Pembahasan
bisnis. Dengan membeli saham perusahaan, mereka menjadi pemilik bagian. Untuk
alasan ini, pemegang saham (stockholders) memiliki andil besar dalam seberapa baik
kinerja perusahaan mereka. Mereka dianggap sebagai salah satu pemangku
kepentingan (stakeholders) pasar perusahaan.
- Institusi (institutions), adalah investor yang berupa lembaga institusi yang sudah
Individu dan institusi memiliki saham perusahaan karena sejumlah alasan, yang
terpenting diantara mereka adalah menghasilkan uang. Orang membeli saham karena
mereka percaya bahwa saham akan menghasilkan laba yang lebih besar daripada yang
dapat mereka terima dari investasi alternatif. Para pemegang saham menghasilkan
uang ketika harga saham naik (ini disebut penghargaan modal) dan ketika mereka
menerima bagian mereka dari pendapatan perusahaan (disebut dividen).
Para pemegang saham memiliki hak untuk berbagi dalam keuntungan perusahaan
jika para direktur menyatakan dividen.
Para pemegang saham biasanya memiliki hak untuk memilih pada merger dan
beberapa akuisisi
3. Hak untuk menerima laporan tahunan (annual reports) tentang kondisi keuangan
perusahaan
Para pemegang saham berhak untuk menerima laporan tahunan (annual reports)
atas pendapatan perusahaan, kegiatan perusahaan, dan untuk memeriksa buku-buku
perusahaan, asalkan mereka memilikii tujuan bisnis yang sah untuk melakukannya
dan itu tidak akan mengganggu operasi bisnis.
Banyak dari hak ini dilakukan pada pertemuan pemegang saham tahunan (RUPS),
dimana para direktur dan manajer menyajikan laporan tahunan, dan pemegang saham
memiliki kesempatan untukk menyetujui atau menolak rencana manajemen. Biasanya
hanya sebagian kecil dari para pemegang saham yang memilih secara langsung.
Mereka yang tidak hadir diberi kesempatan untuk memilih dengan suara tidak hadir,
yang disebut proxy.
Di Indonesia hak bagi para pemegang saham diatur dalam Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, diantaranya terdapat dalam pasal 43 ayat
(1) dan ayat (2), pasal 52 ayat (1), pasal 61 ayat (1), pasal 62 ayat (1), pasal 79 ayat
(2a), pasal 97 ayat (6), pasal 114 ayat (6), pasal 138 ayat (3a), pasal 144 ayat (1).
2.4. Perlindungan terhadap Hak Pemegang Saham
Pemegang saham tidak harus bergantung secara eksklusif pada dewan direksi.
Banyak Pemilik, baik individu maupun intitusional, juga telah mengambil tindakan
lansung untuk melidungi kepentingan mereka sendiri. Bagian ini akan
menggambarkan peningkatan aktivisme dari tiga kelompok pemegang saham :
lembaga besar, investor sosial, dan pemilik yang mencari ganti rugi melalui
pengadilan.
Cara lain di mana pemegang saham dapat berusaha untuk memajukan kepentingan
mereka adalah dengan menggugat perusahaan. Jika pemilik berpikir bahwa mereka
atau perusahaan mereka telah dirusak oleh tindakan petugas atau direktur perusahaan,
mereka memiliki hak untuk mengajukan tuntutan hukum di pengadilan, baik di nama
diri mereka sendiri atau atas nama perusahaan (yang disebut terakhir adalah gugatan
derivative). Tuntutan hukum pemegang saham dapat dimulai untuk memeriksa banyak
pelanggaran, termasuk perdagangan orang dalam (insider trading), sebuah harga yang
tidak memadai yang diperoleh untuk saham perusahaan dalam pembelian (atau harga
yang baik ditolak), atau kegagalan untuk mengungkapkan informasi material secara
tepat waktu. Hasilnya bisa sangat mahal untuk perusahaan.
Jika di Amerika Serikat ada Securities and Exchange Comission (SEC) sebagai
lembaga yang melindungi kepentingan pemegang saham. Maka, di Indonesia ada
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011, berdasarkan Undang-Undang tersebut yang dimaksud dengan OJK
adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam
pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, serta menggantikan
peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk
melindungi industri jasa keuangan.
Bentuk perlindungan hukum yang dilakukan OJK terhadap konsumen pasar modal
(investor) bersifat pencegahan atau preventif dan pemberian sanksi atau represif,
mengingat bahwa tugas OJK adalah menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasan
sektor jasa keuangan. Pasal 28 UU OJK memberikan perlindungan hukum bersifat
pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat yang dilakukan oleh OJK adalah:
1). Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor
jasa keuangan, layanan, dan produknya;
3). Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan di sektor jasa keuangan.
Bentuk perlindungan hukum lainnya yang bersifat represif adalah jika terjadi
sengketa antara konsumen (investor) dengan perusahaan industri jasa keuangan, maka
OJK berwenang melakukan pembelaan hukum demi kepentingan konsumen dan
masyarakat. Pembelaan hukum tersebut meliputi memerintahkan perusahaan jasa
keuangan untuk menyelesaikan pengaduan yang dilakukan oleh konsumen yang
merasa dirugikan melalui cara;
b). Mengajukan gugatan untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak
yang dirugikan dari pihak yang menyebabkan kerugian, baik yang berada dibawah
penguasaan pihak yang menyebabkan kerugian dimaksud maupun dibawah
penguasaan pihak lain dengan itikad tidak baik; dan/atau untuk memperoleh ganti
kerugian dari pihak yang menyebabkan kerugian pada konsumen dan/atau lembaga
jasa keuangan sebagai akibat dari pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan.
Memberi pemegang saham informasi perusahaan yang lebih banyak dan lebih baik
adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga kepentingan mereka, dan ini adalah misi
utama dari SEC. Pemegang saham seharusnya diinformasikan sepenuh mungkin
untuk membuat investasi yang sehat. Secara hukum, pemegang saham memiliki hak
untuk mengetahui tentang urusan perusahaan di mana mereka memegang kepemilikan
saham. Mereka yang menghadiri pertemuan tahunan belajar tentang kinerja masa lalu
dan tujuan masa depan melalui pidato yang dibuat oleh pejabat perusahaan dan
dokumen seperti laporan tahunan perusahaan. Mereka yang tidak menghadiri
pertemuan harus sangat bergantung pada laporan tahunan yang dikeluarkan oleh
perusahaan dan pendapat para analis keuangan independen.
Jenis insider trading yang paling terkenal terjadi ketika orang-orang secara tidak
benar mendapatkan kerahasiaan informasi tentang merger yang akan datang dari
perusahaan besar untuk membeli dan menjual saham sebelum merger diumumkan
kepada publik. Baru-baru ini, jenis lain dari perdagangan orang dalam, yang disebut
front-running, telah menjadi lebih umum. Front-runners membeli dan menjual
pesanan untuk saham sebelum bergerak dari investor institusional besar, seperti
reksadana, berdasarkan tip dari informan. Bentuk perdagangan orang dalam ini
seringkali lebih sulit bagi regulator untuk mendeteksi dan mengadili.
Perdagangan orang dalam bertentangan dengan logika yang mendasari pasar
saham: Semua pemegang saham harus memiliki akses ke informasi yang sama
tentang perusahaan. Hukum perdagangan orang dalam adalah penting bagi investor
untuk memiliki kepercayaan penuh pada keadilan mendasar dari pasar saham.
Penegakan hukum insider trading di Indonesia mencakup tiga hal, yaitu penegakan
secara adminnistratif, perdata, dan pidana. Pada dasarnya UU Pasar Modal telah
meletakkan landasan bagi penegakan hukum sebagai bentuk perlindungan untuk
setiap pelanggaran terhadap kegiatan pasar modal, yakni adanya sanksi administratif
(Pasal 102 UUPM), sanksi pidana (pasal 103-110 UUPM), tuntutan ganti kerugian
secara perdata (Pasal 111 UUPM).