Anda di halaman 1dari 2

NAMA: REFINA AZZAHRA

KELAS: 2A

1. Kemukakan hal-hal apa saja yang anda bisa lakukan saat ini (mahasiswa) dan nanti
(sebagai bidan) untuk mengamalkan nilai-nilai pancasila tersebut!

Jawab :

Sebagai mahasiswa:
Menghargai dan menghormati semua agama yang ada di Indonesia, menghormati sesama,
bersikap tenggang rasa terhadap orang lain serta berusaha untuk tidak merugikan orang
lain, tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya, beradaptasi di lingkungan yang
baru, menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, mengutamakan musyawarah dalam
mencapai mufakat, masuk ke dalam organisasi seperti karang taruna/BEM/Himpunan
Mahasiswa yang ada di kampus, partisipasi dalam kegiatan-kegiatan tertentu dalam
rangka untuk mengambangkan keadilan seperti mengikuti pemilihan calon pemimpin,
menghargai orang lain dnegna memberikan apresiasi serta dorongan atau motivasi agar
orang tersebut tetap semangat dalam berkarya atau berjuang meraih cita-citanya

Sebagai bidan:
Tidak membeda-bedakan pasien terhadap suku,ras,agama, dan bahasa,
melayani setiap pasien tanpa pandang buluh, bersikap tidak bisa memaksakan
kehendak terhadap orang lain agar mengikuti pendapatnya, tidak egois, tenggang rasa,
serta membantu sesama terutama bagi yang membutuhkan, berhati-hati dalam berbicara,
berbuat dan bersikap agar tidak melukai perasaan orang lain, mengutamakan musyawarah
dalam setiap menyelesaikan permasalahan yang ada, memberikan dorongan atau motivasi
agar orang tetap semangat

2. Menurut anda apa yang menyebabkan sampai sekarang masih banyak warga
yang masih belum sejahtera?

Jawab:
Pada mulanya Tujuan pendirian Negara Republik Indonesia pada dasarnya untuk
mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Dengan kata lain Negara
Indonesia bertujuan untuk membentuk negara kesejahteraan. Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI 1945) memuat
lebih banyak norma mengenai konsep kesejahteraan, jika dibandingkan dengan konstitusi
negara lain yang tujuannya sama yakni mencapai kesejahteraan, seperti Norwegia ,
Jepang, Amerika, dan Malaysia. Namun Negara-negara tersebut memiliki indeks
kehidupan yang tinggi berbeda dengan Indonesia. Indonesia sendiri memiliki kurang
lebih dari 14 pasal kesejahteraan dalam UUD 1945 atau dalam konstitusi Negara kita,
namun belum memiliki kekuatan untuk membentuk masyarat yang sejahtera. Sebenarnya
peran negara sudah ditempatkan pada posisi yang kuat dan lebih besar dalam menjamin
dan mewujudkan kesejateraan umum. Hal ini juga bersesuaian pada alinea ke 4 dalam
pembukaan UUD 1945 yang menyatakan, untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang
berdasarkan kerdekaan, perdamian abadi dan keadilan social, selain itu juga terdapat
pancasila sila ke 5 yang mengisyaratkan keadlan social bagi seluruh rakyat Indonesia
yang jika dimaknai dalam bidang ekonomi, maka rakyat berhak diperlakukan adil dan
dapat mengakses kesejahteraan dalam hidupnnya. Sebenarnya sudah banyak program
yang mencerminkan tujuan mensejahterakan rakyat yang dilakukan baik itu secara
nasional atau kebijakan berskala local dalam langkah perwujudan konsep kesejahteraan.
Namun keberhasilannya masih patut dipertanyakan, karna belum mampu menopang
Indonesia menjadi Negara yang sejahtera, seperti halnya konsep Negara kita. Pada
kenyataanya cipta hokum yang tertuang dalam amanat konstitusi Negara kita hanya
menjadi mimpi dalam sebuah konsep kesejahteraan, Karena belum mampu
mengakomodir kebutuhan masyarakat pada umunya. Konstitusi secara jelas
menginginkan terwujudnya kesejahteraan Indonesia. Dimana Negara menganugrahkan
hak social dan ekonomi secara luas kepada setiap warga Negara. Negara jelas
mengamanatkan kepentingan diatas kepentingan pribadi atau kepentingan perorangan.
Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat adalah hokum yang tertinggi suatu Negara.

Anda mungkin juga menyukai