B. Sumber-Sumber Teoritis
King menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuan
dari buku tersebut adalah "untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi ilmu
perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga para peneliti dan
praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasi-situasi
keperawatan spesifik. Dalam buku pertamanya ia mengusulkan mengenai sebuah pendekatan
untuk memilih konsep-konsep yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan
profesional dan menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang
melembangkan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan sosial dalam
keperawatan.
C. Model Konsep Dan Teori Imogene M. King Terdiri Dari Tiga Sistem
Sistem Sosial
Sistem Interpersonal
Sistem personal
Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan pasien/klien.
Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan,
di mana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan pasien/klien
dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan
yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu
pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.
Perawat
Aksi
4. Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi perawat dan
klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan. King
menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat
meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan,
menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi.
Transaksi:
Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.
Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka tujuan tercapai.
Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan tercapai.
Jika interaksi perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh kembang dapat
ditingkatkan .
Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka transaksi terjadi.
Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian tujuan terjadi.
Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional
1. Tujuan perawat
Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga mereka dapat
berfungsi dalam peran mereka.
2. Domain perawat
Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan merawat orang
sakit, terluka dan sekarat.
3. Fungsi perawat professional
Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. King berkata dalam teori nya,
seorang perawat profesional, dengan pengetahuan khusus dan keterampilan, dan klien
yang membutuhkan perawatan, dengan pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah
pribadi, bertemu sebagai orang asing di lingkungan alam. Mereka saling berinteraksi,
mengidentifikasi masalah, menetapkan dan mencapai tujuan.
3. Perencanaan
a. Dibuat berdasarkan dengan keperawatan.
b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut
dilakukan.
c. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan dan
membuat keputusan.
d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut
serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.
4. Implementasi
a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual untuk mencapai
tujuan.
b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
5. Evaluasi
a. Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai.
b. Dalam evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses
keperawatan tersebut.
2) Pendidikan
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi design kurikulum
progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston. Konsep-konsep King
sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir. Berguna dalam pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan hipotesa bagi penelitian. Menyediakan
alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi perawat,Pengorganisasian tubuh, pengetahuan
keperawatan dan penjelasan keperawatan sebagai disiplin ilmu.
3) Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit,
diperawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang akan datang,
komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehatan.
H. Tinjauan Kritis
1. Kesederhanaan (Simplicity)
Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Mengenai stres yang kurang jelas karena ia
menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus
menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah sakit. Dia memberikan contoh pengaruh
negatif stres bagi pasien dengan pencabutan sensor dan overload sensor. King menyatakan
bahwa definisi-definisinya sangatlah jelas dan diturunkan secara konseptual dari identifikasi
karakteristik. Ia menyatakan bahwa kritik-kritik, menyatakan contoh kegunaan pengetahuan
konsep-konsep keperawatan, namun contoh itu bukanlah definisi konsep. Ia berpikir bahwa
kebanyakan kritik tidak berbeda dengan definisinya dari pembuat stres dan mereka berbeda.
2. Keumuman (generality)
Keterbatasannya penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien tidak dapat
berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang
baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik. King memppercayai bahwa kritik menisyaratkan
bahwa teorinya akan dialamatkan kepada setiap orang, peristiwa, dan situasi yang tidak
mungkin.
I. Asumsi King
King rnengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun
implisit. Asumsi eksplisit meliputi:
1. Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya, dengan
tujuan untuk kesehatan manusia
2. Individu adalah sosial, mengirim. rasional, reaksi, penerimaan, kontrol,
berorientasi pada kegiatan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta
perawat.
4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi,
berpartisipasi dalam membuat keputusan mempengaruhi kehidupannya, kesehatan,
dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan,
5. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada
individu tentang semua aspek ki sehatan untuk membantu mereka membuat atau
mengambil keputusan.
6. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak
sama.
Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara
berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan ekstemal melewati
rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh rsseorang atau
individu untuk mencapai kehidupan sehari-sehari yang maksimal.
Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat
meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan,
menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi.
K. Analisa Teori
Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat disimpulkan bahwa konsep
keperawatan menurut King adalah sebagai proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dan klien
yang secara bersama-sama memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam suatu
situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien yang
masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi
mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk
mencapai tujuan.
4. Manfaat (Usefulness)
Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien
dan sistem pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat
segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program pendidikan
keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus terlebih dahulu
didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru dapat diaplikasikan. Perawat-perawat yang in
gin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari
konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki
kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi
aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat
dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum
pendidikan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA