Anda di halaman 1dari 6

DIRECT OBSERVASIONAL SKILL (DOPS)

DI RUANG IGD
RSU HERMINA PURWOKERTO

DOPS 1 :
PEMASANGAN INFUS

Disusun Oleh :
ARIENO ROGO
NIM. 200104008

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN 2020/2021
ANALISIS TINDAKAN

NAMA : ARIENO ROGO


NIM : 200104008

1. Nama jenis tindakan keperawatan


Melakukan pemasangan infus yaitu pemberian sejumlah cairan kedalam
tubuh melalui sebuah jarum kedalam pembuluh vena untuk menggantikan
cairan atau zat-zat makanan dari tubuh agar cairan tubuh pada pasien
terpenuhi.
2. Indikasi tindakan keperawatan
a. Keadaan emergency (missal pada tindakan RJP), yang memungkinkan
pemberian obat langsung kedalam Intra Vena
b. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-
menerus melalui intra vena
c. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
d. Pasien yang mendapatkan tranfusi darah
e. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infuse intra
vena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat)
f. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko
dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum
pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang
jalur infus.
3. Rasionalisasi Tindakan
Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung
elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral, memberikan keseimbangan
asam basa, memperbaiki volume komponen darah dan memberikan nutrisi
saat system pencernaan diistirahatkan. Pemasangan infus juga dapat
menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan
dengan injeksi intramuskular.
4. Anatomi dan fisiologi anatomi dari organ yang dilakukan tindakan
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan kedalam vena
(pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan (vena safalika basilica
dan vena medianan cubiti), pada tungkai (vena saena) atau pada vena yang
ada di kepala ,seperti vena temporalis frontalis (khusus untuk anak-anak).
Pemasangan infus tidak dianjurkan pada daerah yang mengalami luka
bakar, lengan pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena
terganggu), lengan yang mengalami edema, infeksi, bekuan, atau
kerusakan kulit
5. Alat dan bahan
a. Standar infus
b. Cairan steril sesuai instruksi
c. Set infuse steril
d. Albocath dengan nomor yang sesuai
e. Bidai
f. Perlak
g. Tourniquit
h. Kapas alkohol
i. Plester
j. Gunting
k. Bengkok
l. Kassa
m. Sarung tangan
n. Salf antibiotic
6. Prinsip tindakan
Bersih dan steril
7. Prosedur tindakan
a. TahapPraInteraksi
1) Melihat data pasien
2) Melihat intervensi keperawatan yang telah diberikan
3) Mengkaji program terapi yang diberikan oleh dokter
b. TahapOrientasi
1) Cuci tangan
2) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
4) Menanyakan kesiapan pasien
5) Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
c. Tahap Kerja
1) Cuci tangan
2) Bebaskan lengan klien dari lengan baju
3) Letakkan tourniquit 5-15 cm diatas tempat tusukan
4) Letakkan perlak dibawah lengan pasien
5) Hubungkan cairan infus dengan selang infus sehingga tidak ada
udara didalamnya. Kencangkan klem sampai infus tidak menetes dan
pertahankan kesterilannya sampai pemasangan pada tangan
disiapkan
6) Kencangkan tourniquit
7) Anjurkan klien untuk mengepalkan tangannya palpasi dan pastikan
tekanan yang akan ditusuk
8) Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, arah
melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan
9) Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah
tusukan
10) Pegang jarum pada posisi 30 derajat pada vena yang akan ditusuk,
setelah pasti masuk lalu tusuk perlahan dengan pasti
11) Rendahkan posisi jarum sejajar dengan dan tarik jarum sedikit lalu
teruskan plastiki.vcatether kedalam vena
12) Tekan dengan jari ujung plastic i.v catether
13) Tarik jarum infus keluar
14) Buka klem infus sampai sampai cairan mengalir lancar
15) Oleskan zalf antibiotic diatas penusukan kemudian ditutup dengan
kassa steril
16) Fiksasi posisi plastic i.v catether dengan plester
17) Atur tetesan infuse sesuai ketentuan, pasang stiker yang sudah
diberi tanggal
18) Buka sarung tangan dan taruh di bengkok
19) Bereskan alat
20) Cuci tangan
d. TahapTerminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan
2) Berpamitan dengan pasien
3) Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien dalam catatan
perawatan
8. Respon obyektif dan subyektif pasien
Respon obyektif: terpasang infus Asering 20 tetes/menit. Tidak terjadi
plebitis, tetesan infuse lancar.
Respon subyektif : pasien mengatakan saat awal dipasang infuse agak
pegal tetapi terus terbiasa dan tidak sakit.
9. Menganalisa keberhasilan tindakan
Tindakan pemasangan infuse pasien berhasil, tidak terjadi plebitis, tidak
ada reaksi alergi.
10. Refleksi diri
a. Kekurangan selama fase prainteraksi
Semua tahap prainteraksi dilakukans sesuai SOP
b. Kekurangan selama fase kerja
Semua tahap fase kerja sudah dilakukan sesuai SOP, tetapi di RSU
Hermina Purwokerto tidak pernah menggunakan salf antibiotic saat
pemasangan infus.
c. Kekurangan selama fase terminasi
Semua tahap terminasi dilakukan sesuai SOP
d. Kekurangan selama fase setelah interaksi
Semua tahap dilakukan sesuai SOP

Anda mungkin juga menyukai