APENDIKSITIS KRONIS
Konsep Dasar
A. Definisi
Appendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat pada
sekum tepat dibawah katup ileocecal ( Brunner dan Sudarth, 2002 hal 1097 ).
B. Etiologi
Appendicitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada factor-
faktor prediposisi yang menyertai. Factor tersering yang muncul adalah obtruksi
lumen.
2. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan streptococcus
3. Laki – laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15 – 30 tahun
(remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid
pada masa tersebut.
C. Klasifikasi
Inflamasi pada membran mukosa dan folikel limfe, tetapi lumen appendik
tetap terbuka sehingga memungkinkan drainage. Pada keadaan ini terjadi
nyeri daerah umbilikus yang samar-samar sedikit mual dan kadang-kadang
muntah, sehingga sering dianggap sebagai salah cerna.
B. Apendisitis obstruktif (supuratif)
Pada tipe ini tidak saja terjadi inflamasi seperti pada appendisitis non-
obstruktif tetapi juga terdapat penyumbatan lumen misalnya cacing
gelang, fekalit atau bahkan oleh folikel limfe yang membesar serta
menonjol ke dalam lumen tersebut. Keadaan ini menimbulkan penutupan
rongga sehingga terjadi distensi yang mengakibatkan gangren dan
perforasi pada dinding apendik. Keadaan ini rasa nyeri dirasakan semakin
tajam dan terjadi peningkatan leukosit.
D. Patofisiologi
Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah,
kemudian timbul gangguan aliran vena, sedangkan arteri belum terganggu,
peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritomium parietal setempat,
sehingga menimbulkan rasa sakit dikanan bawah, keadaan ini disebut dengan
appendisitis supuratif akut. Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul
alergen dan ini disebut dengan appendisitis gangrenosa. Bila dinding apendiks
yang telah akut itu pecah, dinamakan appendisitis perforasi.
Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah:
- Nyeri tekan local pada titik Mc Burney. Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri
viseral) yang beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah.
- Muntah oleh karena nyeri viseral.
- Panas karena kuman yang menetap di dinding usus.
- Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak
sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri.
F. Data penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Abdominal X-Ray
3. USG
4. Barium enema
5. CT – Scan
6. Laparoscopi
7. Test rektal.
G. Penatalaksanaan
Pada apendiksitis pengobatan yang paling baik adalah apendiktomi. Cairan
intra vena dan antibiotik diberikan intervensi bedah meliputi pengangkatan
appendics dalam 24 jam sampai 48 jam. Pembedahan dapat dilakukan melalui
insisi kecil/laparoskop. Bila operasi dilakukan pada waktunya laju mortalitas
kurang dari 0,5%. Penundaan selalu menyebabkan ruptur organ dan akhirnya
peritonitis. Pembedahan sering ditunda namun karena dianggap sulit dibuat dan
klien sering mencari bantuan medis tapi lambat. Bila terjadi perforasi klien
memerlukan antibiotik dan drainase
H. Komplikasi
2. Peritonitis generalisata
4. Dehidrasi
5. Sepsis
7. Pneumonia
A. Manajemen Keperawatan
a. Pengkajian
a. Identitas
2) Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, pendidikan,
alamat, diagnosa medis, tanggal MRS, tanggal pengkajian.
3) Keluhan Utama
4) Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut
kanan bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkin
beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium
dirasakan dalam beberapa waktu lalu. Nyeri dirasakan terus-menerus.
Keluhan yang menyertai antara lain rasa mual dan muntah, panas.
5) Riwayat Penyakit Sekarang
6) Berisi keadaan dan keluhan saat terjadi serangan, waktu dan frekuensi
timbulnya serangan, penjalaran dan kualitas serangan. Factor yang
menjadi penyebabnya.
7) 4) Riwayat Penyakit Dahulu
8) Meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya dan
biasanya berhubungan dengan masalah klien sekarang.
9) 5) Riwayat Penyakit Keluarga
10) Meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga terutama penyakit
menular atau keturunan.
11) 7) Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breathing)
2. B2 (Blood)
3. B3 (Brain)
4. B4 (Bladder)
5. B5 (Bowel)
6. B6 (Bone)
a. Diagnosa Keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan,lingkungan yang
baru dan kurang informasi tentang prosedur operasi.
b. Intervensi
a. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan,lingkungan yang
baru dan kurang informasi tentang prosedur operasi
Tujuan : Agar pasien siap menghadapi prosedur operasi
Kriteria :
1. Klien Nampak tenang
2. Klien mengatakan rasa takutnya berkurang
3. Klien menyatakan siap untuk dilakukan operasi
Intervensi
1. Jelaskan prosedur termasuk sensasi seperti keadaan selama
prosedur
2. Temani klien untuk meningkatkan keamanan dan menurunkan
kecemasan
3. Dengarkan keluhan klien
4. Pertahankan kontak mata
5. Jaga ketenangan ruangan
Rasional
1. Kecemasan klien akan berkurang dengan informasi yang diberikan
perawat
2. Dengan ditemani perawat kecemasan klien akan sedikit berkurang
3. Membantu menentukan jenis intervensi yang akan dilakukan
4. Kontak mata menumbuhkan hubungaan saling percaya antara klien dan
perawat
5. Suasana yang tenang dapat mengurangi stimulus pembuat cemas
Intervensi :
DAFTAR PUSTAKA