Anda di halaman 1dari 5

NAMA : YOPI ARINAL HAQ

NIM : 2012010057

KELAS : 1 KPI B

MK : BAHASA INDONESIA

TUGAS : UTS BAHASA INDONESIA

RESENSI FILM
JUDUL : INYIAKKU TENTARA PRRI

SUTRADARA :-

PENULIS : KEMAL ANSHARI ELMIZAN

AKTOR/ARTIS PENDUKUNG : Dr.Shaiful Yazan,M.Si

JENIS FILM : CERITA PENDEK

PERUSAAN FILM : CHANNEL TUANKU MANGKUDUN

Seorang cucu yang menceritakan tentang inyiak nya yang seorang tentara PRRI.dia adalah
seorang cucu yang cukup dekat dengan inyiak nya yang selalu mendengarkan kisah-kisah
hebat inyiak nya beda dengan sepupunya yang lain yang tidak suka mendengarkan cerita
inyiak tersebut karna tidak fasih dalam berbahasa daerah.

Namun dari semua kekaguman cucunya terhadap inyiak nya itu ada hal yang tidak
di senangi oleh cucunya itu seperti kebiasaan inyiak yang suka merokok yang tidak mau di
hentikan dan juga cara dia memperlakukan cucunya tersebut.namun dia adalah satu-satunya
cucunya tidak peduli dengan kebiasaan inyiak nya itu karna dia tidak mau ikut campur dalam
urusan inyiak nya itu.

Walaupun dia tidak suka dengan kebiasaan inyiak nya tetapi dia tidak pernah
melihatkan ketidak sukaannya kepada inyiak tersebut dia juga tidak suka dengan kebiasaan
inyiak nya yang selalu memanggil nama cucunya dengan panggilan “siamang” dan karna itu
panggilan siamang menjadi populer di keluarganya dan cucunya hanya bisa menerima
panggilan tersebut dengan ikhlas.

Selanjutnya dia menceritakan perjuangan inyiak nya pada zaman dahulu selama dia
menjadi tentara PRRI.dia menceritakan perjuangan inyiak nya yang selalu semangat
membela negara indonesia.inyiak nya adalah seorang tentara yang mempunyai semangat
juang yang tinggi melakukan tugasnya sebagai tentara,apapun dilalui oleh inyiak untuk
memperjuangkan dan membela negara.walaupun banyak mendapatkan kepedihan selama
menjadi tentara.
VIRUS CORONA
Hari itu senin tanggal 02 maret 2020, Novita yang masih berusia 10 tahun, yang masa
kecilnya di habiskan untuk bermain dan belajar di rumah. Sore itu Novita yang sedang
bermain dilapangan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya bersama teman-teman sebayanya.
Kesokan harinya Novita merasa tidak enak badan tubuhnya lemas dan terserang oleh flu dan
batuk. Novita yang merasa tidak enak badan itu langsung beristirahat di kamarnya karena
Novita sudah tidak kuat Novita merasa hanya kecapean setelah bermain seharian dengan
teman temannya di lapangan temapt tinggalnya. Ibu Novita kemudian begegas keluar untuk
mebelikan obat untuk Novita di apotik yang tidak jauh dari rumahnya itu. Tak lama itu Ibu
Novita memberikan obat itu kepada Novita agar memakannya. Dan menyuruhnya untuk
istirahat yang cukup dan tidak boleh keluar rumah untuk bermain sebelum keadaanya
kembali pulih seperti biasanya. Ibu Novita yang sedang menonton tv di kamarnya melihat
kabar berita yang sekarang merajalela yaitu virus corona atau covid 19 yang mematikan yang
belum di dapatkan obatnya yang bermula dari china dan sekrang sudah masuk di Indonesia.
Pemerintah Indonesia kini waspada memutus rantai penyebaran virus covid 19 itu. Ibu novita
pun melihat dan medengar di dalam berita gejala gejala sesorang terkena virus covid 19. Hal
ini membuat ibu Novita kaget dan sedikit khawatir dengan keadaan anaknya itu. Hari demi
haripun keadaan Novita belum saja membaik demam yang bertambah panas serta flunya yang
tak kunjung berhenti membuat keadaan Novita yang semakin memburuk. Ibu Novita cemas
melihat keadaan anaknya itu. Ibu Novita segera menelpon suaminya yang sedang bekerja di
sebuah perusahaan industri. “Ayah kamu harus pulang lebih 2 awal anak kita Novita
panasnya semakin tinggi dan flunya tak kunjung sembuh rasanya kita harus membawa novita
ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaanya” cemas ibu Novita dengan raut muka yang
kebinungan “ baik, Ayah akan pulang secepatnya, jaga Novita yah” sahut ayah dengan nada
cemas. Setelah Ayah Novita pulang dari tempat kerjanya Novita pun akan segera di bawah ke
rumah sakit untuk melakukan pemerikasaan keadaan. Novita dengan raut wajah yang pucat
serta panasnya yang semakin tinggi membuat tubuhnya lemas tak berdaya membuat orang tua
Novita juga ikut cemas melihat keadaan anaknya yaitu Novita serta keadaan sekarang
banyaknya virus covid19 yang tersebar. Setelah sampai di rumah sakit Novita langsung di
tangani oleh dr.Ratihi Purwarini yang masih terbilang muda itu berserta suster yang ramah
yang telah menggukan busana APD yang cukp bikin gerah dan melelahkan. Kini Novita
dalam tahap pemeriksaan rapid tes karena memiliki suhu badan yang tinggi membuat Ibu dan
Ayah novita sangat khawatir akan keadaan anaknya itu. Setalah bebrapa hari hasil ripet tes
Novita pun keluar Novita di nyatkan postif covid 19 yang di katakan oleh dr.Ratihi Purwarini
hal itu membuat orang tua Novita sangat sedih “ mengapa harus anak ku yang terkena virus
mematikan ini” tak kuasa air mata ibu Novita menetes membasahi pipi dan raut wajah ayah
Novita sangat sedih. “Kita harus kuat dan semanagat untuk melawan virus covid 19 ini” kata
dr.Ratihi Purwarini dengan raut wajah yang sedih. “ kini ibu dan bapak termasuk dalam orang
dalam pantauan karena sudah berinteraksi langsung dengan Novita yang sudah postif covid
19. Ibu dan ayah Novita akan di lakukan repit tes agar mengertahui apakah ibu dan Ayah
Novita positif dan negatif. Hal ini membuat ibu dan ayah Novita semakin sedih karena harus
di isolasi mandiri dan tidak dapat bertemu dengan Novita. Kini Novita menjalani proses
kesembuhannya dengan berada di rumah sakit.Novita merasa tidak nyaman berada 3 dirumah
sakit Novita merasa heran tak seorangpun keluarganya melihatnya di rumah sakit novita
merasa asing dan aneh melihat dokter dan perwat berpakian aneh seluruh dan dan wajahnya
ditutupi. Hari demi haripun berlalu kini kondisi novita cukup mengekhawatirkan.
“Bagaimana dek Novita, kabarnya? Sapa dr. Ratihi Purwarini. Sambil mengamati bekas
medis pasien di tangannya. “ masih sesak dok” sahut novita dengan napa tersengal-sengal. Di
wajahnya melekat alat bantu pernafasan serta di tanganya terdapat infus yang terus mengalir
yang masuk kedalam tubuh Novita. “Sabar yah dek Novita. Semangat berjuang untuk
sembuh” ucap dr. Ratihi Purwarini sambil menempelkan stetoskop pada tubuh pasien yang
masih berusia 10 tahun itu. Keduanya bercakap cakap dengan akarb. “Dok Novita rindu
orang tua Novita sudah lama Novita tidak betemu Ibu apakah orang tua Novita baik baik saja
dok?” pertanyaan yang seketika muncul dari mulut Novita. “ orang tua Novita baik baik saja.
Mereka di larang keluar rumah karena banyak virus yang menyebar jadi orang tua novita
harus tinggal di rumah untuk isolasi mandiri. Sahut dr. Ratihi Purwarini dengan senyuman
untuk meyakinkan novita. “ dok apakah Novita akan sembuh? Novita yang kembali
menayakan hal ini kepada dr. Ratihi Purwarini “pasti dong, kamu harus semangat tetap kuat
untuk sembuh dan jangan lupa untuk selalu berdoa kepada allah untuk di berikan
kesembuhan dan semoga virus ini cepat di atasi” kembali untuk meyakinkan Novita agar
tetap semangat untuk sembuh dari virus covid 19 ini. Sejak saat itu dr. Ratihi Purwarini dan
Novita semakin akrab. Terkadang lelucon menghibur keluar dari mulut dokter itu. dr. Ratihi
Purwarini tak pernah lelah terus menyemangati para pasien yang berada di bangsal itu. Setiap
hari dr. Ratihi Purwarini berkeliling mengecek perkembangan para pasienya. Terkadang
bekerja hingga pukul 3 pagi. Sampai berjam-jam tak pernah lepas dari busana APD yang
cukup bikin gerah dan melelahkan. Tapi itu bukan 4 masalah untuk dr. Ratihi purwarini yang
harus menjadi garda terdepan untuk menginginkan kesembuhan semua pasiennya. Itulah
yang sangat penting bagi semua tenaga medit terkhusus dr. Rathi Purwarini. Hari demi hari
keadaan Novita berserta pasien yang lain cukup memabaik. Setiap hari dr Ratihi Purwarini
mengcek keadaan Novita dan selalu memberikan obat untuk di makan. “ Novita sudah di
makan obatnya? Sahut dr. Ratihi purwarini sembari senyum kepada Novita “ sudah dong dok.
Novita menjawab dengan semangat. “ aduh.. mantap dong nanti Novita bakal cepat sembuh
dan dapat bertemu berkumpul bersama ayah dan ibu serta keluarga lainya jadi Novita harus
tetap semangat dan harus melawan virus ini yah. Sembari mengepalkan tangan dan
memberikan dukungan kepada Novita. Kemudian dr. Ratih Purwarini bersama susternya
melangkah meninggalkan ruangan yang di dalamnya terdapat seorang anak yaitu Novita. Di
dalam ruangan Novita setiap hariya hanya baring, beribadah dan berdoa untuk di berikan
kesembuhan dari virus ini dan semoga semuanya kembali membaik dan normal kembali.
Itulah yang sering membuat Novita meneteskan air matanya untuk di berikan kesembuhan
dan dapat berkumpul kembali bersama keluarga tercintaya terutama ayah dan ibu Novita Hari
demi telah di lalui novita dalam keadaan melawan sakit akibat virus dan juga lemah akibat
rindu terhadap kedua orang tuanya. Dr. Ratihi Purwarini selalu menghibur Novita agar tidak
merasa bosan bahkan stres. Masa kecil Novita yang seharusnya bermain di luar sana direbut
paksa oleh penyakit yang mengharuskan dirinya berada di dalam ruangan tanpa teman
bahkan tanpa kehangatan dari ayah bunda. Novita yang malang. Perjuangan Novita ingin
sembuh bisa dikatakan sangatlah luar biasa dan juga tentunya kesembuhan datang dari sang
pencipta. 5 Setelah 2 bulan lebih melawan penyakit yang ada dalam dirinya. Dr. Ratihi
Purwarini mengumumkan kesembuhan anak kecil itu dan sudah bisa pulang bertemu dengan
keluarganya. Dr. Ratihi pun menelpon ibu Novita. "Halo, saya dokter Ratihi yang merawat
anak ibu. Dengan rasa syukur dan bahagia, saya ingin menyampaikan kepada ibu bahwa
Novita anak ibu telah sembuh dari penyakitnya. Ucap Dr Ratihi Purwarini dengan rasa
senang dan bersykur. Tangis ibu Novita pun pecah sembari mengucapkan
ALHAMDULILLAH YA ALLAH. Terima kasih banyak atas kesembuhan anakku. Ibu
Novita pun berteriak memanggil suaminya . Paaaa. Paaaa. Paaaa cepat paaaa, anak kita sudah
sembuh paaaa, ucap ibu Novita. Ayah Novita pun turut bahagia dan sujud syukur mendengar
kabar bahwa anaknya sudah sembuh.. Alhamdulillah, jadi dok kapan kami bisa bertemu
dengan anak kami, ucap ibu Novita. Besok pagi kami akan antar anak ibu menuju rumah ibu,
jawab dr. Ratihii Purwarini .Terima kasih banyak dok, terima kasih banyak, ini juga termasuk
kerja keras dokter, kata ibu Novita kepada dr. Ratihi Purwarini Iya ibu, itu sudah menjadi
tugas saya. Sekali lagi selamat yah ibu, pak ucap dokter Ratihi sambil meneteskan air
matanya yang tak bisa ia bendung. Terima kasih banyak dok ucap ibu dan ayah Novita lagi.
Sama sama jawab dr.Ratihi Purwarini . Dr. Ratihi purwarini pun menutup telponnya sambil
mengucapkan ALHAMDULILLAH YA ALLAH. Engkau telah memberikan kesembuhan
kepada Novita. Pada malam hari, dr. Ratihi Purwarini masuk ke dalam ruangan Novita.
Halooo Novita, bagaimana perasaan kamu nak, sapa dr.Ratihi Purwarini . Baik bu dokter
jawab Novita. Nak, besok kamu sudah boleh ketemu dengan ibu dan Ayah Novita.Dan
selamat juga atas kesembuhan kamu yah nak, ucap dr ratihi sambil memeluk Novita. Novita
pun tak bisa berkata apa apa selain meneteskan air matanya. Tangis pun pecah di ruangan itu,
tiba tiba suara Novita terdengar, Terima kasih 6 telah merawat Novita. Terima kasih telah
menemani Novita Terima kasih telah jadi teman NovitaTerima kasih kasih atas segalanya
yang ibu dokter lakukan kepada Novita. Novita sayaaaangg ibu dokter. Mendengar Novita
mengucapkan kalimat itu, Dr. Ratihi nangis sejadi jadinya. Ingat yah nak, kamu harus rajin
cuci tangan, jaga kesehatan dan mainnya di dalam rumah aja dulu yah nak, ucap dr.Ratihi
Purwarini Novita pun mengangguk pertanda setuju dengan apa yang diperintahkan oleh
dr.Ratihi Purwarini yang telah menghibur dan merawatnya selama ini. Tidurlah nak, besok
kamu akan pulang ke rumah. Novita pun baring dan memejamkan mata. Hari esokpun tiba,
Novita sudah siap untuk di antar pulang oleh petugas yang telah di tugaskan. Novita mencari
cari dr.Ratihi Purwarini tapi tidak muncul muncul. Novita pun kini bertanya kepada salah
seorang petugas. Pak, ibu dokter mana? Petugas itu hanya diam. Tiba tiba suster yang selalu
bersama dr.Ratihi Purwarini datang.Pertanyaan yang samapun dilemparkan oleh Novita
kepada suster itu. Ibu suster, Ibu dokter mana? Suster itupun diam. Kecurigaan diwajah
Novita mulai muncul. Ibu dokter mana saya ingin pamit dengan dr.Ratihi Purwarini saya
ingin mengucapkan terima kasih sebelum saya pulang atas jasanya karena pernah merawat
saya Tanya Novita kembali kepada suster. Mata suster berembundan bibitnya tiba tiba kelu
kemudian suster pun angkat bicara dan menjawab pertanyaan Novita, Ibu dr.Ratihi Purwarini
sudah pulang nak. Suara suster sedikit gemetar. Allahmdulillh titip salam yah sust buat
dr.Ratihi Purwarini mungkin saya gak akan ketemu lagi dengan dr.Ratihi Purwarini lagi ujar
Novita. Novita memang gak akan bertemu lagi dengan ibu dr.Ratihi Purwarini karena
dr.Ratihi Purwarini telah di panggil Allah SWT ke sisinya ujar suster sambil menahan air
matanya dengan raut wajah yang sangat sedih. Novita pun terkejut dan langsung menangis
mendengar berita itu. Novita yang tak terima dengan berita itu langsung 7 lari ke dalam
rumah sakit, namun sebelum sampai ke dalam, Novita dikejar dan di tangkap oleh suster itu.
Jangan menangis nak, kalau kamu nangis, ibu dokter juga akan menangis di sana. Jangan
masuk ke dalam, nanti kamu terkena virus lagi. Ucap Suster mencoba menguatkan Novita
yang sangat sedih karena kehilang seorang dokter yang sangat berjasa unutuk hidupnya.
Novita pun kini di hibur oleh suster. Novita jangan nangis yah. Pukul 02:15 Dr. Ratihi
Purwarini menghembuskan nafas terakhirnya akibat terinfeksi Virus Corona, namun sebelum
menghembuskan nafas terakhirnya, Dr. Ratihi Purwarini menitipkan boneka untuk Novita.
Boneka itu pun langsung di berikan kepada Novita, suster berkata kepada Novita, ini boneka
dari ibu dokter nak. Katanya kamu harus selalu sehat, ceria dan jaga baik baik boneka itu yah.
Novita menerima boneka itu lalu memeluknya sambil menangis. Novita mengingat semua
kenangan bersama dr.Ratihi Purwarini saat melihat boneka itu Yang telah memberikan
kehidupan baru untuk Novita. Sambil meneteskan air matanya. Kini Novita melangkah kan
kaki nya untuk keluar dari rumah sakit yang sekian lama mereka tempati untuk kesembuhan
Novita dengan mengenal sosok dr.Ratihi Purwarini yang sangat baik. dr.Ratihi Purwarini
sudah sangat berjasa bagi semua paduan yang ada di dalam rumah sakit. Semoga dokter di
terima di sisi Allah . Kaki Novita kini berjalan menuju pintu keluar rumah sakit bersama
tenga medis yang bertugas untuk mengantar Novita pulang kerumah. Setelah di dalam mobil
ambulans kemudian mobil yang baru saja melaju meninggalkan rumah sakit dan menuju ke
lokasi rumah Novita . Dalam perjalanan Novita terus saja menangis mengingat dr.Ratihi
Purwarini yang telah pulang . Novita tidak melepaskan boneka pemeberian dr.Ratihi
Purwarini dari pelukanya karena ini adalah satu satunya kenangan dr.Ratihi Purwarini yang
tlah di berikan kepadaku. 8 Novita tidak tahu harus bagaimana Sekarang apakah lebih tahu
harus senang sembuh dari penyakit yang mematikan ini bisa bertemu kembali bersama orang
tua Novita ayah dan ibu Novita atau di atas kehilangan orang yang sangat berjasa dan
memberikan kehidupan baru buat Novita. Novita hanya bisa menangis untuk semua ini. Tak
lama kemudian setelah beberapa menit kini Novita telah sampai di rumahnya Novita melihat
sepanjang lorong memasuki rumahnya warga menggunakan masker berdiri di pinggir jalan
memberikan tepuk tangan kepada Novita serta senyum karena bahagia melihat Novita yang
sudah berjuang melawan virus yang mematikan ini. Tak lupa pula orang tua Novita telah
menunggu Novita yang akan pualng dari Rumah sakit tangis haru pun seketika membolak
keadaan . Orang tua Novita sangat bersykur atas kepulangan Novita dari Rumah sakit yang
berjuang kuat melawan virus corona ini. Ibu dan ayah Novita sangat bahagia dan
mengucapakan Novita Hebat sembari memeluk anaknya :)

Anda mungkin juga menyukai