Propsal Skripsi Setelah Sidang
Propsal Skripsi Setelah Sidang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Telaah Pustaka
survei analitik dan pendekatan case control didapatkan hasil IMT yang obesitas
Umum Andi Makkasau Kota Parepare dengan Jenis penelitian analitik case
control didapatkan hasil dari 141 ibu yang mengalami kejadian preeklamsia,
sebanyak 111 orang (97.4%) yang memiliki jarak kehamilan berisiko, Sehingga
memperoleh nilai p<0,05 yang berarti terdapat hubungan antara jarak antar
diperoleh hasil ibu hamil dengan kelompok IMT obesitas berisiko 2 kali lipat
Penelitian oleh A Amdadi, Afriani, & Sabur (2020), tentang Mean Arterial
Pressure Dan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu
menggunakan desain cross sectional study dan cohort prospektif. Didapatkan hasil
bahwa ibu hamil dengan kategori Overweight memiliki risiko 2 kali lipat
IMT ibu hamil maka semakin besar pula kemungkinan terkena penyakit hipertensi
Pada Kehamilan dengan metode Cross sectional didapatkan hasil dari 136 ibu
hamil 6 (36%) ibu hamil mengalami preeklamsia karena IMT dalam katagori
obesitas.
dengan Desain penelitian case control. Didapatkan hasil bahwa Ibu yang
Penelitian oleh Nurlaelah & Hamzah (2021), tentang Hubungan antara Jarak
Kelahiran dan Usia Dengan Kejadian Preeklamsi, dengan jenis penelitian analitik
cross sectional didapatkan hasil, ibu hamil dengan jarak kehamilan >10 tahun
memiliki risiko 2,442 kali lipat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan atau
preeklamsia.
Penelitian oleh Fernanda Maya, Dielsa & Ulya Rahmatul (2019), tentang
Di RSI Ibnu Sina Simpang Ampek Pasaman Barat, dengan jenis penelitian
analitik cross sectional. Didapatkan hasil bahwa Ibu hamil yang memliki usia
Penelitian oleh Hidayati & Kurniawati (2019), tentang Hubungan Umur dan
didapatkan hasil bahwa Ibu hamil yang memliki usia berisiko <20 tahun dan
>35 tahun akan 9,335 kali lebih rentan untuk mengalami Preeklamsia
2.2.1 Pengertian
status gizi seseorang yang didapatkan dari perbandingan berat badan dan tinggi
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa (usia 18 tahun ke atas),
menentukan indeks massa tubuh sampel maka dilakukan dengan cara sampel
IMT =
Keterangan :
Derajat indeks massa tubuh (IMT) obesitas, ibu yang obesitas cenderung
pengamatan tulang belakang dan jantung akan sulit dilakukan pada ibu dengan
derajat IMT obesitas (Siswardana, 2011). Ibu hamil yang sebelumnya memiliki
derajat IMT gemuk atau obesitas kemungkinan memiliki penyulit lebih tinggi
dibandingkan dengan derajat IMT kurus maupun normal. Adapun penyulit yang
terjadinya preeklamsia dari pada orang yang tidak menderita obesitas. Perempuan
yang sedang hamil akan terjadi perubahan- perubahan baik itu hormonal, sistem
yang tidak hamil. Oleh sebab itu, perempuan yang mempunyai berat badan
berlebih akan mudah untuk mengalami tekanan darah tinggi dibanding dengan
orang yang normal. Menurut penelitian Fajarsari (2018), ibu hamil yang memiliki
IMT ≥30 memiliki risiko 3 kali lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki
IMT normal. Hal tersebut sesuai dengan yang tercantum pada tabel skrining
preeklamsia, salah satu indikator dari preeklamsia adalah Body Mass Indek
tahun ke tahun, Pengukuran berat badan dan tinggi badan wanita sebelum hamil
dan saat hamil, telah terbukti memiliki nilai klinis dalam pengkajian pertambahan
berat badan selama kehamilan (Sharon, 2012). Kenaikan berat badan yang
berlebih atau turunnya berat badan ibu setelah kehamilan trimester kedua harus
6
dan II bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu sebelum dan sesudah
hamil. Dalam keadaan normal kenaikkan berat badan ibu dari sebelum hamil
dihitung mulai trimester I sampai trimester III. Penimbangan berat badan mulai
trimester III bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan setiap minggu
(Sofian, 2015)
Selain langsung mengetahui status gizi ibu dari perhitungan IMT maka ibu
juga dapat mengetahui kenaikan berat badan ideal selama kehamilan (Jannah,
2012). Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi
saat kini (sekarang) dan ibu yang mengalami gizi kurang yang hamil mempunyai
risiko tinggi melahirkan bayi dengan (Proverawati, 2010). Sedangkan ibu yang
memiliki status gizi yang normal maka akan dapat memberikan asupan gizi
sangat banyak bagi janinnya, sehingga akan melahirkan bayi dengan berat
(Sudargo T, 2014).
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai dengan 16,5 kg
selama hamil, dan untuk trimester 3 kenaikannya 6 kg atau 0,3 – 0,5 kg/minggu
(Manuaba, 2012).
Tabel 2.1
Penambahan Berat Badan Berdasarkan IMT selama hamil
TM I TM II TM III Berat
Badan
Rendah 1,5-2,0 4,5-6,5 6,5-9,5 12,5-18,0
( < 20)
Normal 1,5-2,0 4,0-6,0 6,0-8,0 11,5-16,0
(20-24,9)
Lebih dari normal 1,0-1,5 2,5-4,0 3,5-6,0 7,0-11,5
(25-29,9)
Obesitas 0,5-1,0 2,0-4,0 3,5-5,0 6,0-10,0
( > 30)
Roumauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Askeb 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
banyak diteliti terhadap terjadinya preeklamsia. Wanita dengan BMI >35 sebelum
sebagai berikut:
1. Underweight = ≤ 18 kg/m2
2. 3 Konsep usia
2.3.1 Definisi
8
Umur adalah usia individu terhitung mulai saat dia dilahirkan sampai
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat arang yang lebih dewasa akan dipercayai daripada orang
1. Usia ˂ 20 tahun
bayi bisa prematur dan berat lahir kurang. Hal ini disebabkan karena organ
reproduksi pada wanita ˂ 20 tahun belum semprna atau masih belum matang
sehingga wanita hamil muda belum bisa memberikan suplai makanan dengan
baik ke janin (Marmi, 2011). Kehamilan pada usia muda mengakibatkan rasa
takut terhadap kehamilan dan persalinan, hal ini dikarenakan pada usia tersebut
ibu mungkin belum siap untuk mempunyai anak dan alat-alat reproduksi belum
sebagai berikut:
b. Keguguran
d. Kehamilan prematur
Usia saat hamil sangat berpengaruh pada kesiapan ibu untuk menerima
tanggung jawab. Kehamilan dengan usia 20-35 tahun disenut dengan usia
reproduksi sehat dikarenakan pada usia 20-35 tahun, dari segi biologis, usia ini
adalah waktu yang tepat untuk hamil karena tingkat kesuburan seorang wanita
sangat tinggi tinggi pada usia ini dan sel telur yang diproduksi wanita
melimpah. Risiko memiliki bayi lahir cacat juga lebih sedikit karena kualitas
sel telur yang diproduksi pada usia ini umumnya masih sangat baik (Herawati,
2017).
Semakin lanjut usia wanita, samakin tipis cadangan telur yang ada, indung
Msemakin lanjut usia wanita, maka risiko terjadi abortus semakin meningkat
10
karena menurunnya kualitas sel telur atau ovum dan meningkatnya risiko
yaitu:
maupun proses tumbuh kembang anak, maka anjuran jarak antar- kelahiran
terakhir. WHO (2014) menyatakan bahwa waktu yang paling ideal untuk jarak
kehamilan yaitu 3 tahun. Dengan begitu, ibu dapat memberikan ASI pada anak
yang lahir sebelumnya serta ibu juga dapat mempersiapkan tubuhnya kembali
(Hartanto, 2010).
Jarak kehamilan terlalu dekat adalah jarak antara kehamilan satu dengan
berikutnya kurang 2 tahun (24 bulan). Pada saat itu kondisi rahim ibu
belum pulih sempurna serta waktu ibu untuk menyusui dan merawat
kesehatan ibu dan janin, jarak kehamilan terlalu dekat dapat menimbulkan
maka bisa berdampak buruk bagi kesegatan ibu maupun janin (BKKBN,
2013). Faktor risiko yang dapat terjadi akibat jarak kehamilan terlalu dekat
2014).
Yaitu jarak kehamilan lebih dari 10 tahun. Ibu hamil dengan persalinan
berikut:
Jarak kehamilan 2-5 tahun disebut juga dengan periode terbaik. Kehamilan
dengan jarak 2-5 tahun baik untuk ibu karena kondisinya sudah normal
Jarak di atas 5 tahun berisiko untuk kesehatan orang tua atau bayinya. Jika
fungsi otot uterus dan otot panggul yang sangat berpengaruh pada proses
(2010), adalah:
2. ibu hamil yang pernah mengalami atau bersalin secara sectio caesarea
2. 5 Konsep Preeklamsia
13
2.4.1 Definisi
sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20 minggu (Saifuddin, 2014)
dan proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with
untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak
2.4.2 Etiologi
mellitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, umur lebih dari 35 tahun san obesitas
preeklampsia mulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan,
kenaikan tekanan darah, dan terakhir terjadi proteinuria (Saraswati & Mardiana,
2016).
Tanda gelaja yang biasa di temukan pada preeklamsi biasanya yaitu sakit
kepala hebat. Sakit di ulu hati karena regangan selaput hati oleh perdarahan atau
edema atau sakit karena perubahan pada lambung dan gangguan penglihatan,
golongan yaitu
1. Preeklamsia ringan
Ditandai dengan pertambahan berat badan, edema umum dikaki dan muka,
setelah gestasi 20 minggu, proteinuria lebih atau sama dengan 300 mg/liter
2. Preeklamsia berat
Preeklamsia berat ditandai dengan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan
pada dipstick, oliguria < 400 ml/24 jam,kreatinin serum > 1,2 mg/dl,
Usia merupakan bagian dari status reproduksi yang penting. Usia berkaitan
status kesehatan. Usia reproduktif sehat yang aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-35 tahun. Sedangkan usia ibu >35 tahun seiring
menuju retroplasenter.
2. Primigravida
Status gravida adalah wanita yang sedang hamil. Status gravida dibagi
menjadi 2 kategori:
wanita yang pertama kali terpapar virus korion. Hal ini terjadi karena pada
wanita yang pertama kali terpapar virus korion (Bothamley & Boyle, 2012).
utama. Menurut Duckit risiko meningkat hingga 7 kali lipat. Kehamilan pada
Kehamilan pertama oleh pasangan yang baru dianggap sebagai faktor risiko
pasangan seksual. Risiko pada kehamilan kedua atau ketiga secara langsung
dari 10 tahun, maka risiko ibu tersebut mengalami preeklampsia adalah sama
Setiowulan, 2011).
dengan kehamilan, keduanya terkait dengan hasil kesehatan ibu dan janin
yang buruk. Diabetes dan preeklamsia memiliki faktor risiko yang sama
18
8. Hipertensi kronik
preeklampsia. Yaitu pada ibu dengan riwayat hipertensi kronik lebih dari 4
tahun. Chappel juga menyimpulkan bahwa ada 7 faktor risiko yang dapat
IMT adalah rumus yang sederhana untuk menentukan status gizi, terutama
adalah kondisi IMT yang masuk ketaegori gemuk (kelebihan berat badan
tigkat berat). Obesitas sebelum hamil dan IMT saat pertama kali ANC
merupakan faktor risiko preeklampsia dan risiko ini semakin besar dengan
meningkatkan risiko preeklampsia 2,5 kali lipat dan peningkatan IMT selama
1. Komplikasi Maternal
a. Eklampsia
HELLP).
serum.
c. Ablasi Retina
retina, spasme setempat atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri.
Biasanya retina akan melekat kembali dalam dua hari sampai dua bulan
setelah persalinan.
d. Gagal Ginjal
Perubahan pada ginjal disebabkan oleh karena aliran darah ke dalam ginjal
garam dan juga terjadi retensi air. Filtrasi glomerulus pada preeklamsia
e. Edema Paru
disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel pada pembuluh
f. Kerusakan Hati
menyebabkan nyeri karena hati membesar dalam kapsul hati. Hal ini
g. Penyakit Kardiovaskuler
paruparu.
h. Gangguan Saraf
menimbulkan gejala yang sama adalah epilepsi dan gangguan otak karena
2. Komplikasi Neonatal
waktu lahir plasenta terlihat lebih kecil daripada plasenta yang normal
fibrin intervilosa.
sindroma distress napas. Hal ini dapat terjadi karena vasospasme yang
tanda-tanda dini preeklamsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan yang
Informasi tentang manfaat istirahat dan diet, pola istirahat, menganjurkan utuk
lebih banyak duduk dan berbaring, diet tinggi protein dan rendah lemak,
nonstress test (NST) dan USG, dengan indikasi (salah satu atau lebih) :
a. Ibu : usia khamilan 37 minggu atau lebih; adanya tanda- tanda atau gejala
patella setiap jam, infus RL dextrose 5% dimana setiap 1 liter disleingi infus
24
karbohidrat, rendah lemak, dan rendah garam, pemberian obat anti kejang,
MgSO4, diuretik tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru,
40mg/IM.
3. Antidepresa diberikan bila : tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg. Diastolis
lebih dari 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasasaran pengobatan
adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena
Indeks Massa Tubuh (IMT) menjadi salah satu faktor pencetus terjadinya
preeklamsia. Ibu yang sebelum hamil memiliki IMT tidak normal 3 kali
jantung dan diabetes mellitus (Manuaba, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh
yang normal. Hal tersebut diakibatkan dari adanya molekul fibronection yang
pada matriks ekstraseluler, yang dihasilkan sel epitel serta sel-sel endotel.
25
dibandingkan dengan wanita hamil yang memiliki berat badan normal (Manuaba,
2010).
dalam lapisan otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot
tersebut sehingga terjadi distensi dan vasodilatasi arteri spiralis yang akan
peningkatan aliran darah pada uteroplasenta. Akibatnya aliran darah janin cukup
janin dengan baik, proses ini dinamakan remodeling. Pada preeklamsia terjadi
dan vasodilatasi. Sehingga aliran darah utero plasenta menurun dan terjadilah
plasma dan peningkatan curah jantung yang terjadi pada obesitas berhubungan
normal leptin di sekresi kedalam sirkulasi darah dalam kadar rendah, akan tetapi
hormon yang di sekresi terutama sel lemak, fungsi utamanya adalah mengatur
nafsu makan dan pengeluaran energi tubuh malalui pengaturan saraf pusat
(Saifuddin, 2014).
Usia sangat mempengaruhi kehamilan, usia kehamilan yang sehat yaitu usia
20-35 tahun (Marmi, 2011). Pada usia tersebut alat reproduksi wanita telah
berkembang dan berfungsi secara maksimal. Sebaliknya pada wanita usia dibawah
20 tahun atau diatas 35 tahun kurang baik untuk hamil karena kehamilan pada usia
ini memiliki risiko lebih tinggi salah satunya preeklamsia (Ratumbuyang, &
Manado, 2014). usia terlalu muda atau terlalu tua merupakan salah satu faktor
matang sedangkan untuk usia diatas 35 tahun fungsi organ reproduksi juga
2015). Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun atau kurang dari 20 tahun berpotensi
3 kali lipat terkena preeklamsia dibandingkan dengan ibu hamil yang berusia 20-
darah lebih banyak. Pada jarak kehamilan <2 tahun dan >5 tahun termasuk
dan pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan
jantung dan resistensi perifer total. Selama kehamilan normal, volume darah
27
angiostensin II. Hal ini menyebabkan resisten perifer total berkurang pada
kehamilan normal dan tekanan darah rendah (Cunningham & Gary , 2014 ).
Jarak kehamilan <2 tahun rahim atau alat reproduksi ibu belum kembali
seperti semula. Sedangkan jika jarak kehamilan >5 tahun risiko terjadinya
melemahnya kekuatan fungsi otot uterus dan otot panggul yang sangat
berpengaruh pada proses persalinan apabila terjadi kehamilan lagi (Fahira &
Arifuddin, 2017).
Faktor Ibu:
1. Indeks massa tubuh
2.6 Kerangka Konsep
2. Jarak kehamilan
3. Usia
4. Gravida,
5. Kehamilan Ganda,
6. Riwayat Keguguran
Sebelumnya,
7. Riwayat Preeklampsia
Sebelumnya,
8. Menikah Lebih Dari Satu
Kali
28
Preekamsia
Faktor ayah :
1. Usia Ayah
2. Riwayat Medis Ayah
3. Merokok,
Faktor Kelurga:
1. Riwayat keluarga dengan
preeklamsi
2. Mertua dengan preeklamsia
Riwayat keluarga dengan
preeklamsi
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
29
Preeklamsia.
DAFTAR PUSTAKA
A Amdadi, Z., Afriani, & Sabur, F. (2020). Mean Arterial Pressure Dan Indeks
Masa Tubuh Dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hamil di RS
Bhayangkara Makassar. Media Kesehatan. Volume: 8 ;No 48-55.
Arif Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek
Setiowulan. (2021). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid
Pertama. Jakarta: Media Aesculapius. h.28-33
Bobak, L.J. (2014). Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta. EGC
Fitriani. (2017). Hubungan Paritas Dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hmail
Di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal Menara Ilmu. Volume: 2;
No 55-63.
Fahrudin. (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadia Hipertensi Pada
Ibu Hamil. Universitas Hasanudin. Volume: 2; No 24-30.
Gustri, Y., Sitorus, R. J., & Utama, F. (2016). Determinan Kejadian Preeklamsia
Pda Ibu Hamil Di RSUD DR. Mohammad Hoesin Palembang. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Volume: 7; No209-217.
Immanuel White, I. F., Rahma, Miranti, & Ibtisam. (2020). Analisis Faktor Risiko
Kejadian Preeklamsia Di Puskesmas Talise Tahun 2018. Jurnal
Kesehatan Tadulako. Volume: 6; No 52-61.
31
Kemenkes RI. (2018). Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, and Ida Bagus
Gde Manuaba. (2012). Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan,Dan KB.
Jakarta: EGC.
Nuha Medika,
Rahmadani. (2012). Ilmu Kebidanan Praktis. Jakarta: EGC
Rimawati, U., Puji, Y., & Istioningsih. (2019). Indeks Masa Tubuh (IMT), Jarak
Kehamilan dan Riwayat Hipertensi Mempengaruhi Kejadian Preeklamsia.
Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume: 1; No 9-22.