Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negeri yang amat unik. Hanya sedikit negara
di dunia, yang bila dilihat dari segi geografis, memiliki kesamaan dengan
Indonesia. Negara kepulauan di dunia, seperti Jepang dan Filipina, masih kalah
bila dibandingkan dengan negara kepulauan Indonesia. Indonesia adalah suatu
negara, yang terletak di sebelah tenggara benua Asia membentang sepanjang 3,5
juta mil, atau sebanding dengan seperdelapan panjang keliling Bumi, serta
memiliki tak kurang dari 13.662 pulau. Jika dilihat sekilas, hal tersebut
merupakan suatu kebanggaan dan kekayaan yang tidak ada tandingannya lagi di
dunia ini. Tapi bila dipikirkan lebih jauh, hal ini merupakan suatu kerugian
tersendiri bagi bangsa dan negara Indonesia. Indonesia terlihat seperti pecahan
yang berserakan dan sebagai 13.000 pecahan yang tersebar sepanjang 3,5 juta mil,
Indonesia dapat dikatakan sebagai sebuah negara yang amat sulit untuk dapat
dipersatukan. Maka, untuk mempersatukan Bangsa Indonesia, diperlukan sebuah
konsep Geopolitik yang cocok digunakan oleh negara. Pada awalnya geostrategi
diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di Indonesia
geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945 melalui proses
pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin
pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional.
Geopolitik tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan
politik. Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapat dipisahkan rakyat
dari bumi yang ada di bawah kakinya. Demikian kata Ir. Sukarno pada 1 Juni
1945 dihadapan Sidang BPUPKI (Setneg RI, tt : 66). Oleh karena itu, setelah
membangsa orang menyatakan tempat tinggalnya sebagai negara.
Dalam perkembangan selanjutnya penger-tian negara tidak hanya wilayah tempat
tinggal, namun diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu : pemerintah,
rakyat, kedaulatan dan lain sebagainya, yang kemudian disebut sebagai state.

1
2

Karena orang dan tempat tinggalnya tidak dapat dipisahkan, perebutan ruang


menjadi hal yang menimbulkan konflik antar antar manusia—individu, keluarga,
masyarakat, bangsa—hingga kini, mes-kipun bentuknya dapat secara fisik
maupun non fisik. Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya bangsa harus
mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional. Para
ilmuwan politik dan militer menyebutnya sebagai geopolitik yang merupakan
kelanjutan dari geografi politik. Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji
masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada percaturan
politik internasional. Negara tidak akan pernah mencapai persamaan yang
sempurna dalam segala hal. Keadaan suatu negara akan selalu sejalan dengan
kondisi dari kawasan geografis yang mereka tempati. Hal yang paling utama
dalam mempengaruhi keadaan suatu negara adalah kawasan yang berada di
sekitar negara itu sendiri atau dengan kata lain negara yang berada di sekitar
(negara tetangga) memiliki pengaruh yang besar terhadap penyelenggaraan suatu
negara. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keadaan geografi suatu
negara sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam penyelenggaraan negara yang
bersangkutan, seperti pengambilan keputusan, kebijakan politik luar negeri, dan
hubungan perdagangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Konsep Geopolitik Nasional?
2. Bagaimana Konsep Geostrategi Nasional?
1.3 Tujuan
1. Dapat memahami Konsep Geopolitik Nasional
2. Dapat memahami Konsep Geostrategi Nasional
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Geopolitik Nasional

Sebelum membahas masalah geopolitik suatu negara perlu mendalami ciri


khusus negara berdasarkan bentuk geomorfologinya (ciri fisik dan non fisik).
Setelah abad XIX perkembangan geopolitik dipengaruhi oleh orientasi manusia
pada konstalasi wilayah. Masa lalu—pra abad XIX—pengertian negara identik
dengan tanah, sehingga banyak bangsa menamakan negaranya dengan unsur
tanah, misalnya : England, Holland, Poland, Rusland, Thailand. Negara
berdasarkan bentuk geografinya dibedakan :

1. Dikelilingi daratan (land lock country).


2. Berbatasan dengan laut, dapat dibedakan menjadi :
1) Negara pulau (oceanic archipelago)
2) Negara pantai (coastal archipelago)
3) Negara kepulauan (archipelago)

Pengertian Asas Kepulauan, berdasarkan UNCLOS 1982 : Kepulauan


merupakan suatu kesatuan utuh wilayah, yang batas-batasnya ditentukan oleh laut,
dalam lingkungan mana terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau-
pulau Atau Merupakan gugusan pulau-pulau dengan perairan diantaranya dan
angkasa di atasnya sebagai kesatuan utuh, dengan unsur air sebagai penghubung.

2.1.1. Indonesia sebagai Negara Kepulauan


1. Zaman Kolonial Belanda
Di zaman colonial belanda, wilayah Indonesia berupa wilayah
daratan saja, sedangkan wilayah laut teritorial tidak pernah diukur. Kemudian
berdasarkan Ordonansi Tahun 1939 (Territoriale Zee en Maritieme Kringen
Ordonnantie 1939) lebar laut wilayah Hindia Belanda adalah 3 mil diukur dari
garis air rendah di pantai setiap pulau. Dengan kata lain, batas laut teritorial yang
termaktub dalam Ordonansi 1939 itu membagi wilayah daratan Indonesia dalam
bagian-bagian terpisah dengan teritorialnya sendiri-sendiri.

3
4

2. Deklarasi Djuanda
Sebagai sebuah wilayah berdaulat, pemerintah Indonesia menyadari bahwa
ketentuan Ordonansi 1939 tidak sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia
mengeluarkan pengumuman mengenai wilayah perairan Indonesia yang kemudian
dikenal sebagai Deklarasi Djuanda, yang menyatakan:
1) Bahwa bentuk geografi Indonesia sebagai suatu negara
kepulauan memiliki sifat dan corak tersendiri.
2) Bahwa menurut sejarah sejak dulu kala kepulauan Indonesia merupakan
satu kesatuan.
3) Bahwa batas laut teritorial yang termaktub dalam Ordonansi
1939 memecah keutuhan teritorial Indonesia karena membagi
wilayah daratan Indonesia ke dalam bagian-bagian terpisah
dengan teritorialnya sendiri-sendiri.
Tujuan inti Deklarasi Djuanda adalah:
1) Perwujudan bentuk wilayah NKRI yang utuh dan bulat.
2) Penentuan batas-batas wilayah negara Indonesia disesuaikan dengan asas
negara kepualuan (Archipelagic State Principle).
3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan
dan keamanan NKRI.
Untuk memperkuat kedudukan hukumnya, Deklarasi Djuanda dipertegas
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.4 Tahun
1960 tentang perairan Indonesia. Sejak itu berubahlah bentuk wilayah nasional
yang cara perhitungannya diukur 12 mil laut dari titik pulau terluar yang saling
dihubungkan sehingga merupakan satu kesatuan wilayah yang utuh dan bulat.
Selanjutnya Perpu No.4 Tahun 1060 diperkuat dengan Ketetapan MPR Tahun
1973, 1978, 1983, 1988, dan 1993, konsep negara kepulauan dalam Deklarasi
Djuanda ditetapkan sebagai “Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan
Nasional”.
Perjuangan mewujudkan konsep wawasan nasional yang dilakukan sejak
tahun 1957 itu baru berhasil setelah diterimanya Hukum Laut Internasional III
Tahun 1982, pokok-pokok asas negara kepulauan diakui dan dicantumkan dalam
5

UNCLOS (United Nation Convention on the Law of the Sea atau Konvensi PBB
tentang Hukum Laut).Pemerintah Indonesia meratifikasi UNCLOS 82 melalui
Undang- Undang NO.17 Tahun 1985 pada tanggal 31 Desember 1985.
Berlakunya UNCLOS 82 berpengaruh pada upaya pemanfaatan laut bagi
kesejahteraan, seperti bertambahnya Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan
Landasan KOntinen Indonesia.
3. Landasan Kontinen dan ZEE
Pada tanggal 17 Februari 1969, pemerintah Indonesia
mengeluarkan Deklarasi tentang Landasan Kontinen. Deklarasi tersebut
kemudian dikukuhkan dengan Undang-undang No.1 Tahun 1973
tentang Landasan Kontinen Indonesia. Apabila disbanding isi deklarasi tahun
1957 dan tahun 1969, perbedaannya terdapat pada sifat konsep nusantara: konsep
tahun 1957 merupakan konsep kewilayahan sedangkan konsep tahun 1969 lebih
merupakan konsep politik dan ketatanegaraan. Pada tanggal 21 Maret 1980
pemerintah Indonesia mengumumkan XEE Indonesia yang lebarnya 200 mil
diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia. Di dalam pengumuman tersebut
Indonesia menyatakan bahwa di dalam ZEE, Indonesia memiliki
dan melaksanakan:
1) Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi, pengelolaan, dan pelestarian
sumber daya hayati dan nonhayati dan hak berdaulat lain atas eksplorasi
dan eksploitasi sumber tenaga dari air, arus, dan angin.
2) Hak yurisdiksi yang berhubungan dengan:
a. pembuatan dan penggunaan pulau buatan, instalasi, dan bangunan lainnya,
b. penelitian ilmiah mengenai laut,
c. pelestarian lingkungan laut, serta
d. hal lain berdasarkan hukum internasional.Pada tahun 1982 konvensi
hukum laut memberikan perluasan yurisdiksi negara-negara pantai di
lautan bebas. Asas ZEE diterima.
Hal lain yang sangat menguntungkan dari konvensi tersebut
ialah diterimanya asas nusantara sebagai asas hukum internasional. Hasil konvensi
tersebut disahkan pada bulan agustus 1983 dalam seminar Konvensi Hukum Laut
Internasional di New York. Dengan demikian sah sudah rumusan “Negara RI
6

adalah satu kesatuan wilayah laut yang didalamnya terhampar pulau besar dan
kecil dengan jumlah 17.508 pulau”. Dengan dikukuhkannya wilayah darat dan
laut atau perairan, perjuangan bangsa Indonesia selanjutnya adalah
menegakkan kedaulatan di ruang udara dan memperjuangkan kepentingan RI
di wilayah antariksa nasional, termasuk Geo Stationery Orbit (GSO). Konvensi
Paris 1919, yang kemudian disusul Konvensi Chicago 1944, menetapkan
pengertian ruang udara sebagai jalur ruang udara di atmosfir yang berisi cukup
udara yang memungkinkan pesawat udara bergerak. Jarak ketinggian kedaulatan
negara di atmosfir ditentukan oleh kesanggupan pesawat udara mencapai
ketinggian. Pasal 1 Konvensi Paris 1919 yang kemudian diganti oleh pasal 1
Konvensi Chicago 1944 menyatakan bahwa setiap negara memiliki
kedaulatan utuh dan eksklusif di ruang udara di atas wilayahnya. Indonesia
sebagai negara berdaulat menentukan batas wilayah udara dengan mengikuti
sistem cerobong. Batas wilayah udara ditarik bertikal dari batas wilayah ke bawah
dan ke atas. Pernyataan tentang wilayah udara kedaulatan Indonesia tercantum
dalam Undang-Undang No.20 tahun 1982, yang diubah menjadi Undang-Undang
No.1 Tahun 1988 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan
Keamanan Negara.
2.1.1.2. Pengertian Geopolitik
Istilah geopolitik semula oleh pencetusnya, Frederich Ratzel (1944-1904),
diartikan sebagai ilmu bumi politik (Political Geography), Istilah geopolitik
dikembangkan dan diperluas lebih lanjut oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dan
Karl Haushofer (1869-1946) menjadi Geographical Politic. Perbedaan kedua
artian tersebut terletak pada fokus perhatiannya. Ilmu Bumi Politik (Political
Geography) mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan
geopolitik (Geographical Politic) mempelajari fenomena politik dari aspek
geografi. Geopolitik dapat diartikan sebagai Ilmu Bumi Politik Terapan (Applied
Political Geography). Ada dua pengertian yang terkandung dalam
konsep geopolitik yang keduan:
1. Geopolitik sebagai ilmu : memberikan wawasan obyektif akan posisi kita
sebagai suatu bangsa yang hidup berdampingan dan saling berinteraksi
dengan negara lain dalam pergaulan dunia.
7

2. Geopolitik sebagai ideology (landasan ilmiah bagi tindakan politik suatu


negara): hendak menjadikan wawasan tersebut sebagai cara pandang
kolektif untuk melangsungkan, memelihara dan mempertahankan
semangat kebangsaan.
.1.3 Teori-teori Geopolitik
Istilah geopolitik semula sebagai ilmu bumi politik kemudian
berkembang menjadi pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan
konstelasi ciri khas negara yang berupa : bentuk, luas, letak, iklim, dan sumber
daya alamsuatu negara untuk membangun dan membina negara. Para
penyelenggara pemerintahan nasional hendaknya menyu-sun pembinaan politik
nasional berdasarkan kondisi dan situasi geomor-fologi secara ilmiah berdasarkan
cita-cita bangsa. Sedangkan geostra-tegi diartikan sebagai pelaksanaan geopolitik
dalam negara. (Poernomo, 1972) . Teori geopolitik kemudian berkembang
menjadi konsepsi wawasan nasional bangsa. Oleh karena itu wawasan nasional
bangsa selalu mengacu pada geopolitik. Dengan wawasan nasional suatu negara
kita dapat mempelajari kemana arah perkembangan suatu negara.
Dibawah ini teori-teori Geopolitik yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
1. Teori Geopolitik Fredefich Ratzel
Pokok-pokok teori Ratzel, disebut Teori Ruang, menyebutkan bahwa:
1) Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme
(makhluk hidup), yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) cukup agar
dapat turnbuh dengan subur melalui proses lahir, tumbuh,
berkembang, mempertahankan hidup, menyusut, dan mati.
2) Kekuatan suatu negara harus marnpu mewadahi pertumbuhannya. Makin
luas ruang dan potensi geografi yang diternpati oleh kelompok politik
dalam arti kekuatan makin besar kemungkinan kelompok politik itu
tumbuh.
3) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang unggul saja yang
dapat bertahan hidup terus dan berlangsung.
8

4) Apabila ruang hidup negara sudah tidak dapat memenuhi keperluan, ruang


itu dapat dipeluas dengan mengubah batas-batas negara baik secara damai
maupun melalui jalan kekerasan atau perang.
Pandangan Ratzel tentang geopolitik menimbulkan dua aliran
kekuatan, yaitu (1) berfokus pada kekuatan di darat (kontinental) dan (2)
berfokus pada kekuatan di laut (maritim). Melihat adanya efek persaingan dua
aliran kekuatan yang bersumber dari teorinya, Ratzel meletakkan dasar-
dasar suprastruktur geopolitik, yaitu bahwa kekuatan suatu negara harus mampu
mewadahi tumbuhan kondisi dan kedudukan geografinya. Dengan demikian,
esensi pengertian politik adalah penggunaan kekuatan fisik dalam rangka
rnewujudkan keinginan atau aspirasi nasional suatu bangsa. 
2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen
Pokok-pokok teori Kjellen dengan tegas menyatakan bahwa negara
adalah suatu organisme hidup. Pokok teori tersebut terinspirasi oleh
pendapat Ratzel vang menyatakan bahwa negara adalah suatu organisme
yang tunduk pada hukum biologi, sedangkan pokok teori Ratzer
mencoba menerapkan metodologi biologi teori Evolusi Darwin yang sedang
popular di Eropa pada akhir abad ke-l9 ke dalam teori ruangnya. Pokok-pokok
teori Kjellen rnenyebutkan:
1) Negara merupakan satuan biologis, suatu organism hidup, yang memiliki
intelektualitas. Negara dimungkinkan untuk mendapatkan ruang yang
cukup luas agar kemampuan dan kekuatan rakyatnya dapat berkembang
secara bebas.
2) Negara merupakan suatu sistem politik yang meliputi geopolitik, ekonomi
politik, demo politik, dan krato politik (politik memerintah)
3) Negara harus mampu berswasembada serta memanfaatkan
kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan kekuatan
nasionalnya: ke dalam untuk mencapai persatuan dan kesatuan yang
harmonis dan ke luar untuk mendapatkan batas-batas negara yang lebih
baik. Sementara itukekuasaan Imperium Kontinental dapat
mengontrol kekuatan maritim.
9

3. Teori Geopolitik Karl Haushofer


Pokok-pokok teori Haushofer pada dasarnya menganut teori Kjellen
dan bersifat ekspansionis serta rasial, bahkan dicurigai sebagai teori yang menuju
kepada peperangan. Teori Haushofer berkembang di Jerman dan mempengaruhi
Adolf Hitler. Teori ini pun dikembangkan di Jepang dalam ajaran Hako Ichiu
yang dilandasi oleh semangat materialisme dan fasisme. Inti teori
Haushofer adalah:
1) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
tidak terlepas dari hukum alam.
2) Kekuasaan Imperium Daratan dapat mengejar kekuasaan Imperium
Maritim untuk menguasai pengawasan di laut.
3) Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa,
Afrika, dan Asia Barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur
Raya
4) Geopolitik adalah doktin negara yang menitikberatkan perhatian kepada
soal strategi perbatasan.
5) Ruang hidup bangsa dan tekanan kekuasaan ekonomi dan sosial
yang rasial mengharuskan pembagian baru dari kekayaan alam di dunia.
6) Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam perjuangan
mendapatkan ruang hidup
4. Teori Geopolitik Sir Halford Mackinder
Pokok teori Mackinder menganut “konsep kekuatan darat”
dan mencetuskan Wawasan Benua. Teorinya menyatakan : Barang siapa dapat
menguasai “Daerah Jantung”, yaitu Eurasia (Eropa dan Asia) akan dapat
menguasai “Pulau Dunia”, yakni Eropa, Asia, dan Afrika. Barang siapa dapat
menguasai pulau dunia akhirnya dapat menguasai dunia.
5. Teori Geopolitik Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan 
Pokok teori kedua ahli tersebut menganut “konsep kekuatan
maritim” dan mencetuskan Wawasan Bahari, yaitu kekuatan di
lautan. Teorinya menyatakan: Barang siapa menguasai lautan
akan menguasai “perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai
“kekayaan dunia” sehingga pada akhirnya akan menguasai dunia.
10

6. Teori Geopolitik William Mitchel, Albert Saversky, Gulio Dauhet,


dan John Frederick Charles Fuller
Keempat ahli geopolitik ini melahirkan teori Wawasan Dirgantara,
yaitu kekuatan di udara. Dengan pemikiran bahwa di udara memiliki daya tangkis
yang dapat diandalkan untuk menangkis ancaman dan melumpuhkan kekuatan
lawan.
7. Teori Geopolitik Nicholas J.Spykman
Pokok teori Spykman disebut “Teori Daerah Batas” atau “Teori Wawasan
Kombinasi”, yaitu teori yang menggabungkan kekuatan darat, laut, dan udara
yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi suatu
negara.
.1.4 Wawasan Nasional sebagai Geopolitik Indonesia
Kata wawasan mengandung arti pandangan, tinjauan, penglihatan
atau tanggap inderawi, sedangkan istilah nusantara dipergunakan
untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau.
Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
Indonesia serta di antara benua Asia dan benua Australia. Untuk membina dan
menyelenggarakan kehidupan nasional, bangsa Indonesia merumuskan suatu
landasan visional yang dapat membangkitkan kesadaran untuk menjamin
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang menjadi cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya. Landasan visional ini dikenal
dengan istilah Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional dan diberi nama
Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara adalah geopolitik Indonesia, yang
diberi pengertian sebagai cara pandang dan sikap bangsa insonesia mengenai diri
dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta
menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai
tujuan nasional. Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara, yaitu :
1. Wadah
1) Wujud Wilayah : Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh
lautan yang di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang
11

saling dihubungkan oleh perairan. Oleh karena itu Nusantara dibatasi oleh


lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan didalamnya.
2) Tata Inti Organisasi Sistem pemerintahan, menganut sistem presidensial.
Presiden memegang kekuasaan bersadarkan UUD 1945. Indonesia adalah
Negara hukum ( Rechtsstaat) bukan Negara kekuasaan (Machtsstaat ).
3) Tata Kelengkapan Organisasi : Wujud tata kelengkapan organisasi adalah
kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh
seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan
organisasi masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur negara.
2. Isi
Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia
meliputi:
1) Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyebutkan:
a. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
b. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
c. Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
3. Tata Laku
Tata laku Wawasan Nusantara dapat dirinci dalam dua unsur:
1) Tata laku Batiniah, yang tumbuh dan terbentuk karena kondisi dalam
proses pertumbuhan hidupnya, pengaruh keyakinan pada suatu
agama/kepercayaan termasuk tuntututan bagi budipekerti, serta pengaruh
kondisi kekuasaan yang memungkinkan berlangsungnya kebiasaan-
kebiasaan hidupnya
2) Tata laku Lahiriah, yang dituangkan ke dalam suatu pola tata laksana yang
dapat dirinci menjadi: tata perencanaan, tata pelaksanaan, dan tata
pengawasan.
12

Penerapan dari unsur wadah, isi, dan tata laku Wawasan Nusantara dapat
dikembangkan sebagai berikut:
1. Isi NKRI berupa falsafah Pancasila dan UUD 1945
2. Wadah berupa Nusantara, yang manakala diisi atau diberi
isi menampakkan wujud dan wajahnya sebagai Wawasan Nusantara
3. Tata laku NKRI berupa UUD 1945 yang apabila dilaksanakan
dan diterapkan berdasarkan Wawasan Nusantara akan
menghasilkan Ketahanan Nasional Indonesia

.2 Konsep Geostrategi Nasional


.2.3 Pengertian Geostrategi
Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi. Geografi merujuk
kepada ruang hidup nasional, wadah, atau tempat hidupnya bangsa dan negara
Indonesia. Strategi diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber
daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang
dan damai. Atas dasar pengertian sederhana diatas, bangsa Indonesia memandang
geostrategi sebagai strategi dalam memanfaatkan keadaan atau konstelasi geografi
negara Indonesia untuk menentukan kebijakan tujuan, dan sarana-sarana guna
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional bangsa Indonesia.
.2.3 Wujud Geostrategi Indonesia
Guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional yang
telah diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945 diperlukan suatu rumusan strategi
yang dianggap mampu menciptakan masa depan yang aman dan
sejahtera. Geostrategi Indonesia dirumuskan bukan untuk kepentingan politik
menguasai bangsa lain atau perang, tetapi sebagai kondisi, metode, dan doktrin
untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional di dalam melaksanakan
pembangunan nasional guna merealisasikan amanat Pembukaan UUD 1945 di
dalam mewujudkan cita-cita proklamasi bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur; serta mewujudkan tujuan nasional:
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
13

abadi, dan keadailan sosial. Geostrategi Indonesia selanjutnya dirumuskan dalam


wujud konsep Ketahanan Nasional (National Endurance) Republik Indonesia.
.2.3 Konsep Ketahanan Nasional Republik Indonesia
1. Inspirasi Membangun Ketahanan Nasional
Sejarah Indonesia, khususnya sejak proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945, mencatat bahwa di dalam dinamika mengisi kemerdekaannya,
bangsa Indonesia terus-menerus dihadapkan pada berbagai kesulitan, tantangan,
dan ancaman yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri
yang hampir membinasakan kelangsungan hidupnya. Berbagai macam kesulitan
dan ancaman itu meliputi seluruh bidang kehidupan nasional. Kondisi ini secara
langsung ataupun tidak langsung menimbulkan dampak negatif terhadap seluruh
aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek
sosial/ kemasyarakatan, mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup
dan eksistensi NKRI. Meskipun demikian, atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha
Kuasa, ternyata sampai saat ini bangsa Indonesia masih dapat
mempertahankan kelangsungan hidup. Kemampuan bangsa Indonesia
mempertahankan negara untuk tetap tegak berdiri karena bangsa Indonesia
memiliki keuletan dan ketangguhan yang dibimbing oleh kesadaran, pengakuan,
dan kemauan untuk mengembangkan kekuatan nasional, didasari oleh landasan
idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional
Wawasan Nusantara.
Kenyataan sejarah itulah yang memberi inspirasi bangsa Indonesia
untuk membangun Ketahanan nasional di masa kini dan masa yang akan datang.
Istilah keuletan dan ketangguhan merupakan dua hal yang membentuk Ketahanan
Nasional. Dinamika ketahanan nasional dapat dipelajari dari gerak langkah bangsa
Indonesia di dalam mengisi kehidupan nasionalanya.
2. Pokok Pikiran Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Pokok-pokok pikiran yang mendasari Ketahanan Nasional bagi
bangsa Indonesia adalah:
1) Eksistensi manusia Indonesia sebagai manusia berbudaya: Sebagai
manusia berbudaya, manusia mengadakan hubungan dengan
14

alam sekitarnya dalam usaha memenuhi kebutuhan material dan


spiritual dengan menggunakan kemampuannya.
2) Tujuan nasional bangsa Indonesia : Dalam konteks manusia Indonesia
yang berbudaya sebagai warga organisasi negara Indonesia memiliki
kewajiban dan tanggung jawab mewujudkan tujuan nasional sebagaimana
ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945 Alenia 4.
3) Falasafah dan Ideologi Pancasila: Makna falsafah dan ideologi bangsa
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 terkandung dalam: 
a. Alenia I : bermakna bahwa kemerdekaan adalah hak segala
bangsa dan penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia.
b. Alenia II : bermakna bahwa adanya masa depan yang harus diraih.
c. Alenia III : bermakna bahwa bila negara ingin mencapai cita-
cita maka kehidupan berbangsa dan bernegaraan harus
mendapat ridho Tuhan yang merupakan dorongan spiritual.
d. Alenia IV : bermakna bahwa cita-cita yang telah ditetapkan harus
mampu dicapai oleh bangsa Indonesia melalui ruang hidup NKRI
3. Konsep Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Soekarno, ketika menerima defile di Banda Aceh pada tahun
1958, menyampaikan pernyataan harapannya bahwa untuk menjadi bangsa
yang besar bangsa Indonesia harus memiliki tiga syarat ketahanan: nomnor satu
ketahanan militer, nomor dua ketahanan ekonomi, nomor tiga ketahanan
jiwa. Harapan itu sangat erat berkaitan dengan kelangsungan hidup bangsa dan
tetap tegaknya NKRI dalam eksistensinya sebagai negara-bangsa yang merdeka
dan berdaulat. Ditinjau secara antropologis, istilah ketahanan mengandung
arti kemampuan manusia atau suatu kesatuan manusia untuk tetap
hidup. Ketahanan disini berisi keuletan dan ketangguhan di dalam
menghadapi dan mengatasi segala AGHT. Rumusan baku Ketahanan Nasional
yang harus dipahami sama bagi seluruh warga negara Indonesia adalah rumusan
baku yang telah disusun oleh Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional), yakni:
Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
15

nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala AGHT baik yang datang dari
luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan negara, serta perjuangan
mencapai tujuan nasional.
4. Unsur-unsur Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Komponen pokok konsep Ketahanan Nasional Indonesia terdiri dari
delapan gatra yang dikelompokkan ke dalam dua aspek, yaitu aspek alamiah
disebut trigatra dan aspek sosial disebut pancagatra.
1) Trigatra
A. Gatra geografi negara
Letak geografi Indonesia memberikan gambaran tentang bentuk ke dalam dan
bentuk keluar. Bentuk ke dalam menampakkan corak, wujud, isi, dan tata susunan
wilayah berupa satu kesatuan laut dengan pulau-pulau di dalamnya, sedangkan
bentuk ke luar menampakkan situasi dan kondisi lingkungan yang berhubungan
timbal balik antara negara dan lingkungannya. Kondisi geografi Indonesia
merupakan satu kesatuan lautdengan pulau-pulau yang berada di dalamnya,
sedangkan posisinya terletak di posisi silang dunia, yaitu diantara dua benua, dua
samudera, dan berada di daerah khatulistiwa. Lokasi dan posisi geografi
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas perairan dan daratan.
Kepulauan Indonesia dikelompokkan menjadi 4 gugusan, yaitu:
a. Gugusan Papua
b. Gugusan Kepulauan Maluku
c. Gugusan Kepulauan Sunda Kecil
d. Gugusan Kepulauan Sunda Besar
Menurut bentang alamnya geografi Indonesia dibagi menjadi tiga daerah
berikut:
a. Dangkalan Sahul
b. Dangkalan Sunda
c. Daerah Peralihan
Pembagian bentang alam diatas juga meliputi pembagian jenis flora
dan fauna. Alam flora Indonesia dibagi menjadi 3 daerah lingkungan, yaitu:
a. Alam flora bagian timur
16

b. Alam flora bagian barat


c. Alam flora bagian tengah
Alam fauna Indonesia juga dibedakan ke dalam 3 daerah lingkungan yaitu:
a. Fauna daerah Indonesia bagian timur
b. Fauna daerah Indonesia bagian barat
c. Fauna daerah Indonesia bagian tengah
Geografi Indonesia berbatasan dengan :
a. Utara : Malaysia, Thailand, Vietnam, Laut Cina Selatan, Filipina, dan
Lautan Pasifik
b. Selatan berbatasan dengan : Australia, Timor Leste, dan Lautan Hindia
c. Barat berbatasan dengan India dan Lautan Hindia
d. Timur berbatasandengan Papua New Guinea dan Lautan Pasifik.
B. Gatra Keadaan dan Kekayaan Alam
Keadaan dan kekayaan alam Indonesia meliputi segala sember dan
potensi alam yang terdapat di dirgantara, permukaan bumi, termasuk laut
dan perairan, dan di dalam bumi. Menurut jenisnya kekayaan alam dibedakan ke
dalam 8 golongan, yaitu flora, fauna, mineral, tanah, atmosfir, potensi ruang
angkasa/dirgantara, energy alam, air, dan laut; sedangkan menurut sifatnya
dibedakan ke dalam 3 golongan, yakni kekayaan alam yang dapat diperbaharui,
yang tidak dapat diperbaharui, dan yang tetap.
C. Gatra Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa pengertian penduduk
adalah manusia yang mendiami suatu wilayah negara. Peran manusia yang
hidup dan tinggal di Indonesia sangat penting di dalam
mengusahakan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan, di dalam
menentukan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan ketahanan nasional
negara Indonesia. Beberapa faktor yang menjadi masalah penduduk antara
lain faktor jumlah, komposisi, persebaran, dan kualitas penduduk.
2) Pancagatra
A. Gatra Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai dan kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi. Ideologi juga mengandung konsep dasar tentang kehidupan
17

yang dicita-citakan oleh suatu bangsa. Secara teoritis, suatu ideologi


bersumber dari suatu falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah
itu sendiri. Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan ideologi yang bersifat
final dan tidak dapat ditawar lagi sebagai konsep dasar tentang kehidupan
yang dicita-citakan. Nilai-nilai dasar Pancasila menjadi sumber aspirasi kehidupan
politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan-keamanan bangsa dan negara
Indonesia, baik dalam memberikan gambaranmasyarakat yang dicita-citakan
maupun dalam melandasi, memotivasi, mendorong, dan membimbing
pencapaiannya. Keputusan Pancasila sebagai sistem nilai dan konsep dasar yang
bersifat final bagi bangsa dan negara Indonesia setelah melalui proses
perenungan, penggalian, dan hasil perumusan yang dilahirkan oleh para pendiri
bangsa Indonesia di dalam sidang BPUPKI, bersumber dari nilai-nilai
dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun telah
tumbuh berkembang di bumi Indonesia.
B. Gatra Politik 
Sistem politik negara Indonesia dirumuskan berdasarkan nilai-nilai
yang dikandung dalam sila-sila dari ideologi pancasila dan konstitusi UUD 1945.
Pengertian politik negara Indonesia adalah asas, haluan, usaha, serta kebijakan
negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan
pengendalian) serta penggunaan potensi nasional baik yang potensial maupun
yang efektif secara totalitas untuk mencapai tujuan nasional. Sistem politik negara
Indonesia menggariskan usaha-usaha untuk mencapai tujuan nasional yang dalam
perumusannya dibagi ke dalam tahap-tahap utama berupa jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek. Politik negara Indonesia meliputi kebijakan politik
pada gatra politik, politik pada gatra ekonomi, politik pada gatra sosial-
budaya, politik pada gatra pertahanan-keamanan. Sistem politik negara
Indonesia pada gatra politik dikelompokkan ke dalam 2 bagian utama, yaitu
politik dalam negeri dan politik luar negeri.
C. Gatra Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat, meliputi pengelolaan faktor produksi,
distribusi dan konsumsi barang dan jasa, serta dengan usaha-usaha
18

untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sistem perekonomian Indonesia


dirumuskan berdasarkan nilai-nilai yang dikandung dalam sila-sila Pancasila dan
UUD 1945 Pasal 33 ayat 1-5, yang menyebutkan bahwa perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Maksud perekonomian
disusun sebagai usaha bersama adalah bahwa setiap warga negara memiliki hak
dan kewajiban yang sama dalam menjalankan roda perekonomian
dengantujuan mensejahterakan bangsa.
D. Gatra Sosial-Budaya
Tiap masyarakat memiliki 4 unsur penting bagi eksistensi
dan kelangsungan hidupnya, yaitu:
a. Struktur sosial
b. Pengawasan sosial
c. Relasi sosial
d. Standar sosial.
Oleh karena itu, istilah sosial pada hakikatnya adalah pergaulan hidup
manusia dalam bermasyarakat yang berisi nilai-nilai kebersamaan, senasib
sepenanggungan, dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu. Adapun istilah
budaya pada hakikatnya adalah sistem nilai sebagai hasil cipta-rasa-karsa manusia
yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama dan menjadi kekuatan pendukung
dalam menggerakkan kehidupan.
E. Gatra Pertahanan-Keamanan
Pertahanan-keamanan adalah bidang kehidupan nasional Indonesia
yang diupayakan untuk melindungi kepentingan bangsa dan negara demi
tetap terwujudnya kondisi kelangsungan hidup dan perkembangan
kehidupan bangsa dan negara serta terpenuhinya hak dan kewajiban warga negara
dalam rangka pencapaian tujuan nasional. Pertahanan-keamanan
NKRI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, dan menggerakkan
seluruhpotensi dan kekuatan nasional sevara terintegrasi dan erkoordinasi dengan
TNI dan Polri sebagai kekuatan inti. Pertahanan-keamanan NKRI bertujuan untuk
menjamin tetap tegaknya NKRI berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 terhadap
segala ancaman dari dalam negeri demi tercapainya tujuan nasional. Dengan
19

menyadari bentuk ancaman baik dari luar negeri maupun dalam negeri, konsep
politik atau doktrin pertahanan-keamanan NKRI defensive aktif dibidang
pertahanan dan preventif aktif dibidang keamanan. Pertahanan-kemanan NKRI
diselenggarakan dengan sistem pertahanankeamanan rakyat semesta
(sishamkamrata), yaitu suatu sistem pertahanankeamanan dengan komponen-
komponen yang terdiri atas seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional
yang bekerja secara total, integral, serta berlanjut dalam rangka mencapai
ketahanan nasional. Sishankamratadiorganisasi dalam satu wadah tunggal, yaitu
TNI dan Polri. Wadah ini dibangun dalam jati diri sebagai tentara rakyat, tentara
pejuang, dan tentara nasional yang mengabdi hanya untuk kepentingan bangsa
dan NKRI.
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Geopolitik menurut Frederich Ratzel (1944-1904), diartikan sebagai ilmu
bumi politik (Political Geography). Wawasan Nusantara adalah geopolitik
Indonesia, yang diberi pengertian sebagai cara pandang dan sikap bangsa
insonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan
tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan
nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Sedangkan Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi. Geografi
merujuk kepada ruang hidup nasional, wadah, atau tempat hidupnya bangsa dan
negara Indonesia. Strategi diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan semua
sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan
perang dan damai. Atas dasar pengertian sederhana diatas, bangsa Indonesia
memandang geostrategi sebagai strategi dalam memanfaatkan keadaan atau
konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan tujuan, dan
sarana-sarana guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional bangsa
Indonesia.Geostrategi Indonesia selanjutnya dirumuskan dalam wujud konsep
Ketahanan Nasional (National Endurance) Republik Indonesia.

3.2. Saran
Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami konsep Geopolitik
dan Geostrategi serta bisa mendapatkan arah untuk merancang strategi
pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan
sejahtera yang berdasarkan pembangunan dan UUD 1945.

20
21

DAFTAR PUSTAKA

Rizal, Syamsu. 2009. Defence Cooperation Agreement. Program Pasca Sarjana


Universitas Indonesia

Tri, Dwi Sulisworo, dkk. 2012. Geopolitik Indonesia. Yogyakarta: Universitas


Ahmad Dahlan

Tri, Dwi Sulisworo, dkk. 2012. Geostrategi Indonesia. Yogyakarta: Universitas


Ahmad Dahlan

Geopolitik Indonesia http://staffnew.uny.ac.id/upload/131763780/pendidikan/Mat
eri+8+-+Geopolitik+Indonesia.doc (diakses pada selasa, 15 April 2019 pukul
10:00)

Anda mungkin juga menyukai