Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 9

Nama Anggota Kelompok :


1. Havid Aryandika Putra (12)
2. Melania Ammirul Marifah (15)

TUGAS RESUME : Materi Presentasi

OECD PRINCIPLE

“HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SAHAM

MAYORITAS DAN MINORITAS”


Hak Pemegang Saham memiliki landasan hukum yang diatur dalam Undang-
Undang Tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Dalam UUPT pasal 52 ayat 1
disebutkan bahwa saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:

● Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS.

● Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi;

● Menjalankan hak lainnya berdasarkan undang-undang ini.

Hak tersebut berlaku setelah saham dicatat dalam daftar shareholder atas
nama pemiliknya. Setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak
dapat dibagi. Saham yang dimiliki lebih dari satu orang, hak yang timbul dari
saham tersebut digunakan dengan cara menunjuk satu orang sebagai wakil
bersama.

Selain mempunyai hak, shareholder (pemegang saham) juga memiliki


kewajiban. Dalam UU PT Pasal 3 Ayat 1 disampaikan bahwa shareholder
Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas
nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi
saham yang dimiliki. UU PT Pasal 3 Ayat 1 menyatakan bahwa ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila: persyaratan Perseroan
sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi; shareholder yang bersangkutan
baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan
Perseroan untuk kepentingan pribadi; shareholder yang bersangkutan terlibat
dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Perseroan; atau
shareholder yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara
melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang mengakibatkan
kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang Perseroan.

Pemegang dikelompokkan ke dalam beberapa jenis sesuai dengan persentase


saham yang mereka punya, yaitu shareholder, pemegang saham mayoritas, dan
pemegang saham minoritas. Berikut penjelasan lebih detailnya: Shareholder
merupakan pihak perorangan, perusahaan, atau lembaga yang memiliki setidaknya
satu saham di suatu perusahaan. Dalam hal ini, nama pemegang saham diterbitkan
dalam surat saham. Sebuah perusahaan, baik publik maupun swasta bisa
menerbitkan surat saham tersebut. Shareholder bisa mendapatkan profit berupa
peningkatan nilai saham atau dividen dari keuntungan perusahaan. Pemegang
saham juga dapat mengalami kerugian, bila harga saham perusahaan turun. 

Pemegang Saham Mayoritas; Selain shareholder, dikenal pula jenis pemegang


saham mayoritas. Pemegang saham ini memiliki lebih dari setengah saham
perusahaan, karena itu memiliki pengaruh yang kuat dan dapat mengendalikan
perusahaan.

Pemegang Saham Minoritas; Sementara itu, pemegang saham minoritas adalah


yang memiliki kurang dari 50 persen saham perusahaan. Pengaruh pemegang
saham minoritas sangat kecil terhadap operasional perusahaan.

Merujuk kepada ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun


2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”) khususnya:

• Kewenangan PS dalam mengajukan gugatan terhadap perseroan apabila


dirugikan sebagai akibat dari keputusan RUPS, Direksi dan/atau Dewan
Komisaris (Vide Pasal 61 [1] UUPT)

• Kewenangan PS dalam meminta kepada Persero agar sahamnya dapat


dibeli kembali akibat tidak setujunya PS terhadap tindakan perseroan
tentang perubahan AD, pengalihan atau penjaminan kekayaan perseroan
yang nilainya lebih dari 50 % dan penggabungan, peleburan,
pengambilalihan atau pemisahan (Vide Pasal 62 UUPT).

• Kewenangan PS untuk diselengarakannya RUPS, tanpa kewenangan


memutuskan diadakannya RUPS (Vide Pasal 79 ayat [2] UUPT)

• Kewenangan untuk mewakili perseroan untuk mengajukan gugatan


terhadap anggota direksi yang menyebabkan kerugian perseroan (Vide
Pasal 114 ayat [6] UUPT)

• Kewenangan PS untuk dilakukannya audit terhadap perseroan, atas dugaan


terjadinya Perbuatan Melawan Hukum yang merugikan yang dilakukan
oleh Perseroan, Direksi atau komisaris. (Vide Pasal 138 ayat [3] UUPT)

• Kewenangan PS untuk mengajukan permohonan pembubaran perseroan


(Vide Pasal 144 ayat [1] UUPT) 

SECARA HUKUM; Berdasarkan pemahaman dari Pasal 27 UU No. 5/1999,


maksud dari kepemilikan saham mayoritas pada beberapa perusahaan yang
memiliki kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan adalah kepemilikan
saham dalam suatu perusahaan yang mengakibatkan pemegang saham tersebut
memegang kendali atas manajemen dan penentuan arah, strategi, dan jalannya
kegiatan usaha, termasuk tetapi tidak terbatas pada pembagian keuntungan, dan
tindakan korporasi seperti penyertaan modal,penggabungan,peleburan, dan atau
pengambil-alihan. Yang perlu diperhatikan adalah cara bagaimana dia memiliki
saham tersebut sehingga menjadi pengendali dan cara bagaimana dia
menggunakannya

UU No. 5 Tahun 1999 telah mengantisipasi hal ini dengan melarang


adanya kepemilikan saham mayoritas dalam, atau pendirian, beberapa perusahaan
yang melakukan kegiatan usaha yang sama, jika hal tersebut menimbulkan adanya
penguasaan pasar oleh satu pelaku usaha atau lebih, oleh kelompok pelaku usaha
atau oleh beberapa kelompok usaha, karena keadaan tersebut mempunyai potensi
menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Berdasarkan pemahaman tersebut,
cakupan dasar penerapan Pasal 27 adalah kepemilikan saham mayoritas pada
beberapa perusahaan yang berbentuk badan hukum, yang mengenal konsep
kepemilikan saham, yaitu perseroan terbatas atau pendirian beberapa perusahaan
dalam arti luas , yaitu meliputi segala jenis badan usaha, termasuk yang tidak
berbadan hukum.

SECARA UNSUR; Kepemilikan saham mayoritas adalah bentuk penguasaan


terhadap bagian modal perusahaan yang berakibat bahwa pemegang saham yang
bersangkutan memegang kendali terhadap manajemen, penentuan arah, strategi,
dan kebijakan perusahaan termasuk tapi tidak terbatas pada kebijakan
pengambilan tindakan korporasi (corporate actions), penentuan direksi/komisaris,
pelaksanaan hak veto, akses terhadap informasi sensitif (private information),
pembagian keuntungan, penggabungan, peleburan, dan atau pengambilalihan.
Kepemilikan saham minoritas dilakukan dengan berbagai instrumen hukum, maka
perwujudan unsur fairness antar pemegang saham, khususnya antar pemegang
saham dalam klasifikasi yang sama

OECD PRINCIPLE HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SAHAM; OECD


(Organization for Economic Cooperation & Development) adalah organisasi
untuk kerjasama ekonomi dan pembangunan, didirikan pada tahun 1948 setelah
Perang Dunia II. OECD adalah sebuah organisasi tingkat negara-negara yang
beranggotakan negara “kaya” dan dipimpin oleh Amerika Serikat dan Eropa.
OECD menyatakan diri bahwa mereka adalah sebuah organisasi internasional
yang ditujukan bagi negara-negara berkembang yang menerima prinsip-prinsip
demokrasi perwakilan dan pasar ekonomi bebas. Menurut OECD Terdapat enam
elemen penerapan GCG sebagai berikut

• Ensuring the Basis for an Effective Corporate Governance Framework


• The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions

• The Equitable Treatment of Shareholders

• The Role of Stakeholders in Corporate Governance

• Disclosure and Transparency

• The Responsibilities of the Board

Prinsip-prinsip OECD 2004 mengenai coporate governance ini menjadi acuan


masyarakat internasional dalam pengembangan corporate governance, namun
OECD menjelaskan tidak satu modal pengembangan corporate governance yang
cocok untuk semua negara, masing-masing negara memiliki karakteristik yang
berbeda. Salah satu contoh adalah perbedaan sistem yang digunakan dalam
perusahaan. Beberapa negara menggunakan one tier system dimana pengawas
perusahaan disebut “Board” dan pengurus perusahaan disebut “Key Executives”.
Sementara itu banyak juga negara yang menggunakan two tier system dimana
pengawasan perusahaan dilakukan oleh “Board of Commisoner” dan pengurusan
perusahaan dilakukan oleh “Directors”. Oleh karena itu, penerjemahan yang
dilakukan dalam studi ini adalah mengikuti sistem dimana Indonesia
menggunakan two tier system, sehingga istilah “Board”dalam OECD diartikan
sebagai “Dewan Komisaris, dan “Key Executives” sebagai “Direksi”. Secara
umum terdapat enam prinsip corporate governance dalam Prinsip-prinsip OECD
2004 mengenai coporate governance. Keenam prinsip ini menjelaskan hal-hal
yang mencakup:

• Kerangka dasar corporate governance

• Hak pemegang saham

• Kesetaraan perlakuan pemegang saham

• Peranan stakeholders

• Keterbukaan dan transparansi

• tanggung jawab dewan komisaris

Menurut OECD Good Corporate Governance Principles, ada 6 hak pemegang


saham yaitu;

1. Metode yang aman untuk registrasi kepemilikan

2. Transfer saham

3. Mendapatkan Informasi yang relevan dan material mengenai perusahaan


tepatwaktu dan secara reguler
4. Berpartisipasi dan memberikan suara di RUPS

5. Memilih dan mengganti anggota dewan

6. Memperoleh bagian atas laba perusahaan

Sementara Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) mengeluarkan 4 hak


Pemegang Saham yaitu;

1) Hak untuk menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS

2) Hak untuk memperoleh Informasi mengenai perusahaan secara tepat


waktu,benar dan teratur, kecuali hal-hal bersifat rahasia.

3) Hak untuk menerima bagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan


bagi pemegang saham dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan lainnya

4) Hak untuk memperoleh penjelasan lengkap dan informasi yang akurat


mengenai prosedur yang harus dipenuhi berkenaan dengan penyelenggaraan
RUPS

5) Dalam hal terdapat lebih dari satu jenis dan klasifikasi saham dalam perusahaan

Maka (i) setiap pemegang saham berhak mengeluarkan suara sesuai dengan
jenis, klasifikasi, dan jumlah saham yang dimiliki, dan (ii) setiap pemegang saham
berhak untuk diperlakukan setara berdasarkan jenis dan klasifikasi saham yang
dimilikinya. Keterkaitan dengan peraturan di Indonesia;

● Hak untuk metode yang aman untuk registrasi kepemilikan. Dalam UU


Perseroan Terbatas (UU PT) ps 50 bahwa direksi wajib menyimpan daftar
pemegang saham. Peraturan Bapepam-LK No X.H

● Mengatur kebijakan Biro Administrasi Efek dan Emiten untuk


mengadministrasi, menyimpan danmemelihara catatan, pembukuan, data,
dan keterangan tertulis yang berhubungan dengan pemegang saham.

● Hak untuk mentransfer saham Tidak terdapat aturan yang melarang


pemegang saham untuk mentrasfer sahamnyake pihak lain. Pemblokiran
rek efek hanya dapat dilakukan oleh lembaga penyimpanan dan
penyelesaian atas perintah tertulis dari bapepam atau berdasarkan
permintaan tertulis dari Kapolda

● Hak untuk mendapat informasi yang relevan dan material tentang


perusahaan secara tepat waktu. Banyak informasi tentang perusahaan sob,
diantarany adalah aksi korporasi untukmerger dan akuisisi, transaksi yang
material, RUPS.
Perubahan struktur saham, dll.Investor harus dikabarin. Kabar ini harus
disampaikan dalam surat kabar Indonesia dan salah satunya berperedaran
nasional. Hak untuk berpartisipasi dan memberikan suara di RUPS Pasal 52 UU
PT menyebutkan bahwa Pemegang Saham berhak hadir di RUPS Hak untuk
memilih dan mengganti BOD dan BOC Hak ini tertuang dalam pasal 94 dan 111
UU PT Hak untuk memperoleh bagian atas laba perusahaan Pasal 52 UU PT
menjelaskan tentang hak atas dividen bagi Pemegang Saham.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/5264229/STUDI_PENERAPAN_PRINSIP_PRIN
SIP_OECD_2004_DALAM_PERATURAN_BAPEPAM_MENGENAI_CO
RPORATE_GOVERNANCE

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt51b145f3c7171/perlindu
ngan-hukum-bagi-pemegang-saham-minoritas

https://www.scribd.com/document/357260348/OECD-Principle-of-Corporate

https://lifepal.co.id/media/pemegang-saham/

Anda mungkin juga menyukai