Anda di halaman 1dari 5

KUIS TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

1. Teknologi pembelajaran ialah salah satu proses didalamnya terdapat seorang yang
mempunyai cara untuk mendapatkan suatu ilmu (informasi), yang dapat berupa
ketuhanan (spiritual), sosial, pengetahuan, dan kreativitas (keterampilan). Yang
semuanya dapat dimanfaatkan sebagai bentuk sumber didalam pembelajaran.
Kegiatan yang membutuhkan 2 perantara, seperti siswa yang menjadi sebagai
pendidik atau pencari ilmu, sedangkan guru sebagai penransfer ilmu kepada siswa
disebut pembelajaran. Awal mula teknologi pembelajaran sudah dikenal oleh banyak
orang dari ribuan tahun lalu. Tepatnya pada tahun 1951, teknologi pembelajaran di
Indonesia sudah mulai berkembang. Teknologi pembelajaran yang awalnya diarikan
sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mencari permasalahan yang ada
didalam penddikan beserta mencarikan suatu solusi yang cukup tepat untuk
menyelesaikan masalah yang ada dalam pendidikan tersebut. Sampai digunakan
sebagai media komunikasi guru dengan siswa untuk memperlancar kegiatan
pembelajaran
2. Dampak positif teknologi saat ini, diantaranya :
 Dapat mencari dan memperoleh informasi dengan mudah dan cepat
 Semakin cepat dalam hal : berkomunikasi, mencari informasi, bepergian, dll
 Dapat menghemat waktu, efisien, efektif
 Sarana mendapat hiburan dengan mudah
Dampak negatif teknologi :
 Penyalahgunaan terhadap fungsinya, terutama di bidang komunikasi (sosmed)
 Banyak beredar hoax
 Ada juga informasi yang kurang mendidik
3. Pergeseran Istilah Educational Technology ke arah Instructional Technology Seiring
dengan kemajuan teknologi, maka proses pelaksanaan pendidikanpun mengalami
pergeseran, dimana dulu seorang guru bertugas sebagai pengajar/ pemberi secara
aktif, sekarang tugas guru beralih seiring dengan teknologi yang ada. Guru
menjadi instructor bagi peserta didik Sehingga istilah yang dianggap lebih tepat
adalah Instructional technolog. Dari definisi 2004 tergambar bahwa adanya
pergeseran gerakan teknologi pendidikan dari definisi sebelumnya yaitu bahwa
teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran sebagai teori dan praktek, bahkan
bidang kajian, menjadi studi dan praktek yang etis. Hal ini mengarahkan perlu adanya
kajian-kajian yang mendalam dan lebih tepat sehingga diperoleh konsep-konsep dan
praktek belajar sesuai dengan kepentingan belajar setiap individu. Namun demikian,
perubahan gerakan tersebut tidak menyurutkan tujuan dari teknologi pendidikan yaitu
memfasilitasi belajar dan perbaikan penampilan belajar peserta didik dengan
menggunakan berbagai macam sumber belajar.
4. Media Pembelajaran
Terdapat beragam pembagian jenis media pembelajaran yang dikemukakan para ahli,
namun pada dasarnya pembagian jenis media tersebut memiliki persamaan. Secara
garis besar media pembelajaran terbagi atas:
 Media audio, yakni media yang hanya dapat didengar saja atau yang memiliki
unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
 Media visual, yakni media yang hanya dapat dilihat saja dan tidak
mengandung unsur suara, seperti gambar, lukisan, foto, dan sebagainya.
 Media audiovisual, yakni media yang mengandung unsur suara dan juga
memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, film dan
sebagainya.
Sumber Belajar
AECT membedakan enam jenis sumber belajar, yaitu:
 Pesan (message), yakni sumber belajar yang meliputi pesan formal dan
nonformal. Pesan formal yaitu pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi
atau pesan yang disampaikan guru dalam situasi pembelajaran, yang
disampaikan baik secara lisan maupun berbentuk dokumen, seperti peraturan
pemerintah, kurikulum, silabus, bahan pelajaran, dan sebagainya. Pesan
nonformal yakni pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat
digunakan sebagai bahan pembelajaran, seperti cerita rakyat, dongeng,
hikayat, dan sebagainya.
 Orang (People), yakni orang yang menyimpan informasi. Pada dasarnya setiap
orang bisa berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat dibagi
dua kelompok, yakni (a) orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar
utama yang dididik secara profesional, seperti guru, instruktur, konselor,
widyaiswara, dan lain-lain; dan (b) orang yang memiliki profesi selain tenaga
yang berada di lingkungan pendidikan, seperti dokter, atlet, pengacara, arsitek,
dan sebagainya.
 Bahan (Materials), yakni suatu format yang digunakan untuk menyimpan
pesan pembelajaran, seperti buku paket, alat peraga, transparansi, film,
slides, dan sebagainya.
 Alat (Device), yakni benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut
dengan perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan bahan
pembelajaran, seperti komputer, radio, televisi, VCD/DVD, dan sebagainya.
 Teknik (Technic), yakni cara atau prosedur yang diguakan orang dalam
memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran, seperti
ceramah, diskusi, seminar, simulasi, permainan, dan sejenisnya.
 Latar (Setting), yakni lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun yang
berada di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang ataupun yang tidak secara
khusus disiapkan untuk pembelajaran, seperti ruang kelas, studio,
perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan
sebagainya.
5. Jika mempunyai inovasi dan kreatifitas maka hal yang akan dikembangkan terlebih
dahulu kepada masyarakat adalah kemampuan dalam menguasai teknologinya, karena
banyak pengusaha dan orang-orang yang memiliki kemampuan dan kreatifitas yang
tinggi namun terhambat oleh teknologi seperti keterbatasan memiliki gadget,
ketidaktahuan menggunakan gadget dan aplikasi yang membuat masyarakat menjadi
terbelakang. Maka sangat perlu penguasaan teknologi di era digital ini untuk membuat
kehidupana masyarakat yang lebih maju lagi sehingga jauh dari kata terbelakang.
6. E-learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, video/audiobroadcasting,
video/audioconferencing, CD-ROM (secara langsung dan tidak langsung). Awalnya
menurut pendiri dari WSI, Blended Learning Method merupakan metode
pembelajaran bahasa Inggris secara menyeluruh. Mulai dari mendengar, berbicara,
menulis, dan membaca. Tujuannya adalah untuk mengajarkan bahasa Inggris dengan
cepat, efektif dan dalam kondisi yang santai. Ia mencontohkan, seseorang lebih
mudah mengucapkan lirik berbahasa Inggris dibandingkan dengan berbicara dalam
bahasa Inggris. Sedangkan Blended learning, adalah sebuah kemudahan pembelajaran
yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya
pembelajaran, memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator
dengan orang yang mendapat pengajaran. Blended learning juga sebagai sebuah
kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih
daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial. “Blended Learning ialah
pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara
mengajar dan gaya pembelajaran yang berbeda serta ditemukan pada komunikasi
terbuka diantara seluruh bagian yang terlibat dengan pelatihan”.
7. a. Di lingkungan rumah
mengajarkan penggunaan gadget kepada anak-anak yang belum memiliki atau
menguasai teknologi melalui gadget sebagai media pembelajaran, karena dengan
adanya covid ini maka setiap siswa harus melaksanakan pembelajaran secara mandiri
melalui teknologi pembelajaran yang sudah banyak diposting online.
b. Di lingkungan sekolah
Belajar cara mempertahankan daya tahan tubuh melalui kelas sehat online supaya
dapat terhindar dari paparan virus yang semakin menyebar luas. Mencari informasi
obat alternative, dengan adanya teknologi maka setiap orang bisa melakukan berbagai
macam pembelajaran tentang kesehatan.
c. Di lingkungan indekost/kontrakan.
Mencari informasi melalui teknologi cara bertahan hidup dan terhindar dari paparan
virus-virus jahat.
8. Revolusi Industri 4.0 yang berawal dari konsep Industri era digital/era teknologi
informasi dan komunikasi di Jerman dengan 6 pilar utama yaitu masyarakat digital,
energi berkelanjutan, mobilitas cerdas, hidup sehat, keamanan sipil, dan teknologi di
tempat kerja. Indonesia pun sudah menerapkan Industri 4.0 tersebut. Konsep Revolusi
Industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam
penerapannya. Society 5.0 adalah revolusi industri yang dirumuskan oleh Perdana
Menteri Jepang Shinzo Abe pada bulan Maret 2017 di pameran CeBIT, Hannover,
Jerman untuk menangani segala permasalahan yang terjadi di Jepang dan baru
diresmikan pada 21 Januari 2019. Dimana pada saat itu Jepang sedang mengalami
sebuah tantangan berkurangnya populasi yang membuat penduduk/pekerja usia
produktif berkurang, sehingga Jepang berusaha memperbaiki kondisi tersebut dengan
menerapkan Society 5.0. Society 5.0 sendiri menjadi sebuah “solusi” dari Revolusi
Industri 4.0, dimana banyak masyarakat beranggapan bahwa Industri 4.0 akan
menggunakan mesin-mesin berteknologi canggih yang akan menekan jumlah
pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga manusia. Society 5.0 ini diharapkan dapat
menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi canggih dapat mengurangi
adanya kesenjangan antara manusia dengan masalah ekonomi ke depannya. Revolusi
Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa
memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut
merupakan hal vital yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi waktu,
tenaga kerja, dan biaya. Penerapan Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga
dikenal dengan istilah Smart Factory. Tidak hanya itu, saat ini pengambilan ataupun
pertukaran data juga dapat dilakukan on time saat dibutuhkan, melalui jaringan
internet. Sehingga proses produksi dan pembukuan yang berjalan di pabrik dapat
termotorisasi oleh pihak yang berkepentingan kapan saja dan dimana saja selama
terhubung dengan internet. Dengan berjalannya revolusi ini akan sangat
menguntungkan bagi pendidikan masyarakat. Masyarakat akan mampu menguasai
teknologi dengan menyalurkan minat dan bakat mereka sehingga revolusi ii dan
kemajuan masyarakat akan seimbang dan berjalan beriringan.

Anda mungkin juga menyukai