Anda di halaman 1dari 11

1

HANDOUT

Mata Kuliah : Kesehatan Perempuan dan Perenanaan Keluarga


Kajian Materi : Kontrasepsi Hormonal Suntikan
Sub Topik : Suntikan
- Pengertian
- Jenis
- Efektivitas
- Manfaat
- Komposisi
- Cara Kerja
- Indikasi
- Kontra Indikasi
- Efek Samping
- Pendokumentasian Askeb Akseptor Suntik
Waktu : 2 x 50 Menit
Dosen : Wenny Indah Purnama Eka Sari, SST. M. Keb

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini mahasiswa mampu menjelaskan


dan memahami tentang kontrasepsi hormonal suntikan

SUMBER PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi . Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Praworohardjo
Affandi, Biran , Baharuddin dan Soekami Soekir. 2010. BUKU Panduan praktis pelayanan
kontrasepsi Ed.2, cet.3 . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prijatni, Ida dan Sri Rahayu. 2016. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana . Jakarta :
Kemenkes RI
Rahayu, Sri. 2015. Modul Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana Kegiatan Belajar 3.
Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan BPPSDM

Wenny Indah Purnama Eka Sari, M. Keb


2
HANDOUT

PENDAHULUAN

Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi yaitu upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.
Namun sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal, karena idealnya suatu
kontrasepsi dilihat dari daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan
motivasi terus-menerus, dan efek samping minimal .
Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan wanita di
negara-negara maju. Para wanita menggunakannya untuk mencegah kehamilan. Setiap tahun
pasangan menikah pada usia subur semakin meningkat, diketahui dari data website resmi
pemerintah Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010 jumlah pasangan menikah usia subur
sebanyak 218.125 pasangan.
Sejak diberlakukannya program KB di Indonesia dan sejak berkembangnya kontrasepsi di
Indonesia, penggunaan kontrasepsi masih dalam taraf belum cukup memuaskan , sampai saat ini
masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk menggunakan kontrasepsi dengan alasan
takut akan efek samping yang merugikan bahkan lebih memprihatinkan adalah bahwa masih
banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu apa itu kontrasepsi, terutama masyarakat
Indonesia yang tinggal di daerah terpencil dan yang tidak berpendidikan. Padahal sampai saat ini
kontrasepsi di Indonesia telah mengalami evolusi yang cukup signifikan dalam hal daya guna,
aman, murah, estetik, mudah didapat dan efek samping minimal.
Data terakhir dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada
tahun 2009 menunjukkan jumlah peserta kontrasepsi baru di Indonesia sebanyak 592.780
akseptor. Sebagian besar memilih alat kontrasepsi suntik, hal tersebut dapat dilihat dari metode
kontrasepsi yang dipakai yaitu sebanyak 302.459 akseptor (51,02%) memilih Suntik, 186.439
akseptor (31,45%) memilih Pil, 58.757 akseptor (9,91%) memilih kondom, 22.631 akseptor
(3,81%) memilih Implant, 18.385 akseptor (3,11%) memilih Intra Uterine Devices (IUD),
3.854 akseptor (0,65%) memilih Medis Operatif Wanita (MOW), dan 255 akseptor (0.05%)
memilih Medis Operatif Pria (MOP).

Wenny Indah Purnama Eka Sari, M. Keb


3
HANDOUT

URAIAN MATERI

Kontrasepsi Suntikan
1. Pengertian
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan
reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi. Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi
dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui
hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap folikel dan proses ovulasi.
Kontrasepsi suntikan adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan
dengan jalan penyuntikan obat tersebut pada ibu yang subur. Metode suntikan telah menjadi
bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah. Tingginya
peminat suntikan oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan
dapat dipakai pasca persalinan.
Kontrasepsi suntik adalah kontasepsi yang disuntikkan ke dalam tubuh dalam jangka
waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh
tubuh yang berguna untuk mencegah kehamilan.
2. Jenis
Jenis kontrasepsi suntik dapat dibedakan atas:
a. Kontrasepsi suntik progestin
Terdapat tiga progestin yang digunakan dalam kontrasepsi suntik, yaitu:
1) Depot Medroxyprogesterone Asetat (DMPA) 150 mg/ml, tersedia intramuskuler
(DMPA-IM, yang dipasaran dikenal sebagai Depo-Provera). DMPA diberikan setiap
tiga bulan (13 minggu) secara intramuskuler dan dapat memberi perlindungan dengan
aman selama tiga bulan.

Wenny Indah Purnama Eka Sari, M. Keb


4
HANDOUT

2) Depo-Provera SubQ 140, 104 mg/0.65 ml, formulasi DMPA subkutan (DMPA-SC)
dengan dosis 30% lebih rendah dari DMPA. DMPA-SC dikemas dalam uniject
(prefilled, steril, non-reusable sistem injeksi subkutan) disebut sebagai Sayana Press;
DMPA-SC dalam dosis tunggal, prefilled jarum suntik kaca sebagai Sayana

3) Norethisterone Enanthate (NET-EN) 200 mg/ml, tersedia intramuskuler. NET-EN


diberikan setiap dua bulan (60 hari) secara intramuskular.

b. Kontrasepsi suntik kombinasi


Terdapat empat formulasi yang digunakan dalam kontrasepsi suntik kombinasi, yaitu:
1) Cyclofem, kombinasi medroxyprogesterone acetate ditambah estradiol cypionate
(MPA 25 mg + E2C 5 mg).

2) Mesygina, kombinasi enantat norethindrone ditambah estradiol valerat (NET-EN 50


mg + E2V 5 mg).

Wenny Indah Purnama Eka Sari, M. Keb


5
HANDOUT

3) Deladroxate, kombinasi dihydroxyprogesteron acetophenide 150 mg + estradiol


enanthate 10 mg.
Dipakai di negara-negara Amerika Latin
Tidak dipasarkan lagi karena menyebabkan timbul tumor payudara dan Hiperplasia
kelenjar hypophyse

4) Anafertin, kombinasi dihydroxyprogesteron acetophenide 75 mg + estradiol enanthate 5 mg

c. Efektivitas
DMPA memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan
pertahun asal penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Efektivitas kontrasepsi suntik antara 99% dan 100% dalam mencegah kehamilan. Kontrasepsi
suntik adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif karena angka kegagalan penggunaannya
lebih kecil. Hal ini karena wanita tidak perlu mengingatkan untuk meminum pil dan tidak ada
penurunan efektivitas yang disebabkan oleh diare atau muntah.
Dalam jurnal yang dikemukakan oleh Simon A Melissa, dkk dalam Subcutaneous versus
intramuscular depot methoxyprogesterone acetate  : a comparative review menyatakan bahwa
DMPA sempurna digunakan tingkat kegagalan di tahun pertama adalah 0,3%, sedangkan
tingkat kegagalan khas digunakan pada tahun pertama adalah 3%. Pada penggunaan DMPA-
SC 104 mg, tidak ada kehamilan yang dilaporkan pada 16.023 wanita

Wenny Indah Purnama Eka Sari, M. Keb


6
HANDOUT

Menurut jurnal yang dikemukakan oleh Sierra-Ramirez AJ, dkk dalam Comparative
pharmacokinetics and pharmacodynamics after subcutaneous and intramuscular
administration of medroxyprogesterone acetate (25 mg) and estradiol cypionate (5 mg)
menyatakan bahwa suntik kombinasi yang disuntikkan satu bulan sekali sangat efektif.
Tingkat kehamilan kumulatif untuk 100 wanita dalam tahun pertama penggunaan adalah 0,4
dengan NET-EN 50 mg + E2V 5 mg dan 0,2 dengan MPA 25 mg + E 2C 5 mg, karena
waktu yang singkat dalam membersihkan MPA dari peredaran, ovulasi dan kembalinya
kesuburan 60-90 hari setelah injeksi terakhir.

d. Manfaat
Manfaat konstrasepsi antara lain resiko terhadap kesehatan kecil, tidak berpengaruh
terhadap hubungan suami istri, tidak diperlukan pemeriksaan dalam, jangka panjang, efek
samping sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik. Manfaat kontrasepsi suntikan
non kontrasepsi antara lain mengurangi jumlah perdarahan, mengurangi nyeri saat haid,
mencegah anemia,khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium,
mencegahkehamilan ektopik, melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang
panggul.

e. Komposisi
Komposisi kontrasepsi berdasarkan jenisnya:
1. Kontrasepsi suntik progestin
a) Depot Medroxyprogesterone Asetat (DMPA) Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg
Medroxy Progesteron Acetat)
b) Depo-Provera SubQ 140, 104 mg/0.65 ml, setiap 0.65 mL berisi
Medroxyprogesterone acetate 104 mg Methylparaben 1.040 mg Propylparaben 0.098
mg Sodium Chloride 5.200 mg Polyethylene Glycol 18.688 mg Polysorbate 80 1.950
mg Monobasic Sodium Phosphate . H2O 0.451 mg Dibasic Sodium Phosphate .
12H2O 0.382 mg Methionine 0.975 mg Povidone 3.250 mg
c) Norethisterone Enanthate (NET-EN) 200 mg/ml, mengandung derivate testosteron
200 mg/ml

Wenny Indah Purnama Eka Sari, M. Keb


7
HANDOUT

2. Kontrasepsi suntik kombinasi


a. Cyclofem, kombinasi medroxyprogesterone acetate ditambah estradiol cypionate
(MPA 25 mg + E2C 5 mg).
b. Mesygina, kombinasi enantat norethindrone ditambah estradiol valerat (NET-EN
50 mg + E2V 5 mg).
c. Deladroxate, kombinasi dihydroxyprogesteron acetophenide 150 mg + estradiol
enanthate 10 mg.
d. Anafertin, kombinasi dihydroxyprogesteron acetophenide 75 mg + estradiol
enanthate 5 mg

f. Cara Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik, yaitu:
1. Mekanisme primer
Menekan ovulasi, kadar progestin tinggi akan mencegah pematangan folikel sehingga
menghambat ovulasi dengan menekan Luteinizing Hormone (LH) dan merangsang
Follicle Stimulating Hormone (FSH).
2. Mekanisme sekunder
a) Progestin memperlambat mobilitas tuba, mempengaruhi kecepatan transpor ovum di
dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum
(telur) melalui tuba.
b) Membuat endometrium menjadi tidak siap untuk implantasi dari ovum yang telah
dibuahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi yang
diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum
yang telah dibuahi.
c) Membuat endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas
kelenjar. Selain itu, akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.
d) Mengentalkan lendir serviks, mengakibatkan pengentalan mukus serviks sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Secret dari serviks tetap dalam keadaan
dibawah pengaruh progesteron sehingga menyulitkan penetrasi spermatozoa. Dengan
demikian mengahalangi sperma untuk memasuki saluran reproduksi bagian atas

Wenny Indah Purnama Eka Sari, M. Keb


8
HANDOUT

g. Indikasi
 Wanita usia reproduktif.
 Wanita yang telah memiliki anak.
 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi.
 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
 Setelah abortus dan keguguran.
 Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi.
 Masalah gangguan pembekuan darah.
 Menggunakan obat epilepsy dan tuberculosis

h. Kontraindikasi
Menurut BKKBN, kontra indikasi pada pengguna suntik DMPA yaitu :
o Hamil atau dicurigai hamil.
o Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
o Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
o Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara.
o Penderita diabetes mellitus disertai komplikasi

i. Efek Samping
Efek samping yang sering ditemukan:
- Mengalami gangguan haid seperti amenore, spooting, menorarghia, metrorarghia.
- Penambahan berat badan.
- Mual. d. Kunang-kunang.
- Sakit kepala.
- Nervositas.
- Penurunan libido.
- Vagina kering.

Wenny Indah Purnama Eka Sari, M. Keb


9
HANDOUT

j. Pendokumentasian Askeb Akseptor Suntik

Wenny Indah Purnama Eka Sari, M. Keb


10
HANDOUT

RANGKUMAN

Kontrasepsi suntik adalah kontasepsi yang disuntikkan ke dalam tubuh dalam jangka waktu
tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang
berguna untuk mencegah kehamilan
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik secara primer kadar Folikel Stimulating Hormon
(FSH) dan kadar Leutenizing Hormon (LH) menurun sehingga tidak terjadi peningkatan LH.
Respon kelenjar hypofise terhadap gonadotropin realising hormon eksogenous tidak berubah,
sehingga member kesan proses terjadi di hipotalamus daripada di hypofise. Secara sekunder
lender servik menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa serta
membuat endometrium menjadi kurangt baik untuk implantasi ovum yang telah dibuahi oleh
sperma karena edometrium menjadi atropi, selain itu juga mempengaruhi kecepatan transport
ovum didalam tubafallopi.
Jenis kontrasepsi suntik dapat dibedakan atas kontrasepsi suntik progestin dan suntik
kombinasi. Terdapat tiga progestin yang digunakan dalam kontrasepsi suntik, yaitu Depot
Medroxyprogesterone Asetat (DMPA) 150 mg/ml, tersedia intramuskuler (DMPA-IM, yang
dipasaran dikenal sebagai Depo-Provera), Depo-Provera SubQ 140, 104 mg/0.65 ml, formulasi
DMPA subkutan (DMPA-SC) dengan dosis 30% lebih rendah dari DMPA dan Norethisterone
Enanthate (NET-EN) 200 mg/ml, tersedia intramuskuler. Terdapat empat formulasi yang
digunakan dalam kontrasepsi suntik kombinasi, yaitu: Cyclofem, kombinasi
medroxyprogesterone acetate ditambah estradiol cypionate (MPA 25 mg + E2C 5 mg),
Mesygina, kombinasi enantat norethindrone ditambah estradiol valerat (NET-EN 50 mg + E2V
5 mg), Deladroxate, kombinasi dihydroxyprogesteron acetophenide 150 mg + estradiol
enanthate 10 mg, Anafertin, kombinasi dihydroxyprogesteron acetophenide 75 mg + estradiol
enanthate 5 mg.
Efektivitas kontrasepsi suntik antara 99% dan 100% dalam mencegah kehamilan. DMPA
memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan pertahun asal
penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Wenny Indah Purnama Eka Sari, M. Keb


11
HANDOUT

Wenny Indah Purnama Eka Sari, M. Keb

Anda mungkin juga menyukai