Anda di halaman 1dari 20

Disusun oleh:

Nama : Ni Wayan Defta Utami


NPM : 5019134
Kelas : 4E

Dosen Pengampuh : Tio Gusti Satria, M.Pd


Mata Kuliah : Telaah Kurikulum

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt Yang
Maha Indah dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengan
segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk-
Nya. Alhamdulillah berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.

Shalawat serta salam mahabbah semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi


Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna
seluruh risalah-Nya. Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis
untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka
menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Tio Gusti Satria, M.Pd sebagai dosen pengampuh mata kuliah Telaah
Kurikulum.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, untuk itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Lubuklinggau, 26 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................i

Daftar Isi...........................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan1........................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2

BAB II Pembahasan.........................................................................................................3

A. Standar Proses pada Kurikulum 2013.......................................................................3


B. StandarPenilaian pada Kurikulum 2013....................................................................8

BAB III Penutup...............................................................................................................15

A. Kesimpulan.............................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................16

Daftar Pustaka..................................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada empat elemen dalam Standar Nasional Pendidikan yang mengalami
perubahan sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, yaitu Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Empat elemen
tersebut merupakan bagian dari Standar Nasional Pendidikan yang menjadi acuan
dalam pendidikan di Indonesia.
Elemen yang ketiga adalah standar proses. Menurut Kemendikbud dalam
Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 untuk SMA-MA mata
pelajaran Geografi, Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. Untuk mewujudkan proses pembalajaran tersebut, dengan
menggunakan pendekatan saintifik yaitu kegiatan mengamati, menanya,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Kemendikbud juga
menjelaskan bahwa beberapa perubahan dari segi Standar Proses dalam
Kurikulum 2013 antara lain kegiatan belajar yang tidak hanya dilakukan di dalam
kelas saja, tetapi belajar dapat dilakukan di lingkungan sekolah atau lingkungan
masyarakat, guru bukan satu-satunya sumber belajar, dan sikap tidak diajarkan
secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan.
Elemen yang terakhir adalah standar penilaian adalah kriteria mengenai
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik.
Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat
dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Penilaian merupakan
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik

1
secara berkesinambungan. Penegasan tersebut tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik
mengetahui capaian pembelajaran (learning outcomes). Berdasarkan penilaian

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Standar Proses pada Kurikulum 2013?
2. Bagaimana Standar Penilaian pada Kurikulum 2013?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami Standar Proses dalam
Kurikulum 2013.
2. Untuk mengetahui dan memahami Standar Penilaian dalam
Kurikulum 2013.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Standar Proses pada Kurikulum 2013


Berdasarkan standar proses pembelajaran pada implementasi Kurikulum
2013, maka guru harus melaksanakan 3 tahapan yaitu:
1. Kegiatan Pendahuluan pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru
berdasarkan amanat Kurikulum 2013 adalah:
a) Kegiatan yang mula-mula harus dilakukan oleh guru pada
kegiatan pendahuluan di dalam sebuah proses pembelajaran
adalah mempersiapkan siswa baik psikis maupun fisik agar
dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
b) Selanjutnya guru harus mengajukan beberapa pertanyaan-
pertanyaan terkait materi pembelajaran baik materi yang
telah siswa pelajari serta materi-materi yang akan mereka
pelajari dalam proses pembelajaran tersebut.
c) Setelah memberikan pertanyaan-pertanyaan, guru
kemudian mengajak siswa untuk mencermati suatu
permasalahan atau tugas yang akan dikerjakan sehingga
dengan demikian mereka akan belajar tentang suatu materi,
kemudian langsung dilanjutkan dengan menguraikan
tentang tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai
pada pembelajaran tersebut.
d) Terkahir, dalam kegiatan pendahuluan guru harus
memberikan outline cakupan materi serta penjelasan
mengenai kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh siswa
untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas yang
diberikan.

2. Kegiatan Inti pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013


Pada hakikatnya, kegiatan inti adalah suatu proses
pembelajaran agar tujuan yang ingin dicapai dapat diraih. Kegiatan

3
ini mestinya dilakukan oleh guru dengan cara-cara yang bersifat
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa
agar dengan cara yang aktif menjadi seorang pencari informasi,
serta dapat memberikan kesempatan yang memadai bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Metode yang digunakan dalam kegiatan inti harus
bersesuaian dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran.
Kegiatan inti mencakup proses-proses berikut: (1) melakukan
observasi; (2) bertanya; (3) mengumpulkan informasi; (4)
mengasosiasikan informasi-informasi yang telah diperoleh; dan (5)
mengkomunikasikan hasilnya. Pada proses pembelajaran yang
terkait dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan
sesuatu, guru memfasilitasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi yang
diberikan guru atau ahli, siswa menirukannya, selanjutnya guru
melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan
lanjutan kepada siswa.
Di tiap kegiatan pembelajaran seharusnya guru
memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur,
teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai
pendapat orang lain sebagaimana yang telah dicantumkan pada
silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Cara-cara
yang dilakukan berkaitan dengan proses pengumpulan data
(informasi) diusahakan sedemikian rupa sehingga relevan dengan
jenis data yang sedang dieksplorasi, misalnya di laboratorium,
studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan lain-lain. Sebelum
menggunakan informasi atau data yang telah dikumpulkan dan
diperoleh siswa mesti tahu dan kemudian berlatih, lalu dilanjutkan
dengan menerapkannya pada berbagai situasi. Berikut ini
merupakan contoh penerapan dari kelima tahap kegiatan ini pada
proses pembelajaran.

4
a) Melakukan observasi (melakukan pengamatan)
Dalam kegiatan melakukan pengamatan,
guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan
melalui kegiatan-kegitan seperti: melihat,
menyimak, mendengar, dan membaca. Guru
memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan,
melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu
benda atau objek.
b) Bertanya
Pada saat siswa berada pada kegiatan
melakukan pengamatan, guru membuka kesempatan
secara luas kepada peserta didik untuk
mempertanyakan mengenai apapun yang telah
mereka lihat, mereka simak, atau mereka baca.
Penting bagi guru untuk memberikan bimbingan
kepada siswa agar bisa mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan yang dimaksud di sini berkaitan dengan
pertanyaan dari hasil pengamatan objek yang
konkrit sampai kepada yang abstrak baik berupa
fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih
abstrak. Pertanyaan dapat pula yang bersifat faktual
hingga pada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Berawal situasi siswa diajak untuk berlatih
menggunakan pertanyaan dari guru diusahakan agar
terus meningkat kualitas tahapan ini sehingga pada
akhirnya siswa mampu mengajukan pertanyaan
secara mandiri. Dari kegiatan bertanya ini akan
dihasilkan sejumlah pertanyaan. Kegiatan bertanya
dimaksudkan juga agar siswa dapat
mengembangkan rasa ingin tahunya. Pada

5
prinsipnya, semakin terlatih siswa untuk bertanya
maka rasa ingin tahu mereka akan semakin
berkembang.
Pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka
ajukan akan dijadikan dasar untuk mencari
informasi yang lebih lanjut dan beragam dari
sumber-sumber belajar yang telah ditentukan oleh
guru hingga mencari informasi ke sumber-sumber
yang ditentukan oleh siswa sendiri, dari sumber
yang tunggal sampai sumber yang beragam.
c) Mengumpulkan dan mengasosiasikan informasi
Adapun langkah selanjutnya yang
merupakan tindak lanjut dari kegiatan bertanya
adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari
beragam sumber dengan bermacam cara. Dalam hal
ini siswa boleh membaca buku yang lebih banyak,
mengamati fenomena atau objek dengan lebih teliti,
atau bisa juga melaksanakan eksperimen.
Berdasarkan kegiatan-kegiatan inilah pada akhirnya
akan dikumpulkan banyak informasi.
Informasi yang banyak ini selanjutnya akan
dijadikan fondasi untuk kegiatan berikutnya yakni
memproses informasi sehingga pada akhirnya siswa
akan menemukan suatu keterkaitan antara satu
informasi dengan informasi lainnya, menemukan
pola dari keterkaitan informasi dan bahkan
mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang
ditemukan.
d) Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan terakhir dalam kegiatan inti yaitu
membuat tulisan atau bercerita tentang apa-apa saja
yang telah mereka temukan dalam kegiatan mencari

6
informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh
guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok
siswa tersebut.

3. Kegiatan Penutup pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013


Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa
dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran,
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam 4
(empat) KI (Kompetensi Inti).
- KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
- KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial.
- KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar
- KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan.
KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan
ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok
yang tercantum dalam KI-3, untuk semua mata pelajaran. KI-1 dan
KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi menggunakan proses
pembelajaran yang bersifat indirect teaching pada setiap kegiatan
pembelajaran.

7
B. Standar Penilaian pada Kurikulum 2013
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Secara umum
dipahami bahwa penilaian adalah memberikan suatu nilai terhadap suatu objek
yang dilihat, dirasa, diamati dan sebagainya. Nana Sudjana (2012: 3), menjelaskan
bahwa untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan
adanya ukuran atau kriteria. Misalnya, untuk dapat mengatakan baik, sedang,
kurang, diperlukan ketentuan atau ukuran yang jelas bagaimana yang baik, yang
sedang dan yang kurang. Ukuran itulah yang dinamakan kriteria.
Sehingga, dari sini dapat dipahami bahwa penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
kriteria tertentu. Lebih lanjut lagi Sudjana menjelaskan bahwa proses pemberian
nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi dan yang diakhiri dengan
judgment. Interpretasi dan judgment merupakan tema penilaian yang
mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam
konteks situasi tertentu. Maka, dapat dipahami bahwa penilaian hasil belajar
adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa
dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah
hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku siswa, yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor atau dalam
kurikulum 2013 cakupannya adalah perubahan sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan
intruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang ingin
dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian.
Imas dan Berlin (2014:47) menjelaskan bahwa pada Kurikulum 2013,
siswa tidak lagi menjadi objek dari pendidikan, tapi justru menjadi subjek dengan
ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Dan dengan adanya perubahan
ini, tentunya berbagai standar dalam komponen pendidikan akan mengalami
berubah. Mulai dari standar isi, standar proses maupun standar kompetensi
lulusan, dan bahkan standar penilaian pun juga mengalami perubahan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya, Mohammad Nuh
sebagai pemangku kebijakan tertinggi mengatakan bahwa “standar penilaian pada

8
kurikulum baru tentu berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Karena tujuan dan
kurikulum 2013 adalah mendorong siswa aktif dalam tiap materi pembelajaran,
maka salah satu komponen nilai siswa adalah jika si anak banyak bertanya.”
Tentunya banyak lagi komponen penilaian dalam kurikulum ini, seperti proses
dan hasil observasi siswa terhadap suatu masalah yang diajukan guru, kemudian,
kemampuan siswa menalar suatu masalah juga menjadi komponen penilaian
sehingga anak terus diajak untuk berpikir logis, dan yang terakhir adalah
kemampuan anak berkomunikasi melalui presentasi mengenai tema yang dibahas
di kelas.
Adapun definisi standar penilaian pendidikan dijelaskan dalam Lampiran
Permen Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, adalah
kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrument penilaian hasil belajar
peserta didik. Definisi tersebut juga senada dengan definisi standar penilaian
pendidikan yang dijelaskan oleh E. Mulyasa (2009: 43). Penilaian pendidikan
sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian autentik, penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.
1. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input),
proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh
peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi
relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang
dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar
peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok
di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan
keterampilan.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam

9
proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan
hasil belajar peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara
periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi
tersebut.
9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah
untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan
UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi
tersebut.
10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan
pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam
rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang
dilaksanakan secara nasional.

10
11. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran
pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN,
dilakukan oleh satuan pendidikan.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip berikut.
1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak
dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara
terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran dan
berkesinambungan.
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian,
dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua
pihak.
5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan
kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk
aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik
dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria
(PAK). PAK (Penilaian Acuan Kriteria) atau disebut juga PAP (Penilaian Acuan
Patokan) merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada
kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar
minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan
karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik
peserta didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat
digunakan untuk menentukan posisi relative setiap peserta didik terhadap standar
yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi,
kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program dan proses.

11
Teknik dan instrument yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan adalah sebagai berikut.
a. Penilaian Kompetensi Sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui
observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer
evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrument yang
digunakan untuk observasi, penilaian diri dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubric, sedangkan pada jurnal berupa catatan
pendidik.
1. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indicator perilaku
yang diamati.
2. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinya dalam konteks pencapaian kompetansi. Instrument yang
digunakan berupa lembar penilaian diri.
3. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian
dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait
dengan pencapaian kompetensi. Instrument yang digunakan
berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
4. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas
yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikan dan
perilaku.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes
tertulis, tes lisan dan penugasan.

12
1. Instrument tes tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan dan uraian. Instrument
uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2. Instrument tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3. Instrument penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek
yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui
penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek dan penilaian portofolio.
Instrument yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubric.
1. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai
dengan tuntutan kompetensi.
2. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan
secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
3. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan
cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam
bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi dan/atau kreativitas
peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat
berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian
peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrument penilaian harus memenuhi pesyaratan seperti
dibawah ini:
a. Substansi yang mempresentasikan kompetensi yang
dinilai.

13
b. Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai
dengan bentuk instrument yang digunakan.
c. Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik.
Adapun mekanisme dan prosedur penilaian adalah sebagai berikut.
1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan,
Pemerintah dan/atau lembaga mandiri.
2. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik,
penialaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ualangan tengah
semester, ualangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian
mutu tingkat kompetensi, uian sekolah dan ujian nasional.
3. Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik
sesuai dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaa
pembelajaran (RPP).
4. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-
langkah:
- Menyusun kisi-kisi ujian.
- Mengembangkan (menulis, menelaah dan merevisi) instrument.
- Melaksanakan ujian.
- Mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik.
- Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
5. Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur
dalam Prosedur Operasi Standar (POS).
6. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum
mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.
7. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan
dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada
orang tua dan pemerintah.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan standar proses pembelajaran pada implementasi Kurikulum
2013, maka guru harus melaksanakan 3 tahapan yaitu:
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Secara umum
dipahami bahwa penilaian adalah memberikan suatu nilai terhadap suatu objek
yang dilihat, dirasa, diamati dan sebagainya. Nana Sudjana (2012: 3), menjelaskan
bahwa untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan
adanya ukuran atau kriteria. Misalnya, untuk dapat mengatakan baik, sedang,
kurang, diperlukan ketentuan atau ukuran yang jelas bagaimana yang baik, yang
sedang dan yang kurang. Ukuran itulah yang dinamakan kriteria. Sehingga, dari
sini dapat dipahami bahwa penilaian adalah proses memberikan atau menentukan
nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip berikut.
1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak
dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara
terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran dan berkesinambungan.
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada
pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.

15
6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

B. Saran
Bagi pembaca disarankan supaya makalah ini dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran dalam rangka peningkatan pemahaman tentang Elemen
Kurikulum 2013, yaitu Standar Proses dan Standar Penilaian. Dan bagi penulis-
penulis lain diharapkan agar makalah ini dapat dikembangan lebih lanjut guna
menyempurnakan makalah yang telah dibuat sebelumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/nia258/s-27550620. Online, diakses pada 26 Maret


2021.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Cetakan VII. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep
dan Penerapan. Cetakan II. Surabaya: Kata Pena.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/11/standar-proses-
pembelajaran-kurikulum.html. Online, diakses pada 26 Maret 2021.

17

Anda mungkin juga menyukai