Anda di halaman 1dari 11

Analisis Jurnal Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Berbasis Web Fara’id Untuk

Pembagian Waris Menurut Hukum Islam Dengan Metode Rekayasa Rational Unified
Process

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Kecerdasan Buatan
Yang Dibina oleh Dr. Aqwam Rosadi Kardian

Disusun oleh:
ALYUHDI ARIFUDDIN AGUNG PRAMANA
NRT.2017.1108.1.03

PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN TEKNOLOGI KEIMIGRASIAN


POLITEKNIK IMIGRASI ANGKATAN XX
TAHUN 2019
I.PENDAHULUAN

I.A.Pengertian Sistem Pakar

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegent) merupakan salah satu bagian dari ilmu
komputer yang membuat agar komputer dapat melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan
manusia (Sri Kusumadewi, 2003). Kecerdasan buatan memiliki banyak bidang terapan
diantaranya Expert Sistem (sistem pakar), Natural Language Processing (pemrosesan bahasa
ilmiah), Computer Visio (mengintrepetasi gambar melalui komputer), Intelligence Computer
Aided Instruction (tutor dalam melatih dan mengajar), Speech Recognition (pengenalan
ucapan), Robotics and Sensory Sistem (robotika dan sistem sensor).

Sistem pakar adalah suatu sistem informasi yang berusaha mengadopsi pengetahuan
dari manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah layaknya seorang
pakar (Sri Kusumadewi, 2003). Sedangkan pengertian sistem informasi adalah kumpulan
elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lain untuk membentuk suatu kesatuan
untuk mengintegrasi data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi
tersebut (Budi Sutejo, 2006).

I.B.Pemecahan Masalah Sistem Pakar

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktifitas pemecahan


masalah. Beberapa aktifitas pemecahan masalah yang dimaksud seperti (Lestari, 2012):

a) Interpretasi Membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah.


Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk pengenalan ucapan, analisis citra,
interpretasi sinyal, dll.
b) Prediksi Memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi
tertentu. Contoh: prediksi demografi, prediksi ekonomi, dll.
c) Diagnosis Menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan
pada gejala-gejala yang teramati diagnosis medis, elektronis, mekanis, dll.
d) Perancangan (desain) Menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang
cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu.
Contoh: perancangan layout sirkuit, bangunan.
e) Perencanaan Merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai
sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu. Contoh: perencanaan keuangan, militer, dll.
f) Monitoring Membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan.
Contoh: computer aided monitoring system.
g) Debugging Menentukan dan menginterpretasikan cara-cara untuk mengatasi
malfungsi. Contoh: memberikan resep obat terhadap kegagalan.
h) Instruksi Mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subyek.
Contoh: melakukan instruksi untuk diagnosis dan debugging.
i) Kontrol Mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks. Contoh:
melakukan kontrol terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan dan monitoring kelakukan
sistem.

II. ANALISIS JURNAL

Dalam tulisan kali ini saya akan menganalisa dan mengutip dari rangkuman isi jurnal
yang berjudul “Perancangan Sistem Pakar untuk Pembagian Waris Menurut Hukum Islam
(Fara’id)”yang disusun oleh Ridwan Setiawan , Dini Destiani dan Cepy Slamet.Dalam bab ini
saya merangkum isi jurnal dan kemudian saya tarik kesimpulan di bab akhir beserta analisa
fungsi beserta kelebihan dan kekurangan sistem pakar itu sendiri di bab selanjutnya.

II.A.Abstrak

Pemasalahan waris sering kali menjadi krusial yang terkadang memicu pertikaian dan
menimbulkan keretakan hubungan keluarga dan tindakan kriminal. Permasalahan utama
adalah tidak semua orang mampu dalam melakukan penentuan jumlah proporsi untuk setiap
ahli waris, sehingga dibutuhkan seorang ahli (pakar) yang dapat membantu dalam melakukan
perhitungan. Perancangan sistem pakar pembagian waris Islam (fara’id) diharapkan dapat
membantu memecahkan permasalahan dalam menghitung harta waris yang didasarkan pada
hukum Islam.Adapun dalam rekayasa perangkat lunak menggunakan metodologi Rational
Unified Proccess dengan menggunakan UML sebagai tool dalam perancangan sistem.

II.B. Fase Pengembangan Sistem Pakar

Terdapat 6 tahap atau fase dalam pengembangan sistem pakar. ASSESSMENT, tahap
ini merupakan tahap penentuan hal-hal penting sebagai dasar dari permasalahan yang akan
dianalisis. KNOWLEDGE ACQUISITION, hasil identifikasi masalah dikonseptualisasikan
dalam bentuk relasi antar data, hubungan antar pengetahuan dan konsep-konsep penting dan
ideal yang akan diterapkan dalam sistem DESIGN, apabila tahap konseptualisasi telah selesai
dilakukan, maka pada tahap ini konsep-konsep tersebut di implementasikan secara formal,
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah: Membangun prototype, Pengujian dan pengembangan,
Demonstrasi dan kemudahan analisa, dan Penyelesaian desain TEST, apabila pengetahuan
sudah diformalisasikan secara lengkap, maka tahap implementasi dapat dimulai dengan
membuat garis besar masalah kemudian memecahkan masalah kedalam modulmodul. Untuk
memudahkan maka harus diidentifikasi: Apa saja yang menjadi input-an, Bagaimana
prosesnya digambarkan dalam bagan alur dan basis aturannya, dan Apa saja yang menjadi
output atau hasil dan kesimpulannya Sesudah itu semuanya diubah dalam bahasa yang mudah
dimengeti oleh komputer dengan menggunakan tahapan fase pengembangan sistem pakar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: Membangun basis pengetahuan (knowledge
base), Pengujian, evaluasi dan pengembangan basis pengetahuan, dan Perencanaan integrasi
sistem DOCUMENTATION, sistem pakar yang selesai dibangun perlu untuk dievaluasi
untuk menguji dan menemukan kesalahannya. Hal ini merupakan hal yang umum dilakukan
karena suatu sistem belum tentu sempuma setelah selesai pembuatannya sehingga proses
evaluasi diperlukan untuk penyempurnaannya. Dalam evaluasi akan ditemukan bagian-
bagian yang hams dikoreksi nntuk menyamakan permasalahan dan tujuan akhir pembuatan
sistem. Hal-hal yang perlu untuk dilakukan adalah: Proses input-an user, Instalasi,
demonstrasi dan penerapan sistem, Orientasi dan latihan, Keamanan, Dokumentasi, Integrasi
dan pengujian kasus MANINTENANCE, Pengembangan sistem diperlukan sehingga sistem
yang dibangun tidak menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Hal pengembangan
sistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi sistem dimana didalamnya tersimpan
semua hal penting yang mejadi tolak ukur pengembangan sistem di masa mendatang
termasuk didalamnya adalah kamus pengetahuan masalah yang diselesaikan. Hal-hal yang
dilakukan antara Iain: Operasional, Perawatan dan pengembangan sistem, dan Evaluasi
sistem secara periodik.

II.C. Rational Unified Process (RUP)

Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak
yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam
industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-
case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perangkat lunak

Cara kerja RUP itu didasarkan pada 6 kunci prinsip bagi perkembangan bisnis yang
terkendali yaitu: Mengadaptasi proses, Menyeimbangkan prioritas dari para stakeholders,
Melakukan kolaborasi antar team, Mendemonstrasikan hasil-hasil yang ada secara berulang-
ulang, Menaikkan level abstraksi dari sebuah software, Memfokuskan pada kualitas secara
terus-menerus.

II.D. Hukum Waris Islam

Ahli waris adalah orang-orang yang berhak atas harta peninggalan orang yang
meninggal dunia. Tetapi tidak seluruh ahli waris yang ada selalu menerima harta
peninggalan, sebab para ahli waris yang lebih dekat kepada pewaris, menutup yang lebih jauh
berdasarkan urutan atau nasabnya.
Terdapat 15 orang laki-laki dan 10 orang perempuan yang berhak menjadi ahli waris. Ahli
waris dari golongan laki-laki adalah 1) Anak laki-laki, 2) Bapak, 3) Suami, 4) Cucu lakilaki
(dari anak laki-laki), dan seterusnya ke bawah, 5) Kakek (dari pihak bapak), dan seterusnya
keatas, 6) Saudara laki-laki sekandung, 7) Saudara laki-laki seayah, 8) Saudara laki-laki
seibu, 9) Anak laki-laki dari saudara laki-laki (keponakan) sekandung, 10) Anak laki-laki dari
saudara lakilaki (keponakan) sebapak, 11) Saudara laki-laki bapak (paman) sekandung, 12)
Saudara laki-laki bapak (paman) seayah, 13) Anak laki-laki dari paman yang sekandung, 14)
Anak laki-laki dari paman yang seayah, 15) Orang laki-laki yang memerdekakan budak.
Sedangkan ahli waris dari golongan perempuan adalah 1) Anak perempuan, 2) Cucu
perempuan (dari anak laki-laki), dan seterusnya ke bawah, 3) Ibu, 4) Istri, 5) Nenek (dari
pihak bapak), dan seterusnya keatas, 6) Nenek (dari pihak Ibu), 7) Saudara perempuan
sekandung, 8) Saudara perempuan seayah, 9) Saudara perempuan seibu, 10) Perempuan yang
memerdekakan budak. Jika seluruh ahli waris, baik dari golongan laki-laki maupun
perempuan semuanya ada, maka yang menerima warisan hanya 5 orang yaitu: 1) Anak laki-
laki, 2) Anak perempuan, 3) Suami atau istri, 4) Ayah , 5) Ibu.
II.E. Metodologi Penelitian

Skema Kerja Penelitian

a)PENILAIAN (ASSESSMENT), Tahap ini merupakan tahap penentuan hal-hal penting


sebagai dasar dari permasalahan mengenai pembagian waris menurut hukum Islam dengan
mengkaji dan membatasi masalah yang akan diimplementasikan dalam waris Islam. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan ini adalah: Mendefinisikan masalah, Mencari
kebutuhan sistem, dan Batasan system.
b) AKUISISI PENGETAHUAN, Merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan tentang
permasalahan mengenai waris Islam dan akan digunakan sebagai panduan dalam upaya
pengembangan. Pengetahuan ini digunakan untuk memberikan informasi tentang
permasalahan yang menjadi bahan dalam mendesain sistem pakar pembagian waris menurut
hukum Islam.
c) REPRESENTASI PENGETAHUAN, Pengetahuan yang telah didapat dari wawancara
dengan pakar dan studi literatur dan dirumuskan menjadi tabel akuisisi pengetahuan,
selanjutunya direpresentasikan dalam bentuk pohon keputusan.
d) PENGEMBANGAN MESIN INFERENSI, Pada pengembangan mesin Inferensi, hasil dari
tabel akuisisi pengetahuan dan pohon keputusan dari setiap penerima waris diproses dan
dirumuskan menjadi aturan-aturan/ rule dalam bentuk kaidah produksi. Kaidah produksi ini
berguna dalam mempermudah dalam melakukan peng-coding-an sistem pakar pembagian
waris Islam.
e) INSEPSI (INCEPTION), Tahap insepsi adalah tahap persiapan. Insepsi memiliki tujuan
untuk menentukan manfaat dari perangkat lunak yang akan dibangun, pembuatan proses
bisnis (business case), dan perencanaan dari proyek. Dokumen business case, memberikan
informasi yang terkait dengan latar belakang masalah, tujuan organisasi, proses bisnis yang
ada, dan masalah serta solusi.
f) ELABORASI (ELABORATION), Pada tahap elaborasi akan dilakukan analisis lebih
lanjut dari tahapan insepsi dengan mengembangkan business case yang dihasilkan pada
tahapan insepsi. Pada tahapan insepsi akan dibuat diagram UML antara lain: Use case model,
Sequence diagram, Class diagram beserta attribute dan method, Activity diagram.
g) KONSTRUKSI (CONTRUCTION), pada fase konstruksi ini akan dilakukan perancangan
struktur menu, story board (perancangan antarmuka), serta pengimplementasian code
program. Yang sesuai dengan apa yang ditentukan pada tahapan elaborasi sehingga
dihasilkan aplikasi yang siap untuk diujicoba (testing).
II.F. Implementasi Rancang Bangun
a)Target Pengguna
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi target pengguna yang akan terlibat dalam system
(Aktor). Aktor adalah segala hal diluar sistem yang akan menggunakan sistem tersebut untuk
melakukan sesuatu.
b) Use Case Model
Use case adalah konstruksi untuk mendeskripsikan bagaimana sistem terlihat dimata
pengguna. Sasaran pemodelan use case diantaranya adalah mendefinisikan kebutuhan
fungsional dan operasional sistem dengan mendefinisikan skenario penggunaan yang
disepakati antara pemakai dan pengembang (developer).

c) Activity Diagram
Activity diagram digunakan untuk memodelkan perilaku dari sebuah sistem, dan cara dari
aliran hubungan perilaku keseluruhan sistem.
d)Perancangan (ERD) Entity relationship diagram sistem pakar pembagian waris menurut
hukum Islam:

f)Tampilan Utama Sistem


Tampilan yang dihasilkan untuk sistem pakar pembagian waris islam

III. TUJUAN DAN FUNGSI DARI PEMANFAATAN SISTEM PAKAR WARIS

Dengan sistem pakar, pemakai dapat memperoleh informasi yang berkualitas dengan
mudah seperti halnya memperoleh dari para ahli di bidangnya. Selain itu, sistem pakar juga
dapat membantu aktifitas para pakar sebagai asisten yang mempunyai pengetahuan yang
dibutuhkan. Produk akhir dari aplikasi sistem pakar waris ini menyediakan fasilitas berupa
halaman yang berisi mengenai definisi waris, dalil-dalil waris, para ahli waris beserta bagian
dan syaratnya, permasalahan dalam waris Islam, dan program pembagian waris.

IV.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM PAKAR

Sistem pakar memiliki beberapa fitur yang merupakan kelebihannya (Rika Rosnelly, 2003),
seperti:
a. Meningkatkan ketersediaan (increased availability).
b. Mengurangi biaya yang diperlukan untuk keahlian per satu orang pemakai.
c. Sistem pakar menghasilkan solusi yang bersifat konsisten dibandingkan manusia
yang terkadang berubah-ubah karena kondisi fisiknya seperti saat kelelahan.
d. Sistem pakar menjelaskan detail proses penalaran yang dilakukan sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan.
e. Sistem pakar relatif memberikan respon yang cepat dibandingkan seorang pakar.
f. Sistem pakar dapat digunakan untuk mengolah data basis pengetehuan secara baik.
g. Berperan sebagai pembimbing yang pintar, sistem pakar memberikan kesempatan
pada pemakai untuk menjalankan contoh program dan menjelaskan proses penalaran
yang benar. Disamping memiliki kelebihan, sistem pakar juga mempunyai
kekurangan.
Menurut M.Arhami (2005) kekurangan sistem pakar adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan tidaklah selalu mudah, karena kadang kala pakar
dari masalah yang dibuat tidak ada, dan kalaupun ada, kadangkadang pendekatan
yang dimilki oleh pakar tersebut berbeda-beda.
b. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas, cukup sulit dan
membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk pengembangannya.
c. Kadang kala sistem tidak menghasilkan sebuah keputusan.
d. Sistem pakar perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan, sehingga dalam hal
ini faktor manusia tetaplah menjadi dominan.

V.KESIMPULAN
1. Web aplikasi sistem pakar ini berfungsi sebagai referensi dalam menentukan proporsi
pembagian waris menurut syariat Islam sesuai dengan kasus yang ada, dan menyajikan
informasi seputar ilmu waris Islam;
2. Menggunakan sistem pakar untuk mengembangkan pembagian waris Islam ke dalam
sistem yang terkomputarisasi dirasakan tepat, dikarenakan dalam pencarian solusi untuk
masalah penetuan proporsi ahli waris sama dengan pencarian solusi dalam sistem pakar
dengan membuat aturan-aturan (rule) yang dikumpulkan dari kepakaran seseorang;
3. Pencarian solusi menggunakan metode forward chaining cocok untuk menyelesaikan
permasalahan yang mempunyai tingkatan prioritas pada rule yang dibangun pada basis
pengetahuan;
4. Penggabungan metodologi Rational Unified Process (RUP) dengan metodologi
Pengembangan Sistem Pakar dari Jhon Durkin dirasakan sangat membantu dalam pembuatan
sistem yang berbasis objek;

V.SARAN
Secara umum sistem pakar pembagian waris menurut hukum Islam ini telah berfungsi
dengan cukup baik, meskipun banyak sekali kekurangan yang terlihat.Sebaiknya aplikasi
sistem pakar Berbasis Web Fara’id ini terus dikembangkan dan dirancang dengan lebih baik
sehingga dapat lebih stabil dan akurat dalam pembacaan data maupun pemrosesan hasil dari
kasus waris yang harus diselesaikan dengan bantuan aplikasi ini.Setelah mendapat lebih hasil
versi yang lebih stabil,maka alangkah baiknya jika si perancang aplikasi sistem pakar
Berbasis Web Fara’id melakukan pemeliharaa rutin(maintenance) dengan update secara
berkala dengan mengecek kondisi dari aplikasi ini sendiri.Dengan demikian diharapkan
aplikasi sistem pakar ini dapat menjadi aplikasi yang bermanfaat dan berdampak positif
untuk masyarakat luas terutamanya dalam solusi atas hukum islam waris
DAFTAR PUSTAKA

1. Kruchten, Philippe. “The Rational Unified Process An Introduction”, 2 nd ed. Boston:.


Addison Wesley (2000).

2. Shabuni, A. “Pembagian Waris Menurut Islam”. Jakarta. Gema Insani Press (1995).

3. Kusrini, M.kom ."Sistem Pakar Teori dan Aplikasi".Jakarta.(2006).

4. Setiawan ,Ridwan ; Destiani ,Dini& Cepy Slamet.”Perancangan Sistem Pakar untuk


Pembagian Waris Menurut Hukum Islam (Fara’id)”.Garut. Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi
Teknologi Garut (2012).

Anda mungkin juga menyukai