Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN

ANALISIS PAKET STIMULUS FISKAL BERDASARKAN PERPPU 1/2020 DAN

PMK 28/2020

Kelompok 1:

Magdalena Octaviani - 123011901032


Mahda Karina - 123011901033
Megawaty Elisabeth - 123011901035
Resnawati - 123011901054
Ronaldy Faisal - 123011901056

Mata Kuliah : Perpajakan Lanjutan

Dosen : Rizky Darma, SE, M.Ak, BKP

Magister Akuntansi – Universitas Trisakti


(2020 – 2021)

Perppu No 1 Tahun 2020

Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan (Perppu 1/2020)

Latar Belakang

• Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

• Implikasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah berdampak antara lain
terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional

• Implikasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19) telah berdampak pula
terhadap memburuknya sistem keuangan yang ditunjukkan dengan penurunan berbagai
aktivitas ekonomi domestic

• Karena telah memenuhi parameter kegentingan yang memaksa sesuai dengan dasar
Hukum Pasal 22 ayat (1) UUD 1945.

Kebijakan perpajakan yang diatur dalam perppu no.1/2020 terdiri dari

a) Penyesuaian tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk
usaha tetap.
Terdiri dari :
- WP Dalam Negeri - dengan keputusan diubah menjadi 22% berlaku pada Tahun Pajak
2020 dan Tahun Pajak 2021 dimana sebelumnya adalah 25%.
- WP BUT – Menjadi 20% berlaku sejak Tahun Pajak 2020

Tujuannya adalah :

o Meningkatkan kemampuan badan usaha untuk tetap mempertahankan usahanya dalam


situasi pandemi COVID 19 dan menyediakan kemampuan pengembangan usaha.
o Memberikan insentif bagi Wajib Pajak untuk go public dan menjual 40% atau lebih
saham di bursa.
b) Perlakuan perpajakan dalam kegiatan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
(PMSE)
Tujuannya adalah :

Pelaku :

- Pedagang Luar Negeri


- Penyedia Jasa Luar Negeri
- Penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik (PPMSE) luar negeri

Perlakuan perpajakannya :

- Pengenaan PPN atas Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan atau Jasa
Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean melalui PMSE
- Pengenaan PPH atau Pajak Transaksi Elektronik oleh subjek pajal LN yang memenuhi
kehadiran ekonomi signifikan

Tujuannya adalah :

Pemajakan dilakukan terhadap kegiatan usaha yang tumbuh adalah karena keterbatasan transaksi
konvensional melalui tatap muka (social/physical distancing) akibat pandemi COVID-19 dan
memberikan level playing field.

c) Perpanjangan waktu pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan


Tujuannya adalah :

- Memberikan waktu yang cukup bagi Wajib Pajak untuk menyiapkan dokumen beserta
bukti pendukung, bagi Wajib Pajak yang jatuh tempo pengajuan keberatannya pada
periode Kahar akibat pandemi COVID-19
- Memberikan waktu yang cukup bagi Wajib Pajak dan/atau DJP untuk:
1. Mempersiapkan kelengkapan dokumen dalam rangka Wajib Pajak mengajukan upaya
hukum;
2. Menyampaikan tanggapan atau klarifikasi;
3. Melakukan pembahasan bersama; dan/atau 4. Melakukan penelitian/pemeriksaan

Kesimpulan : Perppu No.1 tahun 2020

Bagaimana pemerintah sebagai eksekutif sebagai pengambil keputusan ingin tetap menstabilkan
perekonomian melalui fleksibilitas eksekutif.

PMK 28 / 2020

Pemberian Fasilitas Pajak Terhadap Barang dan Jasa yang Diperlukan Dalam Rangka
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019

Jenis pajak yang mendapatkan fasilitas dalam peraturan ini antara lain :

 PPh Pasal 21 : Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang menerima atau memperoleh
imbalan dari Pihak Tertentu atas jasa yang diperlukan dalam rangka penanganan pandemi

 PPh Pasal 22 Impor dipungut oleh Bank Devisa atau Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
pada saat Wajib Pajak melakukan impor barang yang terdiri dari Pihak Tertentu yang
melakukan impor dan/ atau pembelian barang yang diperlukan dalam rangka penanganan
pandemi

dipungut oleh:

o Instansi Pemerintah berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang;

o Badan usaha tertentu berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang


dan/atau bahan-bahan untuk keperluan usahany; atau 3) Badan usaha yang
begerak dalam bidang usaha industri farmasi atas penjualan produksinya kepada
distributor di dalam negeri;

 PPh Pasal 23 : Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang menerima
atau memperoleh imbalan dari Pihak Tertentu atas jasa yang diperlukan dalam rangka
penanganan pandemi. diberikan pembebasan dari pemotongan PPh Pasal 23 dalam Masa
Pajak April 2020 sampai dengan Masa Pajak September 2020

Yang mendapatkan fasilitas PPN :

- Barang kena pajak : Obat-obatan, Vaksin, Peralatan laboratorium, Peralatan


pendeteksi, Peralatan pelindung diri, Peralatan untuk perawatan pasien atau peralatan
pendukung lainnya yang dinyatakan untuk keperluan penanganan pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19)

- Jasa kena pajak : Jasa Konstruksi, Jasa Teknik dan manajemen, Jasa Persewaan dan
Jasa pendukung lainnya yang dinyatakan untuk keperluan penanganan pandemic Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19)

Kesimpulan : Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang menerima atau
memperoleh imbalan dari Pihak Tertentu atas jasa yang diperlukan dalam rangka penanganan
pandemi. diberikan pembebasan dari pemotongan PPh Pasal 23 dalam Masa Pajak April 2020
sampai dengan Masa Pajak September 2020

Anda mungkin juga menyukai