Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA

MENGENAI PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TB


PARU : LITERATURE REVIEW
Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Proposal

SINGGIH BAYU PAMUNGKAS

17.1390.S

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN


2021

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang paling umum memengaruhi
paru-paru. Penyakit ini ditularkan melalui droplet dari tenggorokan dan paruparu orang
dengan penyakit pernapasan aktif (WHO, 2016).
Penyakit Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular yang sebagian besar
disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke
dalam tubuh manusia melalui udara yang dihirup ke dalam paru, kemudian kuman
tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah,
sistem saluran limfe, melalui saluran pernapasan (bronchus) atau penyebaran langsung ke
bagian – bagian tubuh lainnya (Depkes, 2012).
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh kuman bernama
Mycobacterium tuberculosa. Sumber penularan adalah pasien yang pemeriksaan
dahaknya di bawah microskop di temukan adanya kuman tuberkulosis, Untuk yang ada
BTA pada dahaknya, pada waktu batuk atau bersin. pasien itu dapat menyebarkan kuman
ke udara dalam bentuk percikan dahak, Sekali batuk dapat menghasilkan 3000 percikan
dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan di mana percikan ada dalam waktu
yang lama. Karena ditularkan melalui percikan dahak, maka kuman tuberkulosis akan
masuk ke dalam saluran napas dan lalu masuk ke paru. Pada mereka yang daya tahan
tubuhnya buruk maka kuman tuberkulosis yang masuk itu akan terus berkembang di
dalam paru dan menimbulkan berbagai keluhan. Sementara itu, pada mereka yang daya
tubuhnya bagus maka tidak akan terjadi penyakit. Hanya saja, mungkin saja, kuman itu
tidak menimbulkan penyakit tetapi tetap ada di dalam paru dalam keadaan seperti “tidur”,
dimana kalau belakangan (setelah bertahun-tahun misalnya) daya tahan tubuh orangnya
turun maka kuman yang “tidur” akan “bangun” dan menimbulkan penyakit. (Aditama,
2011 dalam Farida ariyani sudiono 2018 ).
Tuberculosis (TBC) masih menjadi masalah global, sepertiga dari populasi dunia
sudah tertular dengan TBC dimana sebagian besar penderita TBC adalah usia produktif
(15-55 tahun). Hal ini menyebabkan kesehatan yang buruk di antara jutaan orang setiap
tahun dan menjadi penyebab utama kedua kematian dari penyakit menular di seluruh
dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV) / AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome) (WHO 2015).

Menurut data World Helath Organization (2016) Jumlah pasien tuberculosis pada
tahun 2015 diperkirakan terdapat 10,4 juta kasus baru tuberkulosis atau 142
kasus/100.000 populasi, dengan 480.000 kasus multidrug resistant. Indonesia merupakan
negara dengan jumlah kasus baru terbanyak kedua di dunia setelah India. Sebesar 60%
kasus baru terjadi di 6 negara yaitu India,Indonesia, China, Nigeria, Pakistan dan Afrika
Selatan. Kematian akibat tuberkulosis diperkirakan sebanyak 1,4 juta kematian ditambah
0,4 juta kematian akibat tuberkulosis pada orang dengan HIV. Meskipun jumlah
kematian akibat tuberkulosis menurun 22% antara tahun 2000 dan 2015, tuberkulosis
tetap menjadi 10 penyebab kematian tertinggi di dunia pada tahun 2015 (WHO, Global
Tuberculosis Report, 2016)

Pada tahun 2016 ditemukan jumlah kasus tuberkulosis sebanyak 351.893 kasus,
meningkat bila dibandingkan semua kasus tuberkulosis yang ditemukan pada tahun
sebelumnya yang sebesar 330.729 kasus. Meningkatnya jumlah pasien TB paru di
Indonesia disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penularan
penyakit TB Paru sehingga masih banyak ditemukan perilaku yang tidak sehat. Salah
satunya adalah kurangnya pencahayaan di dalam rumah, pasien yang masih meludah
sembarangan. Menurut jenis kelamin, jumlah kasus pada laki-laki lebih tinggi daripada
perempuan yaitu 1,4 kali dibandingkan pada perempuan. Pada masing-masing provinsi di
seluruh Indonesia kasus lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan
(Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
Jumlah kasus TB paru BTA positif di Indonesia pada tahun 2013 diketahui
jumlahnya adalah 196.310 kasus baru dengan tiga provinsi terbanyak yaitu Jawa Barat
(33.460), Jawa Tengah (20.446) dan Jawa Timur (23.703), ( Kemenkes RI, 2014).
Resiko penularan tuberkulosis paru pada keluarga sangat beresiko, terutama pada
balita dan lansia yang mepunyai daya tahan tubuh yang rendah, dalam pencegahan
penularan tuberkulosis paru keluargalah yang sangat berperan penting, karena salah satu
tugas dari keluarga adalah melakukan perawatan bagi anggota keluarga yang sakit dan
mencegah penularan pada anggota keluarga yang sehat.(Jaji,2010 dalam Farida Ayani
Sudiono 2018).
Pencegahan penularan TB diantaranya adalah menutup mulut bila batuk dan
bersin, memakai masker, membuang dahak tidak sembarang tempat, memisahkan alat
makan dan minum penderita, untuk bayi diberikan imunisasi BCG dan teratur minum
obat (DepKes RI, 2004).
Keluarga sangat menentukan keberhasilan pengobatan. Terlebih dalam mencegah
penularannya, jika keluarga klien yang terdiagnosa TB Paru mengerti apa yang
sebenarnya dilakukan keluarga juga bisa dan mampu melindungi dirinya dan anggota
keluarga lainnya. Jika perilakunya baik maka akan membawa dampak positif bagi
pencegahan penularan Tuberkulosis (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan latar belakang dia atas, maka peneliti ingin merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut “ gambaran tingkat pengetahuan keluarga mengenai
pencegahan penularan penyakit TB paru”.

B. Pertanyaan penelitian
Jenis pertanyaan ini mencari jawaban berdasarkan bukti penelitian (research evidence
) terkini. Akronim lain yang bisa digunkan adalah PEO (Patient, Exposure, and Outcome.
PEO sering digunakan pada jenis pertanyaan kualitatif.

PEO Bahasa Indonesia English

P(Population) Keluarga Family


E(Exposure) TB paru Pulmonary TB
O(Outcome) Pengetahuan mengenai Knowledge about
prevention of pulmonary
pecegahan penularan TB
TB transmission
paru
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari literature review untuk mereview berbagai gambaran pengetahuan
keluarga mengenai pencegahan penularan penyakit TB paru.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis literatur review pengetahuan keluarga mengenai pencegahan
penularan penyakit TB paru.
b. Untuk menganalisis penyebab pengetahuan keluarga mengenai pencegahan
peenularan penyakit TB paru.

D. Manfaat penelitian
1. Aspek Teori (body of knowledge)

Penelitian ini dapat dijadikan informasi maupun masukan pengetahuan untuk

penelitian selanjutnya dalam bidang keperawatan khususnya dibidang keperawatan

medikal bedah.

2. Bagi Peneliti

Melalui literature riview ini, penulis dapat mengaplikasikan dalam praktik

keperawatan mengenai pengetahuan keluarga tentang bagaimana cara pencegahan

penularan penyakit TB paru.

3. Bagi Profesi Keperawatan

Hasil literature riview ini di harapkan dapat menjadikan sumber pengetahuan dan

acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dalam

pencegahan penularan penyakit TB paru.

Anda mungkin juga menyukai