Anda di halaman 1dari 7

 K3 dalam Pekerjaan Pondas Boor Pile ( pondasi)

Pondasi Boor Pile adalah salah satu jenis dari berbagai macam bentuk jenis pondasi dalam,dengan
memiliki bentuk seperti tabung yang terdiri dari campuran beton bertulang dengan dimensi diameter
tertentu yang dipasang didalam tanah dengan menggunakan metode pengeboran terkini sampai panjang
kedalaman dengan tingkat kekerasan daya dukung tanah yang diperlukan untuk suatu konstruksi
bangunan. Pemasangan Boor Pile dimulai dengan proses pembuatan lubang di dalam tanah dengan
dimensi vertikal menggunakan teknik pengeboran dengan mesin bore pile ,bisa memakai teknik metode
bor kering (dry boring) atau bisa juga menggunakan teknik pengeboran bor basah(wash
boring).Pelubangan dilakukan sampai dengan kedalaman yang telah ditentukan sebelumnya atau sampai
tanah keras yang memenuhi perhitungan daya dukung yang telah diperhitungkan sebelumnya yang
biasanya mengikuti data sondir penyelidikan daya dukung tanah sebelum proses pelaksanaan pekerjaan
bore pile dilakukan.

Sumber daya manusia ( SDM )/tenaga kerja


Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk Pekerjaan Kusen Pintu Dan Jendela Alumunium
adalah 13 tenaga kerja.

Tahapan Pelaksanaan Pondasi Boor Pile

I. Pelaksanaan Kerja Pengeboran

Penentuan ukuran casing dan gantungan (stopping) untuk setiap lubang bor merupakan langkah pertama
yang dilakukan sebelum memulai pengeboran. Ukuran temporary casing ditentukan bergantung pada
kondisi tanah pada masing-masing lubang. Biasanya casing dengan panjang 6 meter digunakan pada
lubang yang tanahnya memiliki kelongsoran yang cukup dalam, sedangkan casing dengan panjang 4
meter digunakan untuk lubang yang tanahnya mengalami kelongsoran yang cukup dangkal. Kegunaan
lain dari temporary casing yaitu mempermudah operator mesin bor menyesuaikan posisi mesin bor
terhadap titik yang akan di bor. Ukuran gantungan (stopping) berguna untuk menyesuaikan posisi
tulangan terutama untuk pengeboran yang kedalamnya jauh dibawah permukaan tanah. Sehingga
tulangan pondasi sesuai yang diharapkan tidak jatuh kebawah dan tidak terlalu naik ke atas. Setelah
menentukan ukuran casing dan gantungan (stopping)  pelaksanaan pengeboran berlanjut ke tahap
berikutnya:
1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan merupakan tahap penetuan titik-titik bor. Penentuan titik bor berdasarkan gambar
denah pondasi yang telah direncanakan, surveyor menentukan titik yang akan di bor sesuai dengan arahan
dari pelaksana.

2. Pekerjaan Persiapan Pengeboran

Setelah penentuan titik bor, pelaksana dan operator mesin bor melakukan pemeriksaan pada tanah sekitar
titik bor untuk kemudian dipasang landasan (plat) untuk tempat berpijak mesin bor. Landasan (plat) juga
berfungsi untuk meratakan tanah dari elevasi tanah yang beragam. Sedangkan pada RCD, plat dipasang
sebelum alat diletakkan di atas daerah yang akan di Bor. Kemudian dilakukan pemindahan mesin bor dan
perlengkapan bor seperti auger bucket, cleaning bucket, dan lainnya ke tempat yang telah direncanakan.
Setelah itu dilakukan penyesuaian posisi mesin bor agar posisinya horizontal. Untuk mengetahui posisi
horizontal tersebut biasanya digunakan waterpass pada bagian body crane dekat mesin bor.

3. Pengeboran Awal

Pada tahap pengeboran awal seharusnya mata bor yang digunakan adalah auger dan pengeboran lebih
dalam dilanjut dengan drilling pucket. Namun dengan pertimbangan waktu pergantian helical auger
dengan auger bucket membuthkan waktu yang cukup lama, sehingga digunakan langsung Driling
pucket saja dari awal pengeboran. Pengeboran awal ini dilakukan hingga kedalaman 2 meter dan harus
dilakukan dengan teliti dan hati-hati.

4. Pemasangan Temporary Casing

Setelah dilakukan pengeboran awal, kemudian dilakukan pemasangantemporary casing dengan


bantuan crane untuk menyesuaikan posisi casingtersebut. Temporary casing ini dilengkapi dengan dua
lubang pada kiri dan kanannya yang berfungsi sebagai tempat pengait crane masuk.

5. Pengeboran Lanjutan
Pengeboran lanjutan sesuai perencanaan pada gambar. Setelah temporary casing dipasang, kemudian
pengeboran dilanjutkan hingga kedalam yang sesuai rencana atau pengeboran hingga mencapai tanah
keras.

II. Pelaksanaan Kerja Pembuatan Keranjang Besi

Pengerjaan pembuatan keranjang besi untuk tulangan bore pile meliputi 3 langkah pekerjaan, sebagai
berikut:

1.Pembuatan Besi Spiral

Pada pembuatan tulangan besi spiral pembengkokan menggunakan 2 cara, yaitu dengan menggunakan
alat bantu manual berupa roller dan menggunakan alat tekuk elektris. Jika besi spiral yang digunakan
memiliki diameter tulangan besi spiral lebih kecil dari 13 mm maka pembengkokan menggunakan alat
bantu roller dengan menggunakan tenaga manusia., Jika diameter tulangan besi spiral lebih besar dari 13
mm maka digunakan alat bantu mesin tekuk elektris dengan operator mesin professional.

2.Pembuatan Concrete Spacer

Concrete spacer biasanya dibuat dengan menggunakan cetakan yang sesuai dengan ukuran diameter
tulangan yang digunakan, atau lebih besar dari diameter tulangan. Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah proses pengerjaan pemasangan tulangan.

3.Pembuatan Keranjang Besi

Keranjang besi berguna sebagai tulangan dari Boor Pile yang dibuat dengan diameter dan jumlah besi
tulangan utama. Jarak besi spiral sesuai dengan gambar rencana untuk masing-masing tiang bor. Pengikat
antara besi utama dengan besi spiral menggunakan kawat beton (bendrat). Pembuatan keranjang besi
dimulai dari pemasangan concrete spacer dengan jarak maksimum umumnya 3 meter dan jumlah per
lingkaran minimum 3 buah. Sebagai upaya perkuatan dilakukan pengelasan pada keranjang besi. Pada
bagian tulangan utama dengan tulangan spiral dilakukan pengelasan agar ketika diangkat
dengan crane dan di pasangkan pada lubang hingga cut of level keranjang tidak hancur.

Keranjang besi yang sudah jadi kemudian diperkirakan titik angkatnya, kurang lebih 1/3 dari panjang
keranjang besi tersebut. Selanjutnya keranjang besi diangkat menggunakan crane dan disimpan ditempat
penyimpanan untuk kemudian digunakan pada instalasi keranjang besi.
III. Pelaksanaan Kerja Instalasi Keranjang Besi

Pengerjaan instalasi keranjang besi Boor Pile meliputi dua tahap pekerjaan, adapun pengerjaannya
sebagai berikut:

1. Pekerjaan Persiapan

Persiapan yang dilakukan meliputi pengecekan bagian-bagian keranjang besi yang akan di instalasi pada
lubang bor. Seperti ikatan keranjang besi yang telah dibuat antara tulangan utama dan tulangan
spiral, concrete spacer, dan penggantung (stopping) yang disesuaikan dengan ukuran cut of level pada
gambar desain.

Setelah pengecekan selesai, keranjang besi di pindahkan ke dekat lubang bor dan diletakkan diatans
sebuah tumpuan yang menjadikan keranjang besi tidak menyentuh tanah. Pengangkatan keranjang besi
pun harus teliti agar mengurangi deformasi yang terjadi sehingga mempermudah proses instalasi.

2. Instalasi Keranjang Besi

Apabila keranjang besi lebih dari 12 meter untuk mempermudah pekerjaan dibuat menjadi dua sesi.
Dengan menggunakan crane keranjang besi pertama dimasukkan terlebih dahulu ke dalam lubang bor.
Dengan kedalaman tertentu dengan cara mengaitkan seling dan shackle pada titik angkat keranjang besi
yang telah diperhitungkan bebannya sebelumnya.

Setelah keranjang besi pertama masuk kedalam lubang, kemudian diganjal dengan cara di kaitkan
pada casing. Langkah berikutnya mengangkat bagian keranjang besi berikutnya dengan
menggunakan crane dan diletakkan diatas keranjang besi pertama yang telah diganjal sebelumnya.
Kemudian dilakukan penyambungan antara keranjang besi pertama dan keranjang besi kedua dengan
menggunakan las.

Setelah kedua keranjang besi tersambung, keranjang besi kemudian diturunkan kembali hingga mencapai
kedalaman rencana, lalu bagian atas keranjang besi dikaitkan kembali dengan casing yang berguna untuk
menahan keranjang besi pada kedalaman yang diinginkan untuk selanjutnya dilakukan pengerjaan
pengecoran.
IV. Pelaksanaan Kerja Pengecoran

Pengerjaan pengecoran Boor Pile meliputi 4 langkah pekerjaan sebagai berikut:

1. Pekerjaan Persiapan

Persiapan yang diperlukan yaitu menyiapkan rute jalan masuk untuk truk mixerbeton hingga lubang bor
yang akan dicor dengan mengacu pada gambar situasi lubang yang telah dibuat sebelumnya. Dasar
lintasan harus kuat untuk menampung truk mixer beserta beton readymix, serta apabila diperlukan dapat
menggunakan landasan plat.

Pembuatan galian untuk menampung air tanah yang bercampur dengan lumpur yang keluar saat
pengecoran dilaksanakan.Hal ini perlu dilakukan agar air dapat teraliri dengan baik menuju saluran
drainase utama.

Persiapan alat yang akan digunakan untuk pengecoran pun harus dilakukan seperti penyiapan
pipa tremie. Supaya beton segar dapat mengalir dengan baik pada lubang bor yang akan di cor, juga
persiapan baut penguncicrane agar saat pengangkatan dan penyambungan pipa tremie lebih efisien
waktu. Slump test perlu dilakukan sebelum pengecoran dimulai, agar spesifikasi beton sesuai dengan
yang diinginkan, pada proyek Thamrin Nine Development ini nilaislump test yang di rencanakan yaitu 18
± 2 cm.

2. Instalasi Pipa Tremie

Pemasangan pipa tremie harus dilakukan dengan teliti dan sedemikian rupa agar mencapai kedalaman
tanah yang direncanakan. Sebuah pipa tremiememiliki panjang 3 meter sehingga perlu disambung
beberapa pipa tremie untuk mencapaik kedalaman rencana. Perlu di perhatikan untuk sambungan
pipa tremie harus kedap air agar beton yang akan di cor mengalir di pipa dengan baik.

3. Pengecoran

Setelah tremie telah dipasang pasa lubang bor, sebelum memulai pengecoran pada tiap truk mixer beton
diambil sampel terlebih dahulu sebanyak 3 sampel yang dicetak pada setakan silinder, yang nantinya
sampel ini akan di test kuat tekannya.

Tahap awal penuangan beton kedalam tremie dilakukan dengan kontinyu dan cepat dengan menarik tuas
pada truk mixer sehingga beton ready mix keluar dari corong lintasan. Penuangan beton dilakukan
dengan cepat bertujuan agar beton yang pertama masuk dapat mendorong kotoran-kotoran lumpur
keluar.Selama penuangan beton pipa tremie tidak boleh bergeser naik turun, kecuali ketika tahap akhir
pengecoran.

Selama pengecoran ujung bawah pipa tremie harus terbenam dalam beton di dalam lubang bor, minimal
1,5 m dan maksimal 6 meter, bila pipa tremieterbenam lebih dari 6 meter, maka dilakukan pemotongan
pipa tremie. Pengecoran dilakukan hingga beton mencapai cut of level (COL) dan ditambah dengan
toleransi yang telah disepakati sebelumnya yaitu sekitar 1 meter.

4. Pencabutan Temporary Casing

Setelah pengecoran selesai, dilakukan pencabutan casing sementara (temporary casing) dengan cara


mengaitkan lubang pada kedua sisi casingdengan pengunci pada crane, kemudian diangkat dengan hati-
hati agar posisicasingi tidak miring saat dicabut, dan proses pengecoran Boor Pile pun selesai.

 Alat Pelindung Diri (APD)


1. Pakaian Kerja
    Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang
kurang sehat atau yang bisa melukai badan.
2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu
memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-
benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah.
3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang
beterbangan di tiup angin.
4. Sarung Tangan
    Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung
tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam
selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan
adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobak cor
secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan
yang bersentuhan dengan besi pada gerobak.
5. Helm
    Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah merupakan keharusan
bagi setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan. Helm ini digunakan
untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau
material konstruksi yang jatuh dari atas.
6. Penutup Telinga/ Ear Plug
    Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang
memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap
hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.
7. Masker
    Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek
itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari
suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengamplas, mengerut kayu.
8. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah
seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan
obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama. Demikianlah peralatan standar K3 di proyek
yang memang harus ada dan disediakan oleh kontraktor dan harusnya sudah menjadi kewajiban.
Tindakan preventif jauh lebih baik untuk mengurangi resiko kecelakaan.

Anda mungkin juga menyukai