DISPLASIA FIBROSA
Disusun oleh:
(17.1304.S)
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab / Diskusi
VI. MEDIA
1. Leafleat
2. Powerpoint
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH METODE
PESERTA
1 5 menit Pembukaan:
Membuka kegiatan dengan Menjawab salam Ceramah
mengucapkan salam
Kontrakwaktu Menyetujui
Menjelaskan tujuandari Mendengarkan
penyuluhan
Appersepsi (menggalisejauh mana Menjawabsesuaipe
pasien/keluargamengetahuipenyak ngetahuanaudiente
itDisplasia Fibrosa) ntangapendiksitis.
2 20 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan Memperhatikan/ Ceramahdengan
materitentangDisplasia Fibrosa Mendengarkan menggunakanm
PengertianDisplasia Fibrosa edia Power
PenyebabDisplasia Fibrosa Mendengarkan point
VIII. EVALUASI
1. Evaluasi proses
a. Apa yang dimaksuddenganDisplasia Fibrosa?
b. ApapenyebabDisplasia Fibrosa ?
c. Bagaimana Penatalaksanaan Displasia Fibrosa ?
Jawab
a. Displsia Fibrosa adalah lesi jinak intramedulla yang jarang ditemukan, yang dapat ditemukan
dalam bentuk baik monostocit dan polyostotic.
b. Displasia Fibrosa terjadi sebagai akibat dan kegagalan perkembangan dalam remodeling
tulang primitif pada tulang pipih dewasa dan kegagalan tulang dalam menyusun kembali
sebagai respon dari stres mekanik.
c. Rasa nyeri dan adanya deformitas merupakan indikasi utama untuk rtindakan bedah. Kuretase
dan grafting tulang dilakukan pada lesi di daerah tulang iga. Manipulasi imobolisasi dilakukan
untuk mencegah fraktur patologis.
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Displasia Fibrosa adalah lesi intramedulla jinak yang pertama dijelaskan oleh
Lichtenstein pada tahun 1938 dan oleh (Lichtenstein dan Jaffie) di 1942.
Ini adalah kelainan genetik noninherited yang diebabkan oleh kesalahan mutasi pada
gen kromosom. Kelainan ini jarang terjadi hanya 4-6% dari seluruh tumor jinak
tulang, terutama ditemukan pada usia kanak-kanak dan dewasa muda dan lebih sering
pada wwanita dengan perbandingab 3:1.
Displasia Fibrosa dapat hadir di satu tulang atau beberapa tulang dan dapat dikaitkan
dengan kondiisi lain. Lesi displasia fibrosa berkembang selama pembentukan tulang
dan pertumbuhan dan memiliki variabel evolusi alami. Pada lesi satu tulang tempat
tersering adalah femur, tibia, iga, tulang rahang, dan lesi poliostotik terutama pada
anggota gerak bawah.
B. Penyebab
Displasia Fibrosa terjadi sebagai akibat dan kegagalan perkembangan dalam
remodeling tulang primitif pada tulang pipih dewasa dan kegagalan tulang dalam
menyusun kembali sebagai respon dari stres mekanik. Kegagalan dalam pematangan
meninggalkan banyak immature isoolated trabekula yang terjerat dalam jaringan
fibrosa displastik yang membalik secara terus-menerus tapi tidak pernah ( atau sangat
lambat) menyelesaiakn proses remodeling. Selain itu, immature matriks tidak
termineralisasi secara normal.
Etiologi dari displasia fibrosa telah dikaitkan dengan mutasi pada Gen yang
terjadi setelah pembuahan di sel somatik dan terletak di kromosom . semua sel yang
berasal dari sel yang bermutasi bermanifestasi menjadi bagian yang displastik. Gejala
klinis bervariasi tergantung di mana letaknya di dalam sel mutasi dan ukuran massasel
selama embrioogenesis ketika mutasi terjadi. Penyakit berat mungkin terkait dengan
peristiwa mutasi sebelumnya yang mengarah ke distribusi yang lebih luas dari sel-sel
mutasi.
C. Penatalaksanaan
Rasa nyeri dan adanya deformitas merupakan indikasi utama untuk rtindakan
bedah. Kuretase dan grafting tulang dilakukan pada lesi di daerah tulang iga.
Manipulasi imobolisasi dilakukan untuk mencegah fraktur patologis.
D. Perawatan Pada Displasia Fibrosa
Terapi untuk displasia fibrosa dapat dilakukan dengan pembedahan dan non
pembedahan.
1. Non pembedahan:
- Observasi jika tidak menimbulkan gejala dengan pmeriksaan berkala seperti
X-ray. Displasia fibrosa yang ringan dan tidak bergejala biasanya tidak
berisiko untuk menyebabkan fraktur dan deformitas.
- Obat-obatan seperti bifosfonat untuk menekan aktivitas sel yang mengikis
tulang dan memperkuat tulang. Beberapa penelitian mengatakan obat ini dapat
juga mengurangi nyeri tulang.
- Mencegah deformitas tulang
2. Pembedahan : utnuk membuang bagian abnormal, memperbaiki ataupun
mencegah patah tulang. Pembedahan ini disarankan pada :
- Displasia fibrosa yang menyebabkan gejala dan tidak membaik dengan terapi
non bedah
- Displaced fracture dimana tulang yang patah telah terpisah satu sama lain
- Retakan tulang yang tidak membaik dengan brace maupun cast
- Deformitas tulang progresif
- Displasia fibrosa yang menjadi ganas
- Displasia fibrosa yang besar dan berisiko menyebabkan fraktur.
RINGKASAN JURNAL
P:
DAFTAR PUSTAKA
Rasjad C.2012. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Yarsif Watampone: Jakarta. P. 276-90