TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
pada siapa saja dan kapan saja. Stroke non hemoragik merupakan
pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang
1. Thrombosis Cerebral.
biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun
1) Atherosklerosis
mekanisme berikut:
serebral.
2. Emboli
3. Hemoragik
darah.
4. Hypoksia Umum
5. Hipoksia setempat
3. Manifestasi Klinik
1. Hipertensi
3. Gangguan sensorik
4. Gangguan visual
5. Gangguan keseimbangan
6. Nyeri kepala (migran, vertigo)
7. Muntah
terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai
darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal
sebagai faktor penyebab infark pada otak. Trombus dapat berasal dari plak
arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran
yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan
kongesti di sekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih
besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa
fatal„ jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah
Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka
akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh
darah yang tersumbat . menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal
ini akan menyebabkan perdarahan serebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.
serebro vaskulai; karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak,
waktu 4-6 menit. Perubahan ireversibel jika anoksia lebih dari 10 menit.
Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah
4. Pathway
2. Stroke Haemoragik
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
umumnya menurun.
6. Komplikasi
Menurut Pudiastuti (2011) pada pasien stroke yang berbaring lama dapat
yaitu sebuah bekuan yang terbentuk dalam satu arteri yang mengalirkan darah
pinggul, pantat, sendi kaki dan tumit. Bila memar ini tidak dirawat dengan
baik maka akan terjadi ulkus dekubitus dan infeksi. c. Pneumonia Pasien
stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan sempurna, hal ini menyebabkan
Atrofi dan kekakuan sendi (Kontraktur) Hal ini disebabkan karena kurang
terjadi pada stroke dan menyebabkan reaksi emosional dan fisik yang tidak
diinginkan karena terjadi perubahan dan kehilangan fungsi tubuh.
7. Penatalaksanaan Medis
1. Stadium Hiperakut
kerusakan jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien diberi
tenang.
2. Stadium Akut
maupun penyulit. Juga dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan
stroke terhadap pasien dan keluarga serta tata cara perawatan pasien yang
a. Stroke Iskemik
Terapi umum : letakkan kepala pasien pada posisi 30o, kepala dan
dada pada satu bidang, ubah posisi tidur setiap 2 jam, mobilisasi
jalan nafas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai didapatkan hasil analisis
gula darah >150mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu
150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari
pertama. Hipoglikemia (kadar gula darah > 60 mg% atau > 80 mg%
normal dan harus dicari penyebabnya. Nyeri kepala atau mual dan
darah tidak perlu segera diturunkan kecuali bila tekanan sistolik >220
mmHg, diastol > 120 mmHg. Mean arterial Blood Pressure (MAP) >
gagal ginjal. Penurunan tekanan darah maksimal adalah 20% dan obat
yaitu tekanan sistol < 90 mmHg diastol < 70 mmHg diberi Nacl 0,9 %
selama 8 jam atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum terkoreksi
yaitu tekanan darah sistol masih < 90 mmHg dapat diberikan dopamin
6 jam selama 3-5 hari. Harus dilakukan pemantauan osmolalitas (< 320
atau furosemid.
meningkat, posisi kepala dinaikkan 300, posisi kepala dan dada di satu
spektrum luas.
malformation, AVM).
dan sekunder.
Planning.
8. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
lipid)
Waktu protrombin
APTT
Kadar fibrinogen
D-dimer
INR
Viskositas plasma
2. Foto Thorax
memperburuk prognosis.
3. Angiografi serebral
4. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada carran lumbal
menunjukkan adanya hernoragi pada subaraknoid atau perdarahan pada
5. CT scan.
henatoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya
6. MRI
7. USG Doppler
karotis).
8. EEG
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
b. Keluhan utama
terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar,
yang lain.
f. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
g. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing)
koma.
2) B2 (Blood)
3) B3 (Brain)
4) B4 (Bladder)
neurologis luas.
5) B5 (Bowel)
neurologis luas.
6) B6 (Bone)
Stroke adalah penyakit UMN dan mengakibatkan kehilangan
motor atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motorik
kelemahan salah satu sisi tubuh, adalah tanda yang lain. Pada
kulit, jika klien kekurangan 02 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan buruk. Selain itu, perlu
9) Status Mental
wajah, dan aktivitas motorik klien. Pada klien stroke tahap lanjut
memahami bahasa lisan atau bahasa tertulis. Sedangkan lesi pada bagian
kranial I-X11.
1) Saraf I: Biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi
penciuman.
tubuh.
3) Saraf III, IV, dan VI. Jika akibat stroke mengakibatkan paralisis,
pada
eksternus.
persepsi.
kesulitanmembuka mulut.
trapezius.
10) Saraf XII : Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan
salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada UMN di sisi
sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
T
a
b
e
l
7
.
P
e
r
e
n
c
a
n
a
a
n
nutrien a) Menjelaskan komponen Aktivitas keperawatan :
kedekatan diet 1. Tentukan motivasi klien 1. M
b) Nilai laboratorium untuk mengubah kebiasaan da
c) (mis,trnsferin,albumin,dan makan
eletrolit) 2. Ketahui makanan kesukaan 2. M
d) Melaporkan keadekuatan klien m
tingkat gizi 3. Rujuk kedokter untuk 3. M
e) Nilai laboratorium (mis : menentukan penyebab m
trasferin,albomen dan perubahan nutrisi un
eletrolit 4. Bantu makan sesuai dengan 4. M
f) Toleransi terhadap gizi yang kebutuhan klien m
dianjurkan. 5. Ciptakan lingkungan yang se
menyenangkan untuk makan 5. M
ke
ut
ru
3 Hambatan mobilitas Tujuan (NOC): Intevensi (NIC) :
fisik b.d penurunan Klien diminta menunjukkan 1. Terapi aktivitas, ambulasi
kekuatan otot tingkat mobilitas, ditandai 2. Terapi aktivitas, mobilitas
dengan indikator berikut sendi.
(sebutkan nilainya 1 – 5) : 3. Perubahan posisi
ketergantungan (tidak Aktivitas Keperawatan :
berpartisipasi) membutuhkan 1. Ajarkan klien tentang dan 1. Me
bantuan orang lain atau alat pantau penggunaan alat pa
membutuhkan bantuan orang mo
lain, mandiri dengan 2. Bantu mobilitas. 2. Me
pertolongan alat bantu atau pe
mandiri penuh). lat
Kriteria Evaluasi : 3. Pe
3. Ajarkan dan bantu klien sel
a) Menunjukkan penggunaan dalam proses perpindahan. kli
alat bantu secara benar 4. Berikan penguatan positif 4. Me
dengan pengawasan. selama beraktivitas. mo
b) Meminta bantuan untuk oto
beraktivitas mobilisasi jika 5. Dukung teknik latihan ROM 5. Me
diperlukan. mo
c) Menyangga BAB RO
d) Menggunakan kursi roda 6. Kolaborasi dengan tim 6. Ko
secara efektif. medis tentang mobilitas me
klien pa
fis
4 Risiko kerusakan Tujuan (NOC) : 1. Anjurkan pasien untuk 1.
integritas kulit b.d Tissue Integrity : Skin and menggunakan pakaian
factor risiko : lembap Mucous Membranes yang longgar
Kriteria Hasil : 2. Hindari kerutan pada 2.
a) Integritas kulit yang baik tempat tidur
bisa dipertahankan (sensasi, 3. Jaga kebersihan kulit agar 3.
elastisitas, temperatur, tetap bersih dan kering
hidrasi, pigmentasi) 4. Mobilisasi pasien (ubah 4.
b) Tidak ada luka/lesi pada posisi pasien) setiap dua
kulit jam sekali
c) Menunjukkan pemahaman 5. Monitor kulit akan adanya 5.
dalam proses perbaikan kemerahan
kulit dan mencegah 6. Oleskan lotion atau 6.
terjadinya sedera berulang minyak/baby oil pada derah
d) Mampu melindungi kulit yang tertekan
dan mempertahankan 7. Kolaborasi pemberian 7. M
kelembaban kulit dan antibiotic sesuai indikasi
perawatan alami
5 Gangguan Tujuan (NOC): Intervensi (NIC) :
komunikasi verbal Komunikasi dapat berjalan 1. Lakukan komunikasi 1.
b.d. kerusakan dengan baik dengan wajar, bahasa jelas,
neuromuscular, Kriteria hasil : sederhana dan bila perlu
kerusakan sentral a) Klien dapat diulang
bicara mengekspresikan perasaan 2.
b) Memahami maksud dan 2. Dengarkan dengan tekun
pembicaraan orang lain jika pasien mulai berbicara
c) Pembicaraan pasien dapat 3.
dipahami 3. Berdiri di dalam lapang
pandang pasien pada saat
bicara 4.
4. Latih otot bicara secara
optimal 5.
5. Libatkan keluarga dalam
melatih komunikasi verbal
pada pasien
6. Kolaborasi dengan ahli 6.
terapi wicara
3. Implementasi
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat menerapkan
4. Evaluasi
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.