Anda di halaman 1dari 1

2.4.

Masa keruntuhan Dinasti Sanjaya

Pada masa pemerintahan Rakai Sumba Wawa berakhir dengan tiba-tiba, mungkin
sekali dikarenakan letusan gunung Merapi yang terhebat dalam sejarahnya. R. W. van
Bemmelan berpendapat bahwa letusan gung tersebut sangatla dahsyat sehingga pada bagian
puncaknya lenyapdan terjadinya pergeseran tanah ke arah Baratdaya sehingga terjadi lipatan
yang antara lain membentuk gunung Gendol. Karena gerakan tanah tersebut terbentur dengan
kepada lempengan pegunungan Menoreh. Sudah tentu letusan tersebut disertai dengan gempa
bumi, banjir lahar, dan hujan abu vulkanik serta batu-batuan yang sangat mengerikan.
Bencana alam yang terjadi ini jelas menghancurkan Ibukota Medang dan berbagai daerah di
jawa Tengah, sehingga oleh para rakyat dirasakan sebagai Pralaya atau kehancuran dunia.

Maka kerabat raja dan para pejabat tinggi kerajaan serta penduduk yang daerahnya
tertimpa bencana tersebut lari mengungsi ke arah timur, yang tentu saja gempa hebat itu
melanda daerah barat daya gunung Merapi. Keudian di Jawa Timurlah, di daerah yang sudah
dikenal terdapat penguasa daerah yang tunduk kepada Mataram, yaitu daerah Kanuruhan.
Sealnjutnya Mpu Sindok membangun ibukota baru, yaitu Tmwlang. Sesuai dengan landasan
kosmogonis kerajaan, maka kerajaan yang dianggap baru itu merupakan dunia baru. Dengan
adanya tempat pemujan yang baru dan pemerintahan oleh wangsa yang baru pula. Sehingga
walaupun Mpu Sindok sebenarnya masih anggota Wangsa Sanjaya, mengingat kedudukannya
sebagai rakryan mapatih i halu dan i hino pada masa pemerintahan Rakai Sumba dan Rakai
Layang, maka ia dianggap sebegai pendiri dari bangsa baru.

Anda mungkin juga menyukai