PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, yang merupakan
titik masuk dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat secara optimal.
Tercapainya kesehatan keluarga, akan mewujudkan tercapainya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Dengan demikian, kesehatan keluarga
merupakan kunci utama pembangunan kesehatan masyarakat. Menurut
Friedman (2003), mengatakan bahwa keluarga merupakan salah satu aspek
penting dalam keperawatan karena keluarga sebagai suatu kelompok yang
dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-
masalah kesehatan di dalamnya. Selain itu, keluargalah yang tetap berperan
sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keluargalah yang menjadi faktor
penentu sehat-sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak pada
munculnya berbagai masalah kesehatan anggota keluarga. (Zulfitri & Agrina,
2003, P. 81). Masalah kesehatan yang muncul di keluarga tentunya sangat
tergantung kepada bagaimana keluarga menjalankan fungsi perawatan
kesehatan keluarga. Menurut Harmoko (2012), Tahap perkembangan keluarga
lanjut usia yaitu usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di
dunia. Usia pada tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan,
dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan
social sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-
hari. (Putranto & Nur, 2019, P. 3).
Menurut Azizah (2011), Lansia adalah bagian dari proses tumbuh
kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari
1
2
bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada
semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis
tertentu. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan
sosial secara bertahap. (Prasetya, 2016, P. 1). Menurut Haryanto A (2015),
Bertambahnya usia setiap orang, dengan sendirinya akan terjadi penurunan
kemampuan tubuh sehingga dengan demikian akan berkurang kemampuan
dalam berespon terhadap stimulus yang datang dari dalam ataupun dari luar
tubuhnya. Berbagai perubahan yang terjadi secara fisiologis pada lansia
meliputi berbagai sistem tubuh, yakni sistem saraf, sistem pengindraan, sistem
peraba, sistem perasa, sistem pencernaan, hingga dapat pula menyebabkan
perubahan pada sistem peredaran darah dalam tubuh. (Biahimo et al., 2020, P.
10). Akibat dari penururnan fungsi kemampuan tubuh, lansia akan mengalami
berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah tekanan darah tinggi
(hipertensi).
Hipertensi di masayarakat awam dikenal dengan penyakit tekanan
darah tinggi. Artinya saat diukur menggunakan tensimeter menunjukkan
tekanan diatas normal. Menurut Shanty (2011), Hipertensi merupakan salah
satu penyakit tidak menular yang menjadi suatu masalah kesehatan yang
serius dan perlu diwaspadai. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah pada arteri utama di dalam tubuh terlalu tinggi. (Wardani, 2015, P. 1).
Menurut Syamsudin (2011), Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan
darah tinggi dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg. (Luthfi S, 2019, P. 34). Menurut Tilong
(2015), Hipertensi terjadi karena kerja jantung yang berlebih saat memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi oleh tubuh. Hipertensi
merupakan penyebab kematian utama yang sering disebut sebagai the silent
killer disease. silent killer atau pembunuh diam-diam karena merupakan
penyakit yang tidak menunjukkan gejala apapun. Gejala hipertensi
3
hanya dengan menggunakan air hangat. (Harnani & Axmalia, 2017, P. 130).
Menurut Lalage (2015), Terapi rendam kaki air hangat jika digunakan secara
rutin dapat menurunkan tekanan darah. Secara ilmiah air hangat mempunyai
dampak fisiologis bagi tubuh pertama berdampak pada pembuluh darah
dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar yang ke dua
adalah faktor pembebanan didalam air yang akan menguatkan otot-otot dan
ligament yang mempengaruhi sendi tubuh. (Prananda, 2017, P. 3).
Hal tersebut didukung hasil penelitian Prasojo (2019), tentang
“Asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga lansia di
wilayah kerja puskesmas gondangrejo kabupaten karanganyar”. hasil
penelitian menunjukan adanya penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah
diberikan terapi rendam kaki air hangat. Saat pengkajian klien mempunyai
tekanan darah 170/110 mmHg dan saat evaluasi tekanan darah menurun
menjadi 140/90 mmHg. Kesimpulan terapi rendam kaki air hangat dapat
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut tentang Literature review: Asuhan keperawatan
keluarga pada tahap perkembangan keluarga lansia dalam upaya preventif
kejadian hipertensi menggunakan terapi rendam kaki air hangat .
B. Rumusan Masalah
Rumusan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Asuhan
keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga lansia dalam upaya
preventif kejadian hipertensi menggunakan terapi rendam kaki air hangat .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan
landasan teori tentang Asuhan keperawatan keluarga pada tahap
perkembangan keluarga lansia dalam upaya preventif kejadian hipertensi
menggunakan terapi rendam kaki air hangat .
6
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui hasil pemberian rendam kaki air hangat terhadap
penurunan tekanan darah pada salah satu anggota keluarga lansia
penderita hipertensi.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemberian rendam
kaki air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada salah satu
anggota keluarga lansia penderita hipertensi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Menambah ilmu dan kompetensi bidang keperawatan dalam
pengembangan penelitian mengenai Asuhan keperawatan keluarga pada
tahap perkembangan keluarga lansia dalam upaya preventif kejadian
hipertensi menggunakan terapi rendam kaki air hangat .
2. Manfaat praktis
a. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi
masyarakat tentang Asuhan keperawatan keluarga pada tahap
perkembangan keluarga lansia dalam upaya preventif kejadian
hipertensi menggunakan terapi rendam kaki air hangat, sehingga
masyarakat dapat menerapkan rendam kaki air hangat untuk
memperoleh tekanan darah yang normal.
b. Bagi penulis
Sebagai tambahan pengalaman, pengetahuan serta wawasan dalam
mengaplikasikan hasil riset keperawatan khususnya studi kepustakaan
mengenai pengaruh rendam kaki air hangat sebagai terapi tambahan,
serta masalah hipertensi dan konsep keperawatannya sehingga dapat
dijadikan sumber ilmu bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
7
Agrina, A., & Zulfitri, R. (2013). Efektifitas Asuhan Keperawatan Keluarga terhadap
Tingkat Kemandirian Keluarga Mengatasi Masalah Kesehatan Di
Keluarga. Sorot, 7(2), 81-89.
Kemenkes RI, (2019) Balitbang Kemenkes RI. 2019. Riset Kesehatan Dasar;
RIKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Konita, K., Retnowati, L., & Hidayah, N. (2019, December). Demensia Pada Lansia
Dengan Masalah Gangguan Kognitif Di Karang Werdha
‘Bisma’Sumberporong Lawang Malang (Studi kasus Asuhan
Keperawatan). In Prosding Seminar Nasional (pp. 135-144).
Lutfi, B. (2019). Efektifitas tehnik relaksasi nafas dalam (deep breathing) dalam
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di puskesmas cibatu
kabupaten garut. Jurnal Mitra Kencana Keperawatan dan Kebidanan,
3(1).
8
Parmana, T. P., & Siringoringo, E. (2020). Rendam Kaki Dengan Air Hangat
Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Kesehatan
Panrita Husada, 5(1), 9-17.
Zaenal, Z. (2018). Pengaruh rendam kaki air hangat terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi di pstw gau mabaji kabupaten gowa.
Jurnal Ilmiah Keperawatan dan Kebidanan Holistic Care, 2(02), 156-161.