Anda di halaman 1dari 10

KEDUDUKAN METODE PEMBELAJARAN

Kegiatan belajar-mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah


sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guru dengan sadar berusaha
mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik, salah satunya adalah bagaimana
memilih metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan kepada. Pemilihan dan
penerapan metode yang tepat akan dapat membuat sajian yang menarik sehingga siswa tidak
bosan selama mengikuti pelajaran.
Disamping metode berperan sebagai sarana untuk menarik perhatian siswa lebih intensif
dalam mengikuti pengajaran, metode juga berperan sebagai:
1. Alat Motivasi Ekstrinsik
Guru (dosen) dalam menggunakan metode pengajaran selalu mempertimbangkan
keadaan siswa. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan
metode pengajaran, Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat
motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman
(dalam Djamarah dan Zein, 1995) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Karena itu metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar
yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Dalam penggunaan metode terkadang guru
harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah siswa mempengaruhi
pengunaan metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan
metode. Dalam perumusan tujuan guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur.
Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih guna
menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut. Dalam mengajar guru jarang
sekali menggunakan satu metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada
kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan
kegiatan pembelajaran membosankan bagi siswa. Jalan pengajaran pun tampak kaku. Siswa
terlihat kurang bergairah belajar, jenuh dan akhirnya malas belajar. Kondisi semacam ini
tentunya tidak menguntungkan bagi kegiatan pembelajaran. Guru mengalami kegagalan
dalam menyampaikan pesan-pesan keilmuan kepada siswa dan dalam hal ini siswa
dirugikan. Hal ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi
ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa
penggunaan metode yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi
ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
2. Metode sebagai Strategi Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa dapat mampu berkonsentrasi dalam
waktu yang relatif lama. Daya siswa serap siswa terhadap bahan yang diberikan juga
bermacam-macam, ada yang cepat ada yang sedang dan ada yang lambat. Faktor intelegensi
mempengaruhi daya serap siswa bahan pelajaran yang disampaikan guru. Cepat lambatnya
penerimaan siswa terhadap bahan pelajaran yang diberikan memerlukan pemberian waktu
yang bervariasi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Guna menghadapi permasalahan sebagaimana di atas maka metode pembelajaran
memegang peranan penting. Dalam hal ini guru perlu menggunakan metode yang bervariasi.
Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa kondisi siswa sangat bervariasi dalam hal ini
terdapat sekelompok siswa yang mudah menyerap pelajaran bila guru menggunakan metode
Tanya jawab, tetapi ada sebagian dari mereka yang mudah menyerap pelajaran bila guru
menggunakan metode demonstrasi atau eksperimen dan sebagainya.
Sehubungan dengan tersebut di atas maka guru harus memiliki strategi agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien, untuk itu seorang guru harus menguasai teknik-
teknik penyajian berupa metode pembelajaran. Dengan demikian maka metode mengajar
merupakan strategi pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Tujuan merupakan arah bagi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan
siswa. Dengan demikian dalam kegiatan pembelajaran guru dapat menyeleksi kegiatan mana
yang perlu dilakukan dan yang tidak perlu untuk dilakukan.
Tujuan pembelajaran tidak (kurang) dapat tercapai bila komponen pendukung
lainnya tidak diperhatikan. Komponen tersebut salah satunya adalah metode. Dengan
demikian maka metode dapat dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan guru sebelum menjalani aktivitas pembelajaran di kelas, di
laboratorium dan sebagainya.
Jadi sebaiknya seorang guru harus dapat memilih metode yang tepat untuk
menunjang kegiatan pembelajarannya. Dalam hal ini metode pembelajaran dapat dijadikan
alat yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARN
1. METODE PROYEK
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Penggunaan metode ini bertolak dari
anggapan bahwa pemecahan masalah tidak akan tuntas bila tidak ditinjau dari berbagai segi.
Dengan perkataan lain, pemecahan setiap masalah perlu melibatkan bukan hanya satu mata
pelajaran atau bidang studi saja, melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran
yang ada kaitannya dan sumbangannya bagi pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap
masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti. Dalam penggunaannya metode
proyek memiliki kelebihan dan kekurangan:
Kelebihan Metode Proyek:
a. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah
kehidupan
b. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu
c. Metode ini sesuai dengan prinsip pendidikan modern yang dalam pengajaran perlu
memperhatikan:
1) Kemampuan individual siswa dan kerjasama dalam kelompok
2) Bahan pelajaran tak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari yang penuh dengan
masalah
3) Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak dilakukan
4) Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan
yang tidak terpisahkan

Kekurangan Metode Proyek:


a. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini baik secara vertikal maupun horizontal,
belum menunjang pelaksanaan metode ini
b. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan
sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah
c. Bahan pelajaran sering menjadi melebar sehingga dapat mengaburkan pokok unit
yang dibahas.

2. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dalam proses belajar-mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendidri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan
atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari
kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atau
proses yang dialaminya itu.
Kelebihan Metode Eksperimen
a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya
b. Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan
dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia
c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat
manusia

Kekurangan Metode Eksperimen


a. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi
b. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu
mudah diperoleh dan mahal
c. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan
d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin
ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau
pengendalian.

3. METODE TUGAS DAN RESITASI


Metode penugasan (resitasi) adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang
dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di
laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu
dapat dikerjakan.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara
waktu sedikit. Artinya banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar
bahan pelajaran selesai seduai dengan waktu yang ditentukan maka metode inilah yang
biasanya digunakan guru untuk mengatasinya.
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas
dari itu. Tuigas biasanya bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan di
tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individu
maupun secara kelompok. Karena itu tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat
pula secara kelompok.
Tugas yang dapat diberikan kepada siswa ada berbagai jenis, oleh karena itu tugas
sangat banyak macamnya, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti,
tugas menyusun laporan (lisan/tertulis), tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas di
laboratorium dan lain-lain.
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode tugas atau resitasi
adalah:

a. Fase Pemberian Tugas


Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
 Tujuan yang akan dicapai
 Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan
tersebut
 Sesuai dengan kemampuan siswa
 Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
 Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut

b. Langkah Pelaksanaan Tugas


 Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru
 Diberikan dorongan sehingga anak mau bekrja
 Diusahanakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
 Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan
sistematik

c. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas


 Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya
 Ditindaklanjuti dengan diskusi kelas/tanyajawab
 Penilaian basil pekerjaan siswa dilakukan baik dengan tes maupn nontes atau cara
lainnya
Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut resitasi.
Kelebihannya Metode Penugasan (Resitasi)
a. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun
kelompok
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru
c. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa

Kekurangannya Metode Penugasan (Resitasi):


a. Siswa sulit dikontrol, apakah benar-benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang
lain
b. Khusus untuk tugas kelompok tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak
berpartisipasi dengan baik
c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa
d. Sering memberikan tugas yang monoton (tak bervariasi) dapat menimbulkan
kebosanan siswa

4. METODE DISKUSI
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada
suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk
dibahas dan dipecahkan bersama.
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar-mengajar yang dilakukan oleh
seorang guru di sekolah. Dalam diskusi ini proses belajar-mengajar terjadi, dimana interaksi
antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi,
memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai
pendengar saja.
Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan
guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau
permasalahan. Muhibbin Syah (2000), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode
mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving).
Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi
bersama (socialized recitation).
Didalam diskusi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling
tukar-menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dan lain-lain. Dalam diskusi,
semuanya harus aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.

Beberpa jenis diskusi kelompok:


a. Diskusi kelompok besar
Dalam kelompok besar guru memprakarsai dan mengelola peristiwa-peristiwa
pembelajaran terutama yang relevan dengan tujuan penguasaan materi pembelajaran.
b. Diskusi kelompok kecil
Kelompok kecil terdiri atas 4-5 orang. Diskusi diadakan di pertengahan pelajaran atau di
akhir pelajaran dengan maksud menajamkan pemahaman kerangka pelajaran,
memperjelas penguasaan bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
c. Diskusi panel
Untuk mempertahankan keuntungan diskusi kelompok dengan situasi besar, dimana
ukuran kelompok tidak memungkinkan partisipasi kelompok secara mutlak. Peserta yang
terpilih yang melaksanakan panel mewakili beberapa sudut pandang yang
dipertimbangkan dalam memecahkan masalah.
d. Diskusi kelompok sindikat
Suatu kelompok (kelas) dibagi menjadi beberapa kecil terdiri dari 3-6 orang. Guru
menjelaskan garis besar problem kepada kelas, ia mengambarkan aspek-aspek masalah
kemudian tiap-tiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari aspek tertentu. Setiap
sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi, dan menyusun
laporan yang berupa kesimpulan sindikat.
e. Brain storming group
Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Agar kelompok
belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan ide-ide yang ditemukannya
dianggap benar.
f. Symposium
Beberapa orang membahas tentang aspek dari suatu obyek tertentu dan membacakan
dimuka peserta symposium secara singkat (5-20 menit). Kemudian diikuti dengan
sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah dan juga dari pendengar.
g. Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya dan mendiskusikan subyek yang
cocok untuk diperdebatkan itanpa memperdebatkan peraturan perdebatan. Bahan yang
cocok diperdebatkan ialah yang bersifat problematic, bukan yang bersifat factual.
h. Colloquium
Seorang atau beberapa orang sumber menjawab pertanyaan-pertanyaan dari audiensi.
Dalam kegiatan belajar mengajar siswa menginterviewmanusia sumber, selanjutnya
mengundang pertanyaan lain/ tambahan dari siswa lain.
i. Fish bowl
Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk
mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur merupakan setengah lingkaran dengan
2 atau 3 kursi kosong menghadap peserta diskusi, kelompok pendengar mengelilingi
kelopok diskusi, seolah-olah melihat ikan dalam mangkok (Fish bowl)

Hal-hal yang layak didiskusikan:


a. Menarik minat anak yang sesuai dengan tarafnya.
b. Mempunyai jawaban yang lebih dari satu yang dapat
dipertahankan kebenarannya.
c. Pada umumnya tidak menanyakan “manakah yang benar”, tetapi
lebih mengutamakan hal yang mempertimbangkan dan membandingkan (seperti
perumpamaan mendirikan rumah di atas batu dan di atas pasir).

Peranan guru dalam diskusi:


a. Pemimpin sebagai pengatur diskusi.
Sebagai pemimpin mempunyai hak:
 Menunjukkan pertanyaan pada kelompok tertentu.
 Menjaga agar tidak semua kelompok berbicara serempak.
 Mencegah agar diskusi tidak dikuasai oleh orang tertentu saja.
 Memberi kesempatan kepada anak yang pemalu.
b. Pemimpin sebagai penangkis.
Peranan pemimpin diskusi senantiasa menerima pertanyaan-pertanyaan dari peserta
dan dipantulkan kembali kepada kelompok.
c. Pemimpin sebagai penunjuk jalan.
Tugas penting bagi pemimpin diskusi ialah memberi petunjuk-petunjuk umum
mengenai kemajuan-kemajuan diskusi.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan:


a. Permasalahan apa yang dihadapi.
b. Hal-hal penting apa yang terdapat dalam masalah itu.
c. Kemungkinan jawaban yang dapat dirumuskan oleh kelompok diskusi.

Metode ini digunakan bila:


a. Menyediakan bahan, topik, atau masalah yang akan didiskusikan
b. Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas atau memberikan studi
khusus kepada siswa sebelum menyelenggarakan diskusi
c. Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis, dan meringkas
d. Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain
e. Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir proses belajar
f. Pelajaran formal atau magang
g. Perluasan pengetahuan yang telah dikuasai siswa
h. Belajar mmengidentifikasi dan memecahkan masalah serta pengambilan
keputusan
i. Membiasakan siswa berhadapan dengan berbagai pendekatan, interpretasi, dan
kepribadian
j. Menghadapi masalah secara kelompok
k. Membiasakan siswa untuk beragumentasi dan berfikir rasional
Kebaikkan Metode Diskusi:
a. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan
terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
b. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
c. Memperluas wawasan
d. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu
masalah.

Keburukan Metode Diskusi:


a. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
b. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
c. Peserta mendapat informasi yang terbatas
d. Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

Anda mungkin juga menyukai