Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dwi Gita Noramalia

NPM : 1911031067
Mata Kuliah : Corporate Governance
Jurusan : S1 Akuntansi - Konversi
Hari, tanggal : Rabu, 13 Oktober 2021

RESUME BAB 7
HAK PEMEGANG SAHAM

A. Ketentuan Umum Hak Pemegang Saham

1. Alasan Menjadi Pemegang Saham

Kontrol
Saham memberi investor kesempatan untuk mengendalikan perusahaan secara legal dan
mempengaruhi pengambilan keputusan dengan mencalonkan direktur dan, mungkin,
manajemen. semakin besar jumlah hak suara yang dimiliki pemegang saham, semakin
besar pengaruh yang dimilikinya.

Dividen
Dividen memainkan peran penting dalam keputusan untuk berinvestasi. Pembayaran
dividen secara teratur, terutama jika investor memegang portofolio saham, dapat
menghasilkan arus kas yang dapat diprediksi.

Keuntungan Modal
Investor membeli saham untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan modal. Tidak
seperti dividen, saham perlu dijual untuk merealisasikan keuntungan yang diwakili oleh
kenaikan harga saham.

2. Klasifikasi Saham

A. Saham Biasa:
Pemilik saham biasa memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan perusahaan di Indonesia, saham biasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Hak suara untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang
berkaitan dengan pengurusan Perseroan;
2. Hak untuk menerima dividen yang dialokasikan; dan
3. Hak untuk menerima sisa kekayaan dalam likuidasi.

B. Saham Pilihan
Saham preferen atau saham istimewa merupakan jenis saham yang memberikan
pendapatan tetap berbentuk dividen. Bentuk dari saham preferen adalah surat berharga
komersial yang dijual oleh perusahaan saham. Dalam Pasal 53 ICL diatur bahwa dalam
hal perseroan menerbitkan lebih dari 1 (satu) kelas saham, maka AO akan menetapkan
salah satunya sebagai saham biasa.

ICL membedakan saham preferen sesuai dengan hak spesifik yang mereka berikan.
Saham preferen termasuk saham jenis seperti yang dijelaskan di bawah ini:
 Berbagi dengan hak suara atau tanpa hak suara;
 Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris;
 Saham yang setelah jangka waktu tertentu akan ditarik kembali atau ditukar dengan
beberapa klasifikasi saham lainnya;
 Saham-saham yang memberikan kepada pemegangnya hak untuk didahulukan atas
pemegang saham dengan klasifikasi lain dalam menerima dividen dalam pembagian
dividen secara kumulatif atau non-kumulatif;
 Saham-saham yang memberikan kepada pemegangnya hak untuk didahulukan atas
pemegang saham dengan klasifikasi lain dalam menerima jatah sisa kekayaan Perseroan
dalam likuidasi

3. Jenis Hak Pemegang Saham

ICL membedakan antara hak pemegang saham individu dan hak yang dimiliki secara
kolektif oleh sekelompok pemegang saham. Hak pemegang saham juga dapat dibedakan
menurut sifatnya.

Berikut ini Sifat Dua Sisi Hak Pemegang Saham :

Individu Kolektif
Berdasarkan keadaan tertentu Umum
Diperlukan oleh undang-undang Opsional
Dapat dipindahtangankan Tidak dapat dipindahtangankan

Berdasarkan jenis saham dan persentase saham yang dimiliki.


Saham biasa:
1. Hak untuk Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS
2. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi
3. Menggunakan hak-hak lain di bawah ICL

Saham Pilihan:
1. Hak untuk Berbagi dengan hak suara atau tanpa hak suara
2. Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris
3. Saham yang dalam jangka waktu tertentu akan ditarik kembali atau ditukar
dengan beberapa klasifikasi saham lainnya
4. Saham yang memberikan kepada pemegangnya hak untuk didahulukan atas
pemegang saham dengan klasifikasi lain dalam menerima dividen dalam
pembagian dividen secara kumulatif atau nonkumulatif
5. Saham-saham yang memberikan kepada pemegangnya hak untuk didahulukan
atas pemegang saham dengan klasifikasi lain dalam menerima jatah sisa kekayaan
Perseroan dalam likuidasi

Kode CG Indonesia memiliki ketentuan kode tentang Hak Pemegang Saham dan Fungsi
Kepemilikan Kunci, yaitu:

1. Hak-hak pemegang saham harus dilindungi dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan anggaran dasar perseroan. Hak-hak pemegang saham pada
pokoknya meliputi:
A. Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam
Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan ketentuan bahwa satu saham
memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu suara;
B. Hak untuk memperoleh informasi mengenai perseroan secara tepat waktu,
layak dan teratur, kecuali yang menyangkut hal-hal yang bersifat rahasia,
sehingga pemegang saham dapat mengambil keputusan sehubungan dengan
penanaman modalnya pada perseroan berdasarkan informasi yang akurat.
C. Hak untuk menerima bagian keuntungan yang diperuntukkan bagi pemegang
saham dalam bentuk dividen dan bagi hasil lainnya, sebanding dengan saham
yang dimiliki;
D. Hak untuk memperoleh penjelasan yang lengkap dan informasi yang akurat
mengenai tata cara yang harus dipenuhi sehubungan dengan
diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham agar pemegang saham
dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, termasuk yang
mempengaruhi keberadaan perseroan dan hak-hak para pemegang saham;
E. Dalam hal terdapat lebih dari satu jenis dan klasifikasi saham dalam suatu
perseroan, maka: (i) setiap pemegang saham berhak mengeluarkan suara
sesuai dengan jenis, klasifikasi dan jumlah saham yang dimiliki; dan (ii) setiap
pemegang saham berhak memperoleh perlakuan yang adil berdasarkan jenis
dan klasifikasi saham yang dimilikinya.

2. Para pemegang saham sebagai pemilik modal saham bertanggung jawab untuk
memperhatikan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perseroan.
Tanggung jawab seorang pemegang saham meliputi:
A. Pemegang saham pengendali wajib:
(i) memperhatikan kepentingan pemegang saham minoritas dan
pemangku kepentingan lainnya sesuai dengan peraturan
perundangundangan; dan
(ii) mengungkapkan informasi mengenai pemegang saham utama
perusahaan kepada aparat penegak hukum, dalam hal diduga terjadi
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, atau apabila
diminta oleh instansi yang berwenang;
B. Pemegang saham minoritas bertanggung jawab untuk melaksanakan haknya
dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran
dasar;
C. Sebagai pemegang saham harus:
(i) memisahkan kekayaan perusahaan dari kekayaan pribadinya; dan
(ii) memisahkan fungsinya sebagai pemegang saham dari sebagai anggota
Dewan Komisaris atau Direksi, yaitu pemegang saham menduduki
jabatan pada salah satu dari dua organ tersebut;
D. Dalam hal seorang pemegang saham menjadi pemegang saham pengendali di
beberapa perusahaan, maka akuntabilitas dan hubungan antar perusahaan
perlu dilakukan secara jelas.

B. Hak Khusus Pemegang Saham

1. Hak untuk Memilih

Pemegang saham dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan perusahaan melalui


hak suaranya dalam RUPS. Hal-hal penting yang menjadi kewenangan pemungutan suara
dalam RUPS antara lain:
i) perubahan AoA perusahaan;
ii) strategi pengembangan perusahaan;
iii) otorisasi saham tambahan; pemilihan atau pemberhentian Dewan Komisaris dan
Direksi;
iv) transaksi luar biasa seperti investasi atau penjualan aset yang setara dengan 50%
atau lebih dari total aset perusahaan;
v) persetujuan dividen dan laporan keuangan tahunan; dan
vi) reorganisasi atau resolusi perusahaan.

2. Hak Banding Atas Keputusan Rapat Umum Pemegang saham


Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap Perseroan ke Pengadilan
Negeri apabila menderita kerugian akibat tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil
dan tidak wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, dan/ atau Dewan Komisaris.

3. Hak untuk Menerima Informasi tentang Perusahaan


Setiap pemegang saham berhak :
 Memeriksa daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS.
 Memperoleh keterangan yang berkaitan dengan perseroan dari Direksi dan/atau
Dewan Komisaris sepanjang berhubungan dengan mata acara dan tidak bertentangan
dengan kepentingan perseroan.
 Meminta salinan bahan kepada perusahaan dalam RUPS.
AoA dan peraturan internal harus menetapkan prosedur yang harus diikuti oleh
perusahaan dan pemegang saham untuk distribusi informasi dan dokumen. Hak informasi
pemegang saham biasa dan preferen.
4. Hak untuk Memindahkan Saham Secara Bebas
Saham merupakan barang bergerak dan pemegang saham bebas untuk mengalihkan
sahamnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar perusahaan. Kecuali untuk
pemungutan suara saham preferen dan saham yang diambil oleh pemegang saham pendiri
pada pendirian perusahaan, pemilik saham biasa dan saham preferen memiliki hak untuk
dengan bebas mengalihkan sahamnya kepada pemegang saham lain dan orang lain yang
bukan pemegang saham perusahaan. Mereka dapat menjual sahamnya kapan saja dan
dengan harga berapa pun, tanpa persetujuan, atau hak memesan efek terlebih dahulu dari,
perusahaan dan pemegang saham lainnya.

5. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu


Dalam hal anggaran dasar mengamanatkan bahwa pemegang saham penjual terlebih
dahulu menawarkan sahamnya kepada pemegang saham dengan klasifikasi tertentu.

 Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari mengatakan sejak tanggal penawaran
dilakukan ternyata pemegang saham tersebut telah tidak melakukan pembelian,
pemegang saham penjual dapat menawarkan dan menjual sahamnya kepada pihak
ketiga.
 Setelah lewatnya jangka waktu 30 (tiga puluh) hari tersebut, setiap pemegang saham
penjual yang terpaksa menawarkan saham berhak untuk menarik kembali penawaran
tersebut.

6. Hak Menuntut Pelunasan Saham


Setiap pemegang saham berhak meminta kepada perseroan agar saham pemegang saham
tersebut dibeli dengan harga yang wajar. Jika pemegang saham yang bersangkutan tidak
menyetujui tindakan perseroan yang merugikan pemegang saham atau perseroan tersebut,
berupa:
1) Amandemen AoA;
2) Pengalihan atau penjaminan kekayaan perseroan yang nilainya lebih dari 50% (lima
puluh persen) dari kekayaan bersih perseroan; atau
3) Merger, Konsolidasi, Akuisisi atau Demerger.

7. Hak Pemegang Saham Selama Likuidasi Perseroan


Pemegang saham adalah penuntut sisa ketika sebuah perusahaan dilikuidasi, yaitu mereka
akan menerima sebagian dari aset yang tersisa setelah klaim kreditur dipenuhi. Pemilik
saham biasa memiliki hak untuk menerima bagian dari kekayaan perusahaan secara
proporsional dengan kepemilikannya di perusahaan setelah perusahaan membayar
kreditur dan pemegang saham kelas lain sesuai dengan undang-undang.

Selama likuidasi, perusahaan pertama-tama harus memenuhi penuntut prioritasnya


(biasanya biaya likuidasi dan administrasi, gaji, upah, tunjangan karyawan dan pajak),
dan kemudian kewajiban kepada kreditur. Akhirnya, likuidator membagi aset yang tersisa
di antara para pemegang saham mengikuti urutan prioritas tertentu:
1) Saham preferen yang dapat ditukarkan
2) Dividen saham preferen
3) Pemungutan suara saham preferen dan saham biasa.
Aset perusahaan harus dibagikan kepada masing-masing kelompok sesuai urutan
prioritas. Misalnya, perusahaan tidak dapat membayar nilai likuidasi saham preferen
sampai perusahaan tersebut membayar penuh nilai likuidasi saham prioritas yang lebih
tinggi. Jika perusahaan tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar semua
pemegang saham dari kelas prioritas yang sama, maka aset tersebut harus dibagikan
secara proporsional dengan jumlah saham di kelas tersebut.

8. Hak Meninjau Daftar Pemegang Saham


Daftar pemegang saham dibuat berdasarkan tanggal penetapan pemegang saham dengan
menggunakan kutipan dari Buku Daftar Pemegang Saham. Setiap pemegang saham
berhak untuk memeriksa, mencari, mengekstrak dan menyalin daftar pemegang saham,
untuk meminta perubahan informasi yang tidak benar atau penambahan informasi yang
diperlukan.

9. Hak untuk Mengajukan Tuntutan Atas Nama Perusahaan


ICL pada prinsipnya memperkenalkan hak pemegang saham untuk meminta
pengadilanmembatalkan keputusan RUPS.Setiap pemegang saham berhak mengajukan
gugatan terhadap Perseroan di pengadilan negeri apabila pemegang saham tersebut
dirugikan oleh tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan tidak wajar sebagai
akibat keputusan RUPS, Direksi dan/atau DewanKomisaris.

10. Hak Menerima Dividen


Salah satu hak penting pemegang saham adalah menerima dividen. Direksi membuat
usulan mengenai pay-out ratio untuk setiap golongan saham dan menyampaikannya
kepada RUPS untuk mendapatkan persetujuan.Untuk perusahaan yang terdaftar,
keputusan akhir secara eksklusif dipegang oleh RUPS yang tidak bolehlebih tinggi dari
tarif yang diusulkan oleh Dewan. Dividen dapat dilakukan secara tunai atau dalam
bentuksaham biasa.Seluruh laba bersih setelah dipotong untuk disisihkan sebagai
cadangan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen kecuali ditentukan
lain dalam RUPS.

11. Hak Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham


Pasal 79 ICL mengatur bahwa RUPS dapat diselenggarakan atas permintaan 1 (satu) atau
lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali jika AoA menentukan jumlah yang
lebih kecil dan permintaan tersebut disampaikan kepada Direksi dengan Surat Tercatat
disertai dengan alasannya.

12. Hak untuk Mencalonkan Calon Terpilih Sebagai Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi
Anggota Direksi dan Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS. Dalam praktiknya,
pemegang saham mayoritas sering mengontrol pemilihan dan pemberhentian anggota
dewan.
C. Negara sebagai Pemegang Saham

1. Negara sebagai Pemegang Saham Biasa


Dalam hal ini pengaruh negara dalam suatu perusahaan ditentukan oleh persentase saham
yang dimiliki.
2. Negara sebagai Pemegang Hak Istimewa
Kerangka peraturan di Indonesia tidak memberikan ketentuan apapun mengenai hal ini.
3. Melaksanakan Hak Negara sebagai Pemegang Saham
Dalam hal seluruh saham Perseroan Terbatas (Persero) dimiliki oleh negara, maka
Menkumham bertindak dalam kedudukannya sebagai pemegang saham, sedangkan dalam
hal tidak seluruh saham Persero dimiliki oleh negara. Oleh negara, maka Kemenkumham
bertindak sebagai pemegang saham. Menkumham dapat memberikan kuasa kepada orang
pribadi atau badan hukum dengan hak substitusi untuk mewakilinya dalam RUPS, yang
berwenang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Menkumham mengenai:
a. Perubahan jumlah modal;
b. Amandemen AoA;
c. Pemanfaatan keuntungan yang direncanakan;
d. penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pembubaran Persero;
e. Investasi dan pembiayaan jangka panjang;
f. Kerjasama Persero;
g. Pembentukan anak perusahaan atau penyertaan;
h. Pemindahan aset.

D. Daftar Pemegang Saham


Daftar pemegang saham adalah dokumen penting yang mengidentifikasi pemegang
saham dan pemilik sekuritas terdaftar lainnya dari perusahaan. Ini dapat digunakan untuk
memverifikasi jumlah, nilai nominal, jenis, dan kelas saham dan efek terdaftar lainnya
yang dimiliki. Daftar pemegang saham juga dipelihara untuk mengamankan hak
pemegang saham dan untuk memantau peredaran saham dan sekuritas terdaftar lainnya.

1. Daftar Saham Perseroan - Buku Daftar Pemegang Saham


Perseroan wajib membuat dan memelihara buku daftar pemegang saham sejak tanggal
diberikannya tanda daftar usaha. Buku semacam itu mungkin dalam bentuk tertulis,
dalam file elektronik, atau keduanya. Buku daftar pemegang saham paling sedikit
memuat :
a) nama dan alamat pemegang saham;
b) nomor, nomor urut, dan tanggal perolehan saham yang dimiliki oleh pemegang saham
dan klasifikasinya dalam hal telah diterbitkan lebih dari satu klasifikasi saham;
c) Jumlah yang disetor untuk setiap saham;
d) nama dan alamat orang pribadi atau badan hukum yang menggadaikan saham atau
penerima jaminan fidusia atas saham dan tanggal perolehan gadai atau pendaftaran
jaminan fidusia;
e) Keterangan saham yang telah disetor dalam bentuk lain.
Buku daftar pemegang saham wajib disimpan di kantor pusat perseroan. Semua
pemegang saham berhak untuk memeriksa, merujuk, mengekstrak dan menyalin isi buku
daftar pemegang saham setiap saat selama jam kerja perusahaan
2. Pendaftaran untuk Memperoleh Pernyataan Efektif
Berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia, perusahaan yang akan
melakukan penawaran umum harus terlebih dahulu mengajukan prospektus kepada OJK.
Prospektus harus memuat rincian dan fakta material mengenai penawaran umum yang
dapat mempengaruhi keputusan investor. Termasuk di dalamnya uraian tentang struktur
permodalan, sebelum dan sesudah penawaran umum yang meliputi uraian kepemilikan
oleh pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih, serta direksi dan komisaris (jumlah
saham, nilai nominal dan persentase).

Selain itu, bagi perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannya telah efektif wajib
menyampaikan laporan tahunan kepada OJK paling lambat 4 (empat) bulan setelah tanggal
laporan tahunan. Informasi mengenai pemegang saham yang sama dengan atau lebih dari
5% (lima persen) kepemilikan saham emiten atau perusahaan publik, direktur dan
komisaris yang memiliki saham emiten atau perusahaan publik dan kelompok pemegang
saham publik yang memiliki kurang dari 5% ( lima persen) saham emiten atau perusahaan
publik wajib dicantumkan dalam laporan tahunan.

3. Pendaftaran dengan Business Registrasi


Tujuan Daftar Perusahaan adalah untuk mencatat setiap informasi material perusahaan dan
merupakan sumber informasi resmi bagi semua pihak yang berkepentingan mengenai
identitas, data, dan informasi lain tentang perusahaan dalam rangka menjamin kepastian
usaha. Daftar mencakup data tentang struktur kepemilikan saham perusahaan (yaitu modal
dasar, jumlah dan nilai nominal setiap saham dan jumlah modal ditempatkan dan disetor).

E. Perlindungan Hak Pemegang Saham


Perlindungan hak pemegang saham terletak di pusat tata kelola perusahaan dan sangat
penting bagi perusahaan yang beroperasi di pasar negara berkembang atau ekonomi
transisi. Perlindungan ini diwujudkan baik secara internal (yaitu melalui prosedur internal
perusahaan dan jaminan lain yang diatur oleh ICL dan undang-undang lainnya), dan
secara eksternal (yaitu melalui pihak luar).

1. Jaminan dalam Hukum Perusahaan Indonesia


ICL memberikan banyak jaminan untuk mewujudkan dan melindungi hak-hak pemegang
saham. Beberapa jaminan tersebut bersifat prosedural dan berkaitan dengan
penyelenggaraan RUPS. Lainnya tercermin dalam kewajiban masing-masing badan
pengatur dan pejabat perusahaan, yaitu anggota Dewan Komisaris, Direksi, Direktur
Utama.

2. Perlindungan Peradilan
Tidak menyelenggarakan rapat RUPS yang tidak biasa sesuai dengan permintaan ICL
dalam jangka waktu tertentu, Ketua Direksi dan/atau Dewan Komisaris bertanggung
jawab secara hukum dan mengganti kerugian dan kerugian yang ditimbulkan kepada
perusahaan. Pemegang saham dapat mengajukan permohonan yang meminta Pengadilan
atau arbiter untuk mempertimbangkan dan/atau membatalkan keputusan RUPS dalam
kasus tertentu.
3. Lembaga Swadaya Masyarakat untuk Perlindungan Hak Pemegang Saham.
Kerangka peraturan di Indonesia tidak memberikan ketentuan apapun mengenai hal ini.
Di beberapa negara, LSM memainkan peran penting dalam menekan perusahaan,
terutama perusahaan yang mengabaikan kepentingan pemegang saham. LSM berhak
membantu pemegang saham dengan:
a. Memberikan bantuan hukum untuk mengajukan klaim di pengadilan untuk
melindungi hak-hak pemegang saham.
b. Membentuk dana khusus untuk perlindungan kepentingan pemegang saham.

4. Anggaran Dasar Perusahaan


Perusahaan terbuka harus membangun perangkat tata kelola perusahaan yang rasional
dan sistem komunikasi yang efektif dengan pemegang saham untuk memastikan bahwa:
 Pemegang Saham dapat sepenuhnya menggunakan hak yang diatur oleh undang-
undang dan Anggaran Dasar perusahaan.
 Pemegang saham diperlakukan secara adil.

5. Aktivisme Pemegang Saham dan Aksi Kolektif


Pemegang saham sendiri juga harus berperan dalam proses ini. Pemegang saham
seringkali merupakan satu-satunya pihak yang menyadari pelanggaran terhadap hak-hak
mereka dan berada dalam posisi terbaik untuk mengajukan keluhan kepada perusahaan
atau, pada akhirnya, kepada badan pengatur dan peradilan.

6. Perjanjian Pemegang Saham


Perjanjian pemegang saham, pada prinsipnya, merupakan bentuk kontrak hukum perdata
pribadi. Namun, karena implikasi tata kelola perusahaan mereka, perlu untuk membuat
ketentuan tertentu.
 Pertama, perjanjian pemegang saham tidak dapat menggantikan (atau bertentangan)
dengan dokumen pendirian (AoA) perusahaan.
 Kedua, perlu untuk mencegah bentuk-bentuk penyalahgunaan tersebut di atas
terhadap kemampuan untuk mengontrol hak suara pemegang saham minoritas dengan
melarang pencantuman istilah-istilah tertentu dalam perjanjian tersebut.
 Terakhir, perlu (khususnya untuk perusahaan publik) untuk menyediakan transparansi
kontrol suara yang lebih besar dengan mewajibkan pengungkapan pengaturan
tersebut

F. Tanggung Jawab Pemegang Saham

1. Kewajiban Melakukan Pembayaran Penuh atas Saham yang Dipesannya


Tanggung jawab hukum utama pemegang saham adalah melakukan pembayaran penuh
atas saham untuk saham yang mereka ambil bagian. Paling sedikit 25% (dua puluh lima
persen) dari modal dasar

2. Kewajiban Piutang Hutang dan Kewajiban Lain Perusahaan


Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas hubungan
hukum yang dilakukan atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian
Perseroan melebihi saham yang dimilikinya. Namun ketentuan di atas tidak berlaku jika:
a) Persyaratan Perseroan menjadi badan hukum belum atau tidakdipenuhi;
b) Pemegang saham yang bersangkutan secara langsung atau tidak langsung memanfaatkan
Perseroan dengan itikad buruk untuk kepentingan pribadinya;
c) Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh Perseroan; atau
d) Pemegang saham yang bersangkutan secara langsung atau tidak langsung secara melawan
hukum menggunakan kekayaan Perseroan yang mengakibatkan kekayaan Perseroan
menjadi tidak cukup untuk melunasi hutanghutang Perseroan

3. Kewajiban Lainnya
Pemegang Saham bertanggung jawab untuk mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berlaku, memperhatikan keputusan RUPS dan Direksi,
memberikan alamat yang benar pada saat mendaftar pemesanan saham dan melaksanakan
kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku hukum. Pemegang saham dapat
dimintai pertanggungjawaban meskipun tanggung jawab mereka terbatas. Secara khusus,
ini mengacu pada pemegang saham pengendali yang memiliki kesempatan untuk
menentukan tindakan atau memberikan instruksi wajib kepada perusahaan

Anda mungkin juga menyukai