UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA TAHUN 2020/2021 ANALISIS TINDAKAN INJEKSI IV SELANG INFUS
NAMA : ARIENO ROGO
NIM : 200104008
1. Nama jenis tindakan keperawatan
Pemberian obat intra vena melalui intravena selang infus (bolus) Pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam selang infus 2. Indikasi tindakan keperawatan Mendapatkan reaksi obat yang cepat, melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter 3. Rasionalisasi tindakan keperawatan Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra vena (i.v) 4. Anatomi dan fisiologi Pembuluh darah vena Merupakan pembuluh darah yang bertuga untuk mengalirkan darah yang membawa sisa-sisa metabolisme sel seluruh tubuh manusia menuju ke jantung kembali untuk dioksigenasi. System vena dimulai dari ujung-ujung vena pada jarring-jaring pembuluh darah kapiler dengan venule yang menyatu untuk membentuk vena yang berukuran lebih besar dari venule. Seluruh vena sistemik bertujuan mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke atrum kanan jantung melalui tiga jalur berikut. Dari dinding jantung menuju ke sinus coroner, dari tubuh bagian atas menuju vena kava superior dan dari bagian bawah menuju vena kava inferior. Vena dalam adalah vena yang mengalirkan darah dari jaringan dan organ tubuh bagian dalam. Pada umumnya pembuluh darha vena selalu menyertai arteri sehingga namanya sama dengan pembuluh darah arteri. Terkecuali diberikan pada vena tertentu yang ada didalam kepala dan kolumna spinalis. Vena superfisialis pada umumnya terletak didalam hypodermis kulit yang mengalirkan darah ke vena bagian dalam. Biasanya nama vena ini tidak berkaitan atau tidak sama dengan arteri. Venous sinus merupakan ruang pengumpul atau pertemuan darah yang dipertemukan pada organ-organ tertentu seperti jantung. Sinus-sinus ini dilapisi endothelium yang merupakan kelanjutan dari endothelium kapiler dan vena. Vena utama pada kepala, otak dan leher Pembuluh darah yang ada di kepala, otak dan leher memiliki nama masing-masing diantaranya adalah: Vena jugularis eksterna dan interna Vena jugularis terbagi menjadi dua yaitu vena jugularis eksterna dan interna. Vena jugularis eksterna bertuga smengalirkan darah dari bagian superfisial kepala dan leher. Sedangkan vena jugularis interna mengairkan darah yang terkumpul dari otak melalui venous sinus. Vena jugularis interna memiliki ukuran lebih besar dari vena jugularis eksterna dan letaknya lebih dalam karena mengalirkan darah dari bagian dalam cranium. Masing-masing vena jugularis interna kemudian bergabung dengan vena subklavia untuk membentuk vena brakiosefalika di setiap sisi kepala baik kanan maupun kiri. Kedua vena brakiosefalika kemudian menyatu membentuk vena kava superior yang kemudian menuju dan masuk ke dalam atrium kanan jantung. Vena utama pada ekstremitas atas Vena dalam yang menyertai arteri lengan tangan memiliki nama yang sama dengan nama arteri yaitu vena aksilaris, vena brakialis, radialis dan vena ulnaris. Vena ini mengalir menuju vena subklavia. Vena-vena superfisial pada lengan dimulai dari anastomosis vena di tangan dan pergelangan tangan yang kemudian mengalir menuju vena dalam. Vena sefalika kemudian mengalir ke atas di sisi lateral lengan dan bermuara pada vena aksilaris di bagian bahu. Vena basilica kemudian memanjang ke atas pada sisi medial posterior lengan kemudian melintang ke sisi depan lengan tepat berada dibawah siku dan bergabung dengan vena brakialis. Vena mediana kubiti merupakan vena yang menghubungkan vena basilica dan vena sefalika di sisi depan siku. Lokasi ini adalah lokasi terbaik untuk dilakukan pengambilan sampel darah melalui venapunktur. Vena pada toraks Darah-darah yang berasal dari bagian toraks kemudian bermuara langsung di vena kava superior melalui vena brakiosefalika dan kelompok vena azigos. Vena brakiosefalika mengalirkan darah dari toraks bagian atas dan dinding toraks anterior. Vena azigos bertugas membawa darah dari otot dan organ-organ toraks. Vena ini merupakan perpanjangan vena lumbalis asenden dekstra dan bermuara pada vena kava superior. Vena henmiazigos bertugas mengalirkan darah dari otot toraks dan organ di sisi kiri kolumna vertebralis. Vena ini merupakan perpanjangan dari vena lumbalis asenden sinistra dan penyatu vena azigos. Vena hemiazigos asesoria merupakan perpanjangan superior dari vena hemiazigos. Vena pada abdomen dan pelvis vena kava inferior vena kava inverior bertugas mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke atrium kanan jantung. Vena ini terbentuk dari penyatuan vena iliaka komunis sinistra dan dekstra pada area vertebra limbal kelima. Vena kava inferior ini menerima darah dari vena abdominalis dan pelvis. Vena ini sangat berkaitan dengan arteri yang berasal dari aorta abdomilanis, terkecuali aliran darah yang asalnya dari saluran system pencernaan, pancreas atau limfa.
Sistem portal hepatic
System portal hepatik memodifikasi system sirkulasi sehingga darah yang diabsorbsi dari saluran pencernaan akan dibawa langsung kehati sebelum dikembalikan ke atrium kanan jantung. Hal ini untuk memastikan bahwa nutrient dan zat yang berpotensi membahayakan tubuh dapat dipisahkan dari darah untuk disimpan, dimetabolisme, atau didetoksikasi. Pembuluh darah utama pada system portal hepatic meliputi pembuluh vena berikut: Vena splenika yang bertugas mengeluarkan darah dasi limfa., pnkreas, bagian-bagian lambung dan melalui percabangan vena mesenterikaminferior. Dan dari sebagian usus besar. Vena mesenterika superior menerima darah yang berasal dari usus halus dan beberapa dari bagian-bagian usus besar dan lambung. Vena porta hati merupakan vena pendek yang terbentuk dari pertemuan vena splenika dan mesenterika superior. Vena ini terletak dibawah hati dan membelah menjadi percabangan kanan dan kiri yang menyertai percabangan kanan dan kiri arteri hapatika yang menuju ke hati. Didalam hati. Di dalam hati, vena porta hati ini bercabang menjadi sinusoid yang mengalirkan darah menuju venula, vena sentralis dan vena hepatica. Vena hepatica kemudian keluar dari hati untuk menyatu dengan vena kava inferior. Vena pada tungkai bawah Vena dalam biasanya menyertai arteri dan memiliki nama yang saling berhubungan, contohnya vena iliaka eksterna, vena femoralis, vena popliteal, vena tibialis anterior dan posterior dan vna peronea. Vena superfisial berawal dari anastomosis vena kemudian menjadi lengkung vena dorsal. Vena safenus kecil kemudian berasenden pada bagian posterior tungkai dan terbagi menjadi dua macam vena dan bermuara ke dalam vena popliteal dan vena femoralis dalam. Vena ini memiliki 7 hingga 13 katup untuk mencegah aliran balik darah yang berasal dari tungkai bawah. Vena sefanus besar merupakan vena yang memiliki ukuran paling panjang didalam tubuh. Vena ini berasenden di sepanjang sisi medial kaki, tungkai dan paha dan kemudian menyatu dengan vena femoralis dibawah ligament inguinal. Pada vena ini kurang lebih memiliki 10 hingga 20 katup pada vena ini. Sirkulasi pada janin Pada masa janin beberapa system tubuh seperti system pernapasan, urinaria dan pencernaan belum berfungsi seperti bayi setelah lahir. Sehingga pada janin pemenuhan kebutuhan nutrisi dan lain-lain melalui pembuluh darah yang berasal dari sang ibu, diantaranya adalah: Vena umbilical Vena umbilical yang berada di plasenta bayi yang membawa nitrien dan oksigen ke janin melalui korda umbilicus dan kemudian masuk ke dalam tubuh janin melalui umbilicus. Vena umbilical kemudian menyatu dengan system portal hepatic pada janin. Sebagian darah pada vena umbilical memperdarahi organ hati. Akan tetapi, sebagian besar masuk ke duktus venosus yang kemudiane memintas hati untuk masuk ke vena kava inverior dan bercampur dengan darah miskin oksigen dari badan janin. Duktus venosus berobliterasi setelah bayi lahir dan bekas vena tersebut menjadi ligemen venosum yang ada pada hati. Vena umbilical kemudian menjadi legamen teras yang juga terdapat pada hati. Darah yang tidak teroksigenasi dan mengandung zat-zat buangan dari plasenta melalui dua arteri umbilicus yang merupakan perpanjangan dariar arteri iliaka janin. Bagian proksimal dari arteri umbilical ini bercabang menjadi bagian-bagian arteri yang memperdarahi kandung kemih dan bagian distalnya menjadi ligament umbilicus fibrosa. 5. Alat dan bahan yang digunakan selama tindakan keperawatan a. Sarung tangan 1 pasang b. Spuit dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan c. Bak instrumen d. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya) e. Desinfektan (zalf atau cair) f. Perlak dan pengalas g. Obat sesuai program terapi h. Water steril i. Bengkok 1 j. Gergaji ampul (kalau perlu) k. Buku injeksi atau daftar obat 6. Prinsip tindakan keperawatan Prinsip tindakan bersih dan juga steril pada penggunaan jarum 7. Prosedur tindakan keperawatan a. Tahap Pra Interaksi 1) Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 2) Mencuci tangan 3) Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar b. Tahap Orientasi 1) Mengucapkan salam atau menyapa pasien 2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien atau keluarga 3) Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan c. Tahap Kerja 1) Mmemakai handscoon 2) Mengoplos obat menggunakan water steril for injection hingga tercampur. Selanjutnya tarik menggunakan spuit. 3) Memastikan tidak ada gelembung udara pada spuit dengan cara mencoba spuit terlebih dahulu, lalu simpan pada bak instrumen 4) Mengatur posisi pasien, mencari tempat penyuntikan obat pada karet selang atau pada tutup area injeksi pada infuset. 5) Memasang perlak dan alasnya 6) Mendesinfectan karet selang infus dengan kapas alkohol, secara sircular diameter ± 5cm. 7) Mengeklem cairan infuse 8) Memasukan jarum ke dalam karet selang infus dengan tangan yang dominan 9) Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah jarum sudah masuk selang infus 10) Memasukan obat perlahan – lahan ke dalam vena dengan kecepatan maksimal 5cc/ menit. Untuk obat – obatan yang pekat sebaiknya dioplos terlebih dulu menggunakan water steril 11) Menarik jarum keluar setelah obat dimasukan, selanjutnya swab lagi menggunakan kapas alkohol. 12) Periksa kecepatan tetesan cairan infus. 13) Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas tempat obat dengan benar. 14) Buang sampah pada tempat sampah medis. 15) Buka sarung tangan dan buang pada tempat sampah medis. d. Tahap Terminasi 1) Melakukan evaluasi tindakan 2) Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya 3) Berpamitan dengan klien 4) Membereskan alat – alat 5) Mencuci tangan 6) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 8. Respon obyektif dan subyektif pasien terhadap tindakan keperawatan Respon obyektif : obat masuk melalui selang infus dan tidak ada reaksi alergi. Respon subyektif : pasien merasa agak pegal ketika obat dimasukan 9. Menganalisis tindakan keperawatan yang telah dilakukan Memberikan obat melalui intra vena selang sinfus dapat memperoleh respon obat dengan cepat 10. Refleksi diri dari kekurangan tindakan keperawatan yang dilakukan : a. Kekurangan selama fase pra interaksi Semua tahap selama fase pra interaksi dilakukan sesuai SOP b. Kekurangan selama fase kerja Semua tahap selama fase kerja dilakuakan sesuai SOP c. Kekurangan selama fase terminasi Semua tahap selama fase terminasi dilakukan sesuai SOP d. Kekurangan selama fase setelah interaksi Semua tahap selama fase setelah interaksi dilakukan sesuai SOP