MEDICATION ERROR
DOSEN PENGAMPU :
Disusun Oleh:
1.Ahmad Bayhaqie
2. Latif Akhmad
3.Hani Pahrina
5. Dina Sulistia
7.Noor Aida
KEPERAWATAN
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Management Patient Safety dan menambah wawasan serta pengetahuan. Pada kesempatan ini
1. Ns Hj. Asni Hasaini, S.Kep., M.Kep selaku dosen koordinator sekaligus dosen pengajar mata ,
kuliah Management Patient Safety yang telah berperan dalam memberikan bimbingan, arahan, dan
3. Teman-teman mahasiswa/i yang mengikuti mata kuliah Management Patient Safety atas
kerjasama, bantuan dan dukungannya untuk membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata
dengan segala kekurangan yang ada pada kami, kami berharap semoga makalah ini dapat
Makalah ini masih terdapat kekurangannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak yang
sifatnya membangun dalam penyempurnaan isi makalah ini sangatlah kami harapkan. Akhir kata
dengan segala kekurangan yang ada pada kami, kami berharap semoga makalah ini dapat
Kelompok I
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..........……i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….......... ii
BAB 1
PENDAHULUAN…………….………………………………………….….........4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….…........4
BAB II
ISI................................................…….…………………………….......…......….5
2.1 Pengertian Medication Error.........................................................................5
2.2 Kategori Medicatio Error...............................................................................5
2.3 Bentuk Kejadian Medication Error...............................................................8
2.4 Obat LASA(Look Alike Sound Alike)............................................................9
2.5 Penggolongan Obat LASA..............................................................................9
2.6 Penyebab Terjadinya Medication Error.....................................................12
2.7 Jenis-jenis Kesalahan Obat (Medication Error).........................................13
2.8 Upaya Menurunkan Medication Error........................................................17
BAB III
3.1 PENUTUP........................................................................................………...19
3.2 Saran................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………........…........21
3
BAB
IPENDAHULUA
1.1 LatarBelakang
Rumahsakitmempunyaiprosesuntukmengidentifikasidanmelaporkankesalahan
obat (medication error). Medication error dapat terjadi dimana saja dalamrantai
pelayanan obat kepada pasien mulai dari produksi dalam peresepan,
pembacaanresep,peracikan,penyerahan dan monitoringpasien (Cohen, 1999).
4
BABII
ISI
2.1 PengertianMedicationError
2.2 KategoriMedicationError
5
Error Katego Ha
ri sil
Noerror A Kejadianatauyangberpotensiuntukterjadinyakesalahan
Error B Terjadikesalahansebelumobatmencapaipasien
,noha C Terjadikesalahandanobatsudahdiminum/digunakanpasient
rm etapi tidakmembahayakan pasien
D Terjadinyakesalahan,sehinggamonitoringketatharusdilakuk
an tetapitidak membahayakanpasien
Error,har E Terjadikesalahan,hinggaterapidanintervensilanjutdiperluk
m
an dan kesalahan ini memberikan efek yang
burukyangsifatnyasementara
F Terjadikesalahandanmengakibatkanpasienharusdirawatleb
ihlamadirumahsakit sertamemberikanefekburuk
Yangsifatnyasementara
G Terjadikesalahanyangmengakibatkanefekburukyang
Bersifatpermanen
H Terjadikesalahandanhampirmerenggutnyawapasien
Contohsyokanafilaktik
Error, I Terjadikesalahandanpasienmeninggaldunia
death
Timbulnyakejadianyangtidaksesuaidengantujuan(incidence/hazard)dikatakan
sebagai drug misadventuring, terdiri dari medication errors dan adversedrug
reaction. Ada beberapa pengelompokan medication error sesuai dengan
dampakdanproses.Konsistensipengelompokaninipentingsebagaidasaranalisadan
intervensiyangtepat.
MedicationErroradalahkejadianyangdapatdicegahakibatpenggunaanobat,yang
menyebabkancedera.Contohnyaadalahperesepanobatyangtidakrasional.Kesalahanperh
itungandosispadaperacikan.Ketidakpatuhanpasien
sehinggaterjadidosisberlebih.Indeksmedicationerrorsuntukkategorisasierrors
(berdasarkandampak).
Jenis-jenismedicationerrors(berdasarkanalurprosespengobatan)
TipeMedicationErrors Keterang
an
Unauthorizeddrug Obatyangterlanjurdiserahkankepadapasienpadahaldi
resepkanoleh bukan dokteryang berwenang
Improperdose/quantity Dosis,strengthataujumlahobatyangtidaksesuai
Denganyangdimaskuddalamresep
Wrongdosepreparationmethod Penyiapan/formulasiataupencampuranobatyangtidak
sesuai
Wrongpatient Obatdiserahkanataudiberikanpadapasienyangkeliruy
angtidaksesuai denganyangtertera diresep
Omissionerror Gagaldalammemberikandosissesuaipermintaan,men
gabaikan penolakan pasien atau keputusan
klinikyang mengisyaratkan untuk tidak diberikan
obat yangbersangkutan
Extradose Memberikanduplikasiobatpadawaktuyangberbeda
Prescribingerror Obatdiresepkansecarakeliruatauperintahdiberikan
Secaralisanataudiresepkanolehdokteryangtidakberko
mpeten
Wrongadministrationtechnique Menggunakancarapemberianyangkelirutermasukmis
alnyamenyiapkanobatdenganteknikyangtidak
dibenarkan(misalkanobatimdiberikaniv)
Wrongtime Obatdiberikantidaksesuaidenganjadwalpemberian
Ataudiluarjadwalyangditetapkan
2.3 BentukKejadianMedicationError
Adapunbentuk-bentukkejadianmedicationerrorantaralain:
a. Fase prescribing adalah error yang terjadi pada fase penulisan resep,
meliputiobat yang diresepkan tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien atau
kontraindikasi, tidaktepat obat atau ada obat yang tidak adaindikasinya, tidak tepat
dosis dan aturanpakai.
b. Fase transcribing adalah error yang terjadi pada saat pembacaan resep
untukproses dispensing, antara lain salah membaca resep karena tulisan yang tidak
jelas,misalnyaLosec®(omeprazole)dibacaLasix®(furosemide),aturanpakai2kalisehari
1tabletterbaca3 kalisehari1 tablet.Salahdalam menerjemahkanorderpembuatan resep
dansignaturejugadapatterjadipadakasusini.
c. Fasedispensingialaherroryangterjadipadasaatpenyiapanhinggapenyerahan
resep oleh petugas apotek. Salah satu kemungkinan terjadinya erroradalah salah
dalam mengambil obat dari rak penyimpanan karena kemasan atau namaobat yang
mirip atau dapat pula terjadi karena berdekatan letaknya. Selain itu salahdalam
menghitung jumlah tablet yang akan diracik, ataupun salah dalam
memberikaninformasi.
d. Fase administrasi adalah error yang terjadi pada proses penggunaan obat,
yaituprosesyangdimanaterjadi saatobat diberikandari petugasapotekkepasien
atau dari petugas apotek kepala keluarga pasien. Dan pada proses ini juga
meliputifase digunakannya obat. Fase ini dapat melibatkan petugas apotek dan pasien
ataukeluarganya.Biasanyapadafaseiniketidaklengkapanyangterjadiyaitusalahpemberia
n informasi tentang penggunaan obat. Error yang terjadi misalnya
salahmenggunakansuppositoriayangseharusnyamelaluiduburtapidimakandengan
bubur,salahwaktuminumobatnyaseharusnya1jamsebelummakantetapidiminumbersam
a makan.
2.4 ObatLASA(LookAlikeSoundAlike)
Dari pembagian fase diatas, LASA (Look Alike Sound Alike) berada di
fasedispensing. Apa itu Lasa ? Lasa adalah obat-obat dengannama generik
maupunmerek dagang (paten) yang rupanya atau (bunyinya) hampir sama dengan
obat
lain.Dalamfasedispensing,tenagakefarmasianmelakukanscreeningterhadapkelengkapa
n dan kelayakan obat, membaca resep, membungkus serta
menempelkanetiketyangberisi aturanpakai,nama pasien, jumlah obat,
danketeranganlain.
Sesuai dengan prosedur standar bahwa resep yang dinyatakan lengkap dan
layakselanjutnya akan dibungkus sesuai dengan permintaan yang tertulis dalam
resep.Tenagakefarmasianyangmengambilobatdarilemariobatmungkinsajamelakukank
esalahandalampengambilan sediaanfarmasi.
Umumnya lemari penyimpanan obat di instalasi farmasi RS maupun
apotekmemiliki aturan tersendiri dalam penyusunannya. Umumnya disusun
berdasarkanabjad dan dipisahkan dalam beberapa kelompok. Misalnya untuk obat
golongannarkotika maka dipisahkan dan disimpan pada lemari khusus, obat
psikotropika
jugadipisahkanpenyimpannya.Selanjutnya,obatdapatdikelompokkanberdasarkankelast
erapinyaataupunmenurutabjad saja.
Beberapasediaanfarmasiyangmemilikilebihdarisatukekuatantidakdiletakkanbersebela
han. Sediaan farmasi yang memiliki kemiripan nama tidak diletakkanberdekatan.
NAMAOBATSAMAKEKUATANBEDA
1. Amlodipin5mgTab Amlodipin10mgTab
2. Glimipiride1mgTab Glimipiride2mgTa
b,Glimepiride4mg
3. Acyclovir200mgTab Acyclovir400mgTab
4. Neurotam1200mgTab Neurotam800Tab
5. PolycrolForteTab Polycrol400GellTab
6. Somerol16mgTab Somerol4mgTab
7. Ludiomil10mgTab Ludiomil50mgTab
8. Flamar25mgTab Flamar50mgTab
9. Divask5mgTab Divask10mgTab
10. Lyrica50mgTab Lyrica75mgTab
11. Cefadroxil250mgTab Cefadroxil500mgTab
12 dst
NAMAOBATMIRIPUCAPAN
1. XimescoTab ImescoTab
2. EthidanTab FucoidanTab
3. CetrizineTab KetricinTab
4. Bucaininj Decaininj
5. FolamilTab FolavitTab
6. EphedrineInj EprineprineInj
Dst.......
2.6 PenyebabterjadinyaMedicationError
2. Kesalahankarenalalaimemberikanobat
Gagal memberikan satu dosis, sebelum dosis terjadwal berikutnya. Jika
pasienmenolak mengkonsumsi obat atau jika obat tidak dikonsumsi karena
kontraindikasi,makahaltersebutbukan kesalahan.
3. Kesalahankarenalalaimemberikanobat
Gagal memberikan satu dosis, sebelum dosis terjadwal berikutnya. Jika
pasienmenolak mengkonsumsi obat atau jika obat tidak dikonsumsi karena
kontraindikasi,makahaltersebutbukan kesalahan.
4. Kesalahankarenalalaimemberikanobat
Gagal memberikan satu dosis, sebelum dosis terjadwal berikutnya. Jika
pasienmenolak mengkonsumsi obat atau jika obat tidak dikonsumsi karena
kontraindikasi,makahaltersebutbukan kesalahan.
5. Kesalahankarenalalaimemberikanobat
Gagal memberikan satu dosis, sebelum dosis terjadwal berikutnya. Jika
pasienmenolak mengkonsumsi obat atau jika obat tidak dikonsumsi karena
kontraindikasi,makahaltersebutbukan kesalahan.
6. Kesalahankarenawaktupemberianyangkeliru
Pemberianobatdiluarsuatujarakwaktuyangditentukansebelumnyadarijadwalwa
ktu pemberianobat.
7. Kesalahanobatkarenaobatyangtidakdiotorisasi
Pemberian kepada pasien, obat yang tidak diotorisasi oleh seorang
penulisresep yang sah untuk pasien. Mencakup suatu obat yang keliru, suatu dosis
diberikankepada pasien yang keliru, obat yang tidak diorder, duplikasi dosis, maupun
dosisyang diberikan diluar pedomanatau protokol klinik yangtelahditetapkan.
8. Kesalahanobatkarenadosistidakbenar
Pemberian kepada pasien suatu dosis yang lebih besar atau lebih kecil
darijumlah yang diorder oleh dokter penulis resep atau pemberian dosis duplikat
kepadapasien,yaitusatuataulebihunitdosissebagaitambahanpadadosisobatyangdiorder.
9. Kesalahanobatkarenabentuksediaan
Pemberiankepadapasiensuatusediaanobatdalambentukberbedadariyangdiorderoleh
dokter.
10. Kesalahanobatkarenapembuatanataupenyiapanobatyangkeliru
Sediaan obat diformulasiataudisiapkansecaratidakbenarsebelumpemberian.
11. Kesalahankarenateknikpemberianyangkeliru
Prosedur yang tidak tepat atau teknik yang tidak benar dalam pemberian
suatuobat yang dapat mencakup kesalahan karena rute pemberian yang keliru
berbedadenganyangditulis,melaluiruteyangbenartetapitempatyangkeliru,maupunkesal
ahankarenakecepatanpemberian yangkeliru.
12. Kesalahankarenapemberianobatyangrusak
Pemberiansuatuobatyangtelahkadaluarsaataukeutuhanfisikataukimiabentuksediaantela
hmembahayakan,termasukobat-obatyangdisimpansecaratidaktepat.
13. Kesalahankarenapemantauanyangkeliru
Gagal mengkaji suatu regimen tertulis untuk ketepatan dan
pendeteksianmasalah,ataugagalmenggunakandataklinikataudatalaboratoriumuntukpen
gkajian responpasien yangmemadaiterhadapterapiyang ditulis.
14. Kesalahankarenatidakpatuh
Perilakupasienyangtidaktepatberkenaandenganketaatanpadasuaturegimenob
atyangditulis.Contohpalingumumadalahketidakpatuhanpasienpenderita
hipertensimenggunakan terapiobat antihipertensi
15. Kesalahankarenatidakpatuh
Perilakupasienyangtidaktepatberkenaandenganketaatanpadasuaturegimenob
atyangditulis.Contohpalingumumadalahketidakpatuhanpasienpenderita
hipertensimenggunakan terapiobat antihipertensi
16. Kesalahankarenatidakpatuh
Perilakupasienyangtidaktepatberkenaandenganketaatanpadasuaturegimenob
atyangditulis.Contohpalingumumadalahketidakpatuhanpasienpenderita
hipertensimenggunakan terapiobat antihipertensi
17. Kesalahankarenatidakpatuh
Perilakupasienyangtidaktepatberkenaandenganketaatanpadasuaturegimenob
atyangditulis.Contohpalingumumadalahketidakpatuhanpasienpenderita
hipertensimenggunakan terapiobat antihipertensi
18. Kesalahankarenatidakpatuh
Perilakupasienyangtidaktepatberkenaandenganketaatanpadasuaturegimenob
atyangditulis.Contohpalingumumadalahketidakpatuhanpasienpenderita
hipertensimenggunakan terapiobat antihipertensi
19. Kesalahankarenatidakpatuh
Perilakupasienyangtidaktepatberkenaandenganketaatanpadasuaturegimenob
atyangditulis.Contohpalingumumadalahketidakpatuhanpasienpenderita
hipertensimenggunakan terapiobat antihipertensi
20. Kesalahankarenatidakpatuh
Perilakupasienyangtidaktepatberkenaandenganketaatanpadasuaturegimenob
atyangditulis.Contohpalingumumadalahketidakpatuhanpasienpenderita
hipertensimenggunakan terapiobat antihipertensi
2.8 UpayamenurunkanMedicationError
Langkah-langkahpengelolaanmedicationerrors:
1. Klasifikasikanjenismedicationerrorsyangterjadi.
2. Tentukanpenyebabterjadinyamedicationerrors.
3. Medicationerrorsharusdidokumentasikandandilaporkansegerakepadadokter,
perawat,dankepalaIFRS.
4. Untuk kesalahan yang signifikan secara klinik, pengumpulan fakta dan
investigasiharus segera dimulai. Fakta yang harus ditetapkan dan
didokumentasikan termasukapa yang terjadi, di mana peristiwa terjadi, mengapa
dan bagaimana
peristiwaterjadi,siapayangterlibat.Buktiproduk(misaletiketdankemasan)harusdicari
dandisimpanuntukacuandikemudianhari.
5. Identifikasikanlangkah-langkah yang akan dilakukan dengan benar dan
dokumentasikan
6. Terapiperbaikandanterapisuportifharusdiberikankepadapasien.
7. Kesalahan obat harus dilaporkan kepada program pemantauan rumah sakit
untukkepentinganperbaikanmutu,peningkatankeamananpasienuntukpencegahankes
alahanyangakan datang.
Responsetelahterjadimedicationerror:
1. Meminimalisasiefekdarikesalahanmedikasipadapasien
2. Berikanpasienperhatianpenuh
3. Pindahkanpasienketempatterpisahjikamemungkinkan
4. Caripenyebabterjadinyakesalahanmedikasi
5. Memintamaafkepadapasiendanjelaskankesalahanyangtelahterjadi
6. Perbaikikesalahanyangterjadi
7. Catatsegalatindakanyangdilakukan
Contoh Kasus Medication Error:
1. Kasus Nyonya S
Nyonya S yang baru saja melahirkan, mengalami koma selama dua hari, setelah diadakan
pemeriksaan ternyata pasien tersebut salah mengkonsumsi obat. Seharusnya pasien mendapatkan
obat methylergotamin yang salah satu fungsinya yaitu untuk mengontrol pendarahan saat
melahirkan atau persalinan dan mempercepat kembalinya kandungan (uterus) ke keadaan normal,
sedangkan obat yang diberikan oleh apotek yaitu obat yang mengandung glibenclamide sebagai
antidibetik yaitu menurunkan kadar gula darah. Pasien mengalami koma karena tubuh pasien tidak
dapat mengatasi dengan cara mengeluarkan hormone yang menaikkan gula darah karena pasien
bukan penderita diabetes.
2. Kasus Bapak KY
Bapak KY 58 tahun merupakan seorang pasien di puskesmas mengeluhkan mata perih dan
merah karena terkena butiran pasir saat menggunakan motor pada tanggal 2 mei 2017 lalu datang ke
dokter dan diberikan resep. Saat berada dirumah pasien baru membaca bahwa obat tetes yang
diberikan tertulis merupakan chloramphenicol 3% obat tetes telinga namun pasien beranggapan
mungkin obat tersebut bisa digunakan untuk tetes mata dan tetes telinga, saat digunakan mata pasien
terasa semakin perih. Pasien kemudian datang kembali ke dokter di puskesmas dan mengeluhkan
obat yang diberikan, dokter pun mengganti resep namun ternyata saat sampai dirumah pasien
membaca kembali obat tersebut dan ternyata merupakan tetes telinga lagi, pasien pun masih
beranggapan bisa digunakan untuk tetes mata dan telinga. Namun saat diteteskan mata pasien malah
lebih perih dan sakit serta pusing hingga pasien pergi ke dokter spesialis mata dengan keluarganya,
setelah diperiksa mata pasien masih normal tapi tidak dapat dipastikan untuk kedepannya dan hal ini
sangat membuat pasien tidak nyaman dan akhirnya melakukan protes terhadap puskesmas agar tidak
terjadi kejadian serupa.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Cahyono,SuharjoB.2008.MembangunBudayaKeselamatanPasiendalamPraktekKedoketran.Cet
akankeV.Yogyakarta:Kanisius
Damin,Sumardjo.2008.PengantarKimia:BukuPanduanKuliahMahasiswaKedokteran
danProgramStrataIFakultasBioeksakta.Jakarta:EGC
Mukhtar, Ansari dan Sen Abhishek. 2013. Evaluation of Look-Alike and Sound-
AlikeMedicines and Diapensing Errors In A Tertiary Care Hospital Pharmacy
ofEastern.Nepal:InternationalJournalPharmacy
PresidenRepublikIndonesia.1992.Undang-undangNo.23TentangKesehatan.Jakarta
PresidenRepublikIndonesia.1999.Undang-undangRepublikIndonesiaNo8Tentang
PerlindunganKonsumen.Jakarta
Siregar, Charles J.P. 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta:
EGCWindarti,M.I.2008.“StrategiMencapaiKeamananPemberianObat”DalamBuku
SuharjodanCahyono.Yogyakarta:Ikappi.
Astuti,N. Y. 2009.Kajianperesepanberdasarkankeputusanmenterikesehatanrepublik
Indonesia nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 pada resep pasien
rawatjalandiinstalasifarmasirumahsakitumumdaerahKajenkabupatenPekalongan
bulanJuli2008.Surakarta:FakultasFarmasiUniversitasMuhammadiyah Surakarta.
Azzopardi,LillianM.(2010).LectureNotesinPharmacyPractice.Illinois:Pharmaceutical
Press. Hal. 25-27.
Ferner, R. (2000). Medication error that have led to manslaughter charges. BMJ ,
321,1212-1216.