Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3

OFFERING B
SENIN 1-3

PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK SERTA


PROBLRMATIKANYA
MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Perkembangan Peserta Didik

Yang diampu oleh Bapak Arda Purnama, S. PT, M.Pd

Disusun oleh:
DWI MUTMAINAH (190431626448)
HAIDA IFKARI SAFITRI (190431626539)
MADIRDA MADA AGUSTA (190431626452)
MEIDA FATIKATUL ROHMA(190431628922)
HANA FITRIATUL LAILI (190431626515)
NUR LAILIS SAADAH (190431628915)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmatnya sehingga kami
dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “perkembangan fisik dan psikomotorik peserta
didik dan problematikanya”. Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk lebih memahami
perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman,
dosen pembimbing, serta kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu guna
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih belum sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna hasil yang lebih baik
lagi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat. Semoga apa yang
kami bahas disini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan teman-teman semua. Terima
kasih.

Penyusun

Mahasiswa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematis tentang fungsi-
fungsi fisik dan praktis. Perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan pisikis.
Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi, dan hasil
dari interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis
menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif,
emosi, sosial, dan moral.
Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak (0-5 tahun). Perkembangan
kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan bermacam
macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan-gerakan berjalan, berlari, melompat
dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang
lebih besar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembangan
juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional.
Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbangan
berkembang dengan baik.
Masa dewasa, yang merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek
gejolak perkembangan pada masa remaja. Selain itu, kebutuhan berinteraksi dengan orang
lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia
lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum
dan perilaku lainnya, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang,
dengan seiring berkembangnya dalam segi fisik dan psikomotor. Oleh karena itu, masa
dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada
masa remaja.
Peserta didik adalah organisme yang unik dan berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya (Wina sanjaya, 2006:54). Perkembangan anak adalah perkembangan
seluruh aspek kepribadiannya akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing
anak tidak sama. Proses pembelajaran dapat di pengaruhi oleh perkembangan dan
pertumbuhan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik yang melekat pada diri anak,
seperti sikap, penampilan, pemahaman, dan latar belakang.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan fisik dan perkembangan psikomotorik?
2. Apa saja karakteristik perkembangan fisik dan psikomotorik?
3. Bagaimana implikasi perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik?
4. Apa saja problematika dalam perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik.
2. Mengetahui karakteristik perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik.
3. Mengetahui implikasi perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik.
4. Mengetahui tentang apa saja problemetika dalam perkembangan fisik dan
psikomotorik peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 perkembangan Fisik
2.1.1 Definisi Perkembangan Fisik
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan
sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan).
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth)
merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu, yang meliputi meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, hormon, dll), dan perubahan-
perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan
keterampilan motorik dan perkembangan seksual), disertai perubahan dalam kemampuan
fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Kuhlen dan Thomphson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik
individu meliputi empat aspek, yaitu:
1. Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;
2. Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru,
seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu
kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri dari lawan jenis; dan
4. Fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.
2.1.2 Karakteristik Perkembangan Fisik
Secara umum, terdapat perbedaan antara gambaran perubahan-perubahan fisik
berdasarkan jenis kelamin laki-laki dengan perempuan. Pada anak perempuan berupa
pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang),
pertumbuhan payudara, tumbuh bulu halus berwarna gelap di kemaluan, mencapai
pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi
keriting, menstruasi atau haid, dan tumbuh bulu-bulu ketiak.
Sementara pada anak laki-laki berupa pertumbuhan tulang-tulang, testis (buah pelir)
membesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan
suara, ejakulasi, bulu kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat
maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus di wajah, tumbuh bulu ketiak, akhir
perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu di
dada.
Selain perbedaan pada jenis kelamin, setiap fase perkembangan juga memiliki
karakteristik perkembangan yang berbeda-beda mulai dari bayi sampai dewasa. Berikut ini
karakteristik perkembangan fisik peserta didik berdasarkan rentang usia:
1. Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak 0-5 tahun
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu
melakukan bermacam-macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan-gerakan
berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang
berhubungan dengan kekuatan yang lebih besar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot
lebih besar. Selain itu perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan
tangan secara proporsional. Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai dengan
koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang dengan baik.
2. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak usia 5-11 tahun
Perkembangan waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak-kanak, koordinasi
mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot-otot kecil, kesehatan
umum relatif tidak stabil dan mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang.
3. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak Usia 8-9 tahun
Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah, anak laki laki
cenderung aktifitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan
tangan lebih baik, sistim peredaran darah masih belum kuat, koordinasi otot dan syaraf masih
kurang baik. Dari segi psiologi anak wanita lebih maju satu tahun dari lelaki.
4. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak Usia 10-11 tahun.
Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari wanita, kenaikan tekanan darah dan
metabolisme yang tajam. Wanita mulai mengalami kematangan seksual (12 tahun). Lelaki
hanya 5% yang mencapai kematangan seksual.
5. Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja.
Pada masa remaja perkembangan fisik yang paling menonjol terdapat pada
perkembangan, kekuatan, ketahanan, dan organ seksual. Karakteristik perkembangan fisik
pada masa remaja ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat,
pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kelenjar-kelenjar dan alat-alat kelamin) maupun
tanda-tanda seksual sekunder (tumbuh payudara, haid, kumis, mimpi basah, dan lainnya),
timbulnya hasrat seksual yang tinggi (masa puberitas).
6. Karakteristik perkembangan fisik pada masa dewasa.
Kemampuan fisik pada masa dewasa pada setiap individu menjadi sangat bervariasi
seiring dengan pertumbuhan fisik. Laki-laki cenderung lebih baik kemampuan fisiknya dan
gerakannya lebih terampil. Pertumbuhan ukuran tubuh yang proposional memberikan
kemampuan fisik yang kuat. Pada masa dewasa pertumbuhan mecapai titik maksimal. Pada
masa ini pertumbuhan fisik mulai terhenti sehingga hasil dari pertumbuhan ini menentukan
kemampuan fisik.
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik peserta didik, yaitu:
1. Keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan.
2. Gizi, contohnya peserta didik yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih
tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan
mereka yang kurang mendapatkan asupan gizi.
3. Gangguan emosional, contohnya peserta didik yang terlalu sering mengalami gangguan
emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan
membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan kelenjar pituitari.
4. Jenis kelamin, contohnya peserta didik laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat
daripada peserta didik perempuan.
5. Status sosial ekonomi, contohnya peserta didik yang berasal dari keluarga dengan status
sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga
yang status sosial-ekonominya tinggi.
6. Kesehatan, contohnya peserta didik yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki
tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
7. Pengaruh bentuk tubuh bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau
endomorf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh peserta didik.
8. Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf (nervous system). Pertumbuhan syaraf dan
perkembangan kemampuan peserta didik membuat intelegensi (kecerdasan) meningkat
dan mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru. Semakin baik perkembangan
kemampuan sistem sistem syaraf peserta didik, akan semakin baik dan beraneka ragam
pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya. Namun uniknya, berbeda dengan organ
tubuh lainnya, organ sistem syaraf apabila rusak tak dapat diganti atau tumbuh lagi.
9. Pertumbuhan otot-otot. Peningkatan tonus (tegangan otot) peserta didik dapat
menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan
jasmaninya. Perubahan ini tampak sangat jelas pada peserta didik yang sehat dari tahun
ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatannya dalam permainan yang bermacam-
macam atau dalam membuat kerajinan tangan yang semakin meningkat kualitas dan
kuantitasnya dari masa ke masa. Peningkatan dan pengembangan keterampilan peserta
didik tersebut bergantung pada kualitas pusat sistem syaraf dalam otaknya.
10. Perkembangan dan perubahan fungsi kelanjar-kelenjar endokrin (endocrine glands).
Berubahnya fungsi kelenjar-kelenjar endokrin seperti adrenal (kelenjar endokrin yang
meliputi bagian atas ginjal dan memroduksi bermacam-macam hormon termasuk hormon
seks), dan kelenjar pituitary (kelenjar di bawah bagian otak yang memproduksi dan
mengatur berbagai hormon termasuk hormon pengembang indung telur dan sperma), juga
menimbulkan pola-pola baru tingkah laku peserta didik ketika menginjak remaja.
Perubahan fungsi kelenjar-kelenjar endokrin akan mengakibatkan berubahnya pola sikap
dan tingkah laku peserta didik terhadap lawan jenisnya. Perubahan ini dapat berupa
seringnya melakukan kerja sama dalam belajar atau berolahraga, berubahnya gaya
dandanan atau penampilan, dan lain lain. Perubahan pola perilaku yang bermaksud
menarik perhatian lawan jenis. Dalam hal ini, orangtua dan guru bersikap antisipatif
terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan perilaku seksual yang
tidak dikehendaki demi kelangsungan perkembangan para peserta didik remaja yang
menjadi tanggung jawabnya.
11. Perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia peserta didik akan semakin
meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh pada
umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan dan kecakapan motor skills anak. Pengaruh perubahan fisik peserta didik
juga tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain, karena perubahan fisik itu
sendiri merupakan konsep diri (self-concept) peserta didik tersebut. Dalam hal ini, dapat
dikatakan bahwa perkembangan fisik peserta didik lebih memiliki signifikasi daripada
usia kronologisnya sendiri. Timbulnya kesadaran peserta didik yang berbadan terlalu
besar dan tinggi atau terlalu kecil dan rendah jika dibandingkan dengan teman-teman
sekelasnya mungkin sekali akan memengaruhi pola sikap dan perilakunya baik ketika
berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Sikap dan perilaku yang berbeda ini
bersumber dari positif atau negatifnya konsep diri yang dimiliki.

2.2 Perkembangan Psikomotorik

2.2.1 Definisi perkembangan psikomotorik peserta didik


Perkembangan psikomotor adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan melalui
kegiatan yang terkoordinasi antara saraf pusat dan otot. Dimulai dengan gerakan kasar yang
melibatkan bagian besar dari tubuh, seperti duduk, berjalan, berlari, meloncat, dan lain lain.
Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi gerakan halus, seperti meraih, memegang,
melempar, dan sebagainya yang keduanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
suatu yang wajar. Hal tersebut dianggap sebagai suatu kemampuan otomatis, sehingga
perkembangannya kurang diperhatikan. Pencapaian kemampuan tersebut mengarah pada
pembentukan keterampilan.

Keterampilan motorik dibagi menjadi dua jenis, yaitu


1. Keterampilan motorik halus, seperti keterampilan kecekatan jari, menulis,
menggambar, menangkap bola dan sebagainya;
2. (2) Keterampilan motorik kasar, meliputi kegiatan-kegiatan otot seperti berjalan,
berlari, naik dan turun tangga, melompat dan sebagainya. Perkembangan keterampilan
motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi secara
keseluruhan.

Pada perkembangan peserta didik, perkembangan fisik motorik memegang peran yang
sangat penting sebab proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka
pada masa mendatang. Selain itu mempengaruhi aspek perkembangan yang lainnya, misalnya
perkembangan kognitif, sosial, dan emosi. Bukankah selama ini kita kenal pribahasa
“Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”. Bagi peserta didik yang usia remaja,
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal secara langsung mampu mempengaruhi
keterampilan anak dalam bergerak. Sedangkan pengaruhnya secara tidak langsung, berupa
berpengaruh terhadap cara pandang atau penyesuaian diri anak tersebut terhadap dirinya
sendiri dan orang lain.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui:
1. Pengalaman langsung dan penilaiantingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung.
2. Sesudah mengikuti prmbelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta
didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap.
3. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dalam lingkungan kerjanya.

2.2.2 Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Peserta Didik


Adapun karakteristik perkembangan psikomotorik peserta didik dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 3 tahun
Tidak dapat berhenti dan berputar secara tiba-tiba atau secara cepat, dapat melompat
15-24 inchi, dapat menaiki tangga tanpa bantuan, dengan berganti kaki, dapat
berjingkrak.
2. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 4 tahun
Lebih efektif mengontrol gerakan berhenti, memulai, dan berputar, dapat melompat
24-33 inchi, dapat menuruni tangga, dengan berganti kaki, dengan bantuan, dapat
melakukan jingkrak 4 sampai 6 langkah dengan satu kaki.
3. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 5 tahun
Dapat melakukan gerakan start, berputar, atau berhenti secara efektif, dapat melompat
28-36 inchi, dapat menuruni tangga tanpa bantuan, berganti kaki, dapat melakukan
jingkrak dengan sangat mudah.
4. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 12 tahun
Pada masa anak perkembangan keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi empat
kategori:
a. Ketermpilan menolong diri sendiri; Anak dapat makan, mandi, berpakain
sendiri dan lebih mandiri.
b. Keterampilan menolong orang lain; Keterampilan berkaitan dengan orang lain,
seperti membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan menyapu,
c. Keterampilan sekolah; mengembangkan berbagai keterampilan yang
diperlukan untuk menulis, menggambar,melukis, menari, bernyayi, dll.
d. Keterampilan bermain; anak belajar keterampilan seperti melemper dan
menangkap bola, naik sepeda, dan berenang.
5. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Pada Remaja
Keterampilan psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh,
kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi. Pada masa ini, laki-laki mengalami
perkembangan psikomotorik yang lebih pesat dibanding perempuan. Kemampuan
psikomotorik laki laki cenderung terus meningkat dalam hal kekuatan, kelincahan,
dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada perempuan terhenti
setelah mengalami menstruasi. Oleh karena itu, kemampuan psikomotorik laki-laki
lebih tinggi dari pada perempuan.
6. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa dewasa
Pada usia dewasa keterampilan dalam hal tertentu masih dapat ditingkatkan. Puncak
dari perkembangan psikomotorik terjadi pada masa ini. Latihan merupakan hal
penentu dalam perkembangan psikomotorik. Melalui latihan yang teratur dan
terprogram, keterampilan yang maksimal akan dapat ditingkatkan dan dipertahankan.
Karakteristik perkembangan psikomotorik ditandai dengan peningkatan keterampilan
dalam bidang tertentu. Semua sistem gerak dan koordinasi dapat berjalan dengan
baik.

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Psikomotorik Peserta Didik


faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikomotorik baik yang menghambat
dan mendukung peningkatan potensi kemampuan psikomotorik peserta didik adalah
sebagai berikut:
a. Faktor pola asuh orang tua. Contohnya pola asuh otoriter dapat menghambat
perkembangan psikomotorik saat orang tua menerapkan pola asuh terlalu otoriter
ataupun terlalu memaksa, karena karakteristik seorang anak sangat sensitifapalagi
setiap anak tidak dapat secara langsung dioptimalkan secara cepat dengan kata lain
memaksakan kemampuan dengan waktu yang singkat.Apabila orangtua memaksakan
peningkatan potensi perkembangan psikomotorik anak, kebanyakan malah
menyebabkan gangguan mental terhadap anak tersebut biasanya anak akan cenderung
merasa canggung, merasa serba salah tidak percaya pada diri sendiri dan merasa
tertekan.
b. Gen dari orang tua. Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya
meningkatkan kemampuan psikomotorik anak,apabila orang tua mempunyai
pembawaan sifat gen yang unggul maka perkembangan psikomotorik peserta didik
akan lancar, begitupun sebaliknya.
c. Pengaruh lingkungan. Pengaruh lingkungan ini biasa berasal dari keluarga, sekolah
maupun lingkungan bermain.
d. Interior ruang belajar. Menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik tersebut
antara lain berupa kondisi fisik hunian (bangunan), ruang (interior) beserta segala
perabotnya, dan sebagainya.Perkembangan fisik dan psikomotorik yang bagus
menjadi harapan kita bersama. Bukan hanya peserta didik yang ditekankan bagus
perkembangan fisik dan psikomotorik mereka namun juga guru sendiri tidak boleh
lalai menjaga kebugaran dan kesehatannya.

2.3 Implikasi Perkembangan Psikomotor dan Fisik Terhadap Pendidikan


Pemahaman terhadap pekembangan fisik dan psikomotorik sangat berkaitan dengan
perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini dapat membantu upaya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih efektif dan efisien.
1. Implikasi Pendidikan pada Anak
Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka merasa tertantang untuk
melakukan hal baru. Anak-anak belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum ia mampu
berpikir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Masa bermain anak merupakan masa mereka
berlatih dan mempelajari segala hal. Metode pendidikan yang cocok adalah belajar sambil
bermain dengan menggunakan permainan yang menantang dan menarik bagi anak-anak serta
mampu memicu munculnya kreatifitas anak. Orientasi pendidikan lebih ditekankan pada
aspek sikap dengan materi yang digunakan banyak berkaitan dengan fakta yakni berkaitan
dengan penggalian kasus atau peristiwa serta pengalaman empirik peserta didik sebagai
realitas kehidupan.
2. Implikasi Pendidikan pada Remaja
Remaja memiliki pola pikir intuitif dan berpikir dengan mengkaitkan pemikiran dan
idenya dengan peristiwa tertentu. Terjadi proses asimilasi yakni penggabungan info baru
dalam pengetahuan yang ada. Orientasi pendidikan remaja lebih ditekankan pada aspek
pemahaman dan keterampilan. Remaja lebih banyak dituntut untuk terampil melakukan suatu
tindakan yang diawali dengan melakukan pertimbangan. Materi yang diajarkan lebih
berkaitan dengan konsep yang mengharuskan peserta didik mengerti akan suatu hal.
Pendidikan membimbing remaja mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman
sebaya, mencapai peran sosial, mencapai kemandirian emosional dan mengembangkan
kemampuan intelektual.
3. Implikasi Pendidikan pada Orang Dewasa
Orang dewasa mampu menilai diri dan situasi secara realistis, mampu menerima dan
melaksanakan tanggung jawab, memiliki kemandirian (autonomi), dapat mengontrol emosi,
penerimaan sosial dan memiliki pandangan hidup. Masa awal dewasa individu termotivasi
untuk berhasil melalui perkembangan social dan membentuk relasi. Ketidakmampuan
melakukan hubungan sosial menjadikan individu merasa terisolasi dan frustasi. Kita sudah
dianggap dewasa dan kita dituntut untuk bertanggung jawab penuh atas segala keberhasilan
dan kegagalan kita. Orientasi pendidikan lebih ditekankan pada aspek pengetahuan dengan
fokus pada materi generalisasi, yaitu kerangka pengambilan kesimpulan dan formulasi
ketentuan serta bagaimana solusi pemikiran dan tindakan yang dilakukan. Peserta didik
dituntut untuk berpikir kritis agar mampu mengambil kesimpulan rasional. Pada periode
pertengahan dewasa muncul keinginan membantu generasi muda mengembangkan dan
mengarahkan kehidupan yang berguna melalui generativitas/bangkit. Memberikan asuhan
dan bimbingan pada anak-anak dengan mengajarkan pengetahuan, keahlian dan
keterampilan.

2.4 Jenis-jenis Permasalahan pada Anak


Jenis-jenis permasalahan pada anak digolongkan menjadi tiga yaitu masalah fisik, psikio-
sosial, dan masalah belajar. (Saomah : 2004)
1. Permasalahan Fisik
Permasalahan fisik pada anak berkaitan dengan sistem koordinasi dan
pancaindra anak. Anak yang mengalami gangguan pada pancaindra, sistem koordinasi
gerak, atau mengalami hambatan dalam perkembangan fisik motorik dapat dikatakan
mengalami masalah secara fisik. Beberapa permasalahan fisik pada anak yaitu :
a. Masalah Motorik
Masalah motorik dibagi menjadi dua bagian yaitu motorik kasar dan
motorik halus. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan tubuh
secara harmonis seperti berjalan, berlari, dan mempengaruhi perkembangan
motorik halus. Motorik halus sendiri dapat diartikan sebagai keterampilan dalam
mengkoordinasikan otot-otot halus seperti menggunting, mewarnai, menggambar,
dan lain sebagainya. Permasalahan yang sering muncul pada anak adalah belum
sempurnanya koordinasi sistem gerak sehingga anak belum mampu mengontrol
motorik kasarnya. Kemampuan anak menguasai keterampilan motorik kasar dan
halus dibutuhkan anak untuk persiapan menulis, mewarnai, menari, dan
sebagainya.
b. Masalah Penglihatan

Indra penglihatan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak,


apabila indra penglihatan mengalami gangguan maka perkembangan anak akan
terhambat. Melalui indra penglihatan anak dapat membedakan warna dan bentuk
yang akan menunjang perkembangan kognitifnya.

Permasalahan yang ditimbulkan dari gangguan penglihatan juga menyebabkan


gangguan ingatan. Gangguan ingatan tersebut antara lain:
a) Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya
b) Tidak mampu mencari bagian yang hilang dari suatu bentuk atau gambar.
c) Tidak mampu mengurutkan kembali satu seri gambar yang diacak.
d) Tidak mampu menguraikan benda-benda yang dilihat dari beberapa aspek,
misalnya bentuk, warna, fungsi dan sebagainya.
c. Masalah Pendengaran
Gangguan pendengaran pada anak bukan berarti anak mengalami tuli, akan
tetapi anak mengalami kesulitan dalam membedakan suatu bunyi atau suara.
Sebagian besar orangtua menganggap masalah pendengaran adalah masalah yang
sepele, sehingga masalah yang awalnya kecil justru menjadi gangguan dan sulit
disembuhkan.

d. Masalah Berbahasa
Masalah berbahasa dan berbicara pada anak diawali dari ketidakmampuan
mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang
disekelilingnya. Selain itu budaya yang masih menjamur dikalangan orangtua
adalah seringnya orang tua tidak memberi kesempatan kepada anak untuk
mengutarakan isi hatinya, sehingga secara tidak langsung hal tersebut
menghambat perkembangan bahasa anak. Masalah lain yang terkait dengan
gangguan berbahasa adalah berbicara tidak jelas dan gagap.

2. Permasalahan Psiko-sosial
Permasalahan psikis berkaitan dengan psikologis anak, sedangkan
permasalahan sosial berkaitan dengan kemampuan anak dalam membangun interaksi
dengan lingkungannya, terutama teman sebayanya. Ada berbagai permasalahan psiko-
sosial yangsering dialami oleh anak usia dini yakni :

a. Masalah Sosial-Emosi Secara umum masalah sosial-emosi pada anak


ditunjukkan dengan tanda-tanda sebagai berikut :
a) Mudah menangis
b) Sukar berhubungan dengan orang lain
c) Suka membangkang
d) Sulit bergaul dengan teman sebayanya
e) Mau menang sendiri
f) Belum bisa mengikuti secara penuh aturan-aturan yang ada
b. Agresivitas
Agresivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan
marah atau permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik dengan tindakan
kekerasan secara fisik, verbal maupun dengan menunjukkan ekspresi wajah dan
gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan (Rita Eka Izzaty:2005).
c. Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang
meliputi interpretasi subyektif dan rangsangan fisiologis (Ollendick dalam Rita
Eka Izzaty : 2005), misalnya jantung berdetak lebih cepat, keringat dingin,
bernafas lebih cepat dan yang lain sebagainya.
d. Pemalu
Pemalu merupakan suatu keadaan dalam diri seorang anak dimana anak sangat
peduli terhadap penilaian orang lain terhadap dirinya dan merasa cemas terhadap
penilaian sosial tersebut, sehingga anak lebih cenderung menarik diri.
e. Ketakutan
Ketakutan merupakan suatu keadaan alamiah karena merasa tidak aman
terhadap suatu situasi tertentu. Bentuk-bentuk ekspresi rasa takut bermacam-
macam , misalnya jeritan, tangisan, bersembunyi atau tidak mau lepas dari
orangtuanya.
f. Temper Tantrum
Temper tantrum merupakan luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak
terkontrol. Kejadian ini seringkali muncul pada anak usia 15 bulan sampai 6
tahun. Salah satu penyebabnya adalah anak tidak mampu mengungkapkan
perasaannya dengan kata-kata ataupun ekspresi yang diinginkannya, sehingga
anak mengalami frustasi atas keadaannya. (Hasan, Maimunah : 2009).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulan sebagai berikut :
1. Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja.
2. Perkembangan psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara
neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan
konatif).
3. Karakteristik perkembangan fisik individu sejalan dengan pertambahan usia. Semakin
bertambah usia individu, maka fisiknya juga akan terus berkembang. Namun
perkembangan ini hanya sampai batas optimal dan setelah melewati batas optimal
dilanjutkan dengan penurunan kemampuan fisik tersebut.
4. Sama halnya dengan perkembangan fisik, karekteristik perkembangan psikomotorik
individu juga sejalan dengan pertambahan usia. Namun, beda halnya dengan
perkembangan fisik yang akan terus berlanjut tanpa disadari, perkembangan psikomotorik
akan berlanjut dan berkembang secara optimal jika dijalani dengan kesadaran dari
individunya. Intinya, harus ada kesadaran individu untuk melatih dan menunjukkan
kemampuan psikomotoriknya agar dapat berjalan optimal.
5. Perkembangan fisik dan psikomotorik sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individu.
Karena dengan perkembangan tersebut, individu yang awalnya tidak mandiri dapat
berkemabang terus hingga mampu mengatur kehidupannya sendiri tanpa bergantung
kepada orang lain.
6. Implikasinya Pekembangan fisik dan psikomotorik terhadap pendidikan berkaitan erat
dengan perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini, berguna untuk
para pendidik dalam menyusun materi pendidikian yang sesuai dengan perkembangan
peserta didiknya.

3.2 Saran
Perkembangan fisik pasti sejalan dengan perkembangan psikomotorik individu. Oleh
karena itu, individu yang sedang mengalami proses perkembangan fisik dan psikomotorik
harus mampu menyeimbangkan perkembangan fisik dan psikomotoriknya tersebut dengan
mengoptimalkan potensi yang dia miliki, misalnya dengan aktif mengikuti kegiatan
intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler baik formal maupun informal.
Daftar Pustaka

http://ftik.iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/MODUL-
PERKEMBANGAN-PESERTA-DIDIK.pdf
https://hudhanewblog.blogspot.com/2015/07/makalah-karakteristik-
perkembangan.html?m=1
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://ftik.iainpurwokerto.ac.id/wp-
content/uploads/2019/06/MODUL-PERKEMBANGAN-PESERTA-
DIDIK.pdf&ved=2ahUKEwjU0JPIj-
fnAhWgyDgGHXJ6BNYQFjABegQIDhAH&usg=AOvVaw0IAguXrXN74jhAhztNBU_a&
cshid=1582462450537

Anda mungkin juga menyukai