Anda di halaman 1dari 3

SOSIOLOGI HUKUM KELAS D

AVINDA JANENINA CLAUDIA


185010100111199

1. NORMATIF
Judul:Analisis Yuridis Putusan Nomor 04/Pid.Prap/2015/PN.Jkt.Sel. Tentang
Permohonan Praperadilan Diluar Ketentuan Pasal 1 Angka 10 Jo Pasal 77 KUHAP
Link: https://media.neliti.com/media/publications/35607-ID-analisis-yuridis-putusan-
nomor-04pidprap2015pnjktsel-tentang-permohonan-praperad.pdf

Jurnal ini membahas tentang praperadilan yang diajukan oleh Komisaris Jenderal
Polisi(Komjem Pol) Budi Gunawan. Permohonan praperadilan ini diajukan kepada
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap termohon Komisi Pemberantasan
Korupsi(KPK) mengenai hal yang tidak diatur oleh KUHAP saat itu yaitu mengenai
tidak sahnya penetapan tersangka oleh KPK terhadap dirinya dalam kasus gratifikasi.
Jika dicermati maka seharusnya hakim tidak bisa menerima permohonan
praperadilan yang diajukan oleh Komjen Pol Budi Gunawan karena tidak sesuai
dengan hal yang menjadi alasan untuk diajukan sebagai praperadilan yang diatur
dalam Pasal 77 KUHAP. Namun pada kenyataannya hakim tetap memeriksa perkara
dan mengabulkan sebagian permohonan pemohon. Namun meskipun demikian
penulis jurnal ini menyatakan bahwa putusan hakim tersebut tetap dapat dibenarkan
berdasarkan asas kebebasan hakim yang terdapat di Undang-Undang nomor 48
tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman. Terutama dalam pasal 3 ayat 2
menjelaskan bahwa hakim memiliki kebebasan dalam melakukan fungsi yudikatif
termasuk dalam menjatuhkan putusan pengadilan. Meskipun hakim yang memutus
perkara tersebut disayangkan karena kurang bijaksana dalam memutus perkara
praperadilan yang termasuk dalam putusan yang tidak bisa dilakukan upaya hukum
lanjutan. Jurnal ini menggunakan metode penulisan normatif dengan sumber hukum
primer yaitu; UU nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana, UU nomor 48
tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman, SEMA nomor 8 tahun 2011 tentang
perkara yang tidak memenuhi syarat kasasi dan peninjauan kembali, Putusan
Praperadilan Nomor 04/Pid.Prap/2015/PN.Jkt.Sel, Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor : 65 /PUU/-IX/2011, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 21/PUU-
XII/2014.
2. EMPIRIS
Judul: PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PEREDARAN OBAT KERAS (DAFTAR G)
JENIS CARNOPHEN DI KALANGAN NELAYAN (Studi di Polres Lamongan).
Link: https://media.neliti.com/media/publications/35610-ID-penanggulangan-tindak-
pidana-peredaran-obat-keras-daftar-g-jenis-carnophen-di-ka.pdf

Jurnal ini membahas mengenai penyalahgunaan dan peredaran narkotika yang telah
merambat ke wilayah Jawa Timur terkhusus di wilayah Kabupaten Lamongan. Yang
menyasar pengguna pelajar bahkan sampai dengan nelayan. Obat-obatan terlarang
yang sering digunakan nelayan adalah Carnophen yang digunakan sebagai
penambah stamina atau doping, nelayan tidak hanya memakai namun juga
mengedarkan Carnophen itu. Dengan maraknya pengedaran obat-obatan terlarang
tersebut membuat Polres Lamongan harus mengambil beberapa langkah
penanggulangan peredaran Carnophen. Karena Carnophen ini membuat pemakainya
memiliki ketergantungan yang tinggi. Salah satu penyebab banyaknya
penanggulangan penyalahgunaan Carnophen ini adalah harganya yang sangat
terjangkau dan cara memperoleh yang mudah. Namun dalam pencegahannya Polres
Lamongan memiliki beberapa kendala seperti; terbatasnya jumlah personil
Satresnarkoba Polres Lamongan, terbatasnya sarana dan prasarana yang berkaitan
dengan anggaran dan ruangan penjara bagi narapidana kasus narkoba, dan juga
penangkapan jaringan pelaku pengedar yang sulit dilakukan karena lokasinya yang
jauh. Namun masalah itu diusahakan oleh Polres Lamongan agar dapat teratasi.
Penulisan jurnal ini menggunakan metode empiris dengan data primer yang didapat
dari wawancara dengan pihak Satuan Reserse Polres Lamongan.

3. TEORITIS
Judul: MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI ELECTION COURT: REFLEKSI TEORETIS
Link: https://ejournal.uksw.edu/refleksihukum/article/view/2352/1152

Jurnal ini membahas mengenai kemungkinan timbulnya sengketa mengenai hasil


pemilu yang dipermasalahkan salah satu calon, Mahkamah Konstitusi sebagai
institusi hukum mempunyai kewenangan konstitusional untuk melakukan ajudikasi
sengketa pemilu. Kewenangan ini yang menjadikan Mahkamah Konstitusi sebagai
institusi paling bertanggung jawab di bagian hilir dalam menjawab tegaknya hukum
dalam penyelenggaraan pemilu yang tunduk secara konsisten pada hukum.
Penulisan jurnal ini menggunakan theoretical reflection on judging, dalam hal ini
teoresasi terhadap partisipasi Mahkamah Konstitusi dalam penyelenggaraan pemilu,
khususnya dalam ajudikasi terhadap sengketa pemilu dalam fungsinya sebagai
pengadilan sengketa pemilu

Anda mungkin juga menyukai

  • 03
    03
    Dokumen1 halaman
    03
    Amanda Julianna Clarissa
    Belum ada peringkat
  • Legal Opinion
    Legal Opinion
    Dokumen7 halaman
    Legal Opinion
    Amanda Julianna Clarissa
    Belum ada peringkat
  • Replik
    Replik
    Dokumen2 halaman
    Replik
    Amanda Julianna Clarissa
    Belum ada peringkat
  • T2 Perburuhan Grab
    T2 Perburuhan Grab
    Dokumen44 halaman
    T2 Perburuhan Grab
    Amanda Julianna Clarissa
    Belum ada peringkat
  • KEPAILITAN
    KEPAILITAN
    Dokumen14 halaman
    KEPAILITAN
    Amanda Julianna Clarissa
    Belum ada peringkat
  • T2 HAM Kelompok 1
    T2 HAM Kelompok 1
    Dokumen4 halaman
    T2 HAM Kelompok 1
    Amanda Julianna Clarissa
    Belum ada peringkat
  • Uas Filkum
    Uas Filkum
    Dokumen4 halaman
    Uas Filkum
    Amanda Julianna Clarissa
    Belum ada peringkat
  • Hukum Islam T2 Selesai Fix
    Hukum Islam T2 Selesai Fix
    Dokumen13 halaman
    Hukum Islam T2 Selesai Fix
    Amanda Julianna Clarissa
    Belum ada peringkat
  • T1 Azwar Antropologi
    T1 Azwar Antropologi
    Dokumen3 halaman
    T1 Azwar Antropologi
    Amanda Julianna Clarissa
    Belum ada peringkat
  • Kendeng III
    Kendeng III
    Dokumen7 halaman
    Kendeng III
    Amanda Julianna Clarissa
    Belum ada peringkat