Anda di halaman 1dari 4

Tatalaksana Awal

Onset of symptomt 9-1-1 EMS On-board: 1) Encourage 12 lead ECG. 2)consider


of STEMI dispatch prehospital fibrinolytic if capable and EMS-to-
needle within 30 min

Call 9-1-1
EMS Triad
Plan

PCI capable Not PCI capable PraHospital fibrinolysis. Door-


Inter-hospital to-needle within 30 min

Transfer

*Gold Hour= First 60 minutes

Trian Plan:

1. Jika EMS mempunyai kemampuan memberikan fibrinolitik dan pasien memenuhi


syarat terapi, fibrinolisis pra rumah sakit dapat dimulai dalam 30 menit sejak EMS
tiba.
2. Jika EMS tidak mampu memberikan fibrinolisis sebelum ke rumah sakit dan pasien
dibawa ke rumah sakit yang tidak tersedia sarana Percutaneous Coronary
Intervention (PCI), maka sesampainya di rumah sakit dilakukan hospital door-to-
needle time harus dalam 30 menit untuk pasien yang mempunyai indikasi fibrinolitik
3. Jika EMS tidak mampu memberikan fibrinolisis sebelum ke rumah sakit dan pasien
dibawa ke rumah sakit dengan sarana PCI,maka sesampainya di rumah sakit
dilakukan hospital door-to-balloon time harus dalam waktu 90 menit.

Tatalaksana di Ruang Emergensi

Tujuan :

1. Mengurangi/menghilangkan nyeri dada

2. Indentifikasi cepat pasien yang merupakan kandidat terapi reperfusi segera

3. Triase pasien resiko rendah ke ruangan yang tepat di rumah sakit dan menghindari
pemulangan cepat pasien dengan MCI dengan elevasi ST

Tatalaksana Umum

Oksigenase
Suplemen oksigen harus diberikan pada pasien dengan saturasi oksigen arteri <90%. Pada
semua pasien STEMI(ST Elevation Miocardial Infarction) tanpa komplikasi dapat diberikan
oksigen selama 6 jam pertama.

Nitrogliserin(NTG)

Dosis 0,4 mg secara sublingual dan dapat diberikan sampai 3 dosis dengan interval 5 menit.
Jika nyeri masih berlangsung dapat diberika secara intravena. Kontraindikasi:pasien dengan
tekanan darah sistolik <90 mmHG, dan pasien yang dicurigai menderita infark ventrikel
kanan. Dan juga hindari pada pasien yang menggunakan phosphodiesterase-5 inhibitor dalam
24 jam sebelumnya karena dapat memicu efek hipotensi nitrat.

Tujuan pemberian : 1)mengurangi nyeri, 2)menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan


menurunkan preload dan 3)meningkatkan suplai oksigen miokard dengan cara dilatasi
pembuluh koroner yang terkena infark atau pembuluh kolateral.

Morfin

Sangat efektif mengurangi nyeri dada dan merupakan analgesik pilihan dalam kasus ini.
Diberikan dengan dosis 2-4 mg dan dapat diulang dengan interval 5-15 menit sampai dosis
total 20 mg.

Aspirin

Merupakan tatalaksana dasar pada pasien dicurigai STEMI dan efektif pada sindrom koroner
akut. Diberikan aspirin bukkal 160-325 mg di ruang emergensi. Selanjutnya diberikan oral
dengan dosis 75-162 mg.

Penyekat Beta

Dilakukan jika morfin tidak memberikan efek. Diberikan secara IV. Regimen yang diberikan
metoprolol 5 mg setiap 2-5 menit sampai total 3 dosis, dengan syarat frekuensi jantung >60
kali/menit, TD sistolik >100mmHG, interval PR <0,24 detik dan ronki tidak lebih dari 10cm
dari diafragma. Lima menit setelah dosis IV berakhir dilanjutkan oral dengan dosis 50mg tiap
6 jam selama 48 jam, dan dilanjutkan 100 mg tiap 12 jam.

Terapi Reperfusi

Meminimal derajat disfungsi dan dilatasi ventrikel dan mengurangi kemungkinan pasien
STEMI berkembang menjadi pump failure atau takiaritmia ventrikular yang maligna. Sasaran
terapi seperti yang ditunjukkan pada gambar bagan di atas.

PCI

Intervensi koroner perkutan, biasanya angioplasti dan/ stenting tanpa didahului fibrinolisis
disebut PCI primer. Cara ini efektid dalam mengembalka perfusi jika dilakukan dalam
beberapa jam pertama infark mikard akut. PCI primer lebih efektif dari fibrinolisis.
Reperfusi Farmakologis

Fibrinolisis

Tujuan utama untuk restorasi cepat patensi arteri koroner. Terdapat beberapa macam obat
fibrinolitik, antara lain : tissue plasminogen activator (tPA), streptokinase, tenekteplase(TNK)
dan reteplase(rPA). Semua obat ini memicu konversi plasminogen menjadi plasmin, yang
selanjutnya melisiskan trombus fibrin.

Jika dinilai secara angiografi, aliran darah arteri koroner yang terlibat digambarkan dengan
skala kualitatif sederhana disebut TIMI (Thrombolysis in myocardial infarction) grading
system:

Grade 0 : menunjukkan oklusi total pada arteri yang terkena infark

Grade 1 : menunjukkan penetrasi sebagian materi kontras melewati titik obstruksi tetapi tanpa
perfusi vaskular distal

Grade 2 : menunjukkan perfusi pembuluh yang mengalami infark ke bagian distal tetapi
dengan aliran yang melambat dibandingkan aliran arteri normal.

Grade 3 : menunjukkan perfusi penuh pembuluh darah yang mengalami infark dengan aliran
normal.

Target terapi perfusi adalah grade 3. Bila pada grade 3 menunjukkan hasil yang baik,
membatasi luasnya infark, mempertahankan fungsi ventrikel kiri dan menurunkan laju
mortalitas jangka pendek dan jangka panjang.

Tatalaksana di rumah sakit

ICCU

Aktivitas : pasien istirahat dalam 12 jam pertama.

Diet : karena risiko muntah dan aspirasi segera setelah infark miokard, pasien puasa
atauhanya minum cair dengan mulut dalam 4-12 jam pertama. Diet mencakup lemak <30%
kalori total dan kandungan kolesterol <300 mg/hari. Menu diperkaya serat, kalium,
magnesium, dan rendah natrium.

Bowels : dianjurkan diet tinggi serat dan penggunaan pencahar ringan secara rutin seperti
dioctyl sodium sulfosuksinat (200 mg/hari).

Terapi Farmakologis

Antitrombotik

Tujuan primernya adalah umtuk memantapkan dan mempertahankan patensi arteri koroner
yang terkait infark. Tujuan sekunder adalah menurunkan tendensi pasien menjadi trombosis.
Aspirin merupakan anti platelet standart pada STEMI. Obat antitrombin standart lainnya yang
digunakan dalam praktek klinis adalah unfractionated heparin. Pemberian obat ini IV segera
sebagai tambahan terapi regimen aspirin dan obat trombolitik spesifik fibrin felatif,
membantu trombolisis dan memantapkan dan mempertahankan patensi arteri yang terkait
infark. Dosis bolus 60 U/kg(maksimum 4000) dilanjut infus inisial 12 U/kg
perjam(maksimum 1000 U/jam). Activated partial thromboplastin time selama terapi
pemeliharaan harus mencapai 1,5-2 kali. Antikoagulan alternatif adalah low molecular weight
heparin(LMWH).

Penyekat Beta

Pemberian secara akut memperbaiki keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen miokard,
mengurangi nyeri, mengurangi luasnya infark dan menurunkan risiko kejadian aritmia
ventrikel yang serius.

Inhibitor ACE

Bila ditambah aspirin dan penyekat beta maka akan mengurangi angka mortalitas. Harus
diberikan dalam 24 jam pertama pada pasien STEMI. Kemudian harus dilanjut tanpa batas
pada pasien dengan bukti klinis gagal jantung, pada pasien dengan pemeriksaan imaging
menunjukkan penurunan fungsi ventrikel kiri secara global atau terdapat abnormalitas
gerakan dinding global, atau pasien hipertensif.

Anda mungkin juga menyukai