g. Perkembangan Keluarga
Setiap tahap perkembangan membutuhkan tugas atau fungsi keluarga agar
dapat melalui tahap tersebut dengan sukses. Tiap individu mempunyai tugas-tugas
perkembangan yang harus mereka capai agar mereka merasa puas selama tahap
perkembangan dan agar mereka mampu beralih ke tahap berikutnya dengan berhasil.
Setiap tahap perkembangan keluarga pun punya tugas-tugas perkembangan yang
spesifik.
Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai
oleh keluarga selama setiap tahap perkembangan sehingga dapat memenuhi:
1) Kebutuhan biologis keluarga
2) Imperatif budaya keluarga
3) Aspirasi serta nilai-nilai keluarga.
a) Tahap I : pasangan baru (begining family)
Tahap perkembangan keluarga dengan pasangan beru menikah berawal
dari perkawinan sepasang anak adam menandai bermulanya sebuah keluarga
baru. Keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga
asal atau status lajang kehubungan baru yang intim. Masing-masing belajar
hidup bersama serta baradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya,
misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pagi, dan sebagainya. Tugas
perkembangan tahap ini diantaranya :
a. Menciptakan sebuah perkawinan yang saling memuaskan Pada saat dua
orang diikat dalam ikatan pernikahan, perhatian awal mereka adalah
menyiapkan suatu kehidupan bersama yang baru. Pasangan harus saling
menyesuaikan diri terhadap banyak hal kecil yang bersifat rutinitas.
Misalnya, mereka harus mengembangkan rutinitas untuk makan, tidur,
bangun pagi, membersihkan rumah, menggunakan kamar mandi
bergantian, mencari rekreasi, dan sebagainya.namun banyak 21 pasangan
mangalami masalah-masalah penyesuaian seksual, sering kali disebabkan
oleh ketidaktahuan dan informasi yang salah yang mengakibatkan
kekecewaan dan harapan-harapan yang tidak realistis.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial
Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis (membina
hubungan dengan keluarga pasangan, mertua, saudara ipar, dan lain-lain).
Bersamaan dengan itu, mereka menjadi anggota dari tiga keluarga, yaitu
menjadi anggota keluarga dari keluarga asal masing-masing, pada saat
yang sama keluarga mereka sendiri baru saja terbentuk. Pasangan tersebut
menghadapi tugas-tugas memisahkan diri dari keluarga asal mereka dan
mengupayakan berbagai hubungan dengan orang tua mereka, sanak
saudara, dan dengan ipar-ipar mereka karena loyalitas utama mereka harus
diubah untuk kepentingan hubungan perkawinan mereka. Bagi pasangan
tersebut, hal ini menuntut pembentukan hubungan baru dengan setiap
orang tua masing-masing, yaitu hubungan yang tidak hanya
memungkinkan dukungan dan kenikmatan satu sama lain, tapi juga
otonomi yang melindungi pasangan baru tersebut daricampur tangan pihak
luar yang mungkin dapat merusak kesejahteraan perkawinan yang bahagia.
c. Mendiskusikan rencana mempunyai anak (menjadi orang tua) keingina
untuk memiliki anak dan menentuan waktu untuk hamil merupaka suatu
keputusan keluarga yang sangat penting. Dalam friedman 2003
menekankan pentingnya pertimbangan semua rencana kehamilan keluarga
ketika seseorang bekerja dibidang keperawtan maternitas. Tipe keprawatan
kesehatan yang didapat keluarga sebagai subuah unit selama masa 22
prenatal sangat memengaruhi kemampuan keluarga dalam mengatasi
perubahan-perubahan yang luar biasa secara efektif setelah kelahiran bayi.
Masalah yang terjadi pada tahap ini: Masalah-masalah utama yang terjadi
pada tahap ini adalah penyesuaian seksuan dan peran perkawinan,
penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan dan konseling
prenatal dan komunikasi. Kurangnya informasi sering kali mengakibatkan
masalah-masalah seksual dan emosional, ketakutan, rasa bersalah,
kehamilan yang tidak direncanakan, dan penyakit-penyakit kehamilan
sebelum ataupun sesudah perkawinan.
b) Tahap II : keluarga “ child-bearing” (kelahiran anak pertama)
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama berlanjut sampai
anak pertama berusia 30 bulan. Kedatangan bayi dalam rumah tangga
menciptakan perubahan-perubahan bagi anggota keluarga dan setiap
kumpulan hubungan. kehamilan dan kelahiran bayi perlu disiapkan oleh
pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting
diantaranya.
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarag : peran, interaksi, hubungan
seksual, dan kegiatan
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan pasangan. Masalah yang
terjadi pada tahap ini: Suami merasa diabaikan oleh sang istri. Kelahiran
bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga sehingga
pasangan harus beradaptasi dengan perannya dalam memenuhi kebutuhan
bayi.
b. Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan hipertensi daripada wanita. Hipertensi
berdasarkan kelompok ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada
wanita seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan),
depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pria lebih berhubungan dengan
kurang nyaman dengan pekerjaan dan pengangguran.
c. Genetik (Keturunan)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menye-babkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium.
Individu yang memiliki orang tua dengan hipertensi berisiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi.
c. Obesitas
Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko dari beberapa
penyakit degenerasi dan metabolit. Lemak tubuh, khususnya lemak pada perut
berhubungan erat dengan hipertensi. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi karena beberapa sebab. Semakin besar massa tubuh maka semakin banyak
darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini
berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat
sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri.
Obesitas juga merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner dan
merupakan faktor risiko independen yang artinya tidak dapat dipengaruhi oleh faktor
risiko lain.
d. Kurang Olahraga
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi karena
olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada
hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya
obesitas dan jika asupan garam juga bertambah maka akan memu-dahkan terjadinya
hipertensi.
e. Stres Emosional
Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Meskipun dapat dikatakan
bahwa stres emosional benar-benar meninggikan tekanan darah untuk jangka waktu
yang sing-kat, reaksi tersebut lenyap kembali seiring dengan menghilangnya
penyebab stres. Yang menjadi masalah adalah jika stres bersifat permanen, maka
seseorang akan mengalami hipertensi terus-menerus sehingga stres menjadi suatu
resiko. Kemarahan yang ditekan dapat meningkatkan tekanan darah karena ada
pelepasan adrenalin tambahan oleh kelenjar adrenal yang terus-menerus dirangsang.
Penyebab hipertensi pada orang lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan
pada :
1) Elastisitas dinding aorta menurun.
2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun
4) 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa
darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
5) Kehilangan elastisitas pembuluh darah
6) Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi.
7) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
5. Anatomi dan Fisiologi
a. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas kanannya
terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis kelima kiri pada
linea midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
1) Atas : pembuluh darah besar
2) Bawah : diafragma
3) Setiap sisi : paru
4) Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
b. Arteri
Arteri adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ.
Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan
elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah yang terdiri
dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil
memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu
organ).
Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut darah dari jantung
ke jaringan. Aorta diameternya sekitar 25mm(1 inci) memiliki banyak sekali cabang
yang pada gilirannya tebagi lagi menjadi pembuluh yang lebih kecil yaitu arteri dan
arteriol, yang berukuran 4mm (0,16 inci) saat mereka mencapai jaringan. Arteriol
mempunyai diameter yang lebih kecil kira-kira 30 µm. Fungsi arteri menditribusikan
darah teroksigenasi dari sisi kiri jantung ke jaringan.
Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic yang
terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1) Tunika intima. Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan dengan darah dan
terdiri dari jaringan endotel.
2) Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastic
dan termasuk otot polos.
3) Tunika Eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri dari jaringan
ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri (Syaifuddin, 2006).
c. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot
dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter
pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ
berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat.
d. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan langsung
dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka
pembuluh darah utama.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Dindingnya terdiri dari
suatu lapisan endotel. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Fungsinya mengambil hasil-
hasil dari kelenjar, menyaring darah yang terdapat di ginjal, menyerap zat makanan
yang terdapat di usus, alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.
e. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga
sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel
sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami kontak
langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan. Saluran
Limfe mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan kembali cairan limfe ke dalam
darah yang ke luar melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan jaringan.
Pembuluh limfe sebagai jaringan halus yang terdapat di dalam berbagai organ,
terutama dalam vili usus.
f. Vena dan venul
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atau alat-alat
tubuh masuk ke dalam jantung. Vena yang ukurannya besar seperti vena kava dan
vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang yang lebih kecil disebut venolus
yang selanjutnya menjadi kapiler. Fungsi vena membawa darah kotor kecuali vena
pulmonalis, mempunyai dinding tipis, mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang
mengarah ke jantung.
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk oleh
gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara sempurna
satu sama lain. (Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal 110).
6. Pathway
Umur Jenis Kelamin Gaya hidup Obesitas
Hipertensi
Perubahan Struktur
Vasokontriksi
Gangguan Sirkulasi
7. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan
pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada
terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi
natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan
peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti
jantung. ( Suyono, Slamet. 1996 ).
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
A. Pengkajian Umum
Identitas Umum Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
1) Nama :TN. M
2) Umur : 47 Tahun
3) Agama : Islam
4) Suku : Jawa
5) Pendidikan: SLTA/ Sederajat
6) Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)
7) Alamat : Dusun Timur Sungai RT/RW 010/002 Desa Tiris
Kecamatan Tiris Kab. Probolinggo Provinsi. Jawa timur
8) No. Telp: 085715487453
b. Komponen Keluarga
Usia / Hub.
Status
No Nama P/L Tgl Dengan Pendidikan Pekerjaan
kesehatan
Lahir KK
1 Marwadi L 47 th Suami SLTA Pegawai Negeri Sehat
04- sederajat Sipil (PNS)
07-
1973
2 Pipin Eni P 42 th Istri SLTP Mengurusn rumah Sehat
Erfina 28- sederajat tangga
05-
1978
3 Abdur L 22 th Anak SLTP Pelajar/Mahasisw Sehat
Rahman 03- Sederajat a
Sholeh 11-
1998
4 Kartika P 19 th Anak Tamat Pelajar/Mahasisw Sehat
Maharani 20- SD a
12- Sederajat
2001
c. Genogram
3 garis keturunan, contoh kakek nenek dari kedua belah
pihak ayah dan ibu, ayah dan ibu dan terahir anak.
Keterangan :
: Laki - Laki
: Perempuan
⋯∙∙∙
d. Tipe keluarga
1) Keluarga inti ( Karena di dalam rumah tersebut berisi istri,
suami, dan anak )
2) Tidak ada masalah yang terjadi di dalam type keluarga inti Tn.
M
e. Suku bangsa
1) Asal suku bangsa : Jawa
2) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Menurut budaya
keluarga Tn. M bahwa budaya dukun atau orang pintar masih
berlaku. Jadi jika sakit terkadang masih ke dukun / orang pintar.
Tapi juga masih ke pelayanan kesehatan (bidan/perawat terdekat)
f. Agama yang dianut, kegiatan keagamaan dan persepsi terhadap
agama serta Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Agama islam.
Jika mengikuti pengajian, keluarga Tn. M menyiapkan air dan
dibawa saat pengajian tersebut. Karena percaya air itu dapat
membuat sekeluarga sehat karena doa selama pengajian
g. Status sosial dan Ekonomi Keluarga
1) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Suami.
2) Penghasilan : penghasilan suami kerja : 3.500.000/bulan
Digunakan untuk belanja setiap hari kira-kira 50/hari x 30, dan
uang yang di keluarkan Iainnya setiap mgg/ bulan seperti bayar
listrik, air, beli gas, dan belanja lainnya.
3) Harta benda yang dimiliki: kulkas, TV, mesin cuci,
perabot Rumah Tangga, Kebun dll
4) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:Biaya kuliah dan
sekolah anak ,Listrik, PDAM, kebutuhan dapur , dll
1. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini:
Tn. M memiliki 2 anak satu laki – laki dan 1 perempuan. Saat ini
anak pertama keluarga Tn. M berumur 22 tahun, belum menikah
dalam tahap perkembangan (Dewasa) dan anak kedua berumur 19
tahun baru lulus SMA dan memasuki tahap perkembangan Remaja
b. Tahap Keluarga yang Belum Terpenuhi dan Kendalanya:
Tahap perkembangan keluarga Tn. M masih belum terpenuhi
karena Tn. M harus membiayai 2 anak. Anak pertama belum
menikah dan anak kedua baru lulus SMA yang rencana akan
melanjutkan ke jenjang kuliah
c. Riwayat Kesehatan Inti: Riwayat kesehatan keluarga Tn. P
semuanya sehat
1) Bagaimana keluarga terbentuk : (keluarga nuclear)
2) Riwayat keluarga saat ini :anggota keluarga Tn. M sehat
3) Riwayat Penyakit Keturunan
Ayah tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
4) Riwayat masing masing anggota keluarga :
N Nama Umur BB Keadaan Status Masalah Tindaka
o kesehata imunisasi kesehatan n yang
n (BCG, Polio, di
DPT, HB, lakukan
CAMPAK)
1 Tn. M 47 60 Sehat Tidak ada Tidak ada -
tahun kg
2. Pengkajian Keluarga
a. Karakteristik Rurnah
1) Luas rumah :17m2
2) Tiperumah : 45
3) Kepemilikan :Warisan orang tua
4) Jumlah dan ratio kamar: 3 kamar
5) Ventilasijendela : tersedia ventilasi udara di rumah bagian
depan, kamar dan dapur
6) Pemanfaatanruangan : di depan kamar tersedia ruang kosong
yang berisi tv sekaligus ruang keluarga
7) Septic tank : Ada
8) Sumber air : Pdam dan Air Gunung
9) Kamarmandi/WC: Ada
10) Sampah : Di bakar
11) Kebersihan lingkungan : Bersih
12) Denah rumah : rumah menghadap ke utara.
(Gambarkanjelaskan arah utara, timur, barat dan
Kamar 1
selatannya )
Ruang Tamu
U
Ruang
Kamar 2
Keluarga
dan TV
B T
Kamar 3
S
Kamar Dapur
KKKkTttKk
mandi
7. Pemeriksaan Fisik
Jenis
No Nama Anggota Keluarga
Pemeriksaan
c. Nadi 88 87 81 83
d. Pernafasan 20 20 19 21
Abdomen
Inspeksi
12. Auskultasi Normal Normal Normal Normal
Palpasi
Perkusi
2. Diagnosa keperawatan
Problem (P) adalah diagnosa atau P sesuai (NANDA) dengan Etiologi
(E)
1. Hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal
masalah kesehatan setiap anggota keluarganya
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit
4. prioritas dx keperawatan
N
o
Tujuan Kriteria Standar Intervensi
D
x
Tanggal dan No
Evaluasi Nama & ttd
Waktu Dx
1 S: klg mengatakan bahwa masih
kurang mengerti tentang
tindakan yang tepat untuk
penatalaksaan hipertensi