat melakukannya. Memilih pemimpin dapat
dimulai dari sekolah seperti memilih ketua kelas dan ketua OSIS.
Kemudian memilih pemimpin di tingkat masyarakat seperti
memilih Ketua RT, Ketua RW, dan seterusnya. Hingga di tingkat
negara, seperti memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga
negara dan memilih Presidan dan Wakil Presiden.
9. Menggunakan Kebebasan dengan Bertanggung Jawab

16
Setiap warga negara bebas dan dilindungi konstitusi terkait
dengan segala hak asasinya. Namun, kebebasan tersebut adalah
kebebasan yang bertanggung jawab. Kebebasan yang harus
memperhatikan dan menghargai hak orang lain. Batasnya juga
jelas dalam undang-undang. Misalnya, setiap warga negara bebas
memilih agamanya dan bebas menyebarkan agamanya kepada
orang lain. Namun, orang tersebut tidak dapat memaksakan
kehendak agar orang lain mengikuti agamanya. Kepentingan
negara tetap harus didahulukan daripada kepentingan pribadi dan
golongan.
10. Menghormati dan Menghargai Orang Lain
Menghormati dan menghargai orang lain adalah dalam
kerangka melaksanakan seluruh bagian dari demokrasi. Sikap
perilaku budaya demokrasi ini ditandai dengan :
 menghargai pendapat orang lain
 menyampaikan pendapat secara sopan dan sesuai aturan
 tidak mendominasi suatu pembicaraan dan mendengarkan ektika
orang lain menyampaikan pendapatnya
 menerima dengan lapang dada setiap saran dan kritikan yang
masuk
 melaksanakan semua hasil keputusan musyawarah
Perilaku budaya demokrasi yang wajib dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari di atas baru sebagian yang diuraikan. Namun, jika
bisa kita laksanakan akan berdampak sangat baik pada tingkat keluarga
hingga berbangsa dan bernegara.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama
bagi semua warga Negara. Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat
dibagi dalam dua tahapan yaitu tahapan pra kemerdekaan dan tahapan
pasca kemerdekaan.
1. Demokrasi periode 1945-1959
2. Demokrasi Periode 1959-1965
3. Demokrasi periode 1965-1998
4. Demokrasi 1998-sekarang dengan Sistem Demokrasi Pancasila
( Orde Reformasi)
Tegaknya demokrasi sangat terkait dengan komponen-komponen
yang mengawantahkan tegaknya demokrasi antara lain:
a) Negara Hukum
b) Masyarakat Madani
c) Infrastruktur Politik
d) Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab
Adapun macam-macam demokrasi adalah sebagai berikut
1) Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat.
- Demokrasi langsung
- Demokrasi tidak langsung
2) Demokrasi berdasarkan hubungan antar kelengkapan
negara.
- Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum
- Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer
- Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan
kekuasaan
- Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum
dan inisiiatif rakyat
3) Berdasarkan prinsip ideology

18
- Demokrasi liberal
- Demokrasi rakyat
- Demokrasi Pancasila
Landasan demokrasi di Indonesia adalah Pembukaan UUD 1945
dan Batang Tubuh UUD 1945.

B. Saran
Bagi pembaca disarankan supaya makalah ini dapat dijadikan
sebagai media pembelajaran dalam rangka peningkatan pemahaman
tentang Demokrasi. Dan bagi penulis-penulis lain diharapkan agar
makalah ini dapat dikembangan lebih lanjut guna menyempurnakan
makalah yang telah dibuat sebelumnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan


Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani, Jakarta : IAIN Jakarta Press, 2000
I Putu Ari Astawa , Demokrasi Indonesia, Jakarta : Universitas Udayana press,
2017
Nurtjahyo, Hendra, Filsafat Demokrasi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006
Lubis Maulana arafat, pembelajara PPKn di SD/MI, Medan: Akasha Sakti, 2018.
Nadrilun, mengenal lebih dekat demokrasi di Indonesia, jakarta Timur: PT Balai
Pustaka, 2012.
Miriam, Budiardjo. 1996. Demokrasi di Indonesia. (Jakarta: Gramedia).

20

Anda mungkin juga menyukai