Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

TEORI KONSEP MODEL KEPERAWATAN


IMOGENE KING

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti proses pembelajaran pada unit ini peserta didik Semester I Kelas A
dan B mampu memahami tentang Konsep Teori sebagai Dasar untuk Keperawatan.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan mampu dengan
benar:
1. Mengetahui dan memahami pengertian teori, konsep, dan model keperawatan.
2. Mengetahui dan memahami tujuan teori dan model keperawatan.
3. Mengetahui dan memahami karakteristik teori dan model keperawatan.
4. Mengetahui dan memahami teori konsep model keperawatan menurut Imogine King.

A. Konsep Utama Dan Definisi-Definisi


Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah sebagai berikut :
1. Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan dan
orang dengan orang, di representasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang di
arahkan untuk mencapai tujuan.
2. Persepsi sebagai representasi setiap orang tentang realitas.
3. Komunikasi sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang berikutnya,
baik secara langsung atau tidak langsung.
4. Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian tujuan.
5. Peran sebagi seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki
posisi dalam system sosial,peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban.Stres adalah tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia
dengan lingkungan.
7. Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus-menerus dalam diri
8. individu secara selular, molekular, dan tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif
untuk menolong individu-individu bergerak menuju kedewasaan.
9.    Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan.
10.  Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu
merupakan durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap
manusia.

B. Sumber-Sumber Teoritis
            King menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuan
dari buku tersebut adalah "untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi ilmu
perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga para peneliti dan
praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasi-situasi
keperawatan spesifik. Dalam buku pertamanya ia mengusulkan mengenai sebuah pendekatan
untuk memilih konsep-konsep yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan
profesional dan menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang
melembangkan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan sosial dalam
keperawatan.
C. Model Konsep Dan Teori Imogene M. King Terdiri Dari Tiga Sistem
Sistem Sosial

Sistem Interpersonal
Sistem personal

Gambar 1.4. Hubungan system personal, interpersonal, dan sosial

1.      Sistem Personal


Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka). Untuk
sistem personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self),
pertumbuhan dan perkembangan (growth and development), citra diri (body
image), ruang (space), dan waktu (time).
a.         Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian.
Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini tergantung dengan
pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi.
Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selektif untuk
semua orang, dansubjektif atau personal.
b.       Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain.
Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah
individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.
c.        Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia.
Perubahanini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan
walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi genetik,
pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan
sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial
untuk mencapai aktualisasi diri.
d.       Citra  diri (body image)
King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan tubuhnya
dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
e.        Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau
subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan
situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu
terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada
untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan
perilaku orang yang menempatinya.
f.        Waktu (time)
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian
yang lain, merupakan pengalaman unik setiap orang.

2.      Sistem Interpersonal


King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi
antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut
TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem
interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress.
a.         Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua
orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b.       Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan
dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya
melalui telepon, televisi atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non
verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju
dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan
maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain. Aspek
perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku
adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
c.    Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas
personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka
mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.
d.       Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat
sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama
peran yaitu, peran berisi perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki
posisi di sistem sosial, prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan
kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan
antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
e.        Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun
manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan
pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi
dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor.
Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-
menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada
dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,
individual, personal, dan subjektif.

3.      Sistem Sosial


King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi
sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan
mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995). Konsep
yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan
pengambilan keputusan.
a.         Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang
berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok
untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
b.       Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses
transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari
pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam
organisasi sertaberhubungan dengan wewenang.
c.        Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal,
esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi,
dinamis dan orientasi pada tujuan.
d.       Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap
kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif,
situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.
e.        Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah. King
mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok
dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali
bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan pasien/klien.
Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan,
di mana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan pasien/klien
dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan
yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu
pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.

Manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu:


1. Informasi kesehatan
2. Pencegah penyakit
3. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari
komponen yang dapat digambarkan pada gambar 1.5.
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut
King terdiri dari komponen:

Perawat

Aksi

Klien Reaksi Interaksi Transaksi

Gambar 1.5. Model konsep menurut King


1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam
memahami atu mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan gambaran
hubungan perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn respons
dari individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara
perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

E. Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King


1.      Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa
mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang
dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika hndividu ini bersatu
dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok
mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok :
a) kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan dan dapat 
digunakan. 
b) Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
c) Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu/merawat diri
mereka sendiri.

2.      Konsep Sehat


King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara
berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan eksternal melewati
rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber,sumber yang dimiliki oleh seseorang atau
individu untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.

3.      Konsep Lingkungan


Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling
berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan kekuatan dinamis yang
mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Lingkungan merupakan
suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan
keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan
penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan :
a. Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk
menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal.
b. Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal. Perawat adalah
bagian dari lingkungan pasien.

4.      Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi perawat dan
klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan. King
menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat
meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan,
menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi.
Transaksi:
 Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.
 Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka tujuan tercapai.
 Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan tercapai.
 Jika interaksi  perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh kembang dapat
ditingkatkan .
 Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka transaksi terjadi.
 Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
 Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian tujuan terjadi.

Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional
1. Tujuan perawat
Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga mereka dapat
berfungsi dalam peran mereka.
2. Domain perawat
Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan merawat orang
sakit, terluka dan sekarat. 
3. Fungsi perawat professional
Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. King berkata dalam teori nya,
seorang perawat profesional, dengan pengetahuan khusus dan keterampilan, dan klien
yang membutuhkan perawatan, dengan pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah
pribadi, bertemu sebagai orang asing di lingkungan alam. Mereka saling berinteraksi,
mengidentifikasi masalah, menetapkan dan mencapai tujuan.

F. Teori Imogene M. King Dalam Proses Keperawatan


1.      Pengkajian
a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa
pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan tentang
diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien, diantaranya adalah :
1)      Tingkat tumbuh kembang.
2)      Pandangan tentang diri sendiri.
3)      Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap
status kesehatan.
4)       Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk
interaksi dan transaksi.
5)      Sosialisasi

2.      Diagnosa Keperawatan


a.   Dibuat setelah melakukan pengkajian.
b.   Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
c.  Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa
keperawatan.

3.      Perencanaan
a.   Dibuat berdasarkan dengan keperawatan.
b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut
dilakukan.
c.  Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan dan
membuat keputusan.
d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut
serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.

4.      Implementasi
a.  Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual untuk mencapai
tujuan.
b.   Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.

5.      Evaluasi
a.   Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai.
b.   Dalam evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses
keperawatan tersebut.

G. Penerimaan Oleh Komunitas Ilmu Perawatan  


1)      Praktek
Hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan merupakan satu fungsi
interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. Dia menyatakan teori ”Karena ini abstrak,
tidak dapat diterapkan secara langsung pada praktek keperewatan atau program-program
yang konkret dalam ilmu perawatan”. Pada saat data empiris dapat teridentifikasi,
terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan dapat diaplikasikan dalam
situasi-situasi yang nyata.Teori ini dan GORN (The Goal Oriented Nursing Record) berguna
dalam praktek perawat untuk menyediakan rencana-rencana individual dan perawatan pada
saat menyemangati partisipasi aktif dari klien dalam fase membuat keputusan. GORN
merupakan satu pendekatan dalam keefektifan dokumen perawatan keperawatan.

2)      Pendidikan
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi design kurikulum
progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston. Konsep-konsep King
sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir. Berguna dalam pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan hipotesa bagi penelitian. Menyediakan
alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi perawat,Pengorganisasian tubuh, pengetahuan
keperawatan dan penjelasan keperawatan sebagai disiplin ilmu.
3)      Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit,
diperawatan ambulatri,  populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang akan datang,
komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehatan.

H. Tinjauan Kritis
1.      Kesederhanaan (Simplicity)
Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Mengenai stres yang kurang jelas karena ia
menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus
menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah sakit. Dia memberikan contoh pengaruh
negatif stres bagi pasien dengan pencabutan sensor dan overload sensor. King menyatakan
bahwa definisi-definisinya sangatlah jelas dan diturunkan secara konseptual dari identifikasi
karakteristik. Ia menyatakan bahwa kritik-kritik, menyatakan contoh kegunaan pengetahuan
konsep-konsep keperawatan, namun contoh itu bukanlah definisi konsep. Ia berpikir bahwa
kebanyakan kritik tidak berbeda dengan definisinya dari pembuat stres dan mereka berbeda.
2.      Keumuman (generality)
Keterbatasannya penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien tidak dapat
berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang
baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik. King memppercayai bahwa kritik menisyaratkan
bahwa teorinya akan dialamatkan kepada setiap orang, peristiwa, dan situasi yang tidak
mungkin.

3.      Kesesuaian empiris


Masih dalam tahap-tahap awal, King mengumpulkan data empiris dalam proses interaksi
perawat-pasien yang membawa kepada pencapaian tujuan. Apabila perawat diajari tujuan dan
apabila itu digunakan dalam keperawatan pencapaian tujuan dapat diukur bersama dengan
keefektifan penanganan perawatan. Dan karena teorinya relatif baru pengujian empiris dan
masih dapat dilihat jika terdapat hubungan diantara konsep-konsep tersebut.

I. Asumsi King
King rnengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun
implisit. Asumsi eksplisit meliputi:
1.    Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya, dengan
tujuan untuk kesehatan manusia
2. Individu  adalah  sosial,   mengirim.  rasional,  reaksi,  penerimaan,  kontrol,
berorientasi pada kegiatan waktu.
3.   Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta
perawat.
4. Manusia  sebagai  pasien  mempunyai  hak  untuk mendapatkan   informasi,
berpartisipasi dalam membuat keputusan mempengaruhi kehidupannya, kesehatan,   
dan    pelayanan    komunitas    dan    menerima    atau    menolak keperawatan,
5.    Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada
individu tentang semua aspek ki sehatan untuk membantu mereka membuat atau
mengambil keputusan.
6.  Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak
sama.

Sedangkan asumsi implisit meliputi :


1. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2. Pasien sadar,  aktif,  dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau
pengambilan keputusan.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu   mempunyai   hak  untuk  menerima   atau   menolak kesehatan.

J. Pandangan King Terhadap Keperawatan Konsep Manusia


King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan
yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam
kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai individu disebut
sebagai sistem personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem
interpersonal. Sistem social tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan
yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.
Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling
berinteraksi dengan sistem lainya secara terbuka/ Lingkungan merupakan suatu sistem
terbuka yang menunjukkan penukaran  masalah,  energi,  informasi dengan keberadaan
manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan  penukaran 
energi  yang  diatur  secara terus  menerus  terhadap  perubahan lingkungan eksternal.

Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara
berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan ekstemal melewati
rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh rsseorang atau
individu untuk mencapai kehidupan sehari-sehari yang maksimal.

Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat
meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan,
menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi.

K. Analisa Teori
Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat disimpulkan bahwa konsep
keperawatan menurut King adalah sebagai proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dan klien
yang secara bersama-sama memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam suatu
situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien yang
masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi
mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk
mencapai tujuan.

Tahapan prosedur analisa teori :


1.      Sumber Teori (Origins)
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang
dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia”
(General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui
penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul
“Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing).
Selanjutnya pada tahun 1968-1972. King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:
a.    Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan
keperawatan.
b.   Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional
tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori
keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”. Pada suatu pertemuan King
mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang
dinamis”. King mengidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi:
personal sistem (individuals), interpersonal sistem (groups) dan sosial sistem (keluarga,
sekolah, industri, organisasi sosial, sistem  elayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan
Dynamic Interacting Systems. Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan
keperawatan concern terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta
suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka
dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual hams diorganisir untuk menggabungkan
ide-ide.
Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia
sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang
terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari teori
Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh
kembang, waktu dan uang (Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model leori induktif
yang memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, discusi, penelitian dan lain-lain.

2.      Makna (Meaning)


King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan
jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu
pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yang diperkuat oleh dua metode:
a.      Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset
b.     Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan
pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment

Manfaat dari teori ini adalah:


a. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
b. Dapat    dijadikan    sebagai    rujukan    dalam    memperbaiki    praktek keperawatan.
c. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi
untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang
spesifik.
d. Sebagai   pendekatan   untuk  menyeleksi   dan   memilih   konsep   yang dijadikan dasar
praktek keperawatan profesional.

3.      Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)


Konsep  teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek,
sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat
dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset.

4.     Manfaat (Usefulness)
Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan  klien 
dan  sistem  pelayanan  keperawatan.  Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat
segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program pendidikan
keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus terlebih dahulu
didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru dapat diaplikasikan. Perawat-perawat yang in
gin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari
konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki
kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi
aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat
dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum
pendidikan keperawatan.

5.       Generalisasi (Generalizability)


Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian
besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mernpunyai keterbatasan
khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan
perawat, contohnya : Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.
6.      Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat
dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Teori King. http://www.scribd.com. Diakses tanggal 25 September 2015


Murwani, Arnita, S.Kep. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Fitramaya:
Yogyakarta.
Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Salemba
Medika: Jakarta.
Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik: Edisi 4,Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Taylor, Carol, dkk. 1993. Fundamentals of Nursing The Art and Science of Nursing Care:
2nd Edition, J.B. Lippincott Co: Philadelphia.
Perry, Potter. 1992. Fundamentals of  Nursing –Concepts Process & Practice: 3rd Edition,
Mosby Year Book: London.

Anda mungkin juga menyukai