Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Broiler merupakan ayam ras pedaging yang waktu pemeliharaanya relative singkat, dari 3

sampai 4 minggu sudah dapet dipanen. Populasi broiler perlu ditingkatkan karena broiler

merupakan salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan masyarakat sehingga dengan

meningkatnya populasi broiler konsumsi protein hewani dimasyarakat dapat terpenuhi. Indonesia

memiliki kondisi lingkungan yang cukup baik untuk perkembangan ayam broiler, terutama

temperature luar yang lebih rendah dibandingkan dengan temperature tubuh ayam. Peluang

untuk memeliharaan ayam broiler di dalam Indonesia sangat terbuka lebar.

Factor yang menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam broile adalah kandang

intensif, dimana kandang harus dikondisikan sedemikian rupa agar ayam dapat merasa nyaman.

Kandang menjadi hal yang sangat penting karena kenyaman kandang akan memepengaruhi

produktivitas ungags tersebut. Kandang juga harus dibuat untuk melindungi ayam dari pengaruh

cuaca serta pengaruh dari adanya hewan lain (Tamalludin,2012). Untuk mencapai hal tersebut

kandang sebaiknya dibuat berupa kandang Close House agar bisa dapat mengontrol suhu

maupun suasana di dalam kandang (Sosroamidjoy dan Soeradji, 2000). Kandang closed house

sebagian besar dibuat tertutup dengan tembok, seng atau layer, kecuali bagian depan kandang

diberi jarring-jaring untuk masuknya udara dan bagian kandang untuk tempat kipas/ fan

(Fadilah,2013).

Kepadatan awal untuk ayam boriler yaitu 20 ekor/m2. Kepadatan kandang dilebarkan

sedikit demi sedikit mengikuti perkembangan ayam dari minggu ke minggu berikutnya. Kandang

system tertutup atau closed house merupakan system kandang yang harus sanggup mengeluarkan

keleihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang berbahaya seperti CO, CO 2, dan NH3 yang ada

dalam kandang, tetapi disisi lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam.

Berdasarkan ini, kandang dengan model system tertutup ini diyakini mampu meminimalkan

pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan produktivitas yang dimiliki ayam.


Kandang closed house merupakan sistem kandang yang harus sanggup mengeluarkan

kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang berbahaya seperti CO, CO 2 dan NH3 yang ada

dalam kandang, tetapi disisi lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam.

Priyono (2009) menambahkan bahwa kandang tipe tertutup (closed house merupakan kandang

dengan dinding tertutup dan biasanya terbuat dari bahan-bahan permanen dan dengan sentuhan

teknologi tinggi. Kandang ini menggunakan alat exhaust fan yang berfungsi untuk menarik atau

menyedot oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, dan menggunakan alat cooling pad

system  (Priyo, 2009).

Berdasarkan ini, kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu

meminimalkan pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan produktivitas yang

dimiliki ayam. Tujuan penggunaan kandang tertutup (clouse house) adalah menciptakan iklim

mikro terkendali di dalam kandang, meningkatkan produktivitas, efisiensi lahan dan tenaga kerja

serta menciptakan usaha peternakan yang ramah lingkungan. kelebihan yang dimilikinya seperti

mengandalkan aliran angin untuk mengeluarkan gas sisa, panas, uap air dan menyediakan

oksigen untuk kebutuhan ayam. Sistem tunnel ini lebih cocok untuk area dengan temperatur

maksimal tidak lebih dari 30oC. Sistem kedua adalah evaporative cooling system  (ECS). Sistem

ini memberikan manfaat pada peternak seperti mengandalkan aliran angin dan proses evaporasi

dengan bantuan angin.. Sistem kandang tertutup ini hanya cocok untuk daerah panas dengan

suhu udara di atas 35oC.

Anda mungkin juga menyukai