Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 7 (2) 2020: 65-70

Contents list available at JKP website

Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)

Journal homepage: https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/JKP

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Stimulasi


Janin dalam Kandungan

Defi Yulita*, Meyi Yanti


STIKes Alifah Padang, Sumatera Barat, Indonesia

Article Information :
Submission:Sep 14, 2020; Revised: Des 30, 2020: Accepted:Jan 11, 2021: Available online: Jan 13,
2021

*Corresponding author : defi_knu@yahoo.com

ABSTRAK
Di Indonesia angka keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan masih cukup tinggi yaitu
sekitar 5-10% mengalami keterlambatan perkembangan umum. Dua dari 1000 bayi
mengalami gangguan perkembangan motorik dan 3 sampai 6 dari 1.000 bayi juga
mengalami gangguan pendengaran serta satu dari 100 anak mempunyai kecerdasan kurang
dan keterlambatan bicara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor – faktor yang
berhubungan dengan pelaksanaan Stimulasi janin dalam kandungan. Jenis penelitian
deskriptif analitik dengan desain cross sectional dengan Populasi ibu hamil trimester II dan
III, sebanyak 89 orang. Teknik pengambilan sampel dengan Acidental sampling, Data ini
diperoleh melalui kuesioner, Hasil penelitian didapatkan sebanyak 26 orang (54,2%) tingkat
pengetahuan rendah. sebanyak 35 orang (73 %) paritas multipara, sebanyak 38 orang (79,2)
tingkat pendidikan tinggi, sebanyak 26 orang (54,2%) tidak melakukan stimulasi janin dalam
kandungan. Didapatkan hubungan tingkat pengetahuan dengan stimulasi janin dalam
kandungan (p=0,000), ada hubungan paritas ibu hamil dengan stimulasi janin (p=0,001) dan
ada hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan stimulasi janin (p=0,011). Dapat
disimpulkan ibu dengan pengetahuan rendah, primipara, pendidikan rendah banyak yang
tidak melakukan stimulasi janin dalam kandungan. agar dapat meningkatkan penyuluhan
kepada ibu hamil tentang manfaat melakukan stimulasi janin dalam kandungan

Kata kunci: Pengetahuan, paritas, pendidikan, stimulasi janin dalam kandungan

ABSTRACT
In Indonesia, the general growth rate and development are still quite high, namely around 5-
10% experiencing general developments. Two out of 1000 babies have hearing loss and one
child out of 100 children with intelligence and speech information (Sugeng 2019). Research
objectives for factors related to the implementation of fetal stimulation in the womb. This type of
analytic descriptive study with cross sectional design with a population II and III trimester
pregnant women, as many as 89 people. The sampling technique with accidental sampling,.
This data was obtained through a questionnaire. The results of the study showed that 26
people (54.2%) had a low level of knowledge. as many as 35 people (73%) multipara parity, as
many as 38 people (79.2) the level of higher education, as many as 26 people (54.2%) did not
stimulate the fetus in the womb. There was a relationship between the level of knowledge with
fetal stimulation in the womb (p = 0,000), there was a relationship between parity of pregnant
women with fetal stimulation (p = 0.001) and there was a correlation between the education
level of pregnant women with fetal stimulation (p = 0.011). It can be concluded that mothers
65
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 7 (2) 2020: 65-70

with low knowledge, primipara, many low education who do not stimulate the fetus in the
womb. in order to increase counseling for pregnant women about the benefits of stimulating the
fetus in the womb.

Keywords: Knowledge, parity, education, stimulation of the fetus in the womb

PENDAHULUAN ia sudah lahir. Namun, penelitian semakin


Periode penting dalam tumbuh berkembang dan semakin menampakkan
kembang anak adalah masa balita, karena kenyataan yang berbeda. Sejak seorang ibu
masa ini merupakan periode pertumbuhan dinyatakan hamil, saat itu pula ibu dapat
dasar yang akan mempengaruhi dan memulai pendidikan anaknya melalui
menentukan perkembangan anak stimulasi, meskipun ia masih berada dalam
selanjutnya, sehingga setiap kelainan atau kandungan (Andriana 2013).
penyimpangan sekecil apapun akan Penelitian di Kecamatan Klojen
mengurangi kualitas generasi penerus Kotamadya Malang, terhadap anak taman
bangsa tersebut dikemudian hari (Siswina kanak-kanak (TK) selama periode
2016). penelitian bulan Agustus-Desember 2010,
dengan skrining perkembangan
Berdasarkan World Health Organization
terhadap 248 anak. Hasil skrining dengan
(WHO) menyatakan bahwa 5-25% anak usia KPSP menunjukkan 236 anak (95,1%) anak
pra sekolah di dunia mengalami disfungsi menunjukkan perkembangan yang sesuai
otak minor, termasuk gangguan dan 12 anak (0,05%) menunjukkan
perkembangan motorik halus. Angka perkembangan meragukan atau ada
kejadian terhadap gangguan perkembangan penyimpangan (Ariani 2012).
pada anak usia 3-17 tahun di Amerika Serkat Orang tua memiliki peran penting dalam
mengalami peningkatan dari tahun 2014 optimalisasi perkembangan seorang anak.
sebesar 5,76 % dan di tahun 2016 sebesar Orang tua harus selalu memberikan
6,9% (Zablotsky 2017). Berdasarkan Data rangsang / stimulasi kepada anak dalam
IDAI tahun 2013, mmengatakan bahwa ± 5- semua aspek perkembangan baik motorik
10% anak mengalami keterlambatan kasar maupun halus, bahasa dan personal
perkembangan. Yang diperkiran ± 1- 3% sosial. Stimulasi ini sebaiknya dilakukan
anak di bawah usia 5 tahun. secara rutin dan berkesinambungan dengan
Dr. David Chamberlain mengemuka kan rasa kasih sayang. Menstimulasi otak bayi
hasil risetnya bahwa banyak anak yang telah bisa dilakukan sejak usia kehamilan 18 – 20
mulai belajar sejak dalam kandungan minggu. Hal ini dikarenakan pada masa-
menunjukkan adanya kemampuan masa tersebut terjadi lesatan sel syaraf janin
kecerdasan ganda (multiple intelligences) yang dahsyat, maka "Stimulasi janin dalam
pada usia sekolah. Hal ini senada dengan kandungan dilakukan dengan mengajak
uraian dari pakar janin Dr. William Liley dari berbicara, mengobrol, menyanyikan lagu,
University of Aukland Selandia Baru yaitu membacakan doa, lagu-lagu keagamaan,
Anak yang mendapatkan banyak stimulasi sambil mengelus-elus perut ibu (Veryudha
sejak dari kandungan akan lebih cepat Eka P 2019).
berkembang daripada mereka yang kurang Sebaiknya seorang ibu harus
atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi. mempunyai pengetahuan tentang
Semakin dini dan semakin lama stimulasi perkembangan anak dan cara memberikan
dilakukan, maka akan semakin besar stimulasi untuk perkembangannya. Pengaruh
manfaatnya terhadap perkembangan anak pengetahuan terhadap perkembangan anak
(Suri 2019). sangat penting, sebab ibu yang mempunyai
Di Indonesia, banyak orang tua yang pengetahuan baik akan lebih memperhatikan
masih belum menyadari dan beranggapan perkembangan anaknya. Sebaliknya, jika ibu
bahwa mendidik anak baru akan dimulai saat tidak memperhatikan perkembangan anak
66
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 7 (2) 2020: 65-70

dan tidak memberikan stimulasi bagi asfiksia, bayi berat lahir rendah, gizi
perkembangannya, maka anak dapat kurang, tidak ada stimulasi (Hikmah, 2016).
mengalami keterlambatan dalam Beda penelitian ini dengan penelitian
perkembangannya (Suryana 2016). sebelumnya yaitu dari segi metode penelitian
Sudjatmiko (2012), mengemukakan yang digunakan, jumlah sampel dan teknik
bahwa fase perkembangan anak tidak hanya pengambilan sampel.
terjadi saat anak lahir, tetapi juga saat anak Dari studi pendahuluan yang telah
masih di dalam kandungan. Karena sel otak dilakukan pada 10 orang ibu hamil di Klinik
telah dibentuk saat masa kehamilan. Mitra Ayu, dari hasil wawancara diperoleh
jumlah sel otak waktu lahir sekitar 60% data bahwa sebanyak 6 orang diantaranya
sedangkan otak baru mencapai 27% tidak mengerti tentang stimulasi kecerdasan
(Herlina 2017). janin dalam kandungan seperti melakukan
Hasil penelitian terdahulu yang stimulasi dengan cara memberikan
dilakukan menyatakan bahwa ada sentuhan pada perut, mengaji,
hubungan antara keterampilan stimulasi ibu mendengarkan musik bisa merangsang
dengan perkembangan motorik kasar pada kecerdasan janin dalam kandungan. Tujuan
anak usia 2-3 tahun di Desa Jintel penelitian ini adalah mengetahui Faktor –
Kecamatan Rejoso (Suwarti 2016). Faktor yang Berhubungan dengan
Berdasarkan penelitian Yulia (2018), Pelaksanaan Stimulasi Janin dalam
menyatakan bahwa hasil skrining Kandungan
perkembangan di 30 Provinsi di Indonesia
dan dilaporkan 45,12% bayi mengalami METODE PENELITIAN
gangguan perkembangan. Penelitian di Jawa Jenis penelitian yang digunakan adalah
Barat memberikan hasil bahwa 30% anak analitik dengan desain penelitian cross
mengalami gangguan perkembangan dan sectinal, Populasi dalam penelitian adalah
80% di antaranya disebabkan oleh ibu hamil trimester II dan III yang
kurangnya pemberian stimulasi dini (Yulia memeriksakan kehamilan di Klinik Mitra Ayu
Safitri 2018). sebanyak 89 orang. Dengan teknik
Proses tumbuh kembang anak pengambilan sampel menggunakan
merupakan hal penting yang harus Acidental sampling dengan jumlah sampel
diperhatikan sejak dini, mengingat bahwa 48 orang. Teknik pengumpulan data dalam
anak merupakan generasi penerus bangsa penelitian ini menggunakan jenis wawancara
memiliki hak untuk mencapai perkembangan terpimpin (Structural Interview). Dilakukan
yang optimal, sehingga dibutuhkan anak berdasarkan pedoman–pedoman berupa
dengan kualitas baik demi masa depan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya.
bangsa yang lebih baik. Golden age period Analisis data menggunakan Uji Chi-Square
merupakan periode yang kritis yang terjadi dengan komputerisasi yaitu dengan derjat
satu kali dalam kehidupan anak, dimulai dari kepercayaan 95% (α=0,05).
umur 0 sampai 5 tahun (Chamidah 2018).
Anak yang memiliki awal tumbuh kembang HASIL DAN PEMBAHASAN
yang baik akan tumbuh menjadi dewasa Pada tabel 1 dapat dilihat dari 48 orang
yang lebih sehat, hal ini dipengaruhi oleh responden, 26 orang (54,2%) ibu hamil
hasil interaksi faktor genetik dan faktor memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang
lingkungan, sehingga nantinya memiliki stimulasi janin dalam kandungan, 35 orang
kehidupan yang lebih baik (Deki 2015). (73 %) ibu hamil dengan paritas multipara,
Hasil penelitian Sitaresmi tahun 38 orang (79,2 %) ibu hamil dengan tingkat
menyebutkan ada beberapa faktor yang pendidikan tinggi. 26 orang (54,2%) ibu hamil
mempengaruhi keterlambatan tidak melakukan stimulasi janin dalam
perkembangan anak diantaranya riwayat kandungan.

67
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 7 (2) 2020: 65-70

Tabel 1. Distribusi Tingkat pengetahuan, dalam kandungan yaitu 26 orang (100 %),
Paritas, Tingkat Pendidikan, Stimulasi dibandingkan dengan ibu yang
Janin pada ibu hamil (n=48) berpengetahuan tinggi. Hasil uji Chi-square
Variabel f (%) terdapat hubungan yang bermakna antara
Tingkat tingkat pengetahuan ibu hamil dengan
Pengetahuan stimulasi janin dalam kandungan (p=0,000).
Tinggi 22 45,8 Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil
Rendah 26 54,2 penelitian (Dewi Nilam Sari 2013) yang
Paritas menemukan bahwa tingkat pengetahuan ibu
Primipara 12 25 rendah tentang stimulasi janin dalam
Multipara 35 72,9 kandungan sebanyak 14 responden
Grandemultipara 1 2,1 (46,7%).
Tingkat Hal ini sesuai dengan teori bahwa
Pendidikan pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
Tinggi 38 79,2
ini terjadi setelah orang melakukan
Rendah 10 20,8
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Stimulasi Janin
Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi
Melakukan 22 45,8 oleh : pendidikan, pengalaman, sosial
Tidak Melakukan 26 54,2 ekonomi, lingkungan dan intelegensi.
Pengetahuan yang baik tentang stimulasi
Pada tabel 2 dapat dilihat, bahwa ibu janin akan mempengaruhi ibu dalam
dengan tingkat pengetahuan rendah lebih melakukan stimulasi tersebut selama
banyak tidak melakukan stimulasi janin kehamilan (Soekidjo Notoadmojdo 2012).

Tabel 2. Hubungan tingkat pengetahuan, paritas, tingkat pendidikan ibu hamil dengan
stimulasi janin dalam kandungan

Stimulasi
Tidak Mela Melakukan Total P Value
Variabel kukan
f % f % f %
Tingkat Pengetahuan
Rendah 26 100 0 0 26 54,1 0,000
Tinggi 0 0 22 100 22 45,9
Paritas
Primipara 12 100 0 0 12 25
0,001
Multipara 14 40 21 60 35 72,9
Grande multipara 0 0 1 100 1 2,1
Tingkat Pendidikan
Rendah 9 90 1 10 10 20,8 0,011
Tinggi 17 44,7 21 55,3 38 79,2

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat, hasil penelitian (Halimatussakdiah, Isneni


bahwa ibu dengan paritas multipara lebih 2015) yang menemukan bahwa paritas
banyak melakukan stimulasi janin dalam multigravida sebayak 24 orang (72,7%)
kandungan yaitu 21 orang (60 %), melakukan stimulasi janin pralahir.
dibandingkan dengan ibu paritas primipara. Hal ini sesuai dengan teori (Soekidjo
Hasil uji Chi-square terdapat hubungan yang Notoadmojdo 2012) bahwa perilaku
bermakna antara paritas ibu hamil dengan seseorang dipengaruhi oleh pengalaman,
stimulasi janin dalam kandungan (p=0,001). dimana paritas ibu hamil mempengaruhi
Hasil penelitian ini hampir sama dengan perilaku ibu hamil tersebut dalam melakukan
68
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 7 (2) 2020: 65-70

stimulasi janin dalam kandungan. Terdapat hubungan tingkat


Berdasarkan pengamatan peneliti ibu yang pengetahuan, paritas dan tingkat
pendidikan ibu hamil dengan stimulasi janin
pernah mengalami kehamilan (gravid,
dalam kandungan. Ibu dengan pengetahuan
persalinan dan memiliki anak sebelumnya) rendah, paritas primipara, pendidikan rendah
tentunya lebih memiliki pengalaman dalam banyak yang tidak melakukan stimulasi janin
melakukan stimulasi janin dalam kandungan. dalam kandungan. Untuk itu diharapakan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat, agar tenaga kesehatan dapat meningkatkan
penyuluhan kepada ibu hamil tentang
bahwa ibu dengan tingkat pendidikan manfaat melakukan stimulasi janin dalam
Tinggi lebih banyak melakukan stimulasi kandungan biasanya dengan menggunakan
janin dalam kandungan yaitu 21 orang brosur, leaflead dan pendidikan kesehatan
secara langsung pada ibu.
(55 %), dibandingkan dengan ibu tingkat
pendidikan rendah yaitu 1 orang (10%). REFERENSI
Hasil uji Chi-square terdapat Andriana, Evariny. 2013. Mencerdaskan
hubungan yang bermakna antara tingkat Anak Sejak Dalam Kandungan. Jakarta:
pendidikan ibu hamil dengan stimulasi janin Bhuana Ilmu Populer.
dalam kandungan (p=0,011). Hasil penelitian Ariani, Mardhani. 2012. “Faktor Resiko
ini hampir sama dengan hasil penelitian Gangguan Perkembangan Anak.”
(Halimatussakdiah, Isneni 2015) yang Jurnal Kedokteran Brawijaya 27(1):
menemukan bahwa ibu dengan pendidikan 118–31.
tinggi sebayak 18 orang (75%) melakukan Chamidah, A.N. 2018. “Deteksi Dini
stimulasi janin pralahir. Perkembangan Balita Dengan Metode
Menurut (Sujiono, B 2014) Pendidikan DDST II Di Posyandu Wilayah Kerja
formal tinggi cenderung akan mempunyai Puskesmas Juanda Samarinda.” Jurnal
pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan Endurance 3(2): 367–74.
orang yang berpengetahuan rendah, oleh Deki, P. 2015. “Factors Affecting Early
karena itu mereka yang berpendidikan tinggi Childhood Growth and Development :
akan lebih mampu dan mudah memahami Golden 1000 Days.” Journal of
arti dan pentingnya kesehatan. Wanita yang Advanced Practices in Nursing 01(1–7).
memiliki pendidikan yang rendah lebih sulit Dewi Nilam Sari, Wijayanti. 2013. “Hubungan
untuk menangkap informasi tentang antara tingkat pengetahuan ibu hamil
pengetahuan kesehatan dibandingkan tentang perkembangan janin dengan
dengan wanita yang berpendidikan tinggi. stimulasi kecerdasan janin dalam
Berdasarkan pengamatan peneliti ibu yang kandungan di bpm sri lumintu
berpendidikan tinggi lebih mudah menerima Surakarta.” Jurnal Kebidanan 5(2).
suatu ide baru dibandingkan ibu yang Halimatussakdiah, Isneni, Fatma S. 2015.
berpendidikan rendah, sehingga segala “Hubungan karakteristik ibu hamil
informasi dari tenaga kesehatan dan dari dengan pengetahuan stimulasi
sumber lain tentang pemberian stimulasi kecerdasan pralahir di Puskesmas Kuta
janin dalam kandungan dapat diterima dan Alam tahun 2012.” Jurnal Kesehatan
dilaksanakan sesuai anjuran. Menurut 8(2).
peneliti, Tingkat pendidikan juga merupakan Herlina, Nina. 2017. “Membentuk
salah satu faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Otak Janin selama
persepsi seseorang untuk lebih menerima Kehamilan.” Jurnal Sehat 10(2).
pengetahuan dan ide-ide baru terkait Siswina, Tesa. 2016. “Pengaruh Stimulasi
stimulasi janin dalam kandungan dan Pendidikan terhadap Perkembangan
manfaatnya pada bayi setelah lahir. Kecerdasan Anak Usia 3-6 Tahun.”
Jurnal Ilmiah Bidan 1(2).
KESIMPULAN Soekidjo Notoadmojdo. 2012. Promosi
Kesehatan dan perilaku Kesehatan.
69
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 7 (2) 2020: 65-70

Jakarta: Rineka Cipta. Ilmiah Bidan 1(2).


Sugeng, H.M. 2019. “Gambaran Tumbuh Veryudha Eka P, Lutfi Wahyuni. 2019.
Kembang Anak pada Periode Emas “Efektivitas Pendidikan Kesehatan
Usia 0-24 Bulan di Posyandu Wilayah Perkembangan Janin Dalam
Kecamatan Jatinangor.” Jurnal Sistem Meningkatkan Motivasi Ibu Hamil
Kesehatan 4(2): 96–101. Untutk Memberikan Stimulasi System
Sujiono, B, et al. 2014. Persiapan dan saat Indra Janin Didesa Karang Sentul
kehamilan (seri mengembangkan Kabupaten Pasuruan.” Jurnal Midwiferia
potensi bawaan anak.). Jakarta: PT 1(2).
Elex Media Komputindo. Yulia Safitri. 2018. “Hubungan Pengetahuan
Suri, Nelliraharti. 2019. “Intensitas Ibu Tentang Stimulasiperkembangan
Komunikasi Ibu Hamil Terhadap Janin Dengan Perkembangan Motorikkasar
Sebagai Rangsangan Pendengaran Anak Usia 3-5 Tahun Di Kelurahan Sei
dan Perkembangan Otak Dalam Sikambing B Kecamatan Medan
Perkenalan Kosakata.” Journal of Sunggal.” Jurnal Keluarga Sehat
Education Science (JES) 5(2). Sejahtera 12(32).
Suryana, Dadan. 2016. Pendidikan anak Zablotsky, B. et.al. 2017. Estimated
usia dini, stimulasi dan aspek Prevalence of Children With Diagnosed
perkembangan anak. Jakarta: Penerbit Developmental Disabilities in the United
Kencana. States, 2014–2016. United States:
Suwarti, Sri. 2016. “Hubungan Stimulasi Dini Centers for Disease Control and
oleh Ibu Balita Dengan Perkembangan Prevention.
Kemandirian Anak Pra Sekolah.” Jurnal

70
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved

Anda mungkin juga menyukai