Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKOLOGI

LINGKUNGAN SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT


PENCEMARAN LINGKUNGAN

Dosen Pembimbing
Dr. Dra. Syarifah El Jannah

Disusun Oleh :

Kelompok VII

1. Alifia Zulista 1843008


2. Bagus Andy Prasetyo 1843016
3. Nabila Salsabila 1843044
4. Puty Langkyshaw 1843056
5.Rogate Jenyfer Prisqilla S 1843060

1 D4 B
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
LINGKUNGAN SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT PENCEMARAN
LINGKUNGAN

A. PENCEMARAN LINGKUNGAN

Menurut UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982 Pencemaran


lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya

Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh
alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran
yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan. Karena
kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut
tidak dapat dihindari, yang dapat dilakukan adalah, mengurangi pencemaran, mengendalikan
pencemaran, meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya
agar tidak mencemari lingkungan ini.

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat
suatu zat disebut polutan apabila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap
makhluk hidup. Contohnya, karbondioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi
tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak. Suatu zat
dapat disebut polutan apabila :

1. Jumlahnya melebihi jumlah normal


2. Berada pada waktu yang tidak tepat
3. Berada ditempat yang tidak tepat

Sifat polutan adalah :

1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi
2. Merusak dalam waktu lama. Contohnya, Ph tidak merusak bila konsentrasinya
rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Ph dapat terakumulasi dalam
tubuh sampai tingkat yang merusak.

B. PENYEBAB TERJADINYA PENCEMARAN LINGKUNGAN

Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan


manusia. Namun, pencemaran lingkungan juga disebabkan oleh, pencemaran limbah padat,
pencemaran limbah cair, dan pencemaran limbah gas. Pencemaran air dan tanah adalah
pencemaran yang terjadi di perairan seperti sungai, kali, danau, laut, air tanah, dan
sebagainya.

C. MACAM – MACAM PENCEMARAN LINGKUNGAN

Pencemaran lingkungan dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu


pencemaran lingkungan berdasarkan tempat terjadinya, pencemaran berdasarkan
polutan atau bahan pencemarnya, dan pencemaran lingkungan berdasarkan tingkat
pencemarannya.

Pencemaran lingkungan berdasarkan tempatnya:

 Pencemaran udara
 Pencemaran air
 Pencemaran tanah

Pencemaran lingkungan berdasarkan polutan atau bahan pencemar:

 Pencemaran suara
 Pencemaran kimia
 Pencemaran fisik
 Pencemaran biologi

Pencemaran lingkungan berdasarkan tingkat pencemaran:

 Pencemaran akut
 Pencemaran kronis
 Pencemaran ringan

Yang akan dibahas di sini adalah pencemaran lingkungan berdasarkan tempat


terjadinya pencemaran, yakni Pencemaran Udara, Air, dan Tanah.

a. Pencemaran Udara

Pencemaran Udara Masuk dan tercampurnya unsur-unsur berbahaya kedalam


atmosfer yang akan mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada
kesehatan manusia dan secara umum menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran udara
disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO dan
asap rokok.

1. CO2
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di
udara. Karbondioksida itu berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar
fosil (batubara, minyak bumi) juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu.
Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan,
karena banyak hutan di seluruh dunia yang ditebang. Sebagaimana diuraikan diatas, hal
demikian dapat mengakibatkan efek rumah kaca.

2. CO

Di lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya, menghidupkan mesin


mobil di dalam garasi tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna, maka
proses pembakaran itu menghasilakn gas CO (Karbon Monoksida) yang keluar memenuhi
ruangan. Hal ini dapat membahayakan orang yang ada di garasi tersebut. Selain itu,
menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya.
Bocoran gas CO dari knalpot akan masuk ke dalam mobil, sehingga dapat menyebabkan
kematian.

3. CFC

Pencemaran udara yang berbahaya lainnya adalah gas khloro fluoro karbon (disingkat
CFC), gas CFC digunakan sebaga gas pengembang, karena tidak beraksi, tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak berbahaya. Gas ini dapat digunakan misalnya untuk mengembangkan busa
(busa kursi) untuk AC (freon), pendingin pada almari es, dan penyemprot rambut (hair
spray). Gas CFC yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer terdapat lapisan gas
ozon (O3).

Lapisan ozon berikut ini merupakan pelindung bumi dari pengaruh cahaya ultraviolet.
Kalau tidak ada lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan bumi,
menyebabkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil, menimbalkan mutasi genetik,
menyebabkan kanker kulit atau kanker retina mata. Jika gas CFC mencapai ozon, akan terjadi
reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang” yang disebut sebagai
“luban ozon”. Menurut pengamatan melalui pesawat luar angkasa benua Eropa, karena itu
penggunaan AC harus dibatasi

4. SO dan SO2

Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak,
batubara). Gas tersebut dapat beraksi dengan gas nitrogen oksigen dan air hujan, yang
menyebabkan air hujan menjadi asam. Maka terjadilah hujan asam. Hujan asam
mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati. Produksi pertanian merosot. Besi
dan logam mudah berkarat. Bangunan – bangunan kuno, seperti candi, menjadi cepat aus dan
rusak. Demikian pula bangunan gedungan jembatan
5. Asap Rokok

Polutan udara lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok
mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat menyebabkan batuk kronis, kanker paru-
paru, mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Perokok dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif
adalah mereka yang merokok. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi
menghirup asap rokok di suatu tempat. Menurut penelitian, perokok pasif memiliki resiko
yang lebih besar dibandingkan perokok aktif. Jadi, merokok didalam ruangan bersama orang
lain yang tidak merokok dapat mengganggu kesehatan orang lain.

Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain :

 Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernafasan (bronkhitis,


emfisema, dan kemungkinan kanker paru-paru).
 Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna
cat
 Terganggunya pertumbuhan tanaman, seperti menguningnya daun atau kerdilnya
tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam. Adanya
peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan suhu udara
secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub. Bila
es meleleh maka permukaan laut akan naik sehingga mempengaruhi keseimbangan
ekologi
 Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.

b. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen lain ke dalam ai atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau proses
alam, sehingga kualitas air turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi
kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya
Pernahkah Anda melihat sungai yang penuh dengan limbah dari hasil industri? Nah,
berarti air sungai tersebut sudah tercemar. Selain limbah hasil industri, limbah pertanian juga
bisa membuat air menjadi tercemar. Misalnya saja pada sungai-sungai di pinggir persawahan.
Insektisida dan pupuk organik yang digunakan pada area persawahan bisa masuk ke dalam
aliran air sungai. Akibatnya, biota sungai bisa mati atau rusak.

Jika biota sungai, misalnya ikan sungai, yang sudah terkena racun insektisida tersebut
dimakan oleh hewan lain atau oleh manusia, maka kemungkinan besar hewan pemakan atau
manusia tersebut bisa keracunan, bahkan bisa mati. Bagaimana mencegah terjadinya
pencemaran air? Untuk mencegah pencemaran air, berikut hal yang bisa Anda lakukan:

 Usahakan untuk menggunakan insektisida berspektrum sempit. Jadi, hewan yang mati
hanya hewan spesifik, misalnya hanya belalang.
 Jangan membuang sisa atau limbah industri ke sungai.
 Jangan membuang sisa detergen ke sungai
 Jangan membuang sampah plastik, aluminium, botol, serta bahan lain yang sulit
terurai ke sungai

c. Pencemaran Tanah

Tanah bisa tercemar karena adanya sampah anorganik dan organik dari limbah rumah
tangga, limbah pasar, limbah industri, limbah peternakan, limbah pertanian, dan lain
sebagainya. Pencemaran tanah bisa menimbulkan gangguan pada kehidupan mikroorganisme
yang hidup di dalam tanah.

D. PENYEBAB PENCEMARAN LINGKUNGAN

Pencemaran lingkungan disebabkan oleh beragam faktor. Namun, faktor terbesar


yang menyebabkan pencemaran lingkungan adalah faktor manusia sebagai pelakunya. Sadar
atau tidak, kita telah berkontribusi dalam proses pencemaran lingkungan. Beberapa kegiatan
yang kita lakukan di bawah ini ternyata menjadi penyebab pencemaran lingkungan:

 Kebiasaan merokok.
 Membuang sampah ke sungai.
 Menggunakan AC yang mengandung CFC.
 Menangkap ikan di sungai dengan racun.
 Membuang limbah industri ke sungai.
 Selalu menggunakan kendaraan bermotor ke mana saja kita pergi.
 Penguburan sampah botol plastik, logam, atau kaca.
 Pembuangan sisa pestisida atau pupuk ke dalam sungai.
E. CONTOH PENCEMARAN LINGKUNGAN

Kita bisa menemukan banyak contoh pencemaran lingkungan di sekitar kita.


Misalnya:

 Sungai yang tak lagi jernih dan tak lagi terdapat ikan atau hewan lain di dalamnya.
 Tanah yang tak lagi subur atau tak lagi bisa ditanami tanaman. Udara yang makin tak
nyaman untuk dihirup.
 Suhu udara yang semakin memanas dan berubah-ubah secara drastis.
 Sungai yang penuh sampah plastik.
 Udara yang penuh dengan asap kendaraan bermotor.
 Dampak Pencemaran Lingkungan
 Pencemaran lingkungan berdampak buruk pada kehidupan kita. Berikut beberapa
dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran lingkungan.
 Punahnya beberapa spesies, misalnya punahnya ikan di sungai.
 Peledakan jumlah hama karena predator banyak yang telah punah.
 Pemanasan global.
 Berkurangnya tingkat kesuburan tanah.
 Lapisan ozon berlubang.
 Es di kutub semakin mencair.
 Iklim berubah-ubah tak menentu.
 Terjadinya hujan asam.
 Terjadi efek rumah kaca.
 Kerusakan lingkungan yang terlihat nyata, misal banjir karena banyak sampah
menumpuk di sungai.

Dampak buruk akibat pencemaran lingkungan sangat banyak. Maka, sebaiknya kita mulai
menjaga lingkungan di sekitar kita. Mulailah dari yang terkecil, misalnya menggunakan
sepeda jika ingin berbelanja di sekitar rumah, menghentikan kebiasaan merokok, mengurangi
penggunaan AC yang menggunakan CFC, dan tidak membuang sampah ke sungai.

F. SUMBER PENCEMARAN

Pencemaran dapat dicegah dengan terlebih dahulu mengetahui sumber pencemarnya.


Pencemar datang dari berbagai sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan berbagai
cara. Pencemar udara tearutama datang dari kendaraan bermotor, industi, dan pembakaran
sampah. Pencemar udara dapat pula berasal dari aktivitas gunung berapi. 
Pencemaran sungai dan air tanah terutama dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian.
Limbah cair domestik terutama berupa BOD, COD, dan zat organik. Limbah cair industri
menghasilkan BOD, COD, zat organik, dan berbagai pencemar beracun. Limbah cair dari
kegiatan pertanian terutama berupa nitrat dan fosfat.

G. PENANGANAN LIMBAH PADAT, CAIR DAN GAS

1. Penangan Limbah Cair

Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat
beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan
membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut
dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah
satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor
finansial.

1.) Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara
fisika.

a. Penyaringan (Screening) Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan


disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode
penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan
padat berukuran besar dari air limbah.

b. Pengolahan Awal (Pretreatment) Kedua, limbah yang telah disaring kemudian


disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan
partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa
inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran
limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah
terus dialirkan untuk proses selanjutnya.

c. Pengendapan Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke
tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama
dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di
tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang
tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel
tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke
saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga
metode pengapungan (Floation)

d. Pengapungan (Floation) Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan


berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat
yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120
mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel – partikel minyak dan
lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan. Bila limbah
cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses
pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan
primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah
tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses
tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik
terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.

2.) Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan
melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik.
Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob. Terdapat tiga metode
pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan
(trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan
(treatment ponds / lagoons)

a. Metode Trickling Filter

Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat
dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik,
dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan
media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan
organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah
merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung
dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki pengendapan, limbah
kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan
mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan
limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke
proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan.

b. Metode Activated Sludge

Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan
didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi
berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian
gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam
mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk
mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan
kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui
proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.

c. Metode Treatment ponds/ Lagoons Metode treatment ponds/lagoons


atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif
lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang
tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut
kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik
dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di
kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan
terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan
atau diolah lebih lanjut.

3.) Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih
terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau
masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan
kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat
dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat
anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman. Pengolahan tersier sering
disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai
rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan
adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter,
penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini
disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung
tinggi sehingga tidak ekonomis.

4.) Desinfeksi (Desinfection)

Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi


mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara
kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam
menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu : Daya racun zat, Waktu kontak yang diperlukan, Efektivitas zat, Kadar
dosis yang digunakan, Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan, Tahan
terhadap air, Biayanya murah. Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah
penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah
selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke
lingkungan.

5.) Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)

Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan
menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara
langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah
biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian
disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill),
dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

2. Penanganan Limbah Padat

a) Penimbunan Terbuka

Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan
terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka, . Di
lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang
biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara
sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur
dengansampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.

b) Sanitary Landfill

Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi iapisan
lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Pada landfill
yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik – lempung – plastik –
lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk
dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik.

c) insinerasi

Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut
insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat
banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.

d.) Pembuatan kompos

Pembuatan kompos padat dan cair metode ini adalah dengan mengolah sampah
organic seperti sayuran, daun-daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh
mikroorganisme tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam
penanganan sampah organic. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat dan
cair. Pembuatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kultur mikroorganisme, yakni
menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa didapatkan di pasaran seperti EMA efectif
microorganism .EMA merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat
meningkatkan degaradasi limbah atau sampah organic.

e.) Daur Ulang

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan
proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah
padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan
pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah
modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).

Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah: Bahan
bangunan Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin
penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang
lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa
dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata. Baterai Banyaknya variasi dan
ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir
terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya,
baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih
serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai mobil
umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.

Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak
didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat
didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang
elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat
dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses
daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya
proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas. Logam Besi
dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu
yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur
ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang
didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut. Contoh lainnya adalah alumunium, yang
merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis
logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam
sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas. Bahan Lainnya Kaca dapat juga
didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair bahan
kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai
sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan
menggunakan 30% material kaca daur ulang. Kertas juga dapat didaur ulang dengan
mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun
kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang.

Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan
material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah. Plastik
dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai
jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis
plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang.
Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya
adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-
kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk
Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.  

3. PENANGANAN LIMBAH GAS

Pengolahan limbah gas secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran udara. Pencemaran udara sebenarnya dapat berasal dari
limbah berupa gas atau materi partikulat yang terbawah bersama gas tersebut. Berikut akan
dijelaskan beberapa cara menangani pencemaran udara oleh limbah gas dan materi partikulat
yang terbawah bersamanya.

1.) Mengontrol Emisi Gas Buang 

Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan
hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida
dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi
menggunakan filter basah (wet scrubber). · Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas
lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi
partikulat, karena filter basah juga digunakan untuk menghilangkan materi partikulat. · Gas
nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan cara
menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil
pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah
katalitik (catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran. · Selain cara-cara yang
disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi kegiatan pembakaran bahan bakar
atau mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas
buang yang merupakan polutan.

a.) Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan Filter Udara Filter udara

dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas ke
lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong. Filter udara
yang dipasang ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh
dengan abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru. Jenis filter udara yang digunakan
tergantung pada sifat gas buangan yang keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak,
apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya

b.) Pengendap Siklon Pengendap Siklon atau Cyclone Separators

adalah pengedap debu atau abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik
yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara
/ gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel
yang relatif “berat” akan jatuh ke bawah. Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan
oleh siklon adalah antara 5 u – 40 u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut
diendapkan.

c.) Filter Basah Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors.

Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara
menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat.
Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air turun
ke bawah. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap
siklon dan filter basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja
tersebut menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.

d.) Pegendap Sistem Gravitasi

Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkanudara kotor yang ukuran
partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali,
yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa
sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan
jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan
tergantung pada dimensi alatnya.

e.) Pengendap Elektrostatik

Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah
(volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat
membersihkan udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih. Alat
pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara
25 – 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan
positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding
tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan
menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara
kotor seolah – olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara
bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran
yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan
berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.
KESIMPULAN

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.lingkungan tebagi menjadi 2, yaitu lingkungan abiotik (suhu, udara, cahaya atmosfer,
air, tanah, api), dan lingkunan biotik (makhluk-makhluk hidup diluar lingkungan abiotik).
Pencemaran dapat dibedakan berdasarkan tempat terjadinya, macam bahan pencemar, dan
tingkat pencemaran. Berbagai parameter limbah digunakan untuk mengetahui tingkat limbah
yang ada di lingkungan. Penyebab pencemaran lingkungan tiada lain karena akibat ulah
tangan manusia itu sendiri, dan upaya yang dapat dilakukan adalah dengan Membuang
sampah pada tempatnya, Penanggulangan limbah industri, Penanggulangan pencemaran
udara, Diadakan penghijauan di kota-kota besar, Penggunaan pupuk dan obat pembasmi
hama tanaman yang sesuai, dan Pengurangan pemakaian CFC. Apabila hal ini dapat
diterapkan maka alhasil lingkungan akan terjaga kelestariannya dan tidak tercemar oleh
pencemaran lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

 https://prezi.com/vtl5-j5b96du/lingkungan-sebagai-penyebab-sakit/?
webgl=0

 https://salamadian.com/pencemaran-lingkungan-tanah-air-udara/

 https://ikoso.blogspot.com/2013/01/penangan-limbah-cair-metode-dan-
tahapan.html

Anda mungkin juga menyukai