Ringkasan Analisis Paket Stimulus Fiskal Berdasarkan Perppu 1 Dan PMK 28 Tahun 2020 - Presentasi Kelompok 2
Ringkasan Analisis Paket Stimulus Fiskal Berdasarkan Perppu 1 Dan PMK 28 Tahun 2020 - Presentasi Kelompok 2
PMK 28/2020
Kelompok 1:
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan (Perppu 1/2020)
Latar Belakang
• Implikasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah berdampak antara lain
terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional
• Implikasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19) telah berdampak pula
terhadap memburuknya sistem keuangan yang ditunjukkan dengan penurunan berbagai
aktivitas ekonomi domestic
• Karena telah memenuhi parameter kegentingan yang memaksa sesuai dengan dasar
Hukum Pasal 22 ayat (1) UUD 1945.
a) Penyesuaian tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk
usaha tetap.
Terdiri dari :
- WP Dalam Negeri - dengan keputusan diubah menjadi 22% berlaku pada Tahun Pajak
2020 dan Tahun Pajak 2021 dimana sebelumnya adalah 25%.
- WP BUT – Menjadi 20% berlaku sejak Tahun Pajak 2020
Tujuannya adalah :
Pelaku :
Perlakuan perpajakannya :
- Pengenaan PPN atas Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan atau Jasa
Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean melalui PMSE
- Pengenaan PPH atau Pajak Transaksi Elektronik oleh subjek pajal LN yang memenuhi
kehadiran ekonomi signifikan
Tujuannya adalah :
Pemajakan dilakukan terhadap kegiatan usaha yang tumbuh adalah karena keterbatasan transaksi
konvensional melalui tatap muka (social/physical distancing) akibat pandemi COVID-19 dan
memberikan level playing field.
- Memberikan waktu yang cukup bagi Wajib Pajak untuk menyiapkan dokumen beserta
bukti pendukung, bagi Wajib Pajak yang jatuh tempo pengajuan keberatannya pada
periode Kahar akibat pandemi COVID-19
- Memberikan waktu yang cukup bagi Wajib Pajak dan/atau DJP untuk:
1. Mempersiapkan kelengkapan dokumen dalam rangka Wajib Pajak mengajukan upaya
hukum;
2. Menyampaikan tanggapan atau klarifikasi;
3. Melakukan pembahasan bersama; dan/atau 4. Melakukan penelitian/pemeriksaan
Bagaimana pemerintah sebagai eksekutif sebagai pengambil keputusan ingin tetap menstabilkan
perekonomian melalui fleksibilitas eksekutif.
PMK 28 / 2020
Pemberian Fasilitas Pajak Terhadap Barang dan Jasa yang Diperlukan Dalam Rangka
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019
Jenis pajak yang mendapatkan fasilitas dalam peraturan ini antara lain :
PPh Pasal 21 : Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang menerima atau memperoleh
imbalan dari Pihak Tertentu atas jasa yang diperlukan dalam rangka penanganan pandemi
PPh Pasal 22 Impor dipungut oleh Bank Devisa atau Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
pada saat Wajib Pajak melakukan impor barang yang terdiri dari Pihak Tertentu yang
melakukan impor dan/ atau pembelian barang yang diperlukan dalam rangka penanganan
pandemi
dipungut oleh:
PPh Pasal 23 : Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang menerima
atau memperoleh imbalan dari Pihak Tertentu atas jasa yang diperlukan dalam rangka
penanganan pandemi. diberikan pembebasan dari pemotongan PPh Pasal 23 dalam Masa
Pajak April 2020 sampai dengan Masa Pajak September 2020
- Jasa kena pajak : Jasa Konstruksi, Jasa Teknik dan manajemen, Jasa Persewaan dan
Jasa pendukung lainnya yang dinyatakan untuk keperluan penanganan pandemic Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19)
Kesimpulan : Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang menerima atau
memperoleh imbalan dari Pihak Tertentu atas jasa yang diperlukan dalam rangka penanganan
pandemi. diberikan pembebasan dari pemotongan PPh Pasal 23 dalam Masa Pajak April 2020
sampai dengan Masa Pajak September 2020