Isi Makalah
Isi Makalah
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan suatu negeri yang amat unik. Hanya sedikit negara
di dunia, yang bila dilihat dari segi geografis, memiliki kesamaan dengan
Indonesia. Negara kepulauan di dunia, seperti Jepang dan Filipina, masih kalah
bila dibandingkan dengan negara kepulauan Indonesia. Indonesia adalah suatu
negara, yang terletak di sebelah tenggara benua Asia membentang sepanjang 3,5
juta mil, atau sebanding dengan seperdelapan panjang keliling Bumi, serta
memiliki tak kurang dari 13.662 pulau. Jika dilihat sekilas, hal tersebut
merupakan suatu kebanggaan dan kekayaan yang tidak ada tandingannya lagi di
dunia ini. Tapi bila dipikirkan lebih jauh, hal ini merupakan suatu kerugian
tersendiri bagi bangsa dan negara Indonesia. Indonesia terlihat seperti pecahan
yang berserakan dan sebagai 13.000 pecahan yang tersebar sepanjang 3,5 juta mil,
Indonesia dapat dikatakan sebagai sebuah negara yang amat sulit untuk dapat
dipersatukan. Maka, untuk mempersatukan Bangsa Indonesia, diperlukan sebuah
konsep Geopolitik yang cocok digunakan oleh negara. Pada awalnya geostrategi
diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di Indonesia
geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945 melalui proses
pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin
pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional.
Geopolitik tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan
politik. Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapat dipisahkan rakyat
dari bumi yang ada di bawah kakinya. Demikian kata Ir. Sukarno pada 1 Juni
1945 dihadapan Sidang BPUPKI (Setneg RI, tt : 66). Oleh karena itu, setelah
membangsa orang menyatakan tempat tinggalnya sebagai negara.
Dalam perkembangan selanjutnya penger-tian negara tidak hanya wilayah tempat
tinggal, namun diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu : pemerintah,
rakyat, kedaulatan dan lain sebagainya, yang kemudian disebut sebagai state.
1
2
PEMBAHASAN
3
4
2. Deklarasi Djuanda
Sebagai sebuah wilayah berdaulat, pemerintah Indonesia menyadari bahwa
ketentuan Ordonansi 1939 tidak sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia
mengeluarkan pengumuman mengenai wilayah perairan Indonesia yang kemudian
dikenal sebagai Deklarasi Djuanda, yang menyatakan:
1) Bahwa bentuk geografi Indonesia sebagai suatu negara
kepulauan memiliki sifat dan corak tersendiri.
2) Bahwa menurut sejarah sejak dulu kala kepulauan Indonesia merupakan
satu kesatuan.
3) Bahwa batas laut teritorial yang termaktub dalam Ordonansi
1939 memecah keutuhan teritorial Indonesia karena membagi
wilayah daratan Indonesia ke dalam bagian-bagian terpisah
dengan teritorialnya sendiri-sendiri.
Tujuan inti Deklarasi Djuanda adalah:
1) Perwujudan bentuk wilayah NKRI yang utuh dan bulat.
2) Penentuan batas-batas wilayah negara Indonesia disesuaikan dengan asas
negara kepualuan (Archipelagic State Principle).
3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan
dan keamanan NKRI.
Untuk memperkuat kedudukan hukumnya, Deklarasi Djuanda dipertegas
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.4 Tahun
1960 tentang perairan Indonesia. Sejak itu berubahlah bentuk wilayah nasional
yang cara perhitungannya diukur 12 mil laut dari titik pulau terluar yang saling
dihubungkan sehingga merupakan satu kesatuan wilayah yang utuh dan bulat.
Selanjutnya Perpu No.4 Tahun 1060 diperkuat dengan Ketetapan MPR Tahun
1973, 1978, 1983, 1988, dan 1993, konsep negara kepulauan dalam Deklarasi
Djuanda ditetapkan sebagai “Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan
Nasional”.
Perjuangan mewujudkan konsep wawasan nasional yang dilakukan sejak
tahun 1957 itu baru berhasil setelah diterimanya Hukum Laut Internasional III
Tahun 1982, pokok-pokok asas negara kepulauan diakui dan dicantumkan dalam
5
UNCLOS (United Nation Convention on the Law of the Sea atau Konvensi PBB
tentang Hukum Laut).Pemerintah Indonesia meratifikasi UNCLOS 82 melalui
Undang- Undang NO.17 Tahun 1985 pada tanggal 31 Desember 1985.
Berlakunya UNCLOS 82 berpengaruh pada upaya pemanfaatan laut bagi
kesejahteraan, seperti bertambahnya Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan
Landasan KOntinen Indonesia.
3. Landasan Kontinen dan ZEE
Pada tanggal 17 Februari 1969, pemerintah Indonesia
mengeluarkan Deklarasi tentang Landasan Kontinen. Deklarasi tersebut
kemudian dikukuhkan dengan Undang-undang No.1 Tahun 1973
tentang Landasan Kontinen Indonesia. Apabila disbanding isi deklarasi tahun
1957 dan tahun 1969, perbedaannya terdapat pada sifat konsep nusantara: konsep
tahun 1957 merupakan konsep kewilayahan sedangkan konsep tahun 1969 lebih
merupakan konsep politik dan ketatanegaraan. Pada tanggal 21 Maret 1980
pemerintah Indonesia mengumumkan XEE Indonesia yang lebarnya 200 mil
diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia. Di dalam pengumuman tersebut
Indonesia menyatakan bahwa di dalam ZEE, Indonesia memiliki
dan melaksanakan:
1) Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi, pengelolaan, dan pelestarian
sumber daya hayati dan nonhayati dan hak berdaulat lain atas eksplorasi
dan eksploitasi sumber tenaga dari air, arus, dan angin.
2) Hak yurisdiksi yang berhubungan dengan:
a. pembuatan dan penggunaan pulau buatan, instalasi, dan bangunan lainnya,
b. penelitian ilmiah mengenai laut,
c. pelestarian lingkungan laut, serta
d. hal lain berdasarkan hukum internasional.Pada tahun 1982 konvensi
hukum laut memberikan perluasan yurisdiksi negara-negara pantai di
lautan bebas. Asas ZEE diterima.
Hal lain yang sangat menguntungkan dari konvensi tersebut
ialah diterimanya asas nusantara sebagai asas hukum internasional. Hasil konvensi
tersebut disahkan pada bulan agustus 1983 dalam seminar Konvensi Hukum Laut
Internasional di New York. Dengan demikian sah sudah rumusan “Negara RI
6
adalah satu kesatuan wilayah laut yang didalamnya terhampar pulau besar dan
kecil dengan jumlah 17.508 pulau”. Dengan dikukuhkannya wilayah darat dan
laut atau perairan, perjuangan bangsa Indonesia selanjutnya adalah
menegakkan kedaulatan di ruang udara dan memperjuangkan kepentingan RI
di wilayah antariksa nasional, termasuk Geo Stationery Orbit (GSO). Konvensi
Paris 1919, yang kemudian disusul Konvensi Chicago 1944, menetapkan
pengertian ruang udara sebagai jalur ruang udara di atmosfir yang berisi cukup
udara yang memungkinkan pesawat udara bergerak. Jarak ketinggian kedaulatan
negara di atmosfir ditentukan oleh kesanggupan pesawat udara mencapai
ketinggian. Pasal 1 Konvensi Paris 1919 yang kemudian diganti oleh pasal 1
Konvensi Chicago 1944 menyatakan bahwa setiap negara memiliki
kedaulatan utuh dan eksklusif di ruang udara di atas wilayahnya. Indonesia
sebagai negara berdaulat menentukan batas wilayah udara dengan mengikuti
sistem cerobong. Batas wilayah udara ditarik bertikal dari batas wilayah ke bawah
dan ke atas. Pernyataan tentang wilayah udara kedaulatan Indonesia tercantum
dalam Undang-Undang No.20 tahun 1982, yang diubah menjadi Undang-Undang
No.1 Tahun 1988 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan
Keamanan Negara.
2.1.1.2. Pengertian Geopolitik
Istilah geopolitik semula oleh pencetusnya, Frederich Ratzel (1944-1904),
diartikan sebagai ilmu bumi politik (Political Geography), Istilah geopolitik
dikembangkan dan diperluas lebih lanjut oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dan
Karl Haushofer (1869-1946) menjadi Geographical Politic. Perbedaan kedua
artian tersebut terletak pada fokus perhatiannya. Ilmu Bumi Politik (Political
Geography) mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan
geopolitik (Geographical Politic) mempelajari fenomena politik dari aspek
geografi. Geopolitik dapat diartikan sebagai Ilmu Bumi Politik Terapan (Applied
Political Geography). Ada dua pengertian yang terkandung dalam
konsep geopolitik yang keduan:
1. Geopolitik sebagai ilmu : memberikan wawasan obyektif akan posisi kita
sebagai suatu bangsa yang hidup berdampingan dan saling berinteraksi
dengan negara lain dalam pergaulan dunia.
7
Penerapan dari unsur wadah, isi, dan tata laku Wawasan Nusantara dapat
dikembangkan sebagai berikut:
1. Isi NKRI berupa falsafah Pancasila dan UUD 1945
2. Wadah berupa Nusantara, yang manakala diisi atau diberi
isi menampakkan wujud dan wajahnya sebagai Wawasan Nusantara
3. Tata laku NKRI berupa UUD 1945 yang apabila dilaksanakan
dan diterapkan berdasarkan Wawasan Nusantara akan
menghasilkan Ketahanan Nasional Indonesia
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala AGHT baik yang datang dari
luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan negara, serta perjuangan
mencapai tujuan nasional.
4. Unsur-unsur Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Komponen pokok konsep Ketahanan Nasional Indonesia terdiri dari
delapan gatra yang dikelompokkan ke dalam dua aspek, yaitu aspek alamiah
disebut trigatra dan aspek sosial disebut pancagatra.
1) Trigatra
A. Gatra geografi negara
Letak geografi Indonesia memberikan gambaran tentang bentuk ke dalam dan
bentuk keluar. Bentuk ke dalam menampakkan corak, wujud, isi, dan tata susunan
wilayah berupa satu kesatuan laut dengan pulau-pulau di dalamnya, sedangkan
bentuk ke luar menampakkan situasi dan kondisi lingkungan yang berhubungan
timbal balik antara negara dan lingkungannya. Kondisi geografi Indonesia
merupakan satu kesatuan lautdengan pulau-pulau yang berada di dalamnya,
sedangkan posisinya terletak di posisi silang dunia, yaitu diantara dua benua, dua
samudera, dan berada di daerah khatulistiwa. Lokasi dan posisi geografi
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas perairan dan daratan.
Kepulauan Indonesia dikelompokkan menjadi 4 gugusan, yaitu:
a. Gugusan Papua
b. Gugusan Kepulauan Maluku
c. Gugusan Kepulauan Sunda Kecil
d. Gugusan Kepulauan Sunda Besar
Menurut bentang alamnya geografi Indonesia dibagi menjadi tiga daerah
berikut:
a. Dangkalan Sahul
b. Dangkalan Sunda
c. Daerah Peralihan
Pembagian bentang alam diatas juga meliputi pembagian jenis flora
dan fauna. Alam flora Indonesia dibagi menjadi 3 daerah lingkungan, yaitu:
a. Alam flora bagian timur
16
menyadari bentuk ancaman baik dari luar negeri maupun dalam negeri, konsep
politik atau doktrin pertahanan-keamanan NKRI defensive aktif dibidang
pertahanan dan preventif aktif dibidang keamanan. Pertahanan-kemanan NKRI
diselenggarakan dengan sistem pertahanankeamanan rakyat semesta
(sishamkamrata), yaitu suatu sistem pertahanankeamanan dengan komponen-
komponen yang terdiri atas seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional
yang bekerja secara total, integral, serta berlanjut dalam rangka mencapai
ketahanan nasional. Sishankamratadiorganisasi dalam satu wadah tunggal, yaitu
TNI dan Polri. Wadah ini dibangun dalam jati diri sebagai tentara rakyat, tentara
pejuang, dan tentara nasional yang mengabdi hanya untuk kepentingan bangsa
dan NKRI.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Geopolitik menurut Frederich Ratzel (1944-1904), diartikan sebagai ilmu
bumi politik (Political Geography). Wawasan Nusantara adalah geopolitik
Indonesia, yang diberi pengertian sebagai cara pandang dan sikap bangsa
insonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan
tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan
nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Sedangkan Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi. Geografi
merujuk kepada ruang hidup nasional, wadah, atau tempat hidupnya bangsa dan
negara Indonesia. Strategi diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan semua
sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan
perang dan damai. Atas dasar pengertian sederhana diatas, bangsa Indonesia
memandang geostrategi sebagai strategi dalam memanfaatkan keadaan atau
konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan tujuan, dan
sarana-sarana guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional bangsa
Indonesia.Geostrategi Indonesia selanjutnya dirumuskan dalam wujud konsep
Ketahanan Nasional (National Endurance) Republik Indonesia.
3.2. Saran
Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami konsep Geopolitik
dan Geostrategi serta bisa mendapatkan arah untuk merancang strategi
pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan
sejahtera yang berdasarkan pembangunan dan UUD 1945.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Geopolitik Indonesia http://staffnew.uny.ac.id/upload/131763780/pendidikan/Mat
eri+8+-+Geopolitik+Indonesia.doc (diakses pada selasa, 15 April 2019 pukul
10:00)