Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PASIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

A. Kasus (Masalah Utama) :


Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi.

B. Proses Terjadinya Masalah (Pengertian, Penyebab, Faktor Predisposisi &Presipitasi,


Karakteristik/Tanda dan Gejala, Akibat) :
1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi merupakan suatu bentuk persepsi ataupengalaman indera yang tidak
terdapat stimulasi terhadap reseptornya. Halusinasi harus menjadi fokus perhatian oleh
tim kesehatan karena apabilahalusinasi tidak ditangani secara baik, maka dapat
menimbulkan resiko terhadap keamanan diri klien sendiri, orang lain dan juga
lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan halusinasi dengar klien seringberisikan perintah
melukai dirinya sendiri maupunorang lain (Rogers, et al., 1990 dalam Dunn
&Birchwood, 2009).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal(pikiran) dan rangsangan external (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau rangsangan yang nyata (farida, 2010).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
halusinasi adalah persepsi salah satu gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan
perubahan persepsi sensori seseorang yang hanya mengalami rangsangan internal
(pikiran) tanpa disertai adanya rangsangan external (dunia luar) yang sesuai.

2. Penyebab
Rangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara
psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi,
marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang dicintai, tidak dapat mengendalikan
dorongan ego, pikiran dan perasaann!a sendiri klien dengan halusinasi cenderung
menarik diri, sering didapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah
tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang
lain,gelisah, melakukan gerakan seperti menikmati sesuatu juga keterangandari klien
sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat,didengar atau dirasakan).

3. Faktor Predisposisi
Faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat
dibangkitkan individu untuk mengatasi stress. Diperoleh baik dari klien maupun dari
keluarganya mengenai faktor perkembangan sosial kultural, biokimia, psikologis, dan
genetik yaitu faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat
dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress.

4. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah :
a. Biologis Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang
diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.  

b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

c. Sumber koping Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi


stressor.

5. Tanda dan Gejala


a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
b. Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
c. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata.
d. Tidak dapat memusatkan perhatian.
e. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.
f. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
6. Akibat
Adanya gagguang persepsi sensori halusinasi dapat beresiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan (Keliat, B.A, 2006). Menurut Townsend, suatu
keadaan dimana seseorang melakukan sesuatu tindakan yang dapat membahayakan
secara fisik baik pada diri sendiri maupuan orang lain.

C. Pohon Masalah

Risiko Perilaku Kekerasan Effect

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Coreproblem

Isolasi Sosial Causa

1. Masalah Keperawatan
a. Risiko Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi.
1) Data Mayor
a) Data Subyektif
(1) Mengatakan mendengar suara bisikan / melihat bayangan.
b) Data Obyektif
(1) Bicara sendiri.
(2) Tertawa sendiri.
(3) Marah tanpa sebab.

2) Data Minor
a) Data Subyektif
(1) Menyatakan kesal.
(2) Menyatakan senang dengan suara – suara.
b) Data Obyektif
(1) Menyendiri.
(2) Melamun.

b. Risiko Perilaku Kekerasan


1) Data Mayor
a) Data Subyektif
(1) Mengatakan pernah melakukan tindakan kekerasan.
(2) Informasi dari keluarga tindak kekerasan yang dilakukan oleh pasien.
b) Data Obyektif
(1) Ada tanda / jejak perilaku kekerasan pada anggota tubuh.

2) Data Minor
a) Data Subyektif
(1) Mendengar suara – suara.
(2) Merasa orang lain mengancam.
(3) Menganggap orang lain jahat.
b) Data Obyektif
(1) Tampak tegang saat bercerita.
(2) Pembicaraan kasar jika menceritakan marahnya.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko perilaku mencederai diri berhubungan dengan halusinasi pendengaran.
b. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan menarik diri.

D. Rencana Tindakan Keperawatan


No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Gangguan TUM : Klien Setelah …x jam 1. Bina hubungan saling percaya
Sensori Persepsi dapat interaksi klien dengan menggunakan prinsip
: Halusinasi mengontrol menunjukan tanda – komunikasi terapeutik:
halusinasi tanda percaya kepada a. Sapa klien dengan ramah baik
yang perawat : verbal maupun non vebal.
dialaminya. a. Ekspresi wajah b. Perkenalkan nama, nama
bersahabat. panggilan yang disukai klien.
TUK 1 : b. Menunjukkan rasa c. Tanyakan nama lengkap dan nama
Klien dapat senang. panggilan yang disukai klien.
membina c. Ada kontak mata. d. Buat kontrak yang jelas.
hubungan d. Mau berjabat e. Tunjukan sikap jujur dan
saling tangan. menempati janji setiap kali
percaya. e. Mau menyebutkan interaksi.
nama. f. Tunjukan sikap empati dan
f. Mau menjawab menerima apa adanya.
salam. g. Beri perhatian kepada klien dan
g. Mau duduk perhatikan kebutuhan dasar klien.
berdapingan h. Tanyakan perasaan klien dan
dengan perawat. masalah yang dihadapi klien.
h. Bersedia i. Dengarkan dengan penuh
mengungkapkan perhatikan ekspresi perasaan klien
masalah yang
dihadapi.
2 TUK 2 : Setelah …x interaksi 1. Adakah kontak sering dan singkat
Klien dapat klien menyebutkan : secara bertahap.
mengenal a. Isi 2. Observasi tingkah laku klien terkait
halusinasinya b. Waktu dengan halusinasinya
. c. Frekuensi (dengar/lihat/raba/kecap/penciuman)
d. Situasi dan kondisi jika menemukan klien yang sedang
yang menimbulkan halusinasi :
halusinasinya. a. Tanyakan apakah klien
mengalami sesuatu (halusinasi
Setelah …x interaksi dengar/lihat/raba/penciuman/keca
klien menyatakan p).
perasaan dan b. Jika klien jawab ya, tanyakan apa
responnya saat yang sedang dialaminya.
mengalami c. Katakan bahawa perawat percaya
halusinasinya klien mengalami hal tersebut,
a. Marah namun perawat sendiri tidak
b. Takut mengalaminya (dengan nada
c. Sedih bersahabat tanpa menuduh atau
d. Senang menghakimi).
e. Cemas d. Katakan bahwa ada klien lain
f. Jengkel yang mengalami hal yang sama.
e. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien.
3. Jika klien tidak sedang berhalusinasi
klarifikasi tentang adanya
pengalaman halusinasi, diskusikan
dengan klien :
a. Isi, waktu, dan frekuensi
terjadinya halusinasi (pagi, siang,
sore, malam, atau sering dan
kadang – kadang).
b. Situasi dan kondisi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi.
4. Diskusikan dengan klien apa yang
disarankan jika terjadi halusinasi dan
beri kesempatan untuk
mengungkapkannya.
5. Diskusikan tentang dampak yang
dialaminya bila klien menikmati
halusinasinya.

DAFTAR PUSTAKA
NS.Nurhalimah, S.Kep, M.Kep. Sp.Kep.J , 2016 ,KEPERAWATAN JIWA Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Yusuf, Ah, dkk.2015 Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. SalembaMedika Jakarta
Selatan.
Ns. Emi Wuri Wuryaningsih, M.Kep.,Sp.Kep.J, Dr. Heni Dwi Windarwati, M.Kep., Ns.
Sp.Kep.J , Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep., Sp.Kep.J .2018.Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa I. Jember : Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai