Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian (S.P.)
Oleh
Adhi Tejo Dwicahyo
NIM: 111009200008
1110092000008
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis
i
`
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis
Oleh:
Menyetujui,
ii
`
iviii
`
PERNYATAAN
iv
`
`
RINGKASAN
vi
`
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. sehingga penulis dapat menyusun dan
satu syarat untuk menyelesaikan program studi Strata-1 di Fakultas Sains dan
Penulis banyak mendapatkan bantuan baik berupa materil dan moral yang
sangat berarti dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
2. Bapak Drs. Acep Muhib, MM, selaku Ketua Program Studi Agribisnis
3. Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku Sekretaris Program Studi
4. Ibu Dr. Nunuk Adiarni, MM selaku dosen pembimbing pertama yang telah
6. Bapak Dr. Akhmad Riyadi Wastra, MM, selaku dosen penguji pertama yang
7. Ibu Drh. Zulmanery, MM, selaku dosen penguji kedua yang telah membantu
vii
`
8. Seluruh dosen Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat
disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat atas ilmu dan
9. Kedua orang tua saya tercinta Bapak Djoko Lagijono dan Ibu Tri Haryani
10. Kedua sahabat saya, Atinda Yuliana M. dan Pungky Erawati yang selalu
memberikan dukungan.
11. Teman-teman Agribisnis angkatan 2010 yang telah banyak membantu saya
Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
ini bermanfaat dan dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh semua pihak.
Penulis
viii
`
DAFTAR ISI
RINGKASAN ...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
ix
`
x
`
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN ........................................................................................................119
xi
`
DAFTAR TABEL
xii
`
DAFTAR GAMBAR
xiii
`
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner ....................................................................................................119
2. Definisi Operasional ...................................................................................126
3. Hasil Uji Validitas ......................................................................................131
4. Hasil Uji Reliabilitas...................................................................................131
5. Hasil Validasi Model Formatif ...................................................................132
6. Hasil Pengolahan Data dengan SmartPLS ..................................................135
xiv
`
BAB I
PENDAHULUAN
Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan ialah makanan yang
sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan di tempat usaha atau di luar
makanan siap saji merupakan makanan yang mengandung kalori dalam jumlah
yang tinggi namun memiliki gizi yang rendah. Khomsan (2008:10) menyatakan
Gizi yang rendah atau tidak seimbang ini dikarenakan makanan siap saji
mengandung lemak dan garam yang tinggi dengan kandungan serat yang rendah.
Kehadiran makanan siap saji ini langsung disukai oleh masyarakat karena cocok
untuk gaya hidup modern (Sari, 2008:5). Ayam balut tepung, burger, bento, hot
dog, pizza, kebab, dan sandwich serta roti bakar merupakan contoh makanan siap
saji ialah karena praktis. Lebih lanjut Alamsyah menjelaskan bahwa praktis
memiliki pengertian dapat memberikan solusi bagi rumah tangga yang tidak
tengah kesibukannya bisa membeli makanan siap saji tidak hanya dari restoran,
tetapi juga dari food service lain semacam supermarket, hypermart, atau counter
makanan yang siap dibawa pulang. Konsumen tinggal memilih makanan yang
1
`
Salah satu produk makanan siap saji ialah kebab. Kebab merupakan
makanan yang berasal dari Timur Tengah. Kebab menjadi salah satu makanan
siap saji yang dapat dijadikan sebagai alternatif bagi konsumen dalam memenuhi
makanan siap saji lainnya. Kebab terdiri dari roti tipis (tortilla), irisan daging,
Kebab memiliki tortilla sebagai ciri khas produk. Tortilla merupakan roti
tipis yang membungkus bahan-bahan kebab lainnya seperti sayuran, daging, saus,
dan mayonaise yang merupakan isian dari kebab. Fitur-fitur seperti tortilla,
sayuran, daging, saus, dan mayonaise merupakan elemen yang menyatu menjadi
sebuah produk bernama kebab dan memberikan rasa khas dari bumbu-bumbu
yang terdapat pada daging maupun berasal dari saus dan mayonaise.
pada kebab merupakan sayuran segar yang terdiri dari selada, tomat, timun, dan
disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Makanan ini banyak diminati oleh
kebab mendapat respon positif, sehingga banyak pengusaha kebab yang berpikir
2
`
bergerak di bisnis kebab ialah PT. Baba Rafi Indonesia dengan usahanya Kebab
Kebab Turki Baba Rafi sebagai unit usaha yang dijalankan oleh PT. Baba
pada tahun 2003 dengan satu gerai. Pada tahun 2014, jumlah outlet Kebab Turki
Baba Rafi telah mencapai 1.246 unit yang berlokasi di dalam maupun di luar
produk Kebab Turki Baba Rafi sehingga produk yang dipasarkan oleh perusahaan
Membuka outlet atau cabang sering dilakukan ketika bisnis yang didirikan
di sebuah tempat ramai oleh pembeli sehingga pemilik usaha mendirikan usaha
yang sama lagi di tempat lain dengan tujuan mendekati konsumen (Hartanti,
bertujuan sebagai daya tarik untuk menarik pelanggan baru. Peter dan Olson
konsumen serta dekat dengan mereka untuk memberikan barang atau jasa yang
akan dibeli dan digunakan oleh konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk,
faktor yang memengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor usaha pemasaran dan
produk, harga, promosi, dan saluran distribusi (Schiffman dan Kanuk, 2004:491).
Produk merupakan hal yang mendasar dalam proses pemasaran karena produk
3
`
Faktor lingkungan sosial budaya terdiri dari berbagai macam pengaruh non-
produk. Selain itu, terdapat pengaruh kelas sosial, budaya dan subbudaya.
2010:343).
4
`
Bidang perilaku ini diwakili oleh pengaruh dalam diri (motivasi, persepsi,
mengkonsumsi suatu produk. Oleh karena itu, menjadi pertanyaan yang menarik
5
`
1) Bagi Peneliti
6
`
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan ialah makanan yang
sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan di tempat usaha atau di luar
tempat usaha atas dasar pesanan. Smith (2012:xxxiii) menyatakan makanan siap
saji mengandung kalori yang tinggi namun memiliki gizi yang rendah. Gizi yang
rendah atau tidak seimbang ini dikarenakan makanan siap saji mengandung lemak
dan garam yang tinggi dengan kandungan serat yang rendah (Khomsan, 2008:10).
Kehadiran makanan siap saji ini langsung disukai oleh masyarakat karena cocok
makanan siap saji ialah karena praktis. Praktis memiliki pengertian dapat
memberikan solusi bagi rumah tangga yang tidak memiliki waktu cukup untuk
makanan siap saji tidak hanya dari restoran, tetapi juga dari food service lain
Salah satu produk makanan siap saji pada bisnis waralaba ialah kebab.
Kebab merupakan makanan yang berasal dari Timur Tengah yang akhir-akhir ini
gerobak dan resto kebab dengan berbagai merek (Alamsyah, 2010:6). Kebab
7
`
menjadi salah satu makanan siap saji yang dapat dijadikan sebagai alternatif bagi
konsumen dalam memenuhi kebutuhan terhadap makanan. Kebab terdiri dari roti
pita (roti tipis) yang berisi daging yang telah dicampur dan diolah dengan rempah
rempah. Selain daging di dalamnya, terdapat pula topping berupa sayur segar
2010:109-110).
Kebab sebagai salah satu jenis makanan siap saji tentunya harus
lain mencakup mencegah tercemarnya makanan siap saji dari cemaran biologis,
kesehatan. Keamanan pangan juga dapat ditinjau dari pengendalian proses pada
Hidayati, 2006:56-57). Keamanan pangan salah satunya dapat dijaga dengan cara
sebaiknya kebersihan tangan dapat dijaga dengan selalu mencuci tangan serta
Produk makanan yang dimakan hendaknya halal lagi baik. Baik ini dapat
makanan yang baik berarti makanan yang tidak kotor dari segi zatnya atau sudah
logo halal yang didapatkan dari hasil sertifikasi MUI. Hal ini berlaku juga bagi
8
`
kebab. Selain kehalalan produk, aspek keamanan pangan juga dilihat dalam aspek
Islam. Penggunaan kemasan yang praktis dan tidak langsung bersentuhan dengan
tangan yang dapat menimbulkan pangan menjadi tidak aman. Makanan halal dan
Artinya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
diaplikasikan dalam tiga hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah
strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat
transportasi di hari raya. Aplikasi ketiga adalah dalam hal pemasaran sosial, yaitu
9
`
konsumen, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif
(Sunyoto, 2013:1)
membuang produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan serta
tradisional yang fokus terhadap pembeli dan konsekuensi dari proses pembelian.
Pandangan yang lebih luas akan membawa kita untuk memeriksa pengaruh tidak
langsung pada keputusan konsumsi serta konsekuensi yang lebih luas dan
melibatkan lebih dari sekedar pembeli dan penjual (Hawkins dan Mothersbough,
2010:6).
mirip dengan pernyataan dari Hawkins dan Mothersbough yang tidak membatasi
sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-
10
`
Evaluasi Alternatif
Pengalaman
Permbelian
1. Percobaan
2. Pembelian ulang
pengaruh eksternal atau masukan dari dua aspek yaitu usaha pemasaran dan
11
`
psikologi yang merupakan perilaku konsumen yang terdiri dari motivasi, persepsi,
Komponen kepercayaan dan nilai dalam definisi tersebut merujuk pada akumulasi
perasaan dan prioritas yang dipunyai individu mengenai masalah dan barang
milik.
kerangka dari mental dan makna yang dibagi bersama oleh kebanyakan orang
dalam kelompok sosial. Dalam arti luas, makna budaya termasuk perspektif secara
umum, keyakinan yang khas, reaksi afektif, dan karakteristik pola dari perilaku.
penting.
12
`
cultural values, norms and customary ways of doing things from generation to
menandakan bahwa konsumsi dalam budaya merupakan suatu set dari perilaku
yang dapat ditemui kapan saja dan dimana saja. Budaya konsumsi terdiri dari
nilai, norma, dan adat dalam melakukan sesuatu dari generasi ke generasi.
Apriyani dan Saty (2013) dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Faktor
yang yang dilakukan dalam sehari, dan waktu konsumsi merupakan pilihan waktu
untuk konsumsi.
Penelitian Apriyani dan Saty ditulis berdasarkan disertasi yang ditulis oleh
Rosida P. Adam (2006) yang berjudul “Pengaruh Faktor Internal Konsumen dan
paling mendasar.
13
`
strongly influence buyer behavior. The family is the most important consumer
keluarga dapat memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam perilaku konsumen.
melakukan pembelian dan hal tersebut telah dibuktikan dengan penelitian yang
sangat luas. Seorang pemasar tertarik dalam peran serta pengaruh dari seorang
kepala rumah tangga, seorang istri, dan anak dalam pembelian produk barang
maupun jasa yang berbeda. Hal ini dikarenakan pada umumnya seorang istri atau
ibu rumah tangga biasanya menjadi pembeli utama bagi sebuah keluarga,
didefinisikan dalam hal peran dan status. Sebuah peran terdiri dari aktivitas
seseorang yang diharapkan dapat menjadi panutan bagi lainnya di sekitar orang
Peran ini disebut juga sebagai inisiator. Inisiator pemikiran keluarga dalam
14
`
2) Pemberi Pengaruh
digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana yang
3) Pengambilan Keputusan
bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana
4) Pembeli
seterusnya.
5) Pemakai (User)
produk.
family within it are very different. The influence of each member of the family is
variable in intensity depending on the stage of the purchase decision and the
importance of the risk of this decision. However, the roles of each are based on
the social norms by which the family rules its life, norms that may confer full
authority to the spouse (in case of the traditional family) or which distributes its
15
`
tahapan dalam keputusan pembelian dan tingkat kepentingan serta risiko yang
2.4.3.1 Usia
sesuai sangat penting untuk banyak produk. Usia beserta budaya menjelaskan
perilaku dan sikap. Usia kita mencerminkan media apa yang kita gunakan, dimana
melakukan perubahan terhadap produk baik barang maupun jasa yang mereka beli
kebutuhan mereka yang dapat memenuhi keadaan mereka saat itu termasuk
bagian tertentu semasa hidupnya hal ini menyebabkan seorang pemasar harus
2.4.3.2 Pekerjaan
16
`
yang berada di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan
(asset), hutang, kemampuan untuk menerima pinjaman dari bank, dan sikap atas
belanja atau menabung. Pemasar yang peka biasanya akan melihat dan
yang berasal dari sub kultur, kelas sosial, bahkan pekerjaan yang sama
dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup merupakan pola
kegiatan atau beraktivitas, minat, dan opini. Gaya hidup menjadi lebih
17
`
2.4.4.1 Motivasi
inner force that stimulates and compels a behavioral response and provide
mewakili kekuatan batin yang tidak dapat diobservasi dan mendorong respon
memiliki kebutuhan yang sangat banyak dalam kurun waktu tertentu, beberapa
merupakan kebutuhan biologis seperti lapar dan haus, serta yang lainnya
2.4.4.2 Persepsi
rangsangan yang mengaktifkan reseptor sensorik seperti mata, telinga, selera, dan
18
`
person is ready to act. How the person acts is influenced by his or her own
perception of situation. All of us learn by the flow of information through our five
senses: sight, hearing, smell, touch, and taste. However, each of us receives,
the world”.
2.4.4.3 Sikap
diatas, sikap adalah organisasi abadi dari motivasi, emosional, persepsi, dan
proses kognitif yang memiliki hubungan dengan beberapa aspek dari lingkungan
objek tertentu. Peter dan Olson (2010:128) menyatakan bahwa seluruh definisi
dari sikap memiliki satu kesamaan, mereka mengacu kepada evaluasi masyarakat.
19
`
pengaruh eksternal sebagai input dalam pengambilan keputusan terdiri dari usaha
terdiri dari produk, promosi, harga, serta saluran distribusi. Produk merupakan
tiga tipe pengetahuan produk. Pertama, produk sebagai sekumpulan atribut atau
konsekuensi positif yang didapat dari penggunaan produk. Ketiga, nilai dari
Peter dan Olson lebih lanjut menjelaskan bahwa konsumen sangat tertarik
terhadap karakteristik secara fisik dari sebuah produk, sehingga seorang pemasar
atribut dari sebuah produk dan mereka dapat melakukan pilihan produk dan merek
mana yang akan dibeli, sehingga seorang pemasar harus mengetahui atribut
20
`
produk mana yang sesuai dengan konsumen, yang berarti bagi konsumen, dan
produk yaitu atribut yang konkrit seperti karakteristik produk dan atribut yang
ketika konsumen membeli atau menggunakan produk atau merek (Peter dan
produk. Mereka harus membuat produk secara aktual dan mencari cara untuk
membangun nilai dari produk tersebut yang dapat memberikan kepuasan kepada
berupa budaya, sosial, dan psikologis yang mengarah kepada perilaku konsumen
21
`
Marlinda Apriyani dan Fadila Marga Saty (2013) dengan judul “Pengaruh
yang cukup kuat antara faktor internal yaitu kelas sosial, individu, dan psikologi
lemah.
22
`
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Kota Jakarta Selatan dari bulan Mei hingga bulan
Oktober tahun 2014. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2014 selama 2
Data primer ialah data yang diperoleh secara langsung dari subjek yang
penelitian ini terdapat pada lampiran 1. Data Primer juga didapatkan dari hasil
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung terkait
objek yang diteliti melalui sumber lain secara lisan maupun tulisan. Data ini
bersumber dari literatur terkait penelitian seperti buku, data perusahaan yang
23
`
sampling. Metode ini merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
responden atau konsumen yang yang pernah melakukan pembelian produk kebab.
sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
24
`
(Sugiyono, 2012: 85). Adapun kriteria dari responden yang akan dijadikan sampel
kebab.
sebagai berikut:
n= N
1+N ( e ) 2
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
Kota Jakarta Selatan. Sampel diambil dari populasi dari total jumlah penduduk
yang tersebar dari beberapa kecamatan di Kota Jakarta Selatan. Berikut rincian
kecamatan yang dijadikan penelitian pada tabel 2 dan tabel 3 sebagai penentuan
sampel.
25
`
slovin diperoleh sampel sebanyak 99 orang dan dibulatkan menjadi 100 orang.
pada suatu kecamatan terhadap total jumlah penduduk pada kecamatan yang
26
`
merupakan konsumen kebab dan berada di lokasi penelitian yaitu Kota Jakarta
Selatan.
analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus komponen yang
diteliti. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reliabilitas
penelitian dapat terjaga. Unit analisis yang digunakan pada penelitian ini ialah
konsumen kebab yang bertempat tinggal di Kota Jakarta Selatan yang dijadikan
sebagai sumber data primer melalui kuesioner. Populasi responden yang dipilih
terdiri dari beberapa subvariabel. Hal ini disesuaikan dengan notasi yang
ini terdapat tiga variabel eksogen dan satu variabel endogen dengan subvariabel
sebanyak tujuh subvariabel pada variabel eksogen dan tiga subvariabel pada
variabel endogen. Variabel pada penelitian ini akan dirinci pada tabel 4.
27
`
28
`
yang akan dianalisis pada penelitian ini. Hal ini dikarenakan penelitian ini
menggunakan metode SEM dengan pendekatan PLS. Model penelitian ini berupa
gambar model yang disusun dari masing-masing variabel dan subvariabel yang
selanjutnya yaitu perilaku yang diwakili dengan motivasi, persepsi, dan sikap.
pengaruh tersebut yang selanjutnya akan dianalisis melalui metode SEM dengan
pendekatan PLS. Hasil analisis akan dibahas dan dibuat kesimpulan serta saran.
29
`
Analisis SEM
30
`
Model Penelitian sebagai konsep dasar dari penelitian ini ialah konsep
disesuaikan dengan metode SEM. Variabel eksogen terdiri dari 3 variabel yang
Variabel konsep produk terdiri dari dua subvariabel yaitu fitur produk dan
manfaat. Konsep produk merupakan hal yang mendasar dalam proses pemasaran
proses atau kejadian dari suatu amatan yang diformulasikan dalam bentuk
konsumsi, waktu konsumsi, dan frekuensi konsumsi juga bersifat formatif. Hal ini
penting karena mengikat kepada konsumen dalam bentuk output atau hasil dari
komponen kepercayaan dan nilai sebagai definsi dari budaya konsumsi yang
merujuk pada akumulasi perasaan dan prioritas yang dipunyai individu mengenai
31
`
pernyataan tersebut, peran yang diwakili dengan subvariabel dominasi peran dan
dianggap sebagai faktor yang menimbulkan sesuatu yang kita amati yaitu
32
`
Dominasi X7 X6 Intensitas
Peran Interaksi
Kebiasaan
Konsumsi Motivasi
ξ3
X3 Y1
Pengaruh
Keluarga
X4 ξ2 η Y2 Persepsi
Konsep
Waktu Budaya Perilaku
Produk
Konsumsi Konsumsi Konsumen
X5 Y3
ξ1
Frekuensi Sikap
Konsumsi
X1 X2
Fitur Manfaat
Produk Produk
33
`
ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur (Umar,
2002:103). Uji validitas terdiri dari dua macam yaitu validitas konstruk dan
validitas isi. Validitas konstruk merupakan sejauh mana konstruk atau kerangka
dari suatu konsep dapat dijadikan sebuah instrumen untuk mengukur apa yang
mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep (Umar,
2000:183).
hasil yang dapat dilihat pada lampiran 3. Penggunaan korelasi pearson karena
mudah dihitung (Osborne, 2008:39). Jika nilai korelasi atau r hitung lebih tinggi
dari pada r tabel maka dinyatakan valid. Pengujian validitas konstruk dilanjutkan
dengan pengujian validitas model untuk membuat model yang baik sesuai dengan
dengan materi yang telah diajarkan (Umar, 2005:127). Pengujian validitas isi
berasal dari teori yang merupakan sumber referensi penggunaan variabel yang
merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana responden dapat
34
`
ini akan dilakukan terhadap sejumlah kecil responden sebelum peneliti menuju
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.
dengan rumus:
∑
( )( )
Untuk rumus tersebut:
k = Banyaknya pertanyaan
Sj2 = Nilai Varians Jawaban Item ke-
2
S = Nilai Varians Total
Instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha >0,5
dan dihitung tanpa memerlukan pengumpulan data pada dua waktu yang berbeda
reliabilitas yang tidak sulit selama subyek penelitian yang sama menjawab
35
`
dependen akan disebut sebagai variabel endogen. Hal ini sesuai dengan kaidah-
jumlah sampel, nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata, dan standar deviasi dari
umum dari responden yang dijadikan objek penelitian. Analisis ini digunakan
merupakan penggabungan dua konsep statistika, yaitu konsep analisis faktor yang
masuk pada model pengukuran dan konsep analisis regresi melalui model
36
`
parameter dari suatu model yang digambarkan dengan suatu diagram jalur
untuk meringkas dan mereduksi data sejumlah besar variabel ke dalam jumlah
yang lebih kecil atau faktor sedangkan, analisis regresi merupakan teknik statistik
yang digunakan untuk melihat hubungan yang terjadi di antara dua variabel yaitu
yaitu antara lain ialah dapat meneliti variabel atau konstruk yang tidak dapat
teramati atau tidak dapat diukur secara langsung, mengkonfirmasi teori sesuai
dengan data penelitian, dan dapat menjawab berbagai masalah riset dalam suatu
set analisis secara lebih sistematis dan komprehensif (Haryono dan Wardoyo,
variabel (Widhiarso, 2009). Pendekatan SEM yang digunakan pada penelitian ini
Pendekatan PLS merupakan salah satu pendekatan pada metode SEM yang
sampel relatif kecil (minimal 30-100 sampel) dan tidak membutuhkan asumsi data
adalah suatu distribusi yang digambarkan dalam grafik berbentuk lonceng yang
datanya memiliki salah satu ciri-ciri data berdistribusi normal yaitu data dapat
diukur dan data memiliki nilai ekstrim (terlalu besar atau terlalu kecil) tidak
37
`
Pengembangan PLS pada dasarnya untuk menguji teori yang lemah dan
data yang lemah sehingga ukuran sampel kecil dan data yang tidak berdistribusi
normal tidak menjadi masalah bagi PLS (Wold dalam Latan dan Ghozali,
antar variabel laten (prediction), PLS dapat juga digunakan untuk mengkonfirmasi
indikator pada variabel eksogen lebih bersifat formatif yang menandakan bahwa
merupakan suatu proses atau kejadian dari suatu amatan yang diformulasikan
faktor yang menimbulkan sesuatu yang kita amati sehingga indikatornya bersifat
38
`
a. Konseptualisasi Model
Hal terpenting pada SEM adalah perancangan model. Pada tahapan ini
hubungan antar variabel laten (variabel yang tidak bisa diukur secara
39
`
model penelitian yang akan diteliti. Berikut diagram jalur atau model
karena konsep produk terbentuk oleh fitur dan manfaat produk sebagai
dengan “n” menandakan indikator fitur produk yang ke-n) dan indikator
X1
ξ1
X2
40
`
Keterangan:
41
`
X3
X4 ξ2
X5
Keterangan:
42
`
43
`
variabel.
X6
ξ3
X7
Keterangan:
ξ3 = Variabel laten eksogen 3 (Pengaruh keluarga)
X6= Subvariabel 1 (Dominasi peran)
X7= Subvariabel 2 (Intensitas interaksi)
44
`
45
`
ke arah indikator.
Y1
η Y2
Y3
Keterangan:
η = Variabel laten endogen (Perilaku konsumen)
Y1= Subvariabel 1 (Motivasi)
Y2= Subvariabel 2 (Persepsi)
Y2= Subvariabel 2 (Sikap)
46
`
47
`
Pada tahapan ini, diagram yang telah dibuat akan dikonversi atau
indikator)
ξ1=λX1X1+ λX2X2+δ1
ξ3=λX6X6+ λX7X7+δ3
y1= λY1Y1+ ε1
y2= λY2Y2+ ε2
y3= λY3Y3+ ε3
e. Evaluasi model
Model evaluasi PLS dilakukan dengan menilai outer model dan inner
48
`
a) Convergent validity
0.6 dianggap cukup pada jumlah indikator per konstruk yang tidak
besar, sekitar tiga sampai tujuh indikator. Hair, dkk (2010) dalam
b) Discriminant validity
lainnya dalam model, jika nilai AVE konstruk lebih besar dari
49
`
pengukuran harus lebih besar dari 0,50. Berikut rumus dari AVE:
c) Indicator reliability
akar pangkat dua dari nilai muatan faktor (factor loading) yang
dikatakan baik jika memiliki nilai diatas 0,5 setelah muatan faktor
dikuadratkan.
d) Composite reliability
50
`
reliability:
outer weight dan outer loading yang tidak signifikan (Kwong dan
b) Collinearity of indicators
51
`
3) Inner model
mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga
Q2=1-(1-R12)
52
`
yang besar.
diartikan bahwa terdapat pengaruh yang nyata pada variabel laten terhadap
variabel laten lainnya. Berikut hipotesis yang diajukan pada penelitian ini:
perilaku konsumen.
konsumen.
perilaku konsumen.
perilaku konsumen.
53
`
konsumen.
Model yang dibentuk berdasarkan hasil screening dari kuesioner yang telah
disebar atau validasi instrumen terdapat 39 pernyataan yang valid dari total 49
PLS (Partial Least Square) membutuhkan validasi lanjutan yaitu validasi model.
Hal ini diperlukan agar model yang dibentuk merupakan model yang fit atau
model yang baik untuk dianalisis pada tahapan selanjutnya. Evaluasi model
pengukuran atau outer model dilakukan untuk menilai validitas dan reliabilitas
model sedangkan evaluasi model struktural atau inner model dilakukan untuk
Validasi ini terdiri dari validasi model formatif dan validasi model reflektif.
mengukur validitas dan reliabilitas model yang bersifat formatif yaitu pada
Produk, variabel Budaya Konsumsi, dan variabel Pengaruh Keluarga. Validasi ini
menggunakan cara membandingkan nilai uji-t pada outer loading (nilai korelasi
indikator) dan outer weight (bobot yang didapatkan dari hasil pengukuran
indikator pada model) dari hasil bootstraping atau metode resampling melalui
54
`
statistik dengan kelompok yang besar dengan menggunakan seluruh sampel asli
untuk membuat rangkaian data dimana nilai R-Square diukur dari dari masing-
masing variabel laten endogen. Indikator tetap digunakan apabila nilai uji-t pada
outer loading atau outer weight menunjukkan hasil yang signifikan pada tingkat
statistic atau nilai t-hitung pada outer loading atau outer weight menunjukkan
hasil yang tidak signifikan (<1,65). Hasil validasi model formatif tersaji pada
digunakan yaitu indikator pada subvariabel manfaat produk karena nilai uji-t pada
Validasi model formatif juga melihat ada atau tidaknya kolinearitas antara
merupakan suatu keadaan jika semua variabel bebas dimasukkan dalam model
yang rendah, namun jika variabel bebas dimasukkan satu per satu, menghasilkan
koefisien korelasi dan koefisien determinasi yang besar atau signifikan. Untuk
validitas konstruk terdapat pada indikator yang bersifat formatif, jika memiliki
nilai lebih dari 10 maka indikator tidak digunakan (Gaskin dan Lowry, 2014:137).
Hasil penilaian terhadap ada atau tidaknya masalah kolinearitas yang disajikan
55
`
dan reliabilitas model yang bersifat reflektif yaitu pada variabel endogen (variabel
dependen) yang terdiri dari subvariabel Motivasi, variabel Persepsi, dan variabel
Sikap. Kriteria tersebut seperti yang telah disebutkan pada Bab 3 yaitu mengukur
Keterangan
MOTn : Indikator subvariabel motivasi ke-n
PERSn : Indikator subvariabel persepsi ke-n
SIKPn : Indikator subvariabel sikap ke-n
indikator apabila memiliki nilai outer loading lebih dari 0,7. Indikator yang
56
`
memiliki nilai indikator kurang dari 0,7 dikeluarkan dari perhitungan secara
bertahap dimulai dari yang terkecil sehingga didapatkan model yang memiliki
reliabilitas indikator yang baik. Hasil tersebut disajikan pada tabel 10.
Keterangan
MOTn : Indikator subvariabel motivasi ke-n
PERSn : Indikator subvariabel persepsi ke-n
SIKPn : Indikator subvariabel sikap ke-n
bahwa dari total sepuluh indikator dengan tiga subvariabel tersisa enam indikator.
dapat diukur oleh indikator yang menyusunnya. Reliabilitas komposit dari suatu
57
`
model dapat dilihat dari report atau laporan dari software smartPLS. Sedangkan
untuk validitas konvergen dilihat dari nilai AVE (average variance extract) atau
nilai yang menyatakan ukuran konvergen dari suatu item atau indikator yang
mewakili konstruk. Model dapat dikatakan memiliki validitas konvergen jika nilai
kriteria yang telah ditentukan karena memiliki nilai AVE>0,5 dan nilai Composite
Reliability>0,7 sesuai pada tabel 11. Model dapat dikatakan telah memenuhi
akar dari nilai AVE dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model.
Pengujian pada tahapan ini menyatakan bahwa model telah memenuhi validitas
58
`
model yang baik. Namun, hal tersebut dilakukan dengan membuang empat
indikator yang tidak memenuhi kriteria validitas model. Indikator yang dibuang
sebanyak satu indikator, dan subvariabel sikap sebanyak satu indikator. Hasil
59
`
sedangkan secara detail definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini
60
`
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah
Kebab Turki Baba Rafi merupakan sebuah merek dagang dari PT. Baba
Rafi Indonesia yang bergerak di bidang makanan siap saji. Perusahaan ini
didirikan oleh Hendy Setiono dan telah berdiri sejak tahun 2003 dengan kebab
sebagai produk utama. Kebab merupakan makanan khas Timur Tengah yang
terdiri dari tortilla (semacam roti tipis) yang berisi sayur, daging, keju, dan saus
dan mayonaise.
Kebab Turki Baba Rafi memiliki visi yaitu Menjadi bisnis waralaba
outlet-outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Misi dari Kebab Turki Baba Rafi
yaitu:
pelanggan.
61
`
Kebab Turki Baba Rafi (KTBR) memiliki pertumbuhan cukup pesat dari
segi outlet yang telah mencapai 1153 outlet pada tahun 2013 dari awal berdiri
pada tahun 2003 yang hanya memiliki satu outlet. Perkembangan ini cukup
maka pertumbuhannya lebih dari 100 outlet per tahun. PT. Baba Rafi Indonesia
berkembang dengan baik dan mampu menguasai pasar karena menerapkan sistem
jumlah outlet di PT. Baba Rafi Indonesia dari tahun 2003 hingga tahun 2012
1200
1020
1000 850
800 648
600 533
470
400 336
200 136
75
3 10
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Perkembangan Outlet
62
`
Indonesia dan telah ekspansi ke luar negeri yaitu Malaysia dan Filipina. Tabel 14
Tabel 14. Klasifikasi Outlet Kebab Turki Baba Rafi Berdasarkan Lokasi
Jumlah Jumlah
Provinsi Provinsi
Outlet Outlet
Aceh 5 Bali 11
Sumatera Utara 12 Kalimantan Barat 7
Sumatera Barat 9 Kalimantan Selatan 26
Sumatera Selatan 10 Kalimantan Tengah 22
Riau 13 Kalimantan Timur 36
Lampung 8 Kalimantan Utara 1
Bangka Belitung 4 Sulawesi Selatan 46
Batam 2 Sulawesi Barat 2
Bengkulu 1 Sulawesi Tenggara 2
Jambi 2 Sulawesi Utara 4
Banten 61 Maluku Utara 2
DKI Jakarta 238 NTT 1
Jawa Barat 234 Papua 3
Jawa Tengah 82 Luar Negeri
DIY 29 Malaysia 5
Jawa Timur 194 Filipina 8
Sumber: Kebab Turki Baba Rafi
Nama merek yang dipakai yaitu Baba Rafi, yang berarti Ayah Rafi diambil
dari nama anak pertama Hendy Setiono yang bernama Rafi. Perusahaan ini
sederhana. Sekarang perusahaan telah pindah ke gedung milik sendiri yang terdiri
atas gedung kantor 3 lantai dan pabrik pembuatan bahan-bahan baku kebab yang
terletak di Jl. RS. Fatmawati no. 33, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Foto gedung
63
`
Usaha Kebab Turki Baba Rafi bermula dengan outlet sederhana di pinggir
jalan memasarkan produk kebab hingga saat ini mempunyai gedung yang cukup
megah seperti pada gambar 9. Kebab Turki Baba Rafi Berawal hanya dari satu
outlet, dikarenakan tingginya minat masyarakat untuk turut serta dalam investasi
Pertumbuhan outlet Kebab Turki Baba Rafi yang cukup pesat dikarenakan
penerapan sistem franchise oleh PT. Baba Rafi Indonesia pada tahun 2006. Hal
tersebut menjadikan Kebab Turki Baba Rafi sebagai pioneer franchise lokal di
bidang makanan. Kebab Turki Baba Rafi memiliki banyak penghargaan baik dari
dalam maupun luar negeri yang menjadikannya nilai tambah bagi Kebab Turki
Baba Rafi untuk menarik minat masyarakat agar mau berinvestasi di Kebab Turki
Baba Rafi.
64
`
Kebab Turki Baba Rafi pada awalnya hanya menjual produk kebab, seiring
perkembangan zaman dan pasar, perusahaan memulai menjual variasi produk agar
antara lain ialah burger, hot dog, canai, syawarma, roti pita, dan lainnya.
membuka usaha sama persis dengan Kebab Turki Baba Rafi. Kebab Turki Baba
Rafi sebagai salah satu merek dagang pertama yang menjual produk kebab
Kebab Turki Baba Rafi pada saat ini telah membuka outlet di luar negeri
yaitu di Malaysia dan Filipina. Sistem yang diterapkan di Malaysia ialah adanya
menjadi master franchise, sehingga ketika ada masyarakat Malaysia yang ingin
Kebab Turki Baba Rafi yang berada di Malaysia. Outlet Kebab Turki baba Rafi di
Outlet Kebab Turki Baba Rafi di Filipina terdapat satu outlet yang dikelola
restoran. Kebab Turki Baba Rafi juga telah menandatangani perjanjian kerjasama
dengan calon investor dari Negara Cina pada oktober 2013. Penghargaan yang
pernah diterima oleh Kebab Turki Baba Rafi antara lain ialah:
Indonesia.
65
`
Kebab Turki Baba Rafi memiliki berbagai macam produk dengan konsep
utama yaitu roti dengan isi sayuran, aneka daging, saus, dan mayonaise. Kebab
sebagai produk utama terdiri dari roti tipis atau tortilla yang berisi sayuran seperti
selada, tomat, timun, dan bawang bombay serta olahan daging sapi yang dipotong
tipis dan diberikan saus serta mayonaise. Produk lainnya dari Kebab Turki Baba
berbagai macam variasi makanan yang dijual. Produk tersebut antara lain ialah
Kebab merupakan makanan siap saji yang diposisikan sebagai camilan oleh
perusahaan. Kebab Turki Baba Rafi dipasarkan melalui outlet biasanya pada
waktu siang jam 13.00 hingga pukul 21.00. Kebab yang terdiri dari roti tipis,
sayur dan daging dapat dijadikan sebagai penunda lapar pada waktu yang bukan
konsumen untuk mengkonsumsi karena tidak perlu memasak dan jumlah outlet
untuk menjangkau lokasi outlet. Tabel 15 menunjukkan fitur dari produk utama
66
`
67
`
dengan produk kebab lainnya yaitu terletak pada tortilla atau roti tipis
pembungkus isi kebab. Perusahaan menilai bahwa tortilla Kebab Turki Baba Rafi
lebih lembut dibandingkan produk kebab perusahaan lainnya. Kebab Turki Baba
Rafi memproduksi sendiri daging untuk menjamin keamanan pangan, begitu juga
memasarkan produk yang sehat dan aman seperti pada gambar 10.
Gambar 10. Sebagian Tahapan Pembuatan Tortilla Kebab Turki Baba Rafi
68
`
utama. Produk tersebut bertujuan sebagai camilan khas Timur Tengah yang cita
memiliki kemasan yang praktis dalam mengkonsumsinya ini dapat dimakan kapan
saja seperti pada tabel 15, namun perusahaan berdasarkan pengamatannya banyak
konsumen yang menjadikan kebab sebagai camilan pada saat siang menjelang
sebagai target pemasaran. Kebab Turki Baba Rafi berusaha untuk dapat
produk mereka dapat diterima oleh seluruh usia. Namun demikian, Kebab Turki
Baba Rafi lebih berfokus kepada konsumen yang berusia remaja seperti pelajar
hingga dewasa awal, karena mereka lebih menginginkan kepraktisan dan lebih
konsumtif.
Kebab Turki Baba Rafi memiliki keunggulan salah satunya yaitu outletnya
sudah tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Outlet Kebab Turki Baba
Rafi biasanya terletak di halaman minimarket, namun ada juga beberapa outlet
yang terletak di food court di mal. Outlet yang sudah mencapai lebih dari 1000
menjadikan Outlet Kebab Turki Baba Rafi menjadi lebih mudah ditemui
dibandingkan dengan outlet kebab perusahaan lainnya. Kebab Turki Baba Rafi
memperluas jaringan usahanya. Pada tahun ketiga usaha atau tahun 2006 Kebab
69
`
usahanya. Sistem tersebut dipilih karena perusahaan tidak memerlukan biaya yang
masyarakat yang berminat untuk melakukan investasi outlet Kebab Turki Baba
Rafi dan memilih lokasi yang diinginkan. Sistem franchise Kebab Turki Baba
Rafi terbukti sukses karena pertumbuhan outletnya cukup signifikan dengan rata-
rata pertumbuhan sekitar 100 outlet per tahun (lihat gambar 8). Melalui sistem
franchise tersebut Kebab Turki Baba Rafi mampu memasarkan produknya hingga
Kebab Turki Baba Rafi melalui visinya berusaha untuk menjadi waralaba
kebab terbesar di dunia. Kebab Turki Baba Rafi memiliki harapan agar dapat
masyarakat dapat mengenal produk kebab dan Kebab Turki Baba Rafi lebih dekat.
dalam memasarkan produk kebab, namun Kebab Turki Baba Rafi yakin bahwa
ini selain menjadi top of mind, perusahaan juga telah mendapatkan berbagai
penghargaan.
70
`
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik ini meliputi jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan penghasilan, serta
respon responden secara umum terhadap makanan siap saji dan kebab.
Jenis kelamin responden pada penelitian ini terdiri dari laki-laki dan
kelamin perempuan.
5.1.2 Usia
bervariasi yang cukup banyak antara responden terdapat pada tabel 16.
71
`
persen terdapat pada rentang usia 18-24 tahun. Usia responden memiliki peran
yang penting terhadap permintaan individu terhadap jenis produk dan jasa tertentu
dari sejak anak-anak hingga menjadi dewasa (schiffman dan Kanuk, 2004:396).
5.1.3 Pendidikan
pendidikan terbanyak dengan jumlah 55 orang responden (55 persen) dari total
100 orang responden. Sedangkan terendah terdapat pada tingkat pendidikan pasca
terbanyak yaitu 55 persen terdapat pada tingkat pendidikan SMA. Hawkins dan
72
`
seseorang.
pernah memakan makanan siap saji. Konsumsi makanan siap saji yang responden
makan sebagian besar berada pada jenis ayam goreng tepung, burger, mie instan,
dan pizza. Responden yang menyatakan kebab termasuk makanan siap saji pada
pertanyaan pertama hanya sebanyak 25 orang saja (25 persen). Hal tersebut
salah satu jenis makanan siap saji atau pun merek makanan siap saji.
Alamsyah (2009:12) menyatakan bahwa salah satu keunggulan makanan siap saji
bagi rumah tangga yang tidak memiliki waktu cukup untuk menyiapkan makanan
73
`
makanan siap saji seperti burger dan ayam balut tepung yang sudah biasa dijual di
sekitar masyarakat. Alasan responden dalam memilih salah satu merek kebab
antara lain ialah keterjangkauan tempat pembelian, rasa, dan terkenalnya merek
tersebut. Pada penelitian ini, hasil dari alasan utama pemilihan suatu merek kebab
Rasa 23 23
Merek Terkenal 17 17
Banyak Outlet 33 33
Lainnya 13 13
cenderung memilih tempat pembelian yang dekat dengan rumahnya. Hal ini
74
`
alasan utama mengkonsumsi makanan siap saji. Kepraktisan bisa berasal dari
ditanyakan merek pertama yang muncul ketika mengingat kebab. Top of Mind
yang didapatkan oleh Kebab Turki Baba Rafi sesuai dengan hasil pengisian
kuesioner yang menempatkan Kebab Turki Baba Rafi menjadi ingatan pertama
mengingat Kebab Turki Baba Rafi memiliki outlet yang banyak dengan total 23
responden dari 65 responden yang menuliskan Kebab Turki Baba Rafi sebagai
responden menjawab bahwa merek Kebab Turki Baba Rafi merupakan merek
pasar dengan sistem franchise terbukti membuat perusahaan menjadi merek kebab
pertama yang diingat, hal tersebut yang membuat Kebab Turki Baba Rafi terkenal
menjadi penting bagi perusahaan untuk menjamin bahwa produk yang dipasarkan
halal. Islam juga mengajarkan bahwa selain halal, makanan yang kita makan juga
harus baik. Baik dalam Islam terdapat pada kata thayyib yang berarti sehat,
pangan agar memenuhi Halalan Thayyiban sesuai QS. Al-Baqarah ayat 168 salah
75
`
satunya dengan cara menggunakan penutup kepala dan sarung tangan saat proses
pembuatan bahan baku kebab. Selain itu, perusahaan juga melakukan quality
perusahaan.
Fitur dan manfaat yang diharapkan oleh responden dapat dilihat dari
Subvariabel fitur produk dipengaruhi secara signifikan oleh indikator dengan kode
FITP4 melalui pernyataan “Tekstur tortilla (roti tipis pembungkus kebab) yang
kebab yang mereka makan memiliki tekstur yang lembut. Pernyataan tersebut
oleh responden. Kebab Turki Baba Rafi menilai bahwa tortilla produknya lebih
Tekstur yang lembut dihasilkan dari pengadukan yang homogen dan lamanya
lengket, tidak elastis dan tidak lembut (Sutomo, 2007:13-14). Pengadukan pada
tortilla (lebih kurang 30 menit) menggunakan alat berupa mixer atau pengaduk
dengan kode MANF5 melalui pernyataan “Produk kebab yang saya makan dilihat
dari pemenuhan terhadap rasa lapar”. Indikator tersebut memiliki nilai uji-t
76
`
persen responden menyatakan bahwa produk kebab yang mereka makan dapat
memenuhi kebutuhan mereka akan rasa lapar, hal tersebut menyatakan bahwa
menggunakan produk atau merek (Peter dan Olson, 2010:73) telah terpenuhi.
Kebab sebagai produk yang praktis dan mudah dimakan kapan saja dapat
kebab sehingga manfaat yang dirasakan dalam memenuhi kebutuhan rasa lapar
77
`
penelitian harus di drop atau tidak digunakan kembali karena tidak sesuai dengan
syarat evaluasi model, jika tetap digunakan maka akan berdampak tidak fit nya
terdapat pada model dapat menginformasikan variabel eksogen apa saja yang
Model akhir penelitian secara lengkap dapat dilihat pada gambar 11, sedangkan
untuk model statistik akhir dapat dilihat pada gambar 12 yang merupakan model
78
`
Indikator
Indikator
Indikator
Indikator
Indikator
Intensitas Dominasi Indikator
Indikator Indikator
Indikator Indikator
Pengaruh
Keluarga
Indikator
Indikator
Kebiasaan
Konsumsi
Indikator Indikator
Indikator Motivasi
Indikator
Indikator Indikator
Waktu
Budaya Perilaku Persepsi
Konsumsi
Konsumsi Konsumen
Indikator Indikator
Indikator Indikator
Frekuensi Sikap
Konsumsi
Indikator Indikator
INTI1
DOMP1
0,208 -0,043
INTI2
DOMP2
0,20 0,10
4 7
INTI3
0,46
0
0,450 DOMP3
INTI4 0,06 X6 X7 0,12
2
DOMP4
0,10
9 0,23
INTI5 0,276 0,759 1 DOMP5
0,236
0,43
6
INTI6 DOMP6
ξ3
KEBK1
0,10
KEBK2
0,11
6 X3
KEBK3 0,30
0,562 MOT3
0,77 0,78
3
KEBK4 Y1
0,768 0,84
MOT4
7
0,719
WAKK1 0,65
0,864 PERS1
3
X4 0,178 ξ2 η 0,826 Y2
0,97
0,267 0,907
WAKK2 PERS2
0,262 0,807
0,86
0,77
FREK2 7
6 SIKP2
antara variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen. Berdasarkan gambar
12 didapatkan koefisien jalur pada inner model yang merupakan nilai dari
koefisien regresi.
Keterangan:
nilai regresi yang kecil yaitu sebesar 0,054 dengan nilai t hitung 0,606, karena
syarat hipotesis diterima adalah nilai t hitung harus lebih besar dari nilai t tabel
perlu dilakukan uji fit model atau kesesuaian model. Pengukuran uji fit model
dilakukan dengan mencari nilai Q-Square untuk menilai seberapa baik observasi
yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-Square pada
penelitian ini ialah 0,543 yang berarti model penelitian ini dipandang cukup baik
dan mampu mencerminkan realitas dan fenomena yang ada dilapangan karena
81
`
memiliki nilai diantara 0 hingga 1. Hasil penelitian ini dapat dinyatakan valid dan
reliabel.
variasi perilaku konsumen dapat dijelaskan oleh variabel konsep produk, variabel
budaya konsumsi, dan variabel pengaruh keluarga sebesar 54,3 persen sedangkan
sisanya yaitu 45,7 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam
variabel saja.
pembelian dan hal tersebut telah dibuktikan dengan penelitian yang sangat luas,
82
`
sehingga variabel budaya dan variabel pengaruh keluarga yang memiliki pengaruh
eksogen 2 dengan simbol (ξ2) yang ditentukan oleh tiga subvariabel dan delapan
indikator.
KEBK1
0,107
KEBK2 0,116
X3
0,302
KEBK3
0,774
Kebiasaan
KEBK4
Konsumsi 0,768
WAKK1 0,653
0,178
X4 ξ2
0,975
WAKK2
Waktu
Konsumsi Budaya
0,262 Konsumsi
FREK1 0,380
X5
0,777
FREK2
Frekuensi
Konsumsi
Gambar 13. Model Akhir Variabel Laten Eksogen 2
83
`
pada variabel budaya konsumsi yaitu kebiasaan konsumsi, waktu konsumsi, dan
tersebut merupakan indikator yang telah divalidasi untuk menguji validitas dan
dengan perilaku konsumen sebesar 0,267 dengan T-statistik 2,652> 1,65 pada
taraf signifikansi α= 0,10 (10%). Hal ini berarti bahwa H0 ditolak dan hipotesis
yang diterima ialah Ha yaitu “Terdapat pengaruh antara budaya konsumsi dengan
perhitungan secara terus menerus hingga data yang didapatkan konstan) melalui
yaitu frekuensi konsumsi. Sama seperti pada variabel laten eksogen 1, angka
konsumsi, dan frekuensi konsumsi yang terdiri dari indikator juga memiliki
84
`
Persamaan tersebut merupakan nilai outer loading atau nilai korelasi dari
Keterangan:
dari tiga subvariabel dan delapan indikator. Subvariabel terhadap variabel dan
konsumsi sebagai variabel pada penelitian ini dibagi menjadi tiga subvariabel
85
`
penelitian oleh Apriyani dan Saty (2013) yang dijadikan peneliti sebagai rujukan
siap saji kebab pada responden. Kebiasaan konsumsi ditinjau dari tingkat
kebiasaan konsumsi.
indikator KEBK1 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner yang berbunyi
tersebut menggunakan skala dengan rentang nilai 1 hingga 4 (dari tidak penting
hingga penting).
kebab merupakan aspek yang kurang penting karena hanya 13 persen responden
yang menyatakan bahwa hal tersebut merupakan aspek yang penting dalam
86
`
terdapat pada indikator KEBK2 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner
yang berbunyi “Tingkat keseringan (paling tidak 3 kali dalam satu bulan) dalam
dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan hasil penelitian yang hanya terdapat 12
tertentu. Pernyataan tersebut terdapat pada indikator KEBK3 yang diwakili oleh
paling tidak 3 kali dalam satu bulan”. Pernyataan tersebut menggunakan skala
pada indikator KEBK4 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner yang
menggunakan skala dengan rentang nilai 1 hingga 4 (dari sangat tidak setuju
87
`
produk kebab”. Indikator tersebut memiliki nilai uji-t sebesar 6,172. Sebanyak 59
dengan kode KEBK4 diperkuat oleh pernyataan indikator dengan kode KEBK2
yang berbunyi “Tingkat keseringan (paling tidak 3 kali dalam satu bulan) dalam
pernah konsumsi, namun hal tersebut tidak menjadikan konsumen untuk memiliki
salah satu cakupan budaya (Schiffman dan Kanuk, 2004:356) merupakan faktor
yang penting karena hal tersebut merupakan akumulasi perasaan dan prioritas
kecocokan konsumen dengan waktu konsumsi. Hal ini lebih mengarah kepada
88
`
pemosisian kebab sebagai makanan siap saji yang dapat disajian sebagai makanan
Kebab yang diposisikan sebagai camilan merupakan hal yang penting bagi 57
terdapat pada indikator WAKK1 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner
camilan, hal ini sesuai dengan tujuan perusahaan dalam memasarkan produk
dan nilai mengarah ke 4 merupakan makanan utama). Penilaian pada indikator ini
makanan utama.
indikator pada subvariabel waktu konsumsi dan frekuensi konsumsi. Salah satu
89
`
menyatakan bahwa mereka memposisikan kebab sebagai camilan. Hal ini sesuai
dengan positioning atau posisi produk yang diinginkan oleh perusahaan di pasar.
Namun, pernyataan tersebut tidak didukung oleh frekuensi konsumsi kebab oleh
responden.
mengetahui karakteristik pola dari perilaku yang merupakan bagian dari ruang
perbedaan budaya yang penting (Peter dan Olson, 2010:278). Waktu konsumsi
penting dalam mewakili perbedaan budaya yang melekat pada diri konsumen.
produk kebab. Frekuensi atau jumlah dalam kurun waktu tertentu seseorang
Frekuensi konsumsi dalam jumlah dan kurun waktu tertentu (dalam penelitian
ini 3 kali dalam satu bulan) merupakan faktor yang tidak penting bagi mayoritas
90
`
mengkonsumsi produk kebab paling tidak 3 kali dalam satu bulan”. Pertanyaan
tersebut menggunakan skala dengan rentang nilai 1 hingga 4 (dari tidak penting
hingga penting).
Konsumsi responden terhadap produk kebab cenderung rendah. Hal ini dilihat
tidak satu bulan sekali. Sebanyak 72 persen responden tidak setuju dengan
pernyataan yang terdapat pada indikator FREK2 yang diwakili oleh pernyataan
dalam kuesioner yang berbunyi “Saya mengkonsumsi kebab satu bulan sekali”.
91
`
mendasar.
kerangka dari mental dan makna yang dibagi bersama oleh kebanyakan orang
dalam kelompok sosial. Dalam arti luas, makna budaya termasuk perspektif secara
umum, keyakinan yang khas, reaksi afektif, dan karakteristik pola dari perilaku.
penting.
Perbedaan budaya menjadi faktor penting yang menjadi salah satu alasan
konsumen terhadap rasa lapar. Banyaknya produk makanan siap saji di pasaran,
belum menjadikan kebab sebagai pillihan utama sebagai makanan siap saji yang
bahwa dari hasil pengisian kuesioner responden yang menyatakan kebab termasuk
makanan siap saji pada pertanyaan pertama hanya sebanyak 25 orang saja (25
92
`
mengingat kebab sebagai salah satu jenis makanan siap saji atau pun merek
eksogen 3 dengan simbol (ξ3) yang ditentukan dengan tiga subvariabel dan 12
indikator.
INTI1
0,208
INTI2
0,204
INTI3
0,460
X6
INTI4 0,069
0,109
Intensitas 0,276
INTI5
0,236
Interaksi
INTI6
ξ3
DOMP1
-0,043
DOMP2 Pengaruh
0,107
0,759 Keluarga
DOMP3 0,450
X7
DOMP4 0,122
0,231
DOMP5 Dominasi
0,436
Peran
DOMP6
93
`
pada variabel pengaruh keluarga yaitu dominasi peran dan intensitas interaksi
interaksi.
perilaku konsumen sebesar 0,562 dengan T-statistik 7,151> 1,65 pada taraf
signifikansi α= 0,1 (10%). Hal ini berarti bahwa H0 ditolak dan hipotesis yang
perhitungan secara terus menerus hingga data yang didapatkan konstan) melalui
yaitu dominasi peran. Angka tersebut merupakan nilai koefisien jalur yang
94
`
Persamaan tersebut merupakan nilai outer loading atau nilai korelasi dari
+ 0,236INTI6+0,198
+0,231DOMP5 + 0,436DOMP6+0,206
Keterangan:
Model faktor keluarga sebagai variabel laten eksogen 3 terdiri dari dua
keluarga responden. Hal tersebut dilihat dari tingkat frekuensi interaksi antara
95
`
menyatakan anggota keluarga dapat memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam
konsumen dalam melakukan pembelian dan hal tersebut telah dibuktikan dengan
kurang penting dalam memengaruhi perilaku konsumen. Hal ini terlihat dari hasil
satu anggota keluarga merupakan hal yang kurang penting. Pernyataan tersebut
terdapat pada indikator INTI1 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner
yang berbunyi “Kedekatan dengan salah satu anggota keluarga yang memiliki
96
`
bukan merupakan faktor yang penting. Pernyataan tersebut terdapat pada indikator
INTI2 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner yang berbunyi “Seringnya
suatu produk. Hal tersebut terlihat dari jawaban 61 persen responden yang
Anggota keluarga sebagai orang yang berada dalam suatu lingkungan terkecil
dalam masyarakat dapat menjadi orang yang dipercaya untuk memberikan saran.
97
`
Hasil dari penelitian ini ialah responden kurang mendapati anggota keluarga yang
ada atau tidaknya anggota keluarga yang dipercaya untuk memberikan saran
terdapat pada indikator INTI4 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner
yang berbunyi “Adanya salah satu anggota keluarga yang dipercaya untuk
tersebut menggunakan skala dengan rentang nilai 1 hingga 4 (tidak ada atau
Hasil dari indikator INTI5 ialah bahwa responden jarang berinteraksi terlebih
pada indikator INTI5 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner yang
keluarga lainnya dalam mengkonsumsi produk makanan. Hal ini terlihat dari
98
`
indikator INTI6 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner yang berbunyi
intensitas interaksi memiliki nilai uji-t sebesar 1,256 dipengaruhi secara signifikan
berinteraksi dengan keluarga untuk menentukan apa yang saya makan”. Sebanyak
produk kebab.
konsumsi. Pernyataan tersebut terdapat pada indikator DOMP1 yang diwakili oleh
99
`
skala dengan rentang nilai 1 hingga 4 (dari tidak penting hingga penting).
saran merupakan faktor yang kurang penting dalam memengaruhi konsmsi kebab,
hal tersebut terlihat dari jawaban responden yang hanya 39 persen yang
DOMP2 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner yang berbunyi “Adanya
menggunakan skala dengan rentang nilai 1 hingga 4 (dari tidak penting hingga
penting).
DOMP3 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner yang berbunyi “Pengaruh
menggunakan skala dengan rentang nilai 1 hingga 4 (tidak ada atau adanya
pengaruh).
100
`
Peran inisiator hanya terdapat pada anggota keluarga dari 30 persen responden.
hingga 4 (nilai paling kecil merupakan konsumen dan besar merupakan inisiator).
DOMP5 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner yang berbunyi “Anggota
keluarga saya ada yang bertindak sebagai inisiator terhadap apa yang saya
101
`
pada indikator DOMP6 yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner yang
berbunyi “Anggota keluarga saya ada yang bertindak sebagai pemberi pengaruh
uji-t sebesar 3,581 dibandingkan nilai uji-t subvariabel intensitas interaksi yang
dalam penentuan konsumsi produk kebab” dengan nilai uji-t sebesar 3,472.
pembelian dan hal tersebut telah dibuktikan dengan penelitian yang sangat luas.
keluarga dalam konsumsi produk kebab, hal tersebut menyatakan bahwa sesuai
Posisi seseorang di setiap kelompok dapat didefinisikan dalam hal peran dan
status. Sebuah peran terdiri dari aktivitas seseorang yang diharapkan dapat
102
`
dalam keluarga memiliki peran antara lain sebagai inisiator atau pencetus ide,
keluarga memiliki pengaruh dalam mengkonsumsi kebab. Hal ini berarti bahwa
indikator tersebut harus dikeluarkan dari model yaitu indikator MOT1, MOT2 ,
PERS 3, dan SIKP 3. Berikut model Pengukuran variabel Y dengan simbol (η)
103
`
0,783
MOT3
Y1
0,847
MOT4
0,719 Motivasi
0,864 PERS1
0,826 Y2
η
0,907
PERS2
Persepsi
Budaya
Konsumsi 0,807
0,851 SIKP1
Y3
0,866
SIKP2
Sikap
Gambar 15. Model Akhir Variabel Laten Endogen
pada variabel perilaku konsumen yaitu motivasi, persepsi, dan sikap jumlahnya
PERS3, dan SIKP3 karena memiliki nilai outer loading atau nilai korelasi
ketentuan dari nilai outer loading. Indikator tersebut merupakan indikator yang
telah divalidasi untuk menguji validitas dan reliabilitas. Model tersebut memiliki
indikator masing-masing dua buah pada subvariabel motivasi, persepsi, dan sikap.
Variabel laten endogen pada penelitian ini bersifat reflektif atau faktor
yang menimbulkan sesuatu yang kita amati. Maksudnya ialah indikator sebagai
faktor yang diamati berdasarkan subvariabel dan variabel yang ditentukan atau
104
`
pada model variabel laten endogen yang bersifat reflektif berbeda dengan model
yang bersifat formatif. Jika model yang bersifat formatif merupakan gabungan
perhitungan secara terus menerus hingga data yang didapatkan konstan) melalui
Y1= 0,719η+0,079
Y2= 0,826η+0,041
Y3= 0,807η+0,041
Keterangan:
Angka tersebut merupakan sama seperti nilai koefisien jalur pada model
yang bersifat formatif, hanya saja model yang bersifat reflektif nilai koefisien
105
`
y1= 0,783Y1+0,071
y2= 0,847Y1+0,043
y3= 0,864Y2+0,046
y4= 0,907Y2+0,017
y5= 0,851Y3+0,044
y6= 0,866Y3+0,038
Keterangan:
Model perilaku konsumen sebagai variabel laten endogen terdiri dari tiga
persepsi dan sikap merupakan cerminan atau refleksi dari perilaku konsumen.
106
`
faktor yang menimbulkan sesuatu yang kita amati sehingga indikatornya bersifat
jalur antara variabel dengan subvariabel dan nilai outer loading atau nilai korelasi
terjadi dalam diri responden dalam menentukan pilihan yang berkaitan dengan
batin yang tidak dapat diobservasi yang merangsang dan mendorong respon
perilaku dan memberikan arah yang spesifik terhadap respon tersebut. Berikut
107
`
yang diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner yang berbunyi “Anggota keluarga
berasal dari pengaruh tersebut. Persepsi merupakan proses yang diawali dengan
108
`
tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap indikator PERS1 yang diwakili oleh
skala dengan rentang nilai 1 hingga 4 (tingkat kepercayaan dari rendah ke tinggi).
keluarga yang terdapat pada indikator PERS2 yang diwakili oleh pernyataan
rendah ke tinggi).
dibandingkan subvariabel motivasi dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,719 dan
dipengaruhi secara kuat oleh indikator dengan kode PERS2 melalui pernyataan
109
`
terhadap suatu produk kebab” dengan nilai outer loading sebesar 0,907.
organisasi abadi dari motivasi, emosional, persepsi, dan proses kognitif yang
menyatakan bahwa seluruh definisi dari sikap memiliki satu kesamaan, mereka
terhadap penawaran perusahaan terdapat pada indikator SIKP1 yang diwakili oleh
110
`
Pernyataan tersebut terdapat pada indikator SIKP2 yang diwakili oleh pernyataan
dalam kuesioner yang berbunyi “Sikap terhadap pengaruh anggota keluarga dalam
dengan dua variabel lainnya dengan nilai 0,562. Hal tersebut sesuai dengan nilai
menyatakan anggota keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam perilaku
111
`
bahwa responden kurang dipengaruhi oleh faktor keluarga, hasil uji statistik
112
`
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
kesimpulan yang ada berdasarkan perumusan masalah dan tujuan yang telah
sebesar 1,65. Nilai regresi yang positif sebesar 0,267 menandakan jika
variabel lain nilainya tetap, maka variabel perilaku konsumen (η) akan
berubah positif.
yaitu sebesar 7,151 dibandingkan nilai t-tabel sebesar 1,65. Nilai regresi
(ξ3) berubah positif dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka
113
`
6.2 Saran
Saran dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu saran dalam melakukan
penelitian dan saran terhadap perusahaan penjual produk kebab. Saran tersebut
ialah:
ada.
114
`
DAFTAR PUSTAKA
_______________. Kursus Wirausaha: Aneka Resep dan Kiat Usaha Kebab dan
Burger. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2010.
Adam, Rosida P.. Pengaruh Faktor Internal Konsumen dan Kinerja Bauran
Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Komoditas Teh Oleh Konsumen
Rumah Tangga di Provinsi Jawa Barat [Disertasi]. 2006.
Arifin, Johar. Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo. 2008.
Hidayat, Taufik dan Nina Istiadah. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19 untuk
Mengolah Data Statistik Penelitian. Jakarta: Mediakita. 2011.
115
`
http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/widhiarso_-
_teori_dan_praktek_pemodelan_persamaan_struktural_%28sem%29.pdf
diakses pada 22 Mei 2014.
http://m.bisnis.com/tips-bisnis/read/20140305/88/208242/business-opportunity-
harus-naik-kelas-ke-waralaba-kenapa diakses pada 22 Mei 2014.
http://www.neraca.co.id/article/39197/Bisnis-Waralaba-di-Indonesia-Masih-
Didominasi-Asing diakses pada 22 Mei 2014.
http://www.antaranews.com/berita/364815/afi-indonesia-pasar-empuk-waralaba-
asing diakses pada 22 Mei 2014.
Khomsan, Ali dan Faisal Anwar. Sehat Itu Mudah, Wujudkan Hidup Sehat dengan
Makanan Tepat. Jakarta: PT Mizan Publika. 2008.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. Principles of Marketing. New Jersey: Pearson
Education. 2012.
Latan, Hengky dan Imam Ghozali. Partial Least Square Konsep, Teknik dan
Aplikasi. Semarang: Badan Penerbit-Undip. 2012.
Malahayati dan E. Ramdhan. 99 Bisnis Anak Muda. Jakarta: Penebar Plus. 2010.
116
`
Nawari. Analisis Regresi dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo. 2010.
Nuraini, Henny. Memilih dan Membuat Jajanan Anak yang Sehat dan Halal.
Jakarta: QultumMedia. 2007.
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. Consumer Behavior and Marketing Strategy.
New York: McGraw-Hill/Irwin. 2010.
Sari, Reni Wulan. Bahaya Makanan Cepat Saji dan Gaya Hidup Sehat.
Yogyakarta: O2. 2008.
Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks.
2004.
Smith, Andrew F. Fast Food And Junk Food : An Encyclopedia of What We Love
To Eat. California: ABC-CLIO. 2011.
117
`
Umar Husein. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2002.
Vinzi, vincenzo et al. Handbook of Partial Least Square: Concepts, Methods, and
Application. Berlin: 2010.
118
Lampiran 1. Kuesioner
Kuesioner Penelitian
Dalam rangka penelitan tugas akhir /skripsi pada progam Strata 1 (S1) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Saya:
Nama : Adhi Tejo Dwicahyo
NIM : 1110092000008
Jurusan : Agribisnis
Saat ini sedang mengadakan penelitian yang berjudul : “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam
Mengkonsumsi Produk Kebab”. Sehubungan dengan itu, saya mohon bantuan dari bapak/ibu/saudara/i untuk meluangkan waktunya
mengisi kuesioner ini. Mengingat pentingnya data ini, saya sangat mengharapkan agar kuesioner penelitan ini diisi dengan lengkap sesuai
dengan kondisi sebenarnya. Jawaban dari bapak/ibu/saudara/i hanya digunakan untuk penelitian, dan kerahasiaannya akan dijamin. Atas
kesediaan dan partisipasi bapak/ibu/saudara/i dalam mengisi kuesioner saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
119
Petunjuk Pengisian
1. Mohon Kuesioner ini dijawab secara lengkap dan tidak ada yang terlewat oleh bapak/ibu/saudara/i
2. Berilah tanda silang (X) atau (√) pada kolom yang tersedia dan pilih salah satu sesuai dengan keadaan sebenarnya
3. Dalam menjawab pertanyaan ini, tidak ada jawaban yang salah, oleh karena itu usahakan untuk tidak ada pertanyaan yang
dikosongkan.
A. Karakteristik Responden
Nama : ...............................................
Tempat Tinggal : ...............................................
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Usia : .......... Tahun
Status Perkawinan : a. Menikah b. lajang
1. Pekerjaan
a. Pegawai Negeri b. Pegawai Swasta c. Ibu Rumah Tangga e. Pelajar c. Wiraswasta
f.Lainnya, sebutkan .......................
2. Penghasilan dalam sebulan
a. < Rp 300.000 b. Rp 300.001- Rp 700.000 c. Rp 700.001- Rp 4.000.000 d. Rp 4.000.001- Rp 6.000.000
e. Rp 6.000.001- Rp 8.000.000 f. > Rp 8.000.001
3. Pendidikan Terakhir
a. Tidak tamat SD – Tamat SD b. SMP-SMA c. Sarjana d. S2 e. S3 f. Lainnya, sebutkan .......................
B. Bagian I
1. Apakah anda pernah mengkonsumsi makanan siap saji?
a. Ya b. Tidak
2. Sebutkan merek makanan siap saji sebanyak-banyaknya yang anda ingat!
....................................................................................................................
3. Apa yang menjadi alasan utama anda mengkonsumsi makanan siap saji?
a. Harga b. Rasa c. Kepraktisan d. Manfaat e. Lainnya, sebutkan.....................
120
4. Apakah anda pernah mengkonsumsi kebab?
a. Ya (silahkan melanjutkan pengisian kuesioner)
b. Tidak (mohon maaf pengisian kuesioner anda hanya sampai disini), Terima kasih
5. Sebutkan merek pertama yang anda ingat ketika anda mengingat kebab! (sebutkan satu saja)
......................................................................................................................
6. Sebutkan merek kebab lainnya yang anda ketahui!
......................................................................................................................
7. Apa alasan utama anda memilih merek yang anda sebutkan pada no. 5 sebagai merek yang anda ingat ketika mengingat kebab?
......................................................................................................................
C. Bagian II
Pada bagian ini anda cukup menuliskan checklist (√) atau lingkaran (O) pada salah satu jawaban. Pernyataan dibawah
mengenai hal-hal yang mempengaruhi anda dalam mengkonsumsi produk kebab dilihat dari penting atau tidaknya unsur
tersebut. Berikut merupakan klasifikasi skor terhadap pertanyaan yang diajukan.
1=sangat tidak penting
2=tidak penting
3=penting
4=sangat penting
No Pernyataan Jawaban
Fitur produk
8 Tekstur tortilla (roti tipis pembungkus kebab) yang saya makan sesuai dengan keinginan saya 1 2 3 4
9 Beraneka rasa bumbu yang terdapat dalam kebab 1 2 3 4
10 Jumlah daging yang cukup pada kebab 1 2 3 4
11 Bahan tambahan (saus dan mayonaise) yang terkombinasi dengan baik 1 2 3 4
Manfaat Produk
12 Kemasan yang membuat mengkonsumsi kebab menjadi praktis 1 2 3 4
121
13 Terdapat aneka sayuran (selada, timun, bawang bombay) yang memberikan manfaat kesehatan 1 2 3 4
14 Memiliki fungsi sebagai menghilangkan rasa lapar 1 2 3 4
Kebiasaan Konsumsi
15 Kecenderungan mengkonsumsi kebab karena akrab dengan produk 1 2 3 4
16 Konsumsi produk kebab dapat ditempat atau dibawa pulang 1 2 3 4
Frekuensi Konsumsi
17 Seringnya mengkonsumsi produk kebab paling tidak 3 kali dalam satu bulan 1 2 3 4
Waktu Konsumsi
18 Produk kebab yang diposisikan sebagai makanan camilan 1 2 3 4
Dominasi Peran Anggota Keluarga
19 Adanya anggota keluarga yang mempengaruhi saya dalam konsumsi kebab 1 2 3 4
20 Adanya orang yang lebih berpengalaman dianggota keluarga yang mampu memberikan saran 1 2 3 4
terhadap makanan apa yang akan dikonsumsi
Intensitas Interaksi
21 Kedekatan dengan salah satu anggota keluarga yang memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain 1 2 3 4
dalam mengkonsumsi suatu produk
22 Seringnya berinteraksi terlebih dahulu dengan anggota keluarga dalam mengkonsumsi produk kebab 1 2 3 4
D. Bagian III
Pada bagian ini anda cukup menuliskan checklist (√) atau lingkaran (O) pada jawaban yang paling menyatakan produk
kebab yang telah anda pilih pada pertanyaan Bagian I nomor 5.
122
26 Jumlah daging pada kebab yang saya makan (Kurang) 1 2 3 4 (Cukup)
Manfaat Produk
27 Produk kebab yang saya makan dilihat dari kepraktisan (Tidak praktis) 1 2 3 4 (Praktis)
28 Produk kebab yang saya makan dilihat dari kesehatan (Tidak sehat) 1 2 3 4 (sehat)
29 Produk kebab yang saya makan dilihat dari pemenuhan (tidak terpenuhi) 1 2 3 4 (terpenuhi)
terhadap rasa lapar
Budaya Konsumsi
30 Tingkat keseringan (paling tidak 3 kali dalam satu bulan) dalam (Jarang) 1 2 3 4 (Sering)
mengkonsumsi kebab sejak pertama mengkonsumsi
31 Saya konsisten mengkonsumsi kebab paling tidak 3 kali dalam (tidak konsisten) 1 2 3 4 (konsisten)
satu bulan
32 Kecenderungan lokasi konsumsi kebab (rumah) 1 2 3 4 (lokasi)
33 Pemosisian produk kebab dalam konsumsi (camilan) 1 2 3 4 (makanan utama)
Pengaruh Anggota Keluarga
34 Pengaruh keluarga dalam penentuan konsumsi produk kebab (tidak ada) 1 2 3 4 (ada)
35 Peran anggota keluarga dalam mempengaruhi konsumsi saya (konsumen) 1 2 3 4 (inisiator)
terhadap produk kebab
36 Adanya kecenderungan berinteraksi dengan keluarga untuk (tidak ada) 1 2 3 4 (ada)
menentukan apa yang saya makan
37 Adanya salah satu anggota keluarga yang dipercaya untuk (tidak ada) 1 2 3 4 (ada)
memberikan saran terhadap produk makanan yang dikonsumsi
38 Intensitas interaksi dengan anggota keluarga dalam menanyakan (jarang) 1 2 3 4 (sering)
saran untuk konsumsi produk makanan
Perilaku Konsumen
39 Pengaruh produk (fitur maupun manfaat yang ditawarkan) (Lemah) 1 2 3 4 (Kuat)
dalam menentukan produk kebab yang dikonsumsi
40 Alasan mengkonsumsi kebab (Pengaruh orang lain) 1 2 3 4 (Pengaruh produk)
123
41 Tingkat kepercayaan terhadap perusahaan yang menawarkan (Rendah) 1 2 3 4 (Tinggi)
produk kebab
42 Tingkat Kepercayaan terhadap anggota keluarga yang (Rendah) 1 2 3 4 (Tinggi)
memberikan saran terhadap suatu produk kebab
43 Sikap terhadap penawaran produk kebab yang dilakukan (Tidak menerima) 1 2 3 4 (Menerima)
perusahaan
44 Sikap terhadap pengaruh anggota keluarga dalam memberikan (Tidak menerima) 1 2 3 4 (Menerima)
saran untuk mengkonsumsi produk makanan
E. Evaluasi
Berikut merupakan faktor-faktor yang berpeluang mempengaruhi anda dalam melakukan pembelian produk Kebab yang
anda tulis pada pernyataan Bagian I no. 5. Berilah tanda silang (X) atau (√) pada kolom yang tersedia dan pilih salah satu.
Berikut merupakan klasifikasi skor terhadap pertanyaan yang akan diajukan:
Skor 1 = Sangat tidak setuju Skor 3 = Setuju
Skor 2 = Tidak setuju Skor 4 = Sangat setuju
Jawaban
No Pernyataan 1 2 3 4
45 Saya terbiasa mengkonsumsi produk kebab
124
konsumsi
Anggota keluarga saya ada yang bertindak sebagai pemberi pengaruh terhadap apa
50 yang saya konsumsi
Saya menanyakan pendapat anggota keluarga jika ingin mengkonsumsi suatu produk
51 makanan
52 Produk kebab yang ditawarkan perusahaan mampu menarik minat saya
Anggota keluarga memiliki kecenderungan mempengaruhi saya dalam
53 mengkonsumsi produk kebab
Anggota keluarga saya lebih paham mengenai produk kebab yang paling baik untuk
54 dikonsumsi
55 Saya mengkonsumsi kebab berdasarkan saran dari orang lain
Saran : .......................................................................................................................................................................................................
...............................................................................................................
Mohon dicek kembali jawaban anda. Terima kasih atas partisipasi anda dalam pengisian kuesioner ini
125
Lampiran 2. Definisi Operasional
Pengaruh Konsep Fitur dari Ciri-ciri produk yang Tingkat penerimaan 1. Responden dapat C8,C9,
Usaha Produk yang produk kebab ditinjau dari bahan-bahan konsumen terhadap bahan- menilai tekstur C10,C11
Pemasaran ditawarkan pembentuk produk kebab bahan pembentuk produk tortilla dari kebab ,D23,
perusahaan seperti: kebab ditinjau dari tekstur, yang dikonsumsi D24,
1. Tortilla rasa, dan kuantitas. 2. Responden dapat D25,D2
2. Isi Utama menilai tingkat 6
3. Bahan Tambahan kematangan dari
perubahan warna
pada tortilla
3. Responden dapat
menyebutkan rasa
pertama yang
muncul ketika
mengkonsumsi
kebab
4. Responden dapat
melakukan
penilaian terhadap
kuantitas isi daging
pada kebab
Manfaat dari Manfaat yang didapatkan Tingkat penerimaan 1. Responden dapat C12,C13
produk kebab langsung oleh responden konsumen terhadap manfaat merasakan ,C14,
setelah mengkonsumsi produk berdasarkan pemenuhan D27,
kebab kebutuhan, kesehatan, serta kebutuhan D28,
kepraktisan dalam terhadap rasa lapar D29
mengkonsumsi 2. Responden dapat
126
Dimensi Variabel Subvariabel Deskripsi Indikator Parameter K
merasakaan
manfaat kesehatan
setelah
mengkonsumsi
produk
3. Responden
merasakan
kemudahan dalam
mengkonsumsi
produk karena
kemasan yang
praktis
Pengaruh Budaya Kebiasaan Kebiasaan konsumsi Kebiasaan konsumsi yang 1. Responden dapat C15,C16
Lingkungan Konsumsi Konsumsi produk makanan siap saji ditinjau dari tingkat menyebutkan ,D30
kebab pada responden keseringan konsumsi produk seberapa sering ,D31,
kebab dan proses dalam mengkonsumsi E45
memenuhi kebutuhan kebab dari awal
makanan mengenal produk
2. Responden dapat
menjelaskan proses
konsumsi dilihat
dari tempatnya,
apakah cenderung
makan di tempat
atau di bawa ke
rumah
127
Dimensi Variabel Subvariabel Deskripsi Indikator Parameter K
128
Dimensi Variabel Subvariabel Deskripsi Indikator Parameter K
Intensitas Hubungan antara anggota Tingkat frekuensi interaksi 1. Responden dapat C21,C22
interaksi keluarga dengan antara responden dengan menyebutkan ,D36,
responden anggota keluarga ditinjau dari anggota keluarga D37,
kedekatan serta intensitas yang memiliki D38,
interaksi. kedekatan yang E51,
paling kuat
2. Responden dapat
menilai seberapa
dekat dengan
anggota
keluarganya
3. Responden dapat
menyebutkan
intensitas interaksi
yang dilakukan
dengan anggota
keluarga
Perilaku Perilaku Motivasi Dorongan yang terjadi Tingkat keterkaitan antara 1. Responden dapat D39,
Konsumen Konsumen dalam dalam diri responden faktor-faktor yang ada menyebutkan D40,E52
menentukan dalam menentukan pilihan terhadap dorongan konsumen faktor yang ,E53
pilihan yang berkaitan dengan dalam menentukan pilihan mempengaruhi diri
kebutuhan serta keinginan dalam
responden mengkonsumsi
suatu produk
2. Responden dapat
menyebutkan
129
Dimensi Variabel Subvariabel Deskripsi Indikator Parameter K
alasan utama
dalam memilih
suatu produk
Persepsi Persepsi atau tanggapan Tingkat kepercayaan 1. Responden dapat D41,
konsumen konsumen terhadap konsumen serta penilaian menyebutkan skala D42,E54
alternatif pilihan yang terhadap sumber informasi kepercayaan
didapatkan dari sumber terhadap sumber
eksternal diri konsumen informasi yang
(faktor lingkungan) diterima dalam
memberikan
alternatif
2. Responden dapat
melakukan
penilaian terhadap
alternatif yang
diberikan setelah
berinteraksi
dengan produk
Sikap Penilaian terhadap situasi Sikap yang diambil dalam 1. Konsumen dapat D43,
konsumen yang dihadapi oleh menentukan suatu keputusan menyatakan D44,E55
seorang konsumen berdasarkan faktor-faktor sikapnya terhadap
yang mempengaruhi suaatu produk
responden. berdasarkan
informasi yang
telah diterima
130
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas
131
Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas
Varian Total
223,51
Jumlah Butir
48
Alpha Cronbach
0,88
132
Lampiran 5. Hasil Validasi Model Formatif
133
Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data dengan SmartPLS
Subvariabel
Motivasi Persepsi Sikap
Indikator
MOT3 0,783
MOT4 0,847
PERS1 0,864
PERS2 0,907
SIKP1 0,851
SIKP2 0,866
134
3) Nilai Path Coefficients
135