Anda di halaman 1dari 18

Ghazwul Fikri

Perang Pemikiran
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan
senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)."
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti
kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu.
(QS : 2 : 120)
 Sudah sunnatullah, orang-orang non Islam
(Yahudi dan Nashrani) akan senantiasa
memusuhi orang-orang Islam, sampai orang-
orang Islam mengikuti agama mereka
 Untuk itu telah digunakan berbagai macam
cara untuk mewujudkan cita-cita.
1. Sejarah Ghazwul Fikri

Selama 14 abad umat islam hidup di bawah bendera


khilafah islamiyah yang merupakan system
pemerintahan islam. Selama itu pula terjadi pasang surut
pemerintahan. Namun perlu dicatat bahwa
bagaimanapun keadaannya system khilafah mempunyai
nilai plus. Umat islam di bawah panji khilafah merasa
bahwa mereka adalah suatu keluarga besar, satu
kesatuan yang membutuhkan pemimpin (kholifah)
sebagai pengayom.
Perang salib
Peristiwa penting dalam gerakan ekspansi yang dilakukan oleh Alp
Arselan adalah peristiwa Manzikart, tahun 464H (1071 M). Tentara
Alp Arselan yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam
peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah
200.000 orang, terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, al-Akraj, al-Hajr,
Perancis dan Armenia. Peristiwa besar ini menanamkan benih
permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap umat
Islam, yang kemudian mencetuskan Perang Salib. Kebencian itu
bertambah setelah dinasti Seljuk dapat merebut Bait al-Maqdis
pada tahun 471 H dari kekuasaan dinasti Fathimiyah yang
berkedudukan di Mesir. PenguasaSeljuk menetapkan beberapa
peraturan bagi umat Kristen yang ingin berziarah ke sana.
Peraturan itu dirasakan sangat menyulitkan mereka.Untuk
memperoleh kembali keleluasaan berziarah ke tanah suci Kristen
itu, pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat
Kristen di Eropa supaya melakukan perang SUCI. Perang ini
kemudian dikenal dengan nama Perang Salib, yang terjadi dalam
tiga periode.
Periode I
Pada musim semi tahun 1095 M; 150.000 orang Eropa, sebagian
besarbangsa Perancis dan Norman, berangkat menuju
Konstantinopel, kemudianke Palestina. Tentara Salib yang
dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, danRaymond ini memperoleh
kemenangan besar. Pada tanggal 18 Juni 1097mereka berhasil
menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M menguasai
Raha(Edessa). Di sini mereka mendirikan kerajaan Latin I
dengan Baldawinsebagai raja. Pada tahun yang sama mereka
dapat menguasai Antiocheadan mendirikan kerajaan latin II di
Timur. Bohemond dilantik menjadirajanya. Mereka juga berhasil
menduduki Bait al-Maqdis (15 Juli 1099M.) dan mendirikan
kerajaan Latin III dengan rajanya, Godfrey. Setelahpenaklukan
Bait al-Maqdis itu, tentara Salib melanjutkan
ekspansinya.Mereka menguasai kota Akka (1104 M.), Tripoli
(1109 M.) dan kota Tyre(1124 M.). Di Tripoli mereka mendirikan
kerajaan Latin IV, Rajanyaadalah Raymond.
Periode II
Imaduddin Zanki, penguasa Moshul dan Irak, berhasil
menaklukkan kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa pada
tahun 1144 M. Namun ia wafattahun 1146 M. Tugasnya
dilanjutkan oleh puteranya, Numuddin Zanki.Numuddin berhasil
merebut kembali Antiochea pada tahun 1149 M dan padatahun
1151 M seluruh Edessa dapat direbut kembali.

Kejatuhan Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen


mengobarkanPerang Salib kedua. Paus Eugenius III
menyampaikan perang suci yangdisambut positif oleh raja
Perancis Louis VII dan raja Jerman CondradII. Keduanya
memimpin pasukan Salib untuk merebut wilayah Kristen diSyria.
Akan tetapi, gerak maju mereka dihambat oleh Numuddin
Zanki.Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louis VII dan
Condrad IIsendiri melarikan diri pulang ke negerinya. Numuddin
wafat tahun 1174M
Pimpinan perang kemudian dipegang oleh Shalahuddin al-
Ayyubi yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir
tahun 1175 M. Hasil peperangan Shalahuddin yang terbesar
adalah merebut kembali Yerussalempada tahun 1187 M. Dengan
demikian kerajaan latin di Yerussalem yang berlangsung selama
88 tahun berakhir.Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum
muslimin sangat memukul perasaantentara salib.
Mereka pun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara salib
dipimpin oleh Frederick Barbarossa, raja Jerman, Richard
theLion Hart, raja Inggris, dan Philip Augustus, raja Perancis.
Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M. Meskipun mendapat
tantangan berat dari Shalahuddin, namun mereka berhasil
merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin.
Akan tetapi mereka tidak berhasil memasuki Palestina. Pada
tanggal 2 Nopember 1192 M, dibuat perjanjian antara tentara
salib dengan Shalahuddin yang disebut dengan Shulhal-Ramlah.
Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa orang-orang Kristen yang
pergi berziarah ke Bait al-Maqdis tidak akan diganggu.
Periode III
Tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman,
FrederickII. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu
sebelum kePalestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-
orang KristenQibthi. Pada tahun 1219 M, mereka berhasil
menduduki Dimyat. RajaMesir dari dinasti Ayyubiyah waktu itu,
al- Malik al-Kamil, membuatpenjanjian dengan Frederick. Isinya
antara lain Frederick bersediamelepaskan Dimyat, sementara al-
Malik al-Kamil melepaskan Palestina,Frederick menjamin
keamanan kaum muslimin di sana, dan Frederick tidakmengirim
bantuan kepada Kristen di Syria. Dalam
perkembanganberikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh
kaum muslimin tahun1247 M, di masa pemerintahan al-Malik al-
Shalih, penguasa Mesirselanjutnya. Ketika Mesir dikuasai oleh
dinasti Mamalik yangmenggantikan posisi dinasti Ayyubiyah,
pimpinan perang dipegang olehBaybars dan Qalawun. Pada
masa merekalah Akka dapat direbut kembalioleh kaum muslimin,
tahun 1291 M. Demikianlah Perang Salib yangberkobar di Timur.
Perang ini tidak berhenti di Barat, di Spanyol,sampai umat Islam
terusir dari sana.
Selama perang salib yang berlangsung
beberapa periode itu, tak sekalipun ummat
Islam dapat dikalahkan. Mereka berpikir keras
bagaimana cara mengalahkan ummat Islam.
Setelah melalui pemikiran yang panjang
akhirnya mereka mengambil kesimpulan
sebagaimana dikemukakan oleh Gladstone,
salah seorang perdana menteri Inggris,
"Selama Al Qur'an ini ada di tangan ummat
Islam, tidak mungkin Eropa akan menguasai
dunia Timur".
Mereka selanjutnya menyusun langkah-langkah
untuk menjauhkan ummat Islam dari ajarannya.
Dengan metode yang sistematis mereka memulai
melancarkan serangan pemikiran yang berujud
program-program yang dikemas dengan menarik.
Sehingga tanpa disadari, ummat Islam sudah
mengikuti mereka bahkan menjadi pendukung
program-program yang mereka adakan. Di samping
tipu daya yang berbentuk perang pemikiran,
perusakan akhlaq, sekulerisasi sistem pendidikan
serta penjajahan di negeri-negeri kaum muslimin
yang telah dikuasai, mereka juga mengeruk seluruh
kekayaan kaum muslimin. Hal itu berhasil mereka
lakukan setelah melalui perjalanan panjang.
2. Tujuan GF
 Merusak Akhlak (Ifsadul Akhlaq) : menjauhkan
nilai-nilai Islam dari kehidupan ummat Islam
 Menghancurkan Fikrah (pola pikir) : fikrah
adalah cara pandang atau pola pikir, Ia lahir dari
Aqidah. Jika aqidah rusak, maka pola
berpikirnya tidak berdasar kepada nilai-nilai
Agama Islam
 Melarutkan Kepribadian Islam : meruntuhkan
kepribadian seorang muslim
 Pemurtadan : mengeluarkan ummat Islam dari
Agama Islam (murtad) atau paling tidak
memberikan loyalitas kepada mereka
3. Bentuk GF
 Pastor Takly berkata: "Kita harus mendorong
pembangunan sekolah-sekolah ala Barat
yang sekuler. Karena ternyata banyak orang
Islam yang goyah aqidahnya dengan Islam
dan Al Qur'an setelah mempelajari buku-
buku pelajaran Barat dan belajar bahasa
asing".
 Samuel Zwemer dalam konferensi Al Quds untuk para
pastor pada tahun 1935 mengatakan: "Sebenarnya
tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari
agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi
menjauhkan mereka dari agamanya (Al Qur'an dan
Sunnah). Sehingga mereka menjadi orang- orang yang
putus hubungan dengan Tuhannya dan sesamanya
(saling bermusuhan), menjadi terpecah- belah dan jauh
dari persatuan. Dengan demikian kalian telah
menyiapkan generasi-generasi baru yang akan
memenangkan kalian dan menindas kaum mereka
sendiri sesuai dengan tujuan kalian".
Model yang dipakai
 Orientalisme
 Missionaris
 Memisahkan agama dari negara
(sekularisme)
 Nasionalisme
 Westernisasi
 Atheisme
 Liberalisme / Pluralisme
Sarana

 3S : Song – Sport – Sex


 3F : Fun – Food – Fashion
 Pendidikan
 Sosial Budaya
 Ekonomi
 Politik
Keunggulan GF
 Dana yang dibutuhkan tidak sebesar dana yang
diperlukan untuk perang fisik.
 Sasaran ghazwul fikri tidak terbatas.
 Serangannnya dapat mengenai siapa saja, dimana
saja dan kapan saja.
 Tidak ada korban dari pihak penyerang.
 Sasaran yang diserang tidak merasakan bahwa
sesungguhnya dirinya dalam kondisi diserang.
 Dampak yang dihasilkan sangat fatal dan berjangka
panjang.
 Efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai