KAP menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya.jasa tambahan
yang biasanya diberikan oleh KAP,meliputi jasa akuntansi dan pembukuan,jasa
perpajakan,serta jasa konsultasi manajemen.
Sifat dan ragam jasa yang ditawarkan KAP sangat bervariasi,dan hal itu
mempengaruhi organisasi serta struktur kantor tersebut.tiga faktor utama yang mempengaruhi
struktur organisasi semua KAP adalah :
1.kebutuhan akan independen dari klien,independensi memungkinkan auditor tetap tidak bias
dalam menarik kesimpulan tentang laporan keuangan
Korporasi umum,, keunggulan korporasi adalah bahwa para pemegang sahamnya hanya
bertanggung jawab sebatas investasi mereka dalam korporasi itu. Sebagian besar KAP tidak
diorganisasikan sebagai korporasi umum karena hukum di negara bagian melarang bentuk
ini.
Korporasi profesional, meberikan jasa profesional dan dimiliki oleh satu atau lebih pemegang
saham. Hukum PC di beberapa negara bagian menawarkan perlindungan kewajiban pribadi
yang sama dengan perlindungan oleh korporasi umum, sedangkan perlindungan di negara
bagian lain sangat rendah.
Limited reability company (LLC), LLC biasanya memakai struktur dan dikenai pajak
seperti persekutuan umum, tetapi para pemiliknya memiliki tanggung jawab pribadi yang
terbatas yang mirip dalam kewajiban korporasi umum.
Limited reability partner ship (LLP), dimiliki leh satu atau lebih partner strukutur dan
pajaknya sama seperti persekutuan umum tetapi perlindungan kewajiban pribadi dalam LLP
lebih rendah ketimbang korporasi umum atau LLC.
Hirarki organisasi dalam suatu KAP yang khas meliputi sekutu (partner) atau pemegang
saham,manajer, penyedia ,auditor senior atau penanggung jawab,serta asisten. Sifat hirarki
KAP akan membantu meningkatkan kompetensi individu disetiap tingkat audit mengawasi
dan meriview pekerjaan individu lain yang berada pada tingkat dibawahnya dalam struktur
organisasi itu.
Sarbanes oxley act membentuk public company accounting oversight board (PCAOB), yang
ditunjuk dan diawasi oleh securities and exchange commission (SEC). PCAOB mengawasi
auditor perusahaan publik atau terbuka, menetapkan standar auditing dan pengendalian mutu
untuk audit atas perusahaan publik, serta melakukan pemeriksaan atas pengendalian mutu di
kantor kantor yang melakukan audit tersebut. PCAOB melakukan inspeksi atas kantor-kantor
akuntan yang terdaftar untuk menilai kata-katanya pada aturan-aturan PCAOB dan SEC,
standar profesional, serta kebijakan pengendalian mutu kantor itu sendiri.
Para akuntan publik (CPA) mendapat lisensi dari negara bagian tempat mereka ber praktik,
tetapi ada pengaruh yang cukup besar terhadap mereka dari organisasi profesi nasional yaitu
American Institute of certified public accountants (AICPA). AICPA menetapkan persyaratan
profesional bagi para CPA , melakukan riset dan mempublikasikan bahan-bahan mengenai
berbagai topik yang berkaitan dengan akuntansi, auditing, jasa atestasi dan assurance, jasa
konsultasi manajemen dan perpajakan.
AICPA menetapkan standar dan aturan yang harus diikuti seluruh anggota serta akuntan
praktisi lainnya, AICPA memiliki kewenangan untuk menetapkan standar dan pembuat
aturan dalam 4 bidang utama berikut ini:
1. Standar auditing, auditing standars board (ASB) bertanggung jawab untuk mengeluarkan
persyaratan atau keputusan mengenai permasalahan auditing bagi semua entitas selain
perusahaan terbuka.
2. Standar kompilasi dan review. Acconting and review services commitee bertanggung
jawab untuk mengeluarkan persyaratan tentang tanggung jawab angkutan publik yang terkait
dengan laporan keuangan perusahaan swasta yang belum di audit.
Standar auditing untuk perusahaan swasta dan entitas lainnya di A.S. ditetapkan oleh auditing
standards board (ASB) dari AICPA. Standar standard tersebut dikenal sebagai statements on
auditing standards (SAS s) . Karena ASB menilai rasakan agendanya dengan IAASB, standar
auditing AICPA serupa dengan ISA s, meskipun ada beberapa perbedaan.
Sejarah historis, standar auditing telah di organisasi kan bersama dengan 10 standar auditing
yang berlaku umum (GAAS), yang dibagi menjadi tiga kategori:
1. Standar umum
3. Standar pelaporan
Ada beberapa prinsip-prinsip yang menyediakan kerangka kerja demy membantu auditor
memenuhi dua tujuan berikut ketika melaksanakan audit atas laporan keuangan:
1. Mendapatkan assurance yang wajar tentang apakah laporan keuangan secara menyeluruh
telah bebas dari salah satu yang material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, sehingga
memungkinkan auditor menyatakan pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka kerja
pelaporan keuangan yang berlaku, dan
meskipun prinsip-prinsip ini bukan merupakan persyaratan dan tidak memiliki otoritas
apapun namun hal itu akan digunakan nanti sebagai kerangka kerja untuk menyediakan
struktur bagi kodifikasi yang di klarifikasi. Struktur ini dikelola di sekitar prinsip-prinsip
berikut:
4. Pelaporan (pelaporan)
Tujuan audit adalah untuk memberikan pemakai laporan keuangan suatu pendapat yang
dikeluarkan oleh auditor tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan kerangka kerja pelaporan keuangan yang berlaku.
Suatu audit dilaksanakan berdasarkan premis bahwa pihak manajemen bertanggung jawab
terhadap penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kerangka kerja pelaporan keuangan
yang berlaku yang dipilih oleh manajemen dan bahwa manajemen juga telah merancang,
mengimplementasikan, serta menyelenggarakan, pengendalian internal yang relevan atas
penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang telah bebas dari salah saji yang material.
Prinsip-prinsip yang terkait dengan tanggung jawab auditor dalam audit menekankan
pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor.
a. Kompetensi dan kapabilitas teknis yang memadai, auditor wajib memiliki kompetensi dan
kapabilitas yang layak untuk melaksanakan audit. standar umum ini biasanya di interpretasi
kan sebagai keharusan bagi auditor untuk memiliki pendidikan formal di bidang auditing dan
akuntansi, pengalaman praktek yang memadai bagi pekerjaan yang sedang dilakukan, serta
mengikuti pendidikan profesional yang berkelanjutan.
b. Ketaatan terhadap persyaratan etis yang relevan, code of professional conduct AICPA
menjabarkan persyaratan etis bagi CPA yang ber praktik di kantor akuntan atau bekerja di
organisasi sebagai bagian dari manajemen.