OFFERING B
SENIN 1-3
Disusun oleh:
DWI MUTMAINAH (190431626448)
HAIDA IFKARI SAFITRI (190431626539)
MADIRDA MADA AGUSTA (190431626452)
MEIDA FATIKATUL ROHMA(190431628922)
HANA FITRIATUL LAILI (190431626515)
NUR LAILIS SAADAH (190431628915)
Penyusun
Mahasiswa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematis tentang fungsi-
fungsi fisik dan praktis. Perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan pisikis.
Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi, dan hasil
dari interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis
menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif,
emosi, sosial, dan moral.
Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak (0-5 tahun). Perkembangan
kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan bermacam
macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan-gerakan berjalan, berlari, melompat
dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang
lebih besar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembangan
juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional.
Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbangan
berkembang dengan baik.
Masa dewasa, yang merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek
gejolak perkembangan pada masa remaja. Selain itu, kebutuhan berinteraksi dengan orang
lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia
lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum
dan perilaku lainnya, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang,
dengan seiring berkembangnya dalam segi fisik dan psikomotor. Oleh karena itu, masa
dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada
masa remaja.
Peserta didik adalah organisme yang unik dan berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya (Wina sanjaya, 2006:54). Perkembangan anak adalah perkembangan
seluruh aspek kepribadiannya akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing
anak tidak sama. Proses pembelajaran dapat di pengaruhi oleh perkembangan dan
pertumbuhan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik yang melekat pada diri anak,
seperti sikap, penampilan, pemahaman, dan latar belakang.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan fisik dan perkembangan psikomotorik?
2. Apa saja karakteristik perkembangan fisik dan psikomotorik?
3. Bagaimana implikasi perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik?
4. Apa saja problematika dalam perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik.
2. Mengetahui karakteristik perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik.
3. Mengetahui implikasi perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik.
4. Mengetahui tentang apa saja problemetika dalam perkembangan fisik dan
psikomotorik peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 perkembangan Fisik
2.1.1 Definisi Perkembangan Fisik
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan
sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan).
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth)
merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu, yang meliputi meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, hormon, dll), dan perubahan-
perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan
keterampilan motorik dan perkembangan seksual), disertai perubahan dalam kemampuan
fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Kuhlen dan Thomphson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik
individu meliputi empat aspek, yaitu:
1. Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;
2. Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru,
seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu
kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri dari lawan jenis; dan
4. Fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.
2.1.2 Karakteristik Perkembangan Fisik
Secara umum, terdapat perbedaan antara gambaran perubahan-perubahan fisik
berdasarkan jenis kelamin laki-laki dengan perempuan. Pada anak perempuan berupa
pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang),
pertumbuhan payudara, tumbuh bulu halus berwarna gelap di kemaluan, mencapai
pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi
keriting, menstruasi atau haid, dan tumbuh bulu-bulu ketiak.
Sementara pada anak laki-laki berupa pertumbuhan tulang-tulang, testis (buah pelir)
membesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan
suara, ejakulasi, bulu kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat
maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus di wajah, tumbuh bulu ketiak, akhir
perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu di
dada.
Selain perbedaan pada jenis kelamin, setiap fase perkembangan juga memiliki
karakteristik perkembangan yang berbeda-beda mulai dari bayi sampai dewasa. Berikut ini
karakteristik perkembangan fisik peserta didik berdasarkan rentang usia:
1. Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak 0-5 tahun
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu
melakukan bermacam-macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan-gerakan
berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang
berhubungan dengan kekuatan yang lebih besar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot
lebih besar. Selain itu perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan
tangan secara proporsional. Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai dengan
koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang dengan baik.
2. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak usia 5-11 tahun
Perkembangan waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak-kanak, koordinasi
mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot-otot kecil, kesehatan
umum relatif tidak stabil dan mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang.
3. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak Usia 8-9 tahun
Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah, anak laki laki
cenderung aktifitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan
tangan lebih baik, sistim peredaran darah masih belum kuat, koordinasi otot dan syaraf masih
kurang baik. Dari segi psiologi anak wanita lebih maju satu tahun dari lelaki.
4. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak Usia 10-11 tahun.
Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari wanita, kenaikan tekanan darah dan
metabolisme yang tajam. Wanita mulai mengalami kematangan seksual (12 tahun). Lelaki
hanya 5% yang mencapai kematangan seksual.
5. Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja.
Pada masa remaja perkembangan fisik yang paling menonjol terdapat pada
perkembangan, kekuatan, ketahanan, dan organ seksual. Karakteristik perkembangan fisik
pada masa remaja ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat,
pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kelenjar-kelenjar dan alat-alat kelamin) maupun
tanda-tanda seksual sekunder (tumbuh payudara, haid, kumis, mimpi basah, dan lainnya),
timbulnya hasrat seksual yang tinggi (masa puberitas).
6. Karakteristik perkembangan fisik pada masa dewasa.
Kemampuan fisik pada masa dewasa pada setiap individu menjadi sangat bervariasi
seiring dengan pertumbuhan fisik. Laki-laki cenderung lebih baik kemampuan fisiknya dan
gerakannya lebih terampil. Pertumbuhan ukuran tubuh yang proposional memberikan
kemampuan fisik yang kuat. Pada masa dewasa pertumbuhan mecapai titik maksimal. Pada
masa ini pertumbuhan fisik mulai terhenti sehingga hasil dari pertumbuhan ini menentukan
kemampuan fisik.
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik peserta didik, yaitu:
1. Keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan.
2. Gizi, contohnya peserta didik yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih
tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan
mereka yang kurang mendapatkan asupan gizi.
3. Gangguan emosional, contohnya peserta didik yang terlalu sering mengalami gangguan
emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan
membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan kelenjar pituitari.
4. Jenis kelamin, contohnya peserta didik laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat
daripada peserta didik perempuan.
5. Status sosial ekonomi, contohnya peserta didik yang berasal dari keluarga dengan status
sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga
yang status sosial-ekonominya tinggi.
6. Kesehatan, contohnya peserta didik yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki
tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
7. Pengaruh bentuk tubuh bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau
endomorf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh peserta didik.
8. Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf (nervous system). Pertumbuhan syaraf dan
perkembangan kemampuan peserta didik membuat intelegensi (kecerdasan) meningkat
dan mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru. Semakin baik perkembangan
kemampuan sistem sistem syaraf peserta didik, akan semakin baik dan beraneka ragam
pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya. Namun uniknya, berbeda dengan organ
tubuh lainnya, organ sistem syaraf apabila rusak tak dapat diganti atau tumbuh lagi.
9. Pertumbuhan otot-otot. Peningkatan tonus (tegangan otot) peserta didik dapat
menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan
jasmaninya. Perubahan ini tampak sangat jelas pada peserta didik yang sehat dari tahun
ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatannya dalam permainan yang bermacam-
macam atau dalam membuat kerajinan tangan yang semakin meningkat kualitas dan
kuantitasnya dari masa ke masa. Peningkatan dan pengembangan keterampilan peserta
didik tersebut bergantung pada kualitas pusat sistem syaraf dalam otaknya.
10. Perkembangan dan perubahan fungsi kelanjar-kelenjar endokrin (endocrine glands).
Berubahnya fungsi kelenjar-kelenjar endokrin seperti adrenal (kelenjar endokrin yang
meliputi bagian atas ginjal dan memroduksi bermacam-macam hormon termasuk hormon
seks), dan kelenjar pituitary (kelenjar di bawah bagian otak yang memproduksi dan
mengatur berbagai hormon termasuk hormon pengembang indung telur dan sperma), juga
menimbulkan pola-pola baru tingkah laku peserta didik ketika menginjak remaja.
Perubahan fungsi kelenjar-kelenjar endokrin akan mengakibatkan berubahnya pola sikap
dan tingkah laku peserta didik terhadap lawan jenisnya. Perubahan ini dapat berupa
seringnya melakukan kerja sama dalam belajar atau berolahraga, berubahnya gaya
dandanan atau penampilan, dan lain lain. Perubahan pola perilaku yang bermaksud
menarik perhatian lawan jenis. Dalam hal ini, orangtua dan guru bersikap antisipatif
terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan perilaku seksual yang
tidak dikehendaki demi kelangsungan perkembangan para peserta didik remaja yang
menjadi tanggung jawabnya.
11. Perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia peserta didik akan semakin
meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh pada
umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan dan kecakapan motor skills anak. Pengaruh perubahan fisik peserta didik
juga tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain, karena perubahan fisik itu
sendiri merupakan konsep diri (self-concept) peserta didik tersebut. Dalam hal ini, dapat
dikatakan bahwa perkembangan fisik peserta didik lebih memiliki signifikasi daripada
usia kronologisnya sendiri. Timbulnya kesadaran peserta didik yang berbadan terlalu
besar dan tinggi atau terlalu kecil dan rendah jika dibandingkan dengan teman-teman
sekelasnya mungkin sekali akan memengaruhi pola sikap dan perilakunya baik ketika
berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Sikap dan perilaku yang berbeda ini
bersumber dari positif atau negatifnya konsep diri yang dimiliki.
Pada perkembangan peserta didik, perkembangan fisik motorik memegang peran yang
sangat penting sebab proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka
pada masa mendatang. Selain itu mempengaruhi aspek perkembangan yang lainnya, misalnya
perkembangan kognitif, sosial, dan emosi. Bukankah selama ini kita kenal pribahasa
“Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”. Bagi peserta didik yang usia remaja,
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal secara langsung mampu mempengaruhi
keterampilan anak dalam bergerak. Sedangkan pengaruhnya secara tidak langsung, berupa
berpengaruh terhadap cara pandang atau penyesuaian diri anak tersebut terhadap dirinya
sendiri dan orang lain.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui:
1. Pengalaman langsung dan penilaiantingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung.
2. Sesudah mengikuti prmbelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta
didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap.
3. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dalam lingkungan kerjanya.
d. Masalah Berbahasa
Masalah berbahasa dan berbicara pada anak diawali dari ketidakmampuan
mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang
disekelilingnya. Selain itu budaya yang masih menjamur dikalangan orangtua
adalah seringnya orang tua tidak memberi kesempatan kepada anak untuk
mengutarakan isi hatinya, sehingga secara tidak langsung hal tersebut
menghambat perkembangan bahasa anak. Masalah lain yang terkait dengan
gangguan berbahasa adalah berbicara tidak jelas dan gagap.
2. Permasalahan Psiko-sosial
Permasalahan psikis berkaitan dengan psikologis anak, sedangkan
permasalahan sosial berkaitan dengan kemampuan anak dalam membangun interaksi
dengan lingkungannya, terutama teman sebayanya. Ada berbagai permasalahan psiko-
sosial yangsering dialami oleh anak usia dini yakni :
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulan sebagai berikut :
1. Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja.
2. Perkembangan psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara
neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan
konatif).
3. Karakteristik perkembangan fisik individu sejalan dengan pertambahan usia. Semakin
bertambah usia individu, maka fisiknya juga akan terus berkembang. Namun
perkembangan ini hanya sampai batas optimal dan setelah melewati batas optimal
dilanjutkan dengan penurunan kemampuan fisik tersebut.
4. Sama halnya dengan perkembangan fisik, karekteristik perkembangan psikomotorik
individu juga sejalan dengan pertambahan usia. Namun, beda halnya dengan
perkembangan fisik yang akan terus berlanjut tanpa disadari, perkembangan psikomotorik
akan berlanjut dan berkembang secara optimal jika dijalani dengan kesadaran dari
individunya. Intinya, harus ada kesadaran individu untuk melatih dan menunjukkan
kemampuan psikomotoriknya agar dapat berjalan optimal.
5. Perkembangan fisik dan psikomotorik sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individu.
Karena dengan perkembangan tersebut, individu yang awalnya tidak mandiri dapat
berkemabang terus hingga mampu mengatur kehidupannya sendiri tanpa bergantung
kepada orang lain.
6. Implikasinya Pekembangan fisik dan psikomotorik terhadap pendidikan berkaitan erat
dengan perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini, berguna untuk
para pendidik dalam menyusun materi pendidikian yang sesuai dengan perkembangan
peserta didiknya.
3.2 Saran
Perkembangan fisik pasti sejalan dengan perkembangan psikomotorik individu. Oleh
karena itu, individu yang sedang mengalami proses perkembangan fisik dan psikomotorik
harus mampu menyeimbangkan perkembangan fisik dan psikomotoriknya tersebut dengan
mengoptimalkan potensi yang dia miliki, misalnya dengan aktif mengikuti kegiatan
intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler baik formal maupun informal.
Daftar Pustaka
http://ftik.iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/MODUL-
PERKEMBANGAN-PESERTA-DIDIK.pdf
https://hudhanewblog.blogspot.com/2015/07/makalah-karakteristik-
perkembangan.html?m=1
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://ftik.iainpurwokerto.ac.id/wp-
content/uploads/2019/06/MODUL-PERKEMBANGAN-PESERTA-
DIDIK.pdf&ved=2ahUKEwjU0JPIj-
fnAhWgyDgGHXJ6BNYQFjABegQIDhAH&usg=AOvVaw0IAguXrXN74jhAhztNBU_a&
cshid=1582462450537