Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI | 35

Jobsheet 3 Rangkaian Jembatan

Rangkaian-rangkaian jembatan dipakai secara luas untuk pengukuran nilai-nilai komponen


seperti tahanan, induktansi atau kapasitansi, dan parameter rangkaian lainnya yang diturunkan
secara langsung dari nilai-nilai komponen, seperti frekuensi, sudut fasa dan temperatur.
Rangkaian jembatan hanya membandingkan nilai komponen yang tidak diketahui dengan
komponen yang besarnya diketahui secara tepat (sebuah standar). Ketelitian pengukuran akan
menjadi tinggi karena pembacaan pengukuran dengan cara perbandingan yang didasarkan
pada penunjukan nol dari ketidakseimbangan rangkaian jembatan.

Dalam jobsheet ini akan diuji coba rangkaian jembatan AC dan DC yang digunakan untuk
mengukur nilai tahanan dan kapasitansi.

3.1 Luaran
Setelah menyelesaikan modul ini, Anda akan mampu:
Memahami penggunaan rangkaian jembatan dan aplikasinya dalam pengukuran nilai besaran
komponen listrik.

3.2 Tujuan
1. Mengukur nilai tahanan menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone;
2. Mengukur nilai kapasitansi menggunakan rangkaian jembatan Schering; dan

CATATAN

Andi M. Nur Putra copyright © 2018. Institut Teknologi Padang


36 | RANGKAIAN JEMBATAN

3.3 Kegiatan Praktikum 1


Setelah menyelesaikan kegiatan ini Anda akan mampu untuk
Mengukur nilai tahanan menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone.

3.3.1 Materi Pembelajaran


Rangkaian jembatan Wheatstone seperti ditunjukkan pada gambar 3.1 di bawah terdiri dari
empat lengan resistif, sumber voltase dan sebuah detektor nol yang biasanya adalah
galvanometer atau alat ukur arus sensitive lainnya. Arus melalui galvanometer bergantung
pada beda potensial antara titik c dan d. Jembatan disebut seimbang jika beda potensial pada
galvanometer adalah 0 V, artinya tidak ada arus melalui galvanometer. Kondisi ini terjadi
apabila tegangan dari titik a ke c sama dengan tegangan dari titik a ke d, atau dengan
mendasarkan ke terminal lainnya, jika tegangan dari titik c ke b sama dengan tegangan dari
titk d ke b. Jembatan setimbang jika :
𝑖1 𝑅1 = 𝑖2 𝑅2 (3.1)
Jika arus pada galvanometer adalah nol, maka akan terpenuhi kondisi berikut:
𝑉𝑠 𝑉𝑠 (3.2)
𝑖1 = 𝑖3 = ; dan 𝑖2 = 𝑖4 =
𝑅1 + 𝑅3 𝑅2 + 𝑅4
Dengan menggabungkan persamaan 4.1 dan 4.2 dan disederhanakan,
𝑅1 𝑅2 (3.3)
diperoleh = ; atau 𝑅1 𝑅4 = 𝑅2 𝑅3
𝑅1 + 𝑅3 𝑅2 + 𝑅4
Persamaan 4.3 merupakan bentuk yang telah dikenal dalam kesetimbangan jembatan
Wheatstone. Jika tiga dari tahanan-tahanan tersebut diketahui, tahanan keempat dapat
ditentukan dari persamaan 4.4. Berarti, jika 𝑅4 tidak diketahui, tahanannya 𝑅𝑥 dapat
dinyatakan oleh tahanan-tahanan yang lain, yaitu :
𝑅2 (3.4)
𝑅𝑥 = 𝑅3
𝑅1

CATATAN

Andi M. Nur Putra copyright © 2018. Institut Teknologi Padang


RANGKAIAN JEMBATAN | 37

Gambar 3.1 Rangkaian jembatan Wheatstone

Pengukuran tahanan yang tidak diketahui tidak bergantung pada karakteristik atau kalibrasi
galvanometer defleksi nol asalkan detector nol tersebut mempunyai sensitivitas yang cukup
untuk menghasilkan posisi setimbang jembatan pada tingkat presisi yang diperlukan.

Rangkaian seperti pada gambar 3.1 dapat disederhanakan dengan mengganti komponen R2
dan R4 dengan resistor variabel. Pada gambar 3.2 ditunjukkan konfigurasi pin resistor variabel
yang terdiri dari 3 pin.

Gambar 3.2 Konfigurasi pin resistor variabel

3.3.2 Latihan 1
1. Peralatan
o Alat pelindung diri
o Sumber DC
o Galvanometer

CATATAN

Andi M. Nur Putra copyright © 2018. Institut Teknologi Padang


38 | RANGKAIAN JEMBATAN

o Resistor variabel (potensiometer)


o Project board dan kabel jumper
2. Langkah Kerja
1. Bersihkan tempat kerja untuk meminimalisir bahaya kerja.
2. Buat rangkaian seperti gambar di bawah (R1=100Ω, R2 = 150Ω, VR = 100K).

3. Minta persetujuan kepada asisten, dan hubungkan rangkaian ke sumber voltase.


4. Atur voltase sumber sampai terukur nilai 5 V.
5. Putar potensiometer sehingga arus yang melalui Galvanometer menjadi nol.
6. Ukur nilai Ra = __________Ω dan Rb = __________Ω.
7. Ulangi langkah 5 dengan nilai potensiometer berada pada posisi minimum dan
maksimum, dan lengkapi tabel berikut.
Posisi Tahanan Ra Tahanan Rb Arus Galvanometer
potensiometer (Ω) (Ω) (µA)
Minimum 0 100K

50% 50K 50K

Maksimum 100K 0

8. Dari data pengukuran terhadap arus yang terbaca pada galvanometer (IG), hitung
tahanan dalam galvanometer (RG) dan lengkapi tabel di bawah.
CATATAN

Andi M. Nur Putra copyright © 2018. Institut Teknologi Padang


RANGKAIAN JEMBATAN | 39

Arus Galvanometer Tahanan


(µA) Galvanometer (Ω)

9. Dengan menggunakan rangkaian pengganti Thevenin, hitung arus galvanometer dari


setiap posisi potensioeter, lengkapi tabel berikut.
Posisi Ra Rb RG ETH IG
potensiometer (Ω) (Ω) (Ω) (V) (µA)
Minimum 0 100K

50% 50K 50K

Maksimum 100K 0

3. Pertanyaan
a. Mengapa timbul arus pada galvanometer saat potensiometer dirubah-rubah
posisinya?

CATATAN

Andi M. Nur Putra copyright © 2018. Institut Teknologi Padang


40 | RANGKAIAN JEMBATAN

b. Berdasarkan data percobaan pada langkah kerja 7 dan 9 apakah terdapat perbedaan?
Jelaskan.

c. Dengan menggunakan nilai tahanan Ra dan Rb pada tabel percobaan di atas, buatkan
gambar rangkaian jembatan Wheatstone yang terdiri dari empat buah lengan
seimbang (IG = 0)

CATATAN

Andi M. Nur Putra copyright © 2018. Institut Teknologi Padang


RANGKAIAN JEMBATAN | 41

3.4 Kegiatan Praktikum 2


Setelah menyelesaikan kegiatan ini Anda akan mampu untuk
Mengukur nilai kapasitansi menggunakan rangkaian jembatan Schering.

3.4.1 Materi Pembelajaran


Jembatan Schering merupakan jembatan AC yang digunakan untuk mengukur nilaia
kapasitansi kapasitor. Jembatan ini memiliki keuntungan yakni dapat mengukur sifat-sifat
isolasi pada sudut-sudut fasa yang mendekati 90 derajat. Pada gambar 3.3 ditunjukkan gambar
rangkaian jembatan Schering. Seperti jembatan Wheatstone pada kegiatan praktikum
sebelumnya, jembatan ini juga bekerja menggunakan prinsip kesetimbangan.

Jembatan Schering dikatakan setimbang jika jumlah sudut fasa lengan-1 dan lengan-4 sama
dengan jumlah sudut fasa lengan-2 dan lengan-3. Karena kapasitor standar berada dalam
lengan-3 maka jumlah sudut fasa lengan-2 dan lengan-3 akan menjadi 900. Agar menghasilkan
sudut fasa 900 yang diperlukan untuk kesetimbangan maka jumlah sudut fasa lengan-1 dan
lengan-4 harus sama dengan 900. Karena dalam pengukuran yang umum besaran yang tidak
diketahui akan memiliki sudut fasa yang lebih kecil dari 90 0, sehingga lengan-1 perlu diberi
sudut fasa kapasitif yang kecil dengan menghubungkan C1 paralel terhadap R1.

Gambar 3.3 Rangkaian jembatan Schering

CATATAN

Andi M. Nur Putra copyright © 2018. Institut Teknologi Padang


42 | RANGKAIAN JEMBATAN

Persamaan kesetimbangan dari jembatan ini adalah


𝑍𝑥 = 𝑍2 𝑍3 𝑌1 (3.5)

(3.6)

(3.7)

Sehingga,
(3.8)

dan
(3.9)

3.4.2 Latihan 1I
1. Peralatan
o Alat pelindung diri
o Sumber AC
o Galvanometer
o Resistor dan Kapasitor
o Project board dan kabel jumper
2. Langkah Kerja
1. Bersihkan tempat kerja untuk meminimalisir bahaya kerja.
2. Buat rangkaian seperti gambar 4.3.
3. Gunakan parameter sebagai berikut:
R1 = 100Ω; R2 = 150Ω; C1 = 10µF; C3 = 10µF; Cx = 100µF; dan Rx = resistor variabel
100K
4. Minta persetujuan kepada asisten, dan hubungkan rangkaian ke sumber voltase.

CATATAN

Andi M. Nur Putra copyright © 2018. Institut Teknologi Padang


RANGKAIAN JEMBATAN | 43

5. Atur voltase sumber sampai terukur nilai 5 V.


6. Putar potensiometer sehingga arus yang melalui Galvanometer menjadi nol.
7. Ukur nilai Rx = __________Ω
8. Apakah jembatan tersebut setimbang? Jika Ya berikan alasan, dan jika Tidak berikan
alasan.

3. Pertanyaan
a. Jika rangkaian jembatan schering pada percobaan di atas tersebut tidak setimbang,
jelaskan dua cara untuk menjadikannya setimbang?

CATATAN

Andi M. Nur Putra copyright © 2018. Institut Teknologi Padang


44 | RANGKAIAN JEMBATAN

3.5 Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan jenis-jenis rangkaian jembatan DC dan AC serta fungsi masing-masingnya.
2. Jelaskan secara rinci syarat kesetimbangan dari jembatan DC dan AC. Berikan
persamaan setimbangnya.

CATATAN

Andi M. Nur Putra copyright © 2018. Institut Teknologi Padang

Anda mungkin juga menyukai