Anda di halaman 1dari 14

ISOTERM ADSORBSI

Januar Fitriana, Atik Rismawati, Joko Purnomo


Lab Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Gedung D8 Lt 1 Sekaran Gunungpati Semarang, Indonesia
Januarfitriana14@gmail.com. 089513152595

ABSTRAK
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat
lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaaan zat tersebut. Dalam
adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorben,dimana adsorbat adalah substansi yang
terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorben adalah suatu
media penyerapyang berupa senyawa karbon aktif.
Peristiwa adsorpsi biasanya terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik
atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat padat
atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang
mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya
adsorpsi. Komponen yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah tempat
terjadinya penyerapan disebut adsorben (adsorbent/substrate). Berdasarkan sifatnya, adsorpsi
dapat digolongkan menjadi adsorpsi fisik dan kimia. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan
gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik
antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan
pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben sedangkan
adsorpsi kimia adalah dimana antara adsorbendan adsorbat terjadi suatu ikatan kimia.
Sejauh ini, penerapan percobaan isotherm adsorbsi digunakan untuk proses penjernihan
air menggunakan karbon aktif. Selain itu juga digunakan untuk deodoran, prinsip kerja yang
digunakan yaitu keringat yang keluar pada ketiak secara berlebihan di adsorbs. Adsorben
organik yang sering digunakan adalah arang, gula dan karbon aktif. Berdasarkan peranan dan
fungsi dari aplikasi adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari maka perlu dilakukan percobaan
“adsorpsi isoterm” untuk mengetahui prisip serta cara kerja dari proses adsorpsi.

TINJAUAN PUSTAKA
Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat
lain sebagai akibat dari pada ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaan tersebut (Tim Dosen
Kimia Fisika, 2020). Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut
yang ada dalam larutan oleh permukaan benda atau zat penyerap. Adsorpsi adalah masuknya
bahan yang mengumpul dalam suatu zat padat. Keduanya sering muncul bersamaan dengan
suatu proses maka ada yang menyebutnya sorpsi. Baik adsorbsi maupun absorpsi sebagai
sorbsi terjadi pada tanah liat maupun padatan lainnya,namun unit operasinya dikenal sebagai
adsorbs (Saragih, 2008).
Menurut (Sukardjo, 1990), ada dua jenis adsorpsi yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi
kimia. Pada adsorbsi fisika, molekul-molekul ter adsorbsi pada permukaan dengan ikatan yang
lemah atau adanya gaya fisik. Sedangkan adsorbsi kimia melibatkan ikatan kimia koordinasi
sebagai hasil penggunaan elektron bersama-sama adsorben dan adsorbat. Adsorpsi isoterm
menunjukan banyaknya zat teradsorpsi per gram adsorben yang dialirkan pada suhu tetap
(Marilyn.L.E, 2012). Untuk proses adsorbs dalam larutan, jumlah zat yang teradsorbsi
bergantung pada beberapa factor :
a. Jenis adsorben
b. Jenis adsorbat atau zat yang teradsorbsi
c. Luas permukaan adsorben
d. Konsentrasi zat terlarut
e. Temperature (Tim Dosen Kimia Fisika, 2020).
Berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap
molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda. Persamaan ini merupakan
persamaan yang dikemukakan oleh Freundlich. Persamaannya adalah :
x x 1
= k . C1/n menjadi log = log k + log C
m m n
keteranagan:
x = banyaknya zat terlarut yng teradsorpsi (mg)
m = massa adsorben (mg)
C = konsentrasi adsorben yang sama
K n = konstanta adsorben
Pada isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm ini
akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan isoterm ini dapat
ditentukan efisisensi dari suatu adsorben (Castellan,1982).
Karbon aktif umumnya mempunyai daya adsorpsi yang rendah dan daya adsorpsi dapat
diperbesar dengan mengaktifkan arang dengan menggunakan uap atau bahan kimia, aktivitas
ini bertujuan memperbesar luas permukaan arang dengan membuka pori-pori yang tertutup
(Kateren,1987).
Ann Limley, Et.al, 1995, menyatakan bahwa dengan proses oksidasi, karbon aktif
yangdihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. L-karbon (L-AC) yaitu karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300 oC –
400oC (570o-750oF) dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia. L-AC sangat cocok
dalam mengadsorbsi ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb 2+, Cu2+, Cd2+, Hg2+.
Karakter permukaannya yang bersifat asam akan berinteraksi dengan logam basa.
Regenerasi dari L-AC dapat dilakukan menggunakan asam atau garam seperti NaCl
hampir sama pada perlakuan pertukaran ion.
2. H-karbon (H-AC) yaitu karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada suhu
800o-1000oC (1470o-1830oF) kemudian didinginkan pada atmosphere inersial. H-AC
memiliki permukaan yang bersifat basa sehingga tidak efektif dalam mengadsorbsi
logam berat alkali pada suatu larutan air tetapi sangat lebih effisien dalam mengadsorbsi
kimia organik, partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang mempunyai kelarutan
yang rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat dimodifikasi dengan menaikan angka
asiditas. Permukaan yang netral akan mengakibatkan tidak efektifnya dalam mereduksi
dan mengadsorbsi kimia organik sehingga efektif mengadsorbsi ion logam berat dengan
kompleks khelat zat organik alami maupun sintetik dengan menetralkannya.

TUJUAN
Pada percobaan isoterm adsorbsi bertujuan untuk menentukan tetapan isoterm adsorbsi
menurut Freundlich bagi proses adsorbs asam asetat pada arang.

METODE
Alat yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya 1 buah cawan porselen, labu
Erlenmeyer bertutup 250 ml sebanyak 12 buah merek phyrex, labu erlenmeyer 150 ml
sebanyak 6 buah merek phyrex, pipet 10 ml dan 25 ml merek phyrex masing-masing 2 buah
dan 4 buah,buret 50 ml merek phyrex dan corong. Untuk bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan isoterm adsorbs yaitu larutan asam asetat 0,5 N atau larutan HCl 0,5 N, adsorben
arang aktif, larutan standar NaOH 0,1 N, serta indikator pp.
Prosedur Kerja
Pada langkah pertama, arang diaktifkan dengan cara dipanaskan dalam cawan porselen
dan kemudian dimasukkan ke dalam enam buah Erlenmeyer masing-masing 1 gram arang.
Langkah kedua dengan menyiapkan larutan asam dengan konsentrasi 0,5 N; 0,25 N; 0,125 N;
0,0625 N; 0,0313 N; dan 0,0156 N masing-masing 125 ml kemudian dimasukkan 100 ml
larutan asam ke dalam erlenmeyer yang berisi arang diamkan setengah jam lalu dititrasi
dengan NaOH 0,1 N. Selama percobaan temperature selalu dicatat. Kemudian setiap larutan
disaring menggunakan kertas saring yang kering. Kemudian langkah terakhir melakukan titrasi
larutan filtrate dari kedua larutan dengan konsentrasi paling tinggi diambil 10 ml larutan, 25
ml. Kemudian pada ketiga larutan dengan konsentrasi paling rendah diambil 50 ml dan
dititrasi dengan NaOH N dengan ditambah indikator fenolftalein.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data Pengamatan

Massa Konsentrasi asam (N) X Log


No X/m Log C
(gram) Awal Sisa ∆C (gram) x/m
1 1,0031 0,477 0,430 0,047 0,282 0,2811 -0,551 -1,328
2 1,0026 0,242 0,224 0,018 0,108 0,1077 -0,967 -1,744
3 1,0011 0,121 0,103 0,018 0,108 0,1078 -0,967 -1,744
4 1,0022 0,061 0,052 0,009 0,054 0,0539 -1,269 -2,046
5 1,0014 0,030 0,0296 0,0004 0,0024 0,0024 -2,620 -3,398
6 1,0023 0,015 0,012 0,003 0,018 0,0179 -1,745 -2,523

Pada percobaan isoterm adsorsi bertujuan untuk menentukan tetapan isoterm adsorbsi
menurut Freundlich bagi proses adsorbsi asam asetat pada arang. Adsorbsi adalah gejala
pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain sebagai akibat dari pada
ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaan tersebut (Tim Dosen Kimia Fisika, 2020).
Adsorben adalah fasa atau zat yang pada permukaannya terjadi proses adsorpsi sedangkan
adsorbat adalah fasa atau zat yang diadsorpsi. Adsorben yang digunakan yaitu arang yang
telah diaktifkan dengan cara pemanasan agar pori-pori pada arang terbuka dan ikatan antara
karbon terputus sehingga membentuk kutub negative dan kutub positif. Selain unsur adsorben,
juga menggunakan adsorbat berupa asam asetat dengan konsentrasi yang bervariasi, hal ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap daya serap yang akan meningkat
seiring dengan kenaikan dari konsentrasi adsorbat. Proses adsorpsi akan terjadi apabila
keseimbangan antara konsentrasi adsorbat yang diserap dengan konsentrasi adsorben yang
tersisa dalam larutan.
Prinsip percobaan adsorpsi isoterm menggunakan teori frundlich, yaitu banyaknya zat
yang diadsorpsi pada temperatur tetap (isoterm) oleh suatu adsorben tergantung dari
konsentrasi dan kereaktifan adsorbat mengadsorpsi zat-zat tertentu. Percobaan ini
menggunakan adsorpsi secara fisika karena adanya gaya van der waals antara adsorben dengan
adsorbat yang digunakan sehingga proses adsorpsi hanya terjadi ada permukaan larutan dan
cenderung mudah lepas.
Pada proses titrasi terhadap filtrat menggunakan larutan standar NaOH dan
menggunakan indikator fenolftalein sebagai penentu titik akhir titrasi yang ditandai dengan
perubahan warna. Sebelum mencapai titik akhir indikator fenolftalein tidak memberikan warna
pada larutan asam dan akan memberikan warna ketika pH larutan mulai basa. Perubahan
struktur indikator fenolftalein terlihat bahwa rantainya mengalami pemutusan pada gugus OH
menjadi O- dan H+ kemudian rantai C-O-C=O menjadi CO2-.

Grafik C vs x/m
0.3
y = 5.981x + 6E-05
0.25 R²=1
0.2
0.15
C

0.1
0.05
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05

x/m

Grafik log x/m vs log c


0
-3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -0.5 0 0.5

y = 1.000x - 0.776 -1
R²=1 -1.5
-2
-2.5
-3
-3.5
-4

log c

Berdasarkan data yang diperoleh, konsentrasi asam asetat sebelum adsorbsi lebih tinggi
dari pada setelah adsorpsi. Hal ini dikarenakan asam asetat telah teradsorbsi oleh arang aktif.
Pada percobaan zat yang teradsorbsi masing masing sebesar 0,282; 0,108; 0,108; 0,054;
0,0024; 0,018.
Dari data juga dibuat suatu grafik dimana x/m diplotkan sebagai ordinat dan C sebagai
absis. Dapat dilihat, bahwa grafik hubungan C dengan x/m cenderung meningkat, begitu pula
grafik hubungan log x/m dengan log C juga makin meningkat. Grafik diatas merupakan grafik
isoterm adsorpsi Freundlich sehingga didapatkan nikai k. Persamaan isoterm adsorpsi
Freundlich dapat dituliskan sebagai Log (x/m) = log k + 1/n log c, sedangkan persamaan grafik
Isotherm Adsorpsi Freundlich adalah y = 1,000x – 0,776. Jadi, diperoleh nilai k sebesar 0,77
dan nilai n sebesar 1.

SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Kateren. 1987. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan Edisi VI. Jakarta: Erlangga.
Marilyn. L.E. 2012. Kesetimbangan dan Kinetika Adsorpsi Ion Cu+ Pada Zeolit- H. Riset
Geologi dan Pertambangan, voll. 22 no. 2 (2012) 115-129.
Saragih,SA. 2008. Pembuatan dan Karekterisasi Karbon Aktif dari Batubara Riau sebagai
Adsorben. Tesis.Jakarta: Program Pascasarjana, Universitas Indonesia.
Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Dosen Kimia Fisika. 2020. Bahan Ajar Kimia Fisika 2. Semarang : Jurusan Kimia
FMIPA UNNES.
W. Castellan, Gilbert. 1983. Physical Chemistry Third Edition. USA : Addision., Werley
Publishing Company, inc.
LAMPIRAN
Tabel Pengamatan

Konsentrasi Awal Akhir


CH3COOH CH3COOH (ml) NaOH 0,1 N (ml) CH3COOH (ml) NaOH 0,1 N (ml)
0,5 N 10 47,7 5 21,5
0,25 N 10 24,2 5 11,2
0,125 N 10 12,1 10 10,3
0,0625 N 10 6,1 25 13,0
0,0313 N 10 3,0 25 7,4
0,0156 N 10 1,5 25 3,0

Analisis Data

Massa Konsentrasi asam (N) X Log


No X/m Log C
(gram) Awal Sisa ∆C (gram) x/m
1 1,0031 0,477 0,430 0,047 0,282 0,2811 -0,551 -1,328
2 1,0026 0,242 0,224 0,018 0,108 0,1077 -0,967 -1,744
3 1,0011 0,121 0,103 0,018 0,108 0,1078 -0,967 -1,744
4 1,0022 0,061 0,052 0,009 0,054 0,0539 -1,269 -2,046
5 1,0014 0,030 0,0296 0,0004 0,0024 0,0024 -2,620 -3,398
6 1,0023 0,015 0,012 0,003 0,018 0,0179 -1,745 -2,523
Perhitungan
Diketahui [NaOH] = 0,1 N
Asam asetat (CH3COOH) yang diadsorpsi = 100 mL

Konsentrasi awal Konsentrasi akhir


N1.V1=N2.V2 N1.V1=N2.V2
N1.10 = 0,1 . 47,7 N1.5 = 0,1 . 21,5
N1 = 0,477 N1 = 0,43

N1.V1=V2.V2 N1.V1=N2.V2
N1.10 = 0,1 . 24,2 N1.5 = 0,1 . 11,2
N1 = 0,242 N1 = 0,224

N1.V1=N2.V2 N1.V1=N2.V2
N1.10 = 0,1 . 12,1 N1.10 = 0,1 . 10,3
N1 = 0,121 N1 = 0,103

N1.V1=N2.V2 N1.V1=N2.V2
N1.10 = 0,1 . 6,1 N1.25 = 0,1 . 13,0
N1 = 0,061 N1 = 0,052
N1.V1=N2.V2 N1.V1=M2.V2
N1.10 = 0,1 . 3,0 N1.25 = 0,1 . 7,4
N1 = 0,030 N1 = 0,0296

N1.V1=N2.V2 N1.V1=M2.V2
N1.10 = 0,1 . 1,5 N1.25 = 0,1 . 3,0
N1 = 0,0150 N1 = 0,012

 Jumlah zat yang teradsorbsi (x)


1. x1 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= 0,047 x 60 x 100/1000
= 0,282 gram
2. x2 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= 0,018 x 60 x 100 / 1000
= 0,108 gram
3. x3 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= 0,018 x 60 x 100 / 1000
= 0,108 gram
4. x4 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= 0,009 x 60 x 100 / 1000
= 0,054 gram
5. x5 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= 0,0004 x 60 x 100 / 1000
= 0,0024 gram
6. x6 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= 0,003 x 60 x 100 / 1000
= 0,018 gram
 Log C
1. Log C1 = log 0,047
= -1,328
2. Log C2 = log 0,018
= -1,744
3. Log C3 = log 0,018
= -1,744
4. Log C4 = log 0,009
= -2,046
5. Log C5 = log 0,0004
= -3,398
6. Log C6 = log 0,003
= -2,523

 Tetapan Freundlich
1. Untuk konsentrasi CH3COOH 0,5 N
x
Log = log k1 + n log C
m
-0,551 = k1 + 1 x (-1,328)
-0,551 = k1 - 1,328
K1 = 0,777
2. Untuk konsntrasi CH3COOH 0,25 N
x
Log = log k2 + n log C
m
-0,967 = k2 + 1 x (-1,744)
-0,967 = k2 - 1,744
K2 = 0,777
3. Untuk konsntrasi CH3COOH 0,125 N
x
Log = log k3 + n log C
m
-0,967 = k3 + 1 x (-1,744)
-0,967 = k3 - 1,744
K3 = 0,777
4. Untuk konsntrasi CH3COOH 0,0625 N
x
Log = log k4 + n log C
m
-1,269 = k4 + 1 x (-2,046)
-1,269 = k4 - 2,046
K4 = 0,777

5. Untuk konsntrasi CH3COOH 0,0313 N


x
Log = log k5 + n log C
m
-2,620 = k5 + 1 x (-3,398)
-2,620 = k5 - 3,398
K5 = 0,778
6. Untuk konsntrasi CH3COOH 0,0156 N
x
Log = log k6 + n log C
m
-1,745 = k6 + 1 x (-2,523)
-1,745 = k6 - 2,523
K6 = 0,778

PERTANYAAN
1. Apakah proses adsorpsi ini merupakan adsorpsi fisik atau khemisorpsi?
Jawab :
Pada percobaan ini proses adsorpsi terjadi secara adsorpsi fisik yang memiliki ciri molekul
yang terikat pada adsorben oleh gaya Van Der Walls, mempunyai entalpi reaksi dan
bersifat tidak spesifik
2. Apakah perbedan antara kedua jenis adsorpsi ini? Berikan contoh dari kedua jenis adsorpsi
ini !
Jawab :
a. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu
proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih
besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut
akan diadsorbsi pada permukaan adsorben, tidak melibatkan energy aktivasi.
b. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi, terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan kimia, panas adsorbsinya
tinggi, melibatkan energy aktivasi.
c. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi, terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan kimia, panas adsorbsinya
tinggi, melibatkan energy aktivasi.
 Adsorsi fisik : adsorpsi nitrogen pada besi secara fisik nitrogen cair pada -190
℃ akan teradsorpsi pada besi
 Adsorpsi kimia: pada suhu 500℃ nitrogen teradsorpsi cepat pada permukaan
besi.

2. Apakah perbedaan yang terjadi pada pengaktifan arang dengan cara pemanasan ?
Jawab:
Pengaktifan arang dengan cara pemanasan :
a. L-karbon (L-AC) yaitu karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300 oC –
400oC (570o-750oF) dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia. L-AC sangat
cocok dalam mengadsorbsi ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb2+, Cu2+, Cd2+,
Hg2+. Karakter permukaannya yang bersifat asam akan berinteraksi dengan logam
basa. Regenerasi dari L-AC dapat dilakukan menggunakan asam atau garam seperti
NaCl hampir sama pada perlakuan pertukaran ion.
b. H-karbon (H-AC) yaitu karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada suhu
800o-1000oC (1470o-1830oF) kemudian didinginkan pada atmosphere inersial. H-AC
memiliki permukaan yang bersifat basa sehingga tidak efektif dalam mengadsorbsi
logam berat alkali pada suatu larutan air tetapi sangat lebih effisien dalam
mengadsorbsi kimia organik, partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang
mempunyai kelarutan yang rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat dimodifikasi
dengan menaikan angka asiditas. Permukaan yang netral akan mengakibatkan tidak
efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia organik sehingga efektif
mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat zat organik alami maupun
sintetik dengan menetralkannya.
4. Bagaimana isotherm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat? Apa
pembatasannya?
Jawab :
Isotherm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang baik atau
memuaskan. Hal ini terjadi karaena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada
permukaan adsorben bersifat heterogen. Gas merupakan campuran yang homogeny
sehingga kurang cocok jika digunakan dalam isotherm Freundlich.
Batasannya : adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat
heterogen.
5. Mengapa isotherm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat
kurang memuaskan dibandingkan dengan isotherm adsorpsi Langmuir ? Bagaimana
bentuk isotherm adsorpsi yang berakhir ini?
Jawab :
Karena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat
heterogen, sedangkan adsorpsi pada Langmuir bersifat homogen. Ketika mengadsorpsi
gas yang wujudnya campuran yang homogeny, maka adsorpsi Freundlich kurang cocok.
Dari percobaan yang telah dilakukan, adsorpsi ini berbentuk adsorpsi Langmuir.

Anda mungkin juga menyukai