Anda di halaman 1dari 4

I.

KONSOLIDASI

Konsolidasi adalah peristiwa pemampatan tanah yang kompresibel akibat adanya tambahan
tegangan efektif tanah, atau konsolidasi adalah proses pemadatan tanah akibat keluarnya air
dari dalam tanah karena lapisan tanah tersebut mengalami penambahan beban akibat beban
luar dll. Adanya air pori tanah yang keluar menyebabkan volume tanah berukurang/mengecil
dan massa tanah tersebut mengalami penurunan (settlement). Waktu konsolidasi berlangsung
terjadi kompresibilitas tanah dikelilingi pondasi dan peristiwa penurunan tanah tersebut akan
mengganggu kestabilan bangunan gedung dan bangunan lainnya.
Pasir adalah tanah yang sangat permeabel dan tidak berkompresibel, sehingga proses
penurunan tanah terjadi sangat cepat dan besarnya penurunan kecil, sementara lapisan tanah
lempung/clay yang jenuh adalah tanah yang rapat air dan bersifat sangat kompresibel sehingga
waktu penurunan tanah adalah sangat lambat dan besarnya penurunan besar.

Pada peristiwa konsolidasi, ada dua peristiwa penting yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Besarnya penurunan tanah yang terjadi, ditentukan oleh:
- Kompresibilitas tanah,
- Tebal lapisan tanah terkompresibel,
- Besarnya tambahan tegangan efektif
2. Waktu/kecepatan penurunan tanah, dipengaruhi oleh:
- Permeabilitas tanah,
- Tebal lapisan tanah terkompresibel,
- Kondisi drainase di atas dan ataudi bawah lapisan tanah terkompresibilats.

1.1 Prinsip Konsolidasi.


Bila tegangan tanah pada lapisan clay jenuh dilapangan bertambah misalnya akibat
pelaksanaan pembangunan gedung,maka tegangan air pori bertambah.Karena massa tanah
terdiri dari butir tanah,rongga udara dan air,maka air tanah akan berusaha keluar dari dalam
clay jenuh menuju lapisan pasir yang berada disekitar lapisan clay tersebut. Sebagaimana kita
ketahui bahwa clay mempunyai koefisien permeabilitas yang kecil, sehingga tegangan air pori
excess (air pori kelebihan) keluar secara lambat laun,seperti penjelasan prinsip konsolidasi
pada Gambar 1.
Gambar 1. Prinsip Konsolidasi.

Bila △ρ Adalah besarnya tegangan tambahan akibat beban luat(surcharge load) pada
permukaan tanah,makan besarnya penambahan tegangan total (△ó) pada setiap kedalam
didalam lapisan clay sama dengan △ρ.
Pada waktu t = 0, yaitu segera setelah pemberian tegangan,tegangan air pori excess pada setiap
kedalaman (△u) sama dengan △ρ ,sehingga penambahan tegangan efektif menjadi :
Pada waktu t = ₀₀, air pori telah keluar semua, berarti tegangan air pori excess didalam clay,△u
= 0, sehingga terjadinya besarnya penambahan tegangan efektif.
Keadaan penambahan tegangan efektif secara lambat laun didalam clay tersebut akan
menyebabkan penurunan tanah secara lambat laun pula pada periode waktu yang lama dan ini
disebut peristiwa konsolidasi.

1.2 Proses Pengeluaran Air Pori.


Pada umunya peristiwa konsolidasi berlangsung pada satu jurusan,yaitu jurusan vertikal saja
(one Dimendional Consolidation),karena lapisan yang mengalami penambahan beban hanya
dapat bergerak vertikal,tidak lama arah horisontal (dalam arah horisontal ditanah oleh tanah
disekelilingnya dan tegangan mendatar pada kedalaman yang sama akan sama pula).
Proses keluarnya air pori dalam arah vertikal ada 2 macam yang tergantung dari keberadaan
lapisan pasir terhadap lapisan clay sebagai sarana keluarnya air pori.
1. Single Drainase (One Way Drainase):
Air pori keluar dalam satu arah saja,misal kebawah atau keatas,tergantung dimana letak
lapisan pasir.
2. Double Drainage (Two Way Drainage)
Air pori krluar dalam dua arah keatas dan kebawah karena lapisan pasir berada diatas
dan dibawah lapisan clay.
Penjelasan kedua arah pengeluaran air pori dapat dibaca pada Gambar 2.
a. Single Drainase b. Double Drainase
Gambar 2. Arah Keluarnya air Pori Tanah

Didalam bidang teknis sipil ada 2 hal penting dari peristiwa konsolidasi, yaitu Besar dan
Kecepatan/waktu penurunan yang nilainya tergantung dari kondisi/macam tanahnya.
1. Tanah Pasir : Besarnya penurunan akibat konsolidasi dan kecepatan penurunannya
besar karena koefisien permeabilitas besar,sehingga bila pembangunan gedung selesai
maka penurunan tanah dibawahnya juga dianggap selesai.
2. Tanah Clay /Lempung : Besarnya penurunan akibat konsolidasi besar dan
kecepatan/waktu penurunan kecil karena koefisien permeabilitas kecil dan tergantunbg
dari air yang masuk kedalam tanah sehingga penurunan tanah membutuhkan waktu
yang lama.
Dalam pembahasan teori konsolidasi selanjutnya hanya berlaku untuk tanah clay / lempung
saja akibat keluarnya air dari rongga butiran tanah.

1.3 Sifat Lapisan Clay


Pada lapisan clay sehubungan dengan peristiwa konsolidasi dikenal 3 istilah untuk
menggambarkan suatu sifat penting lapisan clay tersebut, yaitu:
1. Over Consolidated (terkonsolidasi lebih):
Adalah lapisan clay yang pernah mengalami konsolidasi akibat tekanan (pc = tegangan
prekonsolidasi) yang lebih besar daripada yang terjadi pada waktu sekarang (p0 = tegangan
efektif = γ.z). Contoh lapisan clay yang karena sejarahnya pernah mengalami peristiwa
pengendapan dari hasil erosi pada bagian hulu dan karena peristiwa alam, maka lapisan
endapan tersebut kini hilang lagi. Sifat lapisan konsolidasi berlebih umunnya terjadi pada
lapisan tanah lempung padat.
2. Normally Consolidated (terkonsolidasi normal):
Adalah lapisan clay yang belum pernah mengalami peristiwa konsolidasi akibat tekanan
yang lebih besar daripada yang berlaku sekarang (𝑃𝑐 = 𝑃0 ). Sifat lapisan konsolidasi
normal umunnya terjadi pada lapisan tanah lempung sedang.
3. Under Konsolidated (terkonsolidasi kurang):
Adalah lapisan clay yang belum pernah mengalami konsolidasi akibat tekanan yang lebih
besar dari pada yang terjadi pada waktu sekarang. Contoh pembentukan lapisan clay di hilir
hasil pengendapan akibat kejadian erosi pada bagian hulu (𝑃𝑐 < 𝑃0 ). Sifat lapisan
konsolidasi kurang umumnya terjadi pada lapisan tanah lempung lembek.

a. Over Consolidated b. Normally Consolidated c. Under Consolidated


Gambar 3. Ilustrasi Sifat Lapisan Tanah Akibat Konsolidasi

Anda mungkin juga menyukai