PANDUAN
tentang
TANDA
NAMA JABATAN TANGGAL
TANGAN
Nanang Yulianto
Kaur Infokes
Kapten Ckm 2196027630674
Surat Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Nomor SK/ / X / 2018
Tentang Panduan Alur Pelayanan Pasien
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... i
SURAT KETETAPAN...................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... 3
1.Latar Belakang.........................................................................................................3
2.Definisi.....................................................................................................................3
BAB IV DOKUMENTASI................................................................................................................15
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................... 16
i
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
SURAT KETETAPAN
KEPALA RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
NOMOR SK/ / X/2018
tentang
MENETAPKAN
Ditetapkan di Jember
Pada tanggal Oktober 2018
PANDUAN
tentang
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah fasilitas kesehatan yang penting bagi masyarakat, karena
Rumah Sakit adalah tulang punggung fasilitas kesehatan di Indonesia. Rumah Sakit bisa
dimiliki oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah atau swasta. Tenaga di Rumah Sakit pun
beragam, ada tenaga dokter, perawat, apoteker, ahli gizi, tenaga perekam medis, tenaga
manajemen kesehatan maupun tenaga non kesehatan.
Pasien yang datang ke Rumah Sakit pun memiliki beragam jenis penyakit mulai dari
penyakit menular sampai penyakit degeneratif. Oleh karena itu, disini saya berusaha
untuk menyusun alur dan prosedur pendaftaran pasien baik pasien rawat jalan, rawat
darurat dan rawat inap.
Perubahan paradigma pelayanan kesehatan yang menempatkan pasien sebagai
pusat pelayanan di rumah sakit, telah mengubah konsep bahwa dokter adalah penentu
pelayanan terhadap pasien, menjadi bagaimana rumah sakit menetapkan standar
pelayanan yang mampu diberikan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang datang ke
rumah sakit. Oleh karena itu diperlukan suatu standarisasi penerimaan pasien melalui
proses skrining dan penentuan alur pelayanan pasien, untuk memenuhi kebutuhan pasien
melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Definisi
a. Kebutuhan Pasien adalah status kesehatan yang diharapkan oleh pasien terhadap
kondisi kesehatannya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif di rumah sakit.
b. Kemampuan Pelayanan Rumah Sakit adalah jenis pelayanan yang mampu
diberikan oleh rumah sakit berdasarkan kelas dan tipe rumah sakit sesuai peraturan
perundang-undangan yang meliputi pelayanan medis, pelayanan keperawatan,
pelayanan penunjang klinis, dan pelayanan penunjang non klinis.
c. Skrining Kebutuhan Pasien adalah penapisan atau penyaringan atas kebutuhan
pasien yang dapat dipenuhi oleh rumah sakit berdasarkan kemampuan pelayanan
rumah sakit, melalui kontak pertama berupa evaluasi visual atau pengamatan singkat,
wawancara singkat, dan pemeriksaan fisik atau penunjang lain (bila diperlukan).
d. Alur Pelayanan Pasien adalah perjalanan pasien di rumah sakit sejak kontak
pertama dengan tenaga klinis yang menerima, admisi, keluar pulang, atau pindah
yang melibatkan berbagai profesional pemberi asuhan (PPA), unit pelayanan, dan
4
BAB II
RUANG LINGKUP
f. Pelayanan pasien di rumah sakit dilakukan oleh berbagai unit pelayanan oleh para
profesional pemberi asuhan (PPA) secara terintegrasi dengan Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan (DPJP) sebagai Clinical Leader.
h. Pasien dipindahkan dari unit pelayanan yang satu ke unit pelayanan lainnya pasien
oleh petugas yang kompeten.
i. Manajer Pelayanan Pasien (MPP) bertanggung jawab mengintegrasikan pelayanan
pasien dengan melakukan komunikasi yang memadai terhadap berbagai profesional
pemberi asuhan (PPA).
f. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain
adalah:
1) pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya;
2) terpelihara kesinambungan pelayanan;
3) pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien;
4) kemampuan pasien mengambil keputusan;
5) keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga;
6) optimalisasi sistem pendukung pasien;
7) pemulangan yang aman.
6
E
PENDAFTARAN
IGD
N
N
INSTALASI
BEDAH DAN
J ANASTESI
PASIEN DATANG
P
SKRINING PENDAFTARAN RAWAT JALAN
IGD SKRINING
7
Unit Rawat Jalan adalah bagian dari Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
berupa tindakan/ perawatan dan pengobatan kepada pasien, serta melakukan
pencatatan/ perekaman kondisi pasien dan bertanggung jawab atas segala kegiatannya di
rawat jalan.
a. Ciri-ciri unit rawat jalan:
1) Melayani pasien baik pasien yang berobat maupun yang membutuhkan
pelayanan kesehatan.
2) Buka pada jam-jam tertentu
3) Menentukan apakah pasien tersebut dapat dirujuk di sarana pelayanan
kesehatan atau di rawat inap.
4) Biasanya melayani pasien dalam jumlah banyak, oleh karena itu membutuhkan
kartu tunggu agar pasien dapat antri;dan
5) Melayani pasien yang memiliki penyakit/ gangguan yang tidak mendesak.
b. Tugas pokok Unit rawat jalan:
1) Menyiapkan segala peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan di Unit Rawat
Jalan.
2) Melakukan pencatatan pasien di buku register
3) Memberikan pelayanan dan informasi medis serta pengobatan
4) Melakukan pencatatan/ perekaman kondisi pasien di DRM rawat jalan dengan
lengkap
5) Membuat dan menerima surat rujukan
6) Membuat surat pengantar ke IPP ( Instalasi Pemeriksaan Penunjang ), URI
( Unit Rawat Jalan ) dan surat keterangan sehat ( bila perlu ).
7) Membuat Sensus Harian Rawat Jalan ( SHRJ ).
8) Menerima DRM rawat jalan dari TPPRJ dan mengirimkan ke bagian
assembling dengan buku ekspedisi.
9) Membuat informed consent, visum et repertum dan general consent (bila
perlu).
c. Dokumen-dokumen yang harus ada di Unit Rawat Jalan:
1) Surat perintah rawat inap (Admission Note)
2) Sensus Harian Rawat Jalan (SHRJ)
3) Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan
4) Buku register poli Spesialis
5) Buku resep
6) Surat Pengantar rujukan
7) Surat Jawaban rujukan
8) Surat Keterangan Sehat
9) Surat Keterangan Kematian
10)Informed consent
11)Kartu tunggu pasien
12)Buku ekspedisi rawat jalan
13)Buku Catatan Tindakan rawat jalan
14)Formulir pengantar pembayaran jasa pelayanan dan tindakan.
d. Informasi yang dihasilkan di unit rawat jalan:
1) Identitas pasien
2) Jumlah kunjungan pasien di Unit Rawat Jalan ( per poli spesialis), baik pasien
lama dan baru.
3) Jumlah pasien yang dirujuk, pasien rujukan dan jumlah pasien yang dirawat
4) Jumlah pasien rawat jalan BPJS, asuransi maupun mandiri.
8
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
POLI YANG DITUJU RADIOLOGI
LABORATORIUM
INSTALASI FARMASI
Instalasi Gawat Darurat adalah bagian dari Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
berupa tindakan/ perawatan dan pengobatan kepada pasien, serta melakukan
pencatatan/ perekaman kondisi pasien dan bertanggung jawab atas segala kegiatannya di
Unit Gawat Darurat.
a. Ciri-ciri Intalasi rawat Darurat :
1) Buka 24 jam
2) Terdiri dari minimal satu orang dokter jaga dan satu orang perawat yang harus
ada di IGD
3) Melayani pasien yang membutuhkan pertolongan yang bersifat segera dan
mengancam nyawa.
4) Terdapat obat dan alat kesehatan yang mencukupi dan dapat digunakan untuk
merawat pasien yang membutuhkan pertolongan mendesak dan mengancam
nyawa.
b. Tugas Pokok Unit Rawat Darurat :
1) Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan di Unit Rawat
Darurat.
2) Menerima pasien dengan baik dan segera memberikan pertolongan/ perawatan
dengan cepat dan tepat.
3) Melakukan perekaman/ pencatatan kondisi pasien di DRM Gawat Darurat
dengan lengkap.
4) Menerima DRM Gawat Darurat dari TPPGD dan mengirimkan ke bagian
Assembliong dengan buku ekspedisi.
5) Memberikan tindak lanjut atas pasien dengan cepat (bisa dirujuk, dirawat inap
maupun rawat jalan).
6) Membuat surat pengantar rawat inap (Admission Note), Instalasi Pemeriksaan
Penunjang, rujukan, surat keterangan sehat dan surat kematian (bila perlu)
7) Melakukan registrasi di Buku Register Rawat Darurat
8) Membuat Sensus Harian Rawat Darurat (SHRD)
c. Dokumen-dokumen yang harus ada di Unit Gawat Darurat :
1) Surat Perintah Rawat Inap (Admission Note)
2) Sensus Harian Rawat Darurat
3) DRM Rawat Darurat
4) Buku register rawat darurat
5) Buku resep
6) Surat pengantar rujukan
7) Surat jawaban rujukan
8) Surat keterangan kematian
9) Informed consent
10)Buku ekspedisi rawat darurat
11)Buku Catatan Tindakan rawat darurat
12)Formulir pengantar pembayaran jasa pelayanan dan tindakan.
d. Fungsi-fungsi terkait:
1) Fungsi distribusi DRM di TPPRJ/ Filling
2) Bagian assembling, coding dan indexing
3) Fungsi pemeriksaan penunjang (Laboratorium dan Radiologi)
4) Farmasi
5) Administrasi
6) TPPRI
e. Informasi-informasi yang dihasilkan di Instalasi Gawat Darurat:
10
1) Identitas pasien
2) Jumlah kunjungan pasien di Instalasi Gawat Darurat, baik pasien lama dan
baru.
3) Jumlah pasien yang dirujuk, pasien rujukan dan jumlah pasien yang dirawat
4) Jumlah pasien rawat darurat BPJS, asuransi maupun mandiri.
5) Riwayat penyakit, anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis/ jenis penyakit,
terapi (pengobatan) dan tindakan
6) Penanggung jawab pasien (dokter dan perawat)
7) Jumlah pembayaran jasa pelayanan medis dan tindakan dari pasien rawat
darurat
8) Kondisi pasien saat datang
9) Kendaraan yang dipakai untuk tiba di Rumah Sakit
11
PASIEN
TRIASE PENDAFTARAN
IGD
P1 PII PIII
PENUNJANG
TP RI KAMAR
JENAZAH
AMBULANCE
Instalasi Rawat Inap adalah bagian dari Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
berupa tindakan/ perawatan dan pengobatan kepada pasien, serta melakukan
12
pencatatan/ perekaman kondisi pasien dan bertanggung jawab atas segala kegiatannya di
Unit Rawat Inap.
a. Ciri-ciri instalasi rawat inap:
1) Buka 24 jam
2) Terdiri dari dua orang perawat jaga untuk tiap kelas.
3) Melayani pasien yang di rawat inap termasuk memberikan perawatan dan
pengobatan.
b. Tugas Pokok Intalasi Rawat Inap:
1) Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan di Unit Rawat
Inap (ruang perawat)
2) Memberikan pengawasan, perawatan, dan pengobatan secara intensif kepada
pasien
3) Memberikan informasi kesehatan yang jelas dan transparan kepada pasien
atau orang yang bertanggung jawab terhadap pasien dan kepada dokter
penanggung jawab pasien.
4) Melakukan pencatatan/ perekaman kondisi pasien ke DRM Rawat Inap, dan
rencana penatalaksanaan/ tindak lanjut pasien.
5) Melakukan registrasi pasien ke dalam buku register
6) Membuat surat pengatar rujukan, Instalasi Pemeriksaan Penunjang, surat
keterangan sehat, informed consent, visum et repertum ( bila perlu )
7) Setiap ada mutasi pasien melaporkan ke TPPRI
8) Membuat Sensus Harian Rawat Inap ( SHRI )
9) Melakukan kontrol pendapatan jasa pelayanan bersama dengan Kassa.
c. Dokumen-dokumen yang harus ada di Unit Rawat Inap:
1) DRM rawat inap yang sesuai dengan jenis penyakitnya.
2) Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
3) Informed consent, surat-surat persetujuan, surat pengantar rujukan dan dirujuk,
serta surat keterangan sehat.
4) Formulir laporan penyakit menular
5) Formulir laporan individual pasien
6) Buku laporan perawatan
7) Buku resep
8) Buku register rawat inap
9) Buku ekspedisi rawat inap
10) Buku Catatan Tindakan rawat inap
11) Formulir pengantar pembayaran jasa pelayanan dan tindakan rawat inap.
d. Fungsi-fungsi terkait:
1) Fungsi distribusi DRM di TPPRJ/ Filling
2) Bagian assembling, coding dan indexing
3) Fungsi pemeriksaan penunjang (Laboratorium dan Radiologi)
4) Farmasi
5) Kasir
6) TPPRI
7) Instalasi Gizi
8) Instalasi Bedah Sentral, terdiri dari : Instalasi Kebidanan, Instalasi Kamar
Operasi, Instalasi Kamar Intensif dan, Instalasi Kamar Bayi ( VK )
e. Informasi yang dihasilkan di unit rawat inap:
1) Identitas pasien
2) Jumlah pasien yang masuk setiap bangsal
3) Jumlah pasien keluar dan masuk serta cara keluarnya
4) Hasil pelayanan dan jumlah pasien yang meninggal < 2x24 jam dan >=48 jam.
13
PASIEN DATANG
Mend T TPP
esak idak POLI PERLU t PERLU
RJ SPESIALIS PEMERIKSAAN idak DIRUJUK
PENUNJANG
ya
Dirujuk Ke faskes
lain
TPPRD
PASIEN
PERMINTAAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM OLEH DOKTER
SURAT PENGANTAR
ADMINISTRASI
UMUM BPJS
JAMINAN
ADMINISTRASI
PERSETUJUAN ATAU
SEP
PENGAMBILAN
SPESIMEN
PEMERIKSAAN LAB
PENCATATAN
HASIL
HASIL DOKTER/KONSUL
TASI
PULANG RANAP
15
PASIEN
SURAT PENGANTAR
ADMINISTRASI
UMUM BPJS
PASIEN KLUSTER
DEMAM PNEUMONIA
FASYANKES/IGD:
1. ANAMNESIS
2. PEMERIKSAAN
FISIK
MEMENUHI DO
PASIEN DALAM TIDAK
YA
PENGAWASAN
3. PENGAMBILAN
SPESIMEN/PEMERIKSAAN
PENUNJANG PASIEN
RAWAT JALAN
4. PELAPORAN NOTIFIKASI DILAKUKAN
DINKES/DADENKESYAH/KESD PELAPORAN
AM SECARA BERJENJANG DAN
MONITORING
5. PEMANTAUAN KONTAK ERAT DINKES SELAMA
MASA INKUBASI
PASIEN RAWAT
JALAN
POLIKLINIK RAWAT
JALAN:
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
MEMENUHI DO PASIEN
DALAM PENGAWASAN
TIDAK
YA
MEMENUHI DO
ISOLASI RUANG COVID19 IGD
PASIEN DALAM
TATALAKSANA GAWAT DARURAT PEMANTAUAN
PENGAMBILAN SPESIMEN/PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Keterangan:
1. Orang Dalam Pemantauan: seseorang yang mengalami gejala demam >38c atau
ada riwayat demam atau ISPA tanpa disertai Pneumonia dan memiliki riwayat
perjalanan ke Negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala,
tidak semua ODP diterjemahkan sakit.
2. Pasien Dalam Pengawasan: seseorang yang mengalami demam >38c atau ada
riwayat demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan atau ISPA disertai dengan
Pneumonia dan memiliki riwayat perjalanan ke Negara yang terjangkit pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala (disebut juga sebagai Suspek).
3. Kasus Probabel: pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk COVID19 tetapi
belum dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil konfirmasi positif pan-
coronavirus atau beta coronavirus.
5. Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam
ruangan atau berkunjung(dalam radius 1 meter dengan pasien dalam pengawasan,
probabel, atau konfirmasi
2. Resiko tinggi: bila ada riwayat kontak dengan kasus konfirmasi atau probabel.
TATA LAKSANA
a. Pastikan bahwa rumah sakit tujuan dapat dan setuju untuk menerima pasien
sebelum dilakukan transfer.
b. Kontak pertama harus dilakukan oleh konsultan/ dokter penanggung jawab di
kedua rumah sakit, untuk mendiskusikan mengenai kebutuhan medis pasien.
c.
21
BAB IV
DOKUMENTASI
I. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : ....................................................................................................
1. ............................................................. 4. ..............................................................
2. .............................................................. 5. ..............................................................
3. .............................................................. 6. ..............................................................
Obat Oral :
1. .............................................................. 4. ..............................................................
2. .............................................................. 5. ..............................................................
3. .............................................................. 6. ..............................................................
( ..................................................................) ( ..................................................................)
BAB V
PENUTUP
Panduan Alur Pelyanan pasien disusun agar dapat dipakai sebagai pegangan atau
acua oleh oleh petugas pendaftaran atau staf yang terkait dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan kepada pasien, serta sebagai dasar panduan seluruh staf dirumah sakit dalam
melaksanakan kegiatannya.
Panduan Alur Pelayanan pasien berlaku sejak tanggal ditetapkan